際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
NAMA : Atalya Taqwa Setyo Nurani Dewi 
SEKOLAH : SMP Negeri 18 Semarang
PENGERTIAN EJAAN : 
Pengertian Ejaan ialah keseluruhan system dan peraturan 
penulisan bunyi bahasa untuk mencapai keseragaman. Ejaan Yang 
Disempurnakan adalah ejaan yang dihasilkan dari penyempurnaan 
atas ejaan-ejaan sebelumnya.
Ejaan yang disempurnakan ( EYD ) mengatur : 
1. Pemakaian 
Huruf 
8. Pedoman 
Umum 
Pembentukan 
Istilah 
9. Gaya Bahasa 
2. Pemakaian 
Huruf Kapital dan 
Huruf Miring 
3. Penulisan Kata 
5. Angka dan 
Lambang Bilangan 
6. Penulisan 
Unsur Serapan, 
4. Singkatan dan 
Akronim 
7. Pemakaian 
Tanda Baca
1. Pemakaian Huruf 
a. Huruf Abjad 
Huruf abjad yang terdapat di dalam bahasa Indonesia adalah : 
A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, K, L, M, N, O, P, Q, R, S, T, U, V, W, X, Y dan Z. 
b. Huruf Vokal 
Huruf vokal di dalam bahasa Indonesia adalah : a, i, u, e dan o 
c. Huruf Konsonan 
Huruf konsonan yang terdapat di dalam bahasa Indonesia adalah : 
a, b, c, d, f, g, h, i, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, u, v, w, x, y dan z. 
d. Huruf Diftong 
Didalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan dengan ai, 
au dan oi. 
e. Gabungan Huruf Konsonan 
Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat gabungan huruf yang 
melambangkan konsonan, yaitu: 
kh, ng, ny, dan sy. Masing-masing melambangkan satu bunyi konsonan.
f. Pemenggalan Kata 
Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan dengan cara: 
Jika di tengah kata ada vokal yang berurutan, 
pemenggalan itu dilakukan diantara kedua huruf vokal itu. 
Contoh: aula menjadi au-la bukan a-u-l-a 
Jika di tengah kata ada konsonan termasuk gabungan 
huruf konsonan, pemenggalan itu dilakukan sebelum 
huruf konsonan. Contoh: bapak menjadi ba-pak 
Jika di tengah kata ada dua huruf konsonan yang 
berurutan, pemenggalan itu dilakukan diantara kedua 
huruf itu. Contoh : mandi menjadi man-di 
Jika di tengah kata ada tiga buah huruf konsonan, 
pemenggalan itu dilakukan diantara huruf konsonan yang 
pertama dan kedua. Contoh : ultra menjadi ul-tra.
2. Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf 
Miring 
a. Huruf Kapital atau Huruf Besar 
Huruf Kapital dipakai sebagai huruf pertama pada awal kalimat, petikan 
langsung, ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan, nama gelar 
kehormatan, unsur nama jabatan, nama orang, nama bangsa, suku, tahun, 
bulan, nama geografi, dll. 
b. Huruf Miring 
Huruf Miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, 
majalah, surat kabar, yang dikutip dalam tulisan, nama ilmiah atau 
ungkapan asing, dan untuk menegaskan huruf, bagian kata, atau 
kelompok kata.
3. Penulisan 
Kata 
a. Kata Dasar, Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan 
b. Kata Turunan, Kata turunan (imbuhan) 
c. Bentuk Ulang, Bentuk kata Ulang ditulis hanya dengan tanda hubung (-) 
d. Gabungan Kata, Gabungan kata yang dianggap senyawa ditulis 
serangkai 
e. Kata Ganti ku, mu, kau dan nya, ditulis serangkai dengan kata 
yang mengikutinya 
f. Kata Depan di, ke, dan dari, Kata depan di dan ke ditulis terpisah 
g. Kata si dan sang, Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang 
mengikutinya 
h. Partikel, Partikel per yang berarti tiap-tiap ditulis terpisah
4. Singkatan dan Akronim 
Singkatan ialah bentuk istilah yang tulisannya diperpendek terdiri 
dari huruf awalnya saja, menanggalkan sebagian unsurnya atau lengkap 
menurut lisannya, Contoh : NKRI, cm, lab. 
Akronim adalah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, suku 
kata, ataupun gabungan kombinasi huruf dan suku kata. Contoh : rudal ( 
peluru kendali ), tilang ( bukti pelanggaran )
5. Angka dan Lambang Bilangan 
Penulisan angka dan bilangan terdiri dari beberapa cara yaitu : 
a. berasal dari satuan dasar sistem internasional, Contoh : arus listrik 
dituliskan A = ampere 
b. menyatakan tanda decimal, Contoh : 3,05 atau 3.05
6. Penulisan Unsur Serapan 
Penulisan unsur serapan pada umumnya mengadaptasi atau 
mengambil dari istilah bahasa asing yang sudah menjadi istilah dalam 
bahasa Indonesia. 
