Bakteri adalah organisme mikroskopik uniseluler yang berperan penting dalam kehidupan manusia, baik sebagai pengurai limbah organik maupun sebagai penghasil zat penting seperti vitamin. Bakteri dapat tumbuh dan berkembangbiak pada berbagai kondisi lingkungan tertentu seperti suhu dan kelembapan. Beberapa bakteri bersifat patogen dan merusak makanan, sementara yang lainnya berguna dalam fermentasi dan produ
1 of 6
More Related Content
Bakteri
1. BAB
PENDAHULUAN
I
LATAR
BELAKANG
Dalam kemajuan iptek seperti yang ada pada saat ini, menuntut manusia untuk bekerja lebih keras lagi.Didalam
setiap pekerjaan sudah pasti terdapat resiko dari pekerjaan tersebut sehingga dapat menimbulkan penyakit akibat
kerja.Penyakit akibat kerja ini di sebabkan oleh beberapa factor diantaranya adalah factor biologi, fisik, kimia, fisiologi
dan psykologi.Sebagai contoh orang yang bekerja pada sektor peternakan atau pada sektor pekerjaan yang
berkontak langsung dengan lingkungan. Lingkungan dimana mereka bekerja itu tidak selalu bersih dalam artian
bebas dari sumbersumber penyakit yang berupa virus, bakteri, protozoa, jamur, cacing, kutu, bahkan hewan dan
tumbuhan besarpun dapat menjadi sumber penyakit. Akan tetapi virus dan bakterilah yang menjadi penyebab utama
penyakit
dalam
kerja,
khususnya
pekerjaan
yang
berkontak
langsung
dengan
lingkungan.
Untuk mencegah terjangkitnya penyakit yang diakibatkan oleh virus dan bakteri tidak hanya membutuhkan tindakan
pengobatan saja tetapi juga diperlukan pengetahuan tentang bagaimana virus dan bakteri tersebut dapat masuk ke
dalam tubuh manusia.
RUMUSAN MASALAH
Bagaimana gambaran besar bakteri?
Bagaimana pengaruh lingkungan terhadap bakteri?
Bagaimana peranan bakteri dalam kehidupan manusia?
TUJUAN
Untuk mengetahui gambaran umum bakteri
Untuk mengetahui pengaruh lingkungan terhadap bakteri?
Untuk mengetahui peranan bakteri dalam kehidupan manusia?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Bakteri dari kata Latin bacterium (jamak, bacteria), adalah kelompok raksasa dari organisme hidup. Mereka
sangatlah kecil (mikroskopik) dan kebanyakan uniselular (bersel tunggal), dengan struktur sel yang relatif sederhana
tanpa nukleus/inti sel, cytoskeleton, dan organel lain seperti mitokondria dan kloroplas. Struktur sel mereka
dijelaskan lebih lanjut dalam artikel mengenai prokariota, karena bakteri merupakan prokariota, untuk membedakan
mereka dengan organisme yang memiliki sel lebih kompleks, disebut eukariota.Istilah "bakteri" telah diterapkan untuk
semua prokariota atau untuk kelompok besar mereka, tergantung pada gagasan mengenai hubungan mereka.
Bakteri adalah yang paling berkelimpahan dari semua organisme. Mereka tersebar (berada di mana-mana) di tanah,
air, dan sebagai simbiosis dari organisme lain. Banyak patogen merupakan bakteri. Kebanyakan dari mereka kecil,
biasanya hanya berukuran 0,5-5 亮m, meski ada jenis dapat menjangkau 0,3 mm dalam diameter (Thiomargarita).
Mereka umumnya memiliki dinding sel, seperti sel hewan dan jamur, tetapi dengan komposisi sangat berbeda
(peptidoglikan). Banyak yang bergerak menggunakan flagela, yang berbeda dalam strukturnya dari flagela kelompok
lain.
SEJARAH
Bakteri pertama ditemukan oleh Anthony van Leeuwenhoek pada 1674 dengan menggunakan mikroskop buatannya
sendiri.Istilah bacterium diperkenalkan di kemudian hari oleh Ehrenberg pada tahun 1828, diambil dari kata Yunani
硫留虜侶旅凌僚 yang memiliki arti "small stick".
STRUKTUR SEL
Struktur sel prokariota
Seperti prokariota (organisme yang tidak memiliki selaput inti) pada umumnya, semua bakteri memiliki struktur sel
yang relatif sederhana. Struktur bakteri yang paling penting adalah dinding sel. Bakteri dapat digolongkan menjadi
dua kelompok yaitu Gram positif dan Gram negatif didasarkan pada perbedaan struktur dinging sel. Bakteri Gram
positif memiliki dinding sel yang terdiri atas lapisan peptidoglikan yang tebal dan asam teichoic. Sementara bakteri
Gram negatif memiliki lapisan luar, lipopolisakarida - terdiri atas membran dan lapisan peptidoglikan yang tipis
terletak pada periplasma (di antara lapisan luar dan membran sitoplasmik).
Banyak bakteri memiliki struktur di luar sel lainnya seperti flagela dan fimbria yang digunakan untuk bergerak,
melekat dan konjugasi.Beberapa bakteri juga memiliki kapsul atau lapisan lendir yang membantu pelekatan bakteri
pada suatu permukaan dan biofilm formation.Bakteri juga memiliki kromosom, ribosom dan beberapa spesies lainnya
memiliki granula makanan, vakuola gas dan magnetosom.
Beberapa bakteri mampu membentuk endospora yang membuat mereka mampu bertahan hidup pada lingkungan
ekstrim.
2. MORFOLOGI/BENTUK BAKTERI
Berbagai bentuk tubuh bakteri
Berdasarkan berntuknya, bakteri dibagi menjadi tiga golongan besar, yaitu:
Kokus (Coccus) dalah bakteri yang berbentuk bulat seperti bola, dan mempunyai beberapa variasi sebagai berikut:
Mikrococcus, jika kecil dan tunggal