Contoh : president menjadi presiden
7. Pemakaian Tanda Baca 
Pemakaian tanda baca terdiri dari tanda (.) , (,), (-), (;), 
(:), ()
A. Tanda Titik (.) 
1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan. 
Contoh: Saya suka makan nasi. 
Apabila dilanjutkan dengan kalimat baru, harus diberi jarak satu ketukan. 
2. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang. 
Contoh: 
Irwan S. Gatot 
George W. Bush 
Apabila nama itu ditulis lengkap, tanda titik tidak dipergunakan. 
Contoh: Dwiki Halla
3. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan. 
Contoh: 
Dr. (doktor) 
S.E. (sarjana ekonomi) 
Kol. (kolonel) 
Bpk. (bapak) 
4. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum. Pada 
singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tanda titik. 
Contoh: 
dll. (dan lain-lain) 
dsb. (dan sebagainya) 
tgl. (tanggal) 
hlm. (halaman) 
5. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan 
waktu atau jangka waktu. 
Contoh: 
Pukul 7.10.12 (pukul 7 lewat 10 menit 12 detik) 
0.20.30 jam (20 menit, 30 detik)
6. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya. 
Contoh: Kota kecil itu berpenduduk 51.156 orang. 
7. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau 
kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah. 
Contoh: 
Nama Ivan terdapat pada halaman 1210 dan dicetak tebal. 
Nomor Giro 033983 telah saya berikan kepada Mamat. 
8. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan nama resmi lembaga pemerintah 
dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi maupun 
di dalam akronim yang sudah diterima oleh masyarakat. 
Contoh: 
DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) 
SMA (Sekolah Menengah Atas) 
PT (Perseroan Terbatas) 
WHO (World Health Organization) 
UUD (Undang-Undang Dasar) 
SIM (Surat Izin Mengemudi) 
Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional) 
rapim (rapat pimpinan)
9. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran, 
takaran, timbangan, dan mata uang. 
contoh: 
Cu (tembaga) 
52 cm 
l (liter) 
Rp350,00 
10. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan, 
atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya. 
contoh: 
Latar Belakang Pembentukan 
Sistem Acara 
Lihat Pula
B. Tanda Koma (,) 
1. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau 
pembilangan. 
Contoh: Saya menjual baju, celana, dan topi. [Catatan: dengan koma sebelum 
"dan"] 
Contoh penggunaan yang salah: Saya membeli udang, kepiting dan ikan. 
[Catatan: tanpa koma sebelum "dan"] 
2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat 
setara yang berikutnya, yang didahului oleh kata seperti, tetapi, dan melainkan. 
Contoh: Saya bergabung dengan Wikipedia, tetapi tidak aktif. 
3a. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat 
apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya. 
Contoh: 
Kalau hari hujan, saya tidak akan datang. 
Karena sibuk, ia lupa akan janjinya. 
3b. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk 
kalimat apabila anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimat. 
Contoh: Saya tidak akan datang kalau hari hujan.
4. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antara 
kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, 
jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi. 
Contoh: 
Oleh karena itu, kamu harus datang. 
Jadi, saya tidak jadi datang. 
5. Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, 
yang terdapat pada awal kalimat. 
contoh: 
O, begitu. 
Wah, bukan main. 
6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain 
dalam kalimat. 
Contoh: Kata adik, "Saya sedih sekali".
7. Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, 
(iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang 
ditulis berurutan. 
Contoh: 
Medan, 18 Juni 1984 
Medan, Indonesia. 
8. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik 
susunannya dalam daftar pustaka. 
Contoh: Lanin, Ivan, 1999. Cara Penggunaan Wikipedia. Jilid 5 dan 6. Jakarta: PT 
Wikipedia Indonesia. 
9. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki. 
Contoh: I. Gatot, Bahasa Indonesia untuk Wikipedia. (Bandung: UP Indonesia, 
1990), hlm. 22. 
10. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang 
mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau 
marga. 
contoh: Rinto Jiang, S.E.
11. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan 
sen yang dinyatakan dengan angka. 
Contoh: 
33,5 m 
Rp10,50 
12. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya 
tidak membatasi. 
Contoh: pengurus Wikipedia favorit saya, Borgx, pandai sekali. 
13. Tanda koma dipakai untuk menghindari salah baca di belakang keterangan 
yang terdapat pada awal kalimat. 
Contoh: Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap 
yang bersungguh-sungguh. 
Bandingkan dengan: Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam 
pembinaan dan pengembangan bahasa. 
14. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian 
lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan 
tanda tanya atau tanda seru. 
contoh: "Di mana Rex tinggal?" tanya Stepheen.
C. Tanda Titik Koma (;) 
1. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat 
yang sejenis dan setara. 
Contoh: Malam makin larut; kami belum selesai juga. 
2. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di 
dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung. 
Contoh: Ayah mengurus tanamannya di kebun; ibu sibuk bekerja di dapur; adik 
menghafalkan nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri asyik mendengarkan 
siaran pilihan pendengar.
D. Tanda Titik Dua (:) 
1. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti 
rangkaian atau pemerian. 
Contoh: 
Kita sekarang memerlukan perabotan rumah tangga: kursi, meja, dan lemari. 
Fakultas itu mempunyai dua jurusan: Ekonomi Umum dan Ekonomi Perusahaan. 
2. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan 
pemerian. 
Contoh: 
Ketua : Axel 
Wakil Ketua : Putri 
Sekretaris : Helena 
Wakil Sekretaris : Michelle 
Bendahara : Tio 
Wakil bendahara : Dikel 
3. Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan 
pelaku dalam percakapan. 
Contoh: 
Borgx : "Jangan lupa perbaiki halaman bantuan Wikipedia!" 
Rex : "Siap, Boss!"
4. Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di 
antara bab dan ayat dalam kitab-kitab suci, atau (iii) di antara judul dan anak 
judul suatu karangan. 
Contoh: 
(i) Tempo, I (1971), 34:7 
(ii) Surah Yasin:9 
(iii) Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi, sudah terbit. 
5. Tanda titik dua dipakai untuk menandakan nisbah (angka banding). 
Contoh: Nisbah siswa laki-laki terhadap perempuan ialah 2:1. 
6. Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan 
pelengkap yang mengakhiri pernyataan. 
Contoh: Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.
E. Tanda Hubung (-) 
1. Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang. 
Contoh: anak-anak, berulang-ulang, kemerah-merahan 
Tanda ulang singkatan (seperti pangkat 2) hanya digunakan pada tulisan cepat 
dan notula, dan tidak dipakai pada teks karangan. 
2. Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian 
tanggal. 
Contoh: 
p-e-n-g-u-r-u-s 
8-4-1973 
3. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian 
ungkapan. 
Bandingkan: 
ber-evolusi dengan be-revolusi 
dua puluh lima-ribuan (205000) dengan dua-puluh-lima-ribuan (125000). 
Istri-perwira yang ramah dengan istri perwira-yang ramah
4. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se- dengan kata berikutnya 
yang dimulai dengan huruf kapital; (b) ke- dengan angka, (c) angka dengan -an, 
(d) singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan (e) nama jabatan 
rangkap. 
Contoh: 
se-Indonesia 
hadiah ke-2 
tahun 50-an 
ber-SMA 
KTP-nya nomor 11111 
sinar-X 
Menteri-Sekretaris Negara 
5. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan 
unsur bahasa asing. 
Contoh: 
di-charter 
pen-tackle-an
F. Tanda Pisah (, ) 
1a. Tanda pisah em () membatasi penyisipan kata atau kalimat yang 
memberikan penjelasan khusus di luar bangun kalimat. 
Contoh: Wikipedia Indonesiasaya harapkanakan menjadi Wikipedia terbesar. 
1b. Tanda pisah em () menegaskan adanya posisi atau keterangan yang lain 
sehingga kalimat menjadi lebih tegas. 
Contoh: 
Rangkaian penemuan inievolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan 
atomtelah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
2a. Tanda pisah en () dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti 
sampai dengan atau di antara dua nama kota yang berarti 'ke', atau 'sampai'. 
Contoh: 
19191921 
MedanJakarta 
1013 Desember 1999 
2b. Tanda pisah en () tidak dipakai bersama perkataan dari dan antara, atau 
bersama tanda kurang (). 
Contoh: 
dari halaman 45 sampai 65, bukan dari halaman 4565 
antara tahun 1492 dan 1499, bukan antara tahun 14921499 
4 sampai 6 属C, bukan 46 属C
G. Tanda Elipsis (...) 
1. Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus, misalnya untuk 
menuliskan naskah drama. 
Contoh: Kalau begitu ... ya, marilah kita bergerak. 
2. Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada 
bagian yang dihilangkan, misalnya dalam kutipan langsung. 
Contoh: Sebab-sebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut. 
Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, perlu dipakai empat 
buah titik; tiga buah untuk menandai penghilangan teks dan satu untuk 
menandai akhir kalimat. 
Contoh: Dalam tulisan, tanda baca harus digunakan dengan hati-hati ....
H. Tanda Tanya (?) 
1. Tanda tanya dipakai pada akhir tanya. 
Contoh: 
Kapan ia berangkat? 
Saudara tahu, bukan? 
Penggunaan kalimat tanya tidak lazim dalam tulisan ilmiah. 
2. Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat 
yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya. 
Contoh: 
Ia dilahirkan pada tahun 1683 (?). 
Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang.
I. Tanda Seru (!) 
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau 
perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa 
emosi yang kuat. 
Contoh: 
Alangkah mengerikannya peristiwa itu! 
Bersihkan meja itu sekarang juga! 
Sampai hati ia membuang anaknya! 
Merdeka! 
Oleh karena itu, penggunaan tanda seru umumnya tidak digunakan di dalam 
tulisan ilmiah atau ensiklopedia. Hindari penggunaannya kecuali dalam kutipan 
atau transkripsi drama.
J. Tanda Kurung ((...)) 
1. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan. 
Contoh: Bagian Keuangan menyusun anggaran tahunan kantor yang kemudian 
dibahas dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) secara berkala. 
2. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian 
integral pokok pembicaraan. 
Contoh: 
Satelit Palapa (pernyataan sumpah yang dikemukakan Gajah Mada) membentuk 
sistem satelit domestik di Indonesia. 
Pertumbuhan penjualan tahun ini (lihat Tabel 9) menunjukkan adanya 
perkembangan baru dalam pasaran dalam negeri. 
3. Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks 
dapat dihilangkan. 
Contoh: 
Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain(a) 
Pembalap itu berasal dari (kota) Medan.
4. Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan 
keterangan. 
Contoh: Bauran Pemasaran menyangkut masalah (a) produk, (b) harga, (c) 
tempat, dan (c) promosi. 
Hindari penggunaan dua pasang atau lebih tanda kurung yang berturut-turut. 
Ganti tanda kurung dengan koma, atau tulis ulang kalimatnya. 
Contoh: 
Tidak tepat: Nikifor Grigoriev (c. 18851919) (dikenal juga sebagai Matviy 
Hryhoriyiv) merupakan seorang pemimpin Ukraina. 
Tepat: Nikifor Grigoriev (c. 18851919), dikenal juga sebagai Matviy Hryhoriyiv, 
merupakan seorang pemimpin Ukraina. 
Tepat: Nikifor Grigoriev (c. 18851919) merupakan seorang pemimpin Ukraina. 
Dia juga dikenal sebagai Matviy Hryhoriyiv.
K. Tanda Kurung Siku ([...]) 
1. Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi 
atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda 
itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam 
naskah asli. 
Contoh: Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik. 
2. Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah 
bertanda kurung. 
Contoh: Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II 
[lihat halaman 3538]) perlu dibentangkan di sini.
L. Tanda Petik ("...") 
1. Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan 
naskah atau bahan tertulis lain. 
Contoh: 
"Saya belum siap," kata Mira, "tunggu sebentar!" 
Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, "Bahasa negara ialah Bahasa Indonesia." 
2. Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai 
dalam kalimat. 
Contoh: 
Bacalah "Bola Lampu" dalam buku Dari Suatu Masa, dari Suatu Tempat. 
Karangan Andi Hakim Nasoetion yang berjudul "Rapor dan Nilai Prestasi di SMA" 
diterbitkan dalam Tempo. 
Sajak "Berdiri Aku" terdapat pada halaman 5 buku itu. 
3. Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang 
mempunyai arti khusus. 
Contoh: 
Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara "coba dan ralat" saja. 
Ia bercelana panjang yang di kalangan remaja dikenal dengan nama "cutbrai".
4. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan 
langsung. 
Contoh: Kata Tono, "Saya juga minta satu." 
5. Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang 
tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus 
pada ujung kalimat atau bagian kalimat. 
Contoh: 
Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan "Si Hitam". 
Bang Komar sering disebut "pahlawan"; ia sendiri tidak tahu sebabnya.
M. Tanda Petik Tunggal ('...') 
1. Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain. 
Contoh: 
Tanya Basri, "Kau dengar bunyi 'kring-kring' tadi?" 
"Waktu kubuka pintu depan, kudengar teriak anakku, 'Ibu, Bapak pulang', dan 
rasa letihku lenyap seketika," ujar Pak Hamdan. 
2. Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau 
ungkapan asing. 
Contoh: feed-back 'balikan'
N. Tanda Garis Miring (/) 
1. Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat 
dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim. 
Contoh: 
No. 7/PK/1973 
Jalan Kramat III/10 
tahun anggaran 1985/1986 
2. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata tiap, per atau sebagai 
tanda bagi dalam pecahan dan rumus matematika. 
Contoh: 
harganya Rp125,00/lembar (harganya Rp125,00 tiap lembar) 
kecepatannya 20 m/s (kecepatannya 20 meter per detik) 
7/8 atau 78 
xn/n!
Tanda garis miring sebaiknya tidak dipakai untuk menuliskan tanda aritmetika 
dasar dalam prosa. Gunakan tanda bagi 歎 . 
Contoh: 10 歎 2 = 5. 
Di dalam rumus matematika yang lebih rumit, tanda garis miring atau garis 
pembagi dapat dipakai. 
Contoh: . 
3. Tanda garis miring sebaiknya tidak dipakai sebagai pengganti kata atau.
O. Tanda Penyingkat (Apostrof)(') 
Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka 
tahun. 
Contoh: 
Ali 'kan kusurati. ('kan = akan) 
Malam 'lah tiba. ('lah = telah) 
1 Januari '88 ('88 = 1988) 
Sebaiknya bentuk ini tidak dipakai dalam teks prosa biasa.
8. Pedoman Umum Pembentukan Istilah 
Pembentukan istilah asing yang sudah menjadi perbendaharaan kata 
dalam bahasa Indonesia mengikuti kaidah yang telah ditentukan, yaitu : 
a. penyesuaian Ejaan. 
Contoh : ae jika tidak bervariasi dengan e, tetap e, aerosol tetap aerosol 
b. penyesuaian huruf gugus konsonan. 
Contoh : flexible menjadi fleksibel 
c. penyesuaian akhiran. 
Contoh : etalage menjadi etalase 
d. penyesuaian awalan. 
Contoh : amputation menjadi amputasi
9. Gaya Bahasa 
Gaya bahasa ialah penggunaan kata kiasan dan perbandingan yang tepat 
untuk mengungkapkan perasaan atau pikiran dengan maksud tertentu. 
Gaya bahasa berguna untuk menimbulkan keindahan dalam karya sastra 
atau dalam berbicara. Gaya bahasa disebut juga majas. 
a. Gaya bahasa simbolik adalah gaya bahasa yang menggunakan 
perbandingan simbol benda, lambang, binatang atau tumbuhan. 
Contoh : Lintah darat harus dibasmi ( Lintah darat adalah simbol pemeras, 
rentenir atau pemakan riba) 
b. Gaya bahasa hiperbola adalah gaya bahasa yang menyatakan sesuatu 
secara berlebihan. 
Contoh : Tawanya menggelegar hingga membelah bumi.

More Related Content

bahasa indonesia

  • 1. NAMA : Atalya Taqwa Setyo Nurani Dewi SEKOLAH : SMP Negeri 18 Semarang
  • 2. PENGERTIAN EJAAN : Pengertian Ejaan ialah keseluruhan system dan peraturan penulisan bunyi bahasa untuk mencapai keseragaman. Ejaan Yang Disempurnakan adalah ejaan yang dihasilkan dari penyempurnaan atas ejaan-ejaan sebelumnya.
  • 3. Ejaan yang disempurnakan ( EYD ) mengatur : 1. Pemakaian Huruf 8. Pedoman Umum Pembentukan Istilah 9. Gaya Bahasa 2. Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf Miring 3. Penulisan Kata 5. Angka dan Lambang Bilangan 6. Penulisan Unsur Serapan, 4. Singkatan dan Akronim 7. Pemakaian Tanda Baca
  • 4. 1. Pemakaian Huruf a. Huruf Abjad Huruf abjad yang terdapat di dalam bahasa Indonesia adalah : A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, K, L, M, N, O, P, Q, R, S, T, U, V, W, X, Y dan Z. b. Huruf Vokal Huruf vokal di dalam bahasa Indonesia adalah : a, i, u, e dan o c. Huruf Konsonan Huruf konsonan yang terdapat di dalam bahasa Indonesia adalah : a, b, c, d, f, g, h, i, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, u, v, w, x, y dan z. d. Huruf Diftong Didalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan dengan ai, au dan oi. e. Gabungan Huruf Konsonan Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat gabungan huruf yang melambangkan konsonan, yaitu: kh, ng, ny, dan sy. Masing-masing melambangkan satu bunyi konsonan.
  • 5. f. Pemenggalan Kata Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan dengan cara: Jika di tengah kata ada vokal yang berurutan, pemenggalan itu dilakukan diantara kedua huruf vokal itu. Contoh: aula menjadi au-la bukan a-u-l-a Jika di tengah kata ada konsonan termasuk gabungan huruf konsonan, pemenggalan itu dilakukan sebelum huruf konsonan. Contoh: bapak menjadi ba-pak Jika di tengah kata ada dua huruf konsonan yang berurutan, pemenggalan itu dilakukan diantara kedua huruf itu. Contoh : mandi menjadi man-di Jika di tengah kata ada tiga buah huruf konsonan, pemenggalan itu dilakukan diantara huruf konsonan yang pertama dan kedua. Contoh : ultra menjadi ul-tra.
  • 6. 2. Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf Miring a. Huruf Kapital atau Huruf Besar Huruf Kapital dipakai sebagai huruf pertama pada awal kalimat, petikan langsung, ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan, nama gelar kehormatan, unsur nama jabatan, nama orang, nama bangsa, suku, tahun, bulan, nama geografi, dll. b. Huruf Miring Huruf Miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, surat kabar, yang dikutip dalam tulisan, nama ilmiah atau ungkapan asing, dan untuk menegaskan huruf, bagian kata, atau kelompok kata.
  • 7. 3. Penulisan Kata a. Kata Dasar, Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan b. Kata Turunan, Kata turunan (imbuhan) c. Bentuk Ulang, Bentuk kata Ulang ditulis hanya dengan tanda hubung (-) d. Gabungan Kata, Gabungan kata yang dianggap senyawa ditulis serangkai e. Kata Ganti ku, mu, kau dan nya, ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya f. Kata Depan di, ke, dan dari, Kata depan di dan ke ditulis terpisah g. Kata si dan sang, Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya h. Partikel, Partikel per yang berarti tiap-tiap ditulis terpisah
  • 8. 4. Singkatan dan Akronim Singkatan ialah bentuk istilah yang tulisannya diperpendek terdiri dari huruf awalnya saja, menanggalkan sebagian unsurnya atau lengkap menurut lisannya, Contoh : NKRI, cm, lab. Akronim adalah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, suku kata, ataupun gabungan kombinasi huruf dan suku kata. Contoh : rudal ( peluru kendali ), tilang ( bukti pelanggaran )
  • 9. 5. Angka dan Lambang Bilangan Penulisan angka dan bilangan terdiri dari beberapa cara yaitu : a. berasal dari satuan dasar sistem internasional, Contoh : arus listrik dituliskan A = ampere b. menyatakan tanda decimal, Contoh : 3,05 atau 3.05
  • 10. 6. Penulisan Unsur Serapan Penulisan unsur serapan pada umumnya mengadaptasi atau mengambil dari istilah bahasa asing yang sudah menjadi istilah dalam bahasa Indonesia. Contoh : president menjadi presiden
  • 11. 7. Pemakaian Tanda Baca Pemakaian tanda baca terdiri dari tanda (.) , (,), (-), (;), (:), ()
  • 12. A. Tanda Titik (.) 1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan. Contoh: Saya suka makan nasi. Apabila dilanjutkan dengan kalimat baru, harus diberi jarak satu ketukan. 2. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang. Contoh: Irwan S. Gatot George W. Bush Apabila nama itu ditulis lengkap, tanda titik tidak dipergunakan. Contoh: Dwiki Halla
  • 13. 3. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan. Contoh: Dr. (doktor) S.E. (sarjana ekonomi) Kol. (kolonel) Bpk. (bapak) 4. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum. Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tanda titik. Contoh: dll. (dan lain-lain) dsb. (dan sebagainya) tgl. (tanggal) hlm. (halaman) 5. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu atau jangka waktu. Contoh: Pukul 7.10.12 (pukul 7 lewat 10 menit 12 detik) 0.20.30 jam (20 menit, 30 detik)
  • 14. 6. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya. Contoh: Kota kecil itu berpenduduk 51.156 orang. 7. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah. Contoh: Nama Ivan terdapat pada halaman 1210 dan dicetak tebal. Nomor Giro 033983 telah saya berikan kepada Mamat. 8. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi maupun di dalam akronim yang sudah diterima oleh masyarakat. Contoh: DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) SMA (Sekolah Menengah Atas) PT (Perseroan Terbatas) WHO (World Health Organization) UUD (Undang-Undang Dasar) SIM (Surat Izin Mengemudi) Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional) rapim (rapat pimpinan)
  • 15. 9. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang. contoh: Cu (tembaga) 52 cm l (liter) Rp350,00 10. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan, atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya. contoh: Latar Belakang Pembentukan Sistem Acara Lihat Pula
  • 16. B. Tanda Koma (,) 1. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan. Contoh: Saya menjual baju, celana, dan topi. [Catatan: dengan koma sebelum "dan"] Contoh penggunaan yang salah: Saya membeli udang, kepiting dan ikan. [Catatan: tanpa koma sebelum "dan"] 2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang berikutnya, yang didahului oleh kata seperti, tetapi, dan melainkan. Contoh: Saya bergabung dengan Wikipedia, tetapi tidak aktif. 3a. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya. Contoh: Kalau hari hujan, saya tidak akan datang. Karena sibuk, ia lupa akan janjinya. 3b. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimat. Contoh: Saya tidak akan datang kalau hari hujan.
  • 17. 4. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antara kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi. Contoh: Oleh karena itu, kamu harus datang. Jadi, saya tidak jadi datang. 5. Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, yang terdapat pada awal kalimat. contoh: O, begitu. Wah, bukan main. 6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat. Contoh: Kata adik, "Saya sedih sekali".
  • 18. 7. Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan. Contoh: Medan, 18 Juni 1984 Medan, Indonesia. 8. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka. Contoh: Lanin, Ivan, 1999. Cara Penggunaan Wikipedia. Jilid 5 dan 6. Jakarta: PT Wikipedia Indonesia. 9. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki. Contoh: I. Gatot, Bahasa Indonesia untuk Wikipedia. (Bandung: UP Indonesia, 1990), hlm. 22. 10. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga. contoh: Rinto Jiang, S.E.
  • 19. 11. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka. Contoh: 33,5 m Rp10,50 12. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi. Contoh: pengurus Wikipedia favorit saya, Borgx, pandai sekali. 13. Tanda koma dipakai untuk menghindari salah baca di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat. Contoh: Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh. Bandingkan dengan: Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam pembinaan dan pengembangan bahasa. 14. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru. contoh: "Di mana Rex tinggal?" tanya Stepheen.
  • 20. C. Tanda Titik Koma (;) 1. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara. Contoh: Malam makin larut; kami belum selesai juga. 2. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung. Contoh: Ayah mengurus tanamannya di kebun; ibu sibuk bekerja di dapur; adik menghafalkan nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri asyik mendengarkan siaran pilihan pendengar.
  • 21. D. Tanda Titik Dua (:) 1. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian. Contoh: Kita sekarang memerlukan perabotan rumah tangga: kursi, meja, dan lemari. Fakultas itu mempunyai dua jurusan: Ekonomi Umum dan Ekonomi Perusahaan. 2. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian. Contoh: Ketua : Axel Wakil Ketua : Putri Sekretaris : Helena Wakil Sekretaris : Michelle Bendahara : Tio Wakil bendahara : Dikel 3. Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan. Contoh: Borgx : "Jangan lupa perbaiki halaman bantuan Wikipedia!" Rex : "Siap, Boss!"
  • 22. 4. Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara bab dan ayat dalam kitab-kitab suci, atau (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan. Contoh: (i) Tempo, I (1971), 34:7 (ii) Surah Yasin:9 (iii) Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi, sudah terbit. 5. Tanda titik dua dipakai untuk menandakan nisbah (angka banding). Contoh: Nisbah siswa laki-laki terhadap perempuan ialah 2:1. 6. Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan. Contoh: Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.
  • 23. E. Tanda Hubung (-) 1. Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang. Contoh: anak-anak, berulang-ulang, kemerah-merahan Tanda ulang singkatan (seperti pangkat 2) hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula, dan tidak dipakai pada teks karangan. 2. Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal. Contoh: p-e-n-g-u-r-u-s 8-4-1973 3. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan. Bandingkan: ber-evolusi dengan be-revolusi dua puluh lima-ribuan (205000) dengan dua-puluh-lima-ribuan (125000). Istri-perwira yang ramah dengan istri perwira-yang ramah
  • 24. 4. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital; (b) ke- dengan angka, (c) angka dengan -an, (d) singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan (e) nama jabatan rangkap. Contoh: se-Indonesia hadiah ke-2 tahun 50-an ber-SMA KTP-nya nomor 11111 sinar-X Menteri-Sekretaris Negara 5. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing. Contoh: di-charter pen-tackle-an
  • 25. F. Tanda Pisah (, ) 1a. Tanda pisah em () membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberikan penjelasan khusus di luar bangun kalimat. Contoh: Wikipedia Indonesiasaya harapkanakan menjadi Wikipedia terbesar. 1b. Tanda pisah em () menegaskan adanya posisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih tegas. Contoh: Rangkaian penemuan inievolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan atomtelah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
  • 26. 2a. Tanda pisah en () dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti sampai dengan atau di antara dua nama kota yang berarti 'ke', atau 'sampai'. Contoh: 19191921 MedanJakarta 1013 Desember 1999 2b. Tanda pisah en () tidak dipakai bersama perkataan dari dan antara, atau bersama tanda kurang (). Contoh: dari halaman 45 sampai 65, bukan dari halaman 4565 antara tahun 1492 dan 1499, bukan antara tahun 14921499 4 sampai 6 属C, bukan 46 属C
  • 27. G. Tanda Elipsis (...) 1. Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus, misalnya untuk menuliskan naskah drama. Contoh: Kalau begitu ... ya, marilah kita bergerak. 2. Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan, misalnya dalam kutipan langsung. Contoh: Sebab-sebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut. Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, perlu dipakai empat buah titik; tiga buah untuk menandai penghilangan teks dan satu untuk menandai akhir kalimat. Contoh: Dalam tulisan, tanda baca harus digunakan dengan hati-hati ....
  • 28. H. Tanda Tanya (?) 1. Tanda tanya dipakai pada akhir tanya. Contoh: Kapan ia berangkat? Saudara tahu, bukan? Penggunaan kalimat tanya tidak lazim dalam tulisan ilmiah. 2. Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya. Contoh: Ia dilahirkan pada tahun 1683 (?). Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang.
  • 29. I. Tanda Seru (!) Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat. Contoh: Alangkah mengerikannya peristiwa itu! Bersihkan meja itu sekarang juga! Sampai hati ia membuang anaknya! Merdeka! Oleh karena itu, penggunaan tanda seru umumnya tidak digunakan di dalam tulisan ilmiah atau ensiklopedia. Hindari penggunaannya kecuali dalam kutipan atau transkripsi drama.
  • 30. J. Tanda Kurung ((...)) 1. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan. Contoh: Bagian Keuangan menyusun anggaran tahunan kantor yang kemudian dibahas dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) secara berkala. 2. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan. Contoh: Satelit Palapa (pernyataan sumpah yang dikemukakan Gajah Mada) membentuk sistem satelit domestik di Indonesia. Pertumbuhan penjualan tahun ini (lihat Tabel 9) menunjukkan adanya perkembangan baru dalam pasaran dalam negeri. 3. Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan. Contoh: Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain(a) Pembalap itu berasal dari (kota) Medan.
  • 31. 4. Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan. Contoh: Bauran Pemasaran menyangkut masalah (a) produk, (b) harga, (c) tempat, dan (c) promosi. Hindari penggunaan dua pasang atau lebih tanda kurung yang berturut-turut. Ganti tanda kurung dengan koma, atau tulis ulang kalimatnya. Contoh: Tidak tepat: Nikifor Grigoriev (c. 18851919) (dikenal juga sebagai Matviy Hryhoriyiv) merupakan seorang pemimpin Ukraina. Tepat: Nikifor Grigoriev (c. 18851919), dikenal juga sebagai Matviy Hryhoriyiv, merupakan seorang pemimpin Ukraina. Tepat: Nikifor Grigoriev (c. 18851919) merupakan seorang pemimpin Ukraina. Dia juga dikenal sebagai Matviy Hryhoriyiv.
  • 32. K. Tanda Kurung Siku ([...]) 1. Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli. Contoh: Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik. 2. Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung. Contoh: Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II [lihat halaman 3538]) perlu dibentangkan di sini.
  • 33. L. Tanda Petik ("...") 1. Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain. Contoh: "Saya belum siap," kata Mira, "tunggu sebentar!" Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, "Bahasa negara ialah Bahasa Indonesia." 2. Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat. Contoh: Bacalah "Bola Lampu" dalam buku Dari Suatu Masa, dari Suatu Tempat. Karangan Andi Hakim Nasoetion yang berjudul "Rapor dan Nilai Prestasi di SMA" diterbitkan dalam Tempo. Sajak "Berdiri Aku" terdapat pada halaman 5 buku itu. 3. Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus. Contoh: Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara "coba dan ralat" saja. Ia bercelana panjang yang di kalangan remaja dikenal dengan nama "cutbrai".
  • 34. 4. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung. Contoh: Kata Tono, "Saya juga minta satu." 5. Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat. Contoh: Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan "Si Hitam". Bang Komar sering disebut "pahlawan"; ia sendiri tidak tahu sebabnya.
  • 35. M. Tanda Petik Tunggal ('...') 1. Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain. Contoh: Tanya Basri, "Kau dengar bunyi 'kring-kring' tadi?" "Waktu kubuka pintu depan, kudengar teriak anakku, 'Ibu, Bapak pulang', dan rasa letihku lenyap seketika," ujar Pak Hamdan. 2. Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan asing. Contoh: feed-back 'balikan'
  • 36. N. Tanda Garis Miring (/) 1. Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim. Contoh: No. 7/PK/1973 Jalan Kramat III/10 tahun anggaran 1985/1986 2. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata tiap, per atau sebagai tanda bagi dalam pecahan dan rumus matematika. Contoh: harganya Rp125,00/lembar (harganya Rp125,00 tiap lembar) kecepatannya 20 m/s (kecepatannya 20 meter per detik) 7/8 atau 78 xn/n!
  • 37. Tanda garis miring sebaiknya tidak dipakai untuk menuliskan tanda aritmetika dasar dalam prosa. Gunakan tanda bagi 歎 . Contoh: 10 歎 2 = 5. Di dalam rumus matematika yang lebih rumit, tanda garis miring atau garis pembagi dapat dipakai. Contoh: . 3. Tanda garis miring sebaiknya tidak dipakai sebagai pengganti kata atau.
  • 38. O. Tanda Penyingkat (Apostrof)(') Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun. Contoh: Ali 'kan kusurati. ('kan = akan) Malam 'lah tiba. ('lah = telah) 1 Januari '88 ('88 = 1988) Sebaiknya bentuk ini tidak dipakai dalam teks prosa biasa.
  • 39. 8. Pedoman Umum Pembentukan Istilah Pembentukan istilah asing yang sudah menjadi perbendaharaan kata dalam bahasa Indonesia mengikuti kaidah yang telah ditentukan, yaitu : a. penyesuaian Ejaan. Contoh : ae jika tidak bervariasi dengan e, tetap e, aerosol tetap aerosol b. penyesuaian huruf gugus konsonan. Contoh : flexible menjadi fleksibel c. penyesuaian akhiran. Contoh : etalage menjadi etalase d. penyesuaian awalan. Contoh : amputation menjadi amputasi
  • 40. 9. Gaya Bahasa Gaya bahasa ialah penggunaan kata kiasan dan perbandingan yang tepat untuk mengungkapkan perasaan atau pikiran dengan maksud tertentu. Gaya bahasa berguna untuk menimbulkan keindahan dalam karya sastra atau dalam berbicara. Gaya bahasa disebut juga majas. a. Gaya bahasa simbolik adalah gaya bahasa yang menggunakan perbandingan simbol benda, lambang, binatang atau tumbuhan. Contoh : Lintah darat harus dibasmi ( Lintah darat adalah simbol pemeras, rentenir atau pemakan riba) b. Gaya bahasa hiperbola adalah gaya bahasa yang menyatakan sesuatu secara berlebihan. Contoh : Tawanya menggelegar hingga membelah bumi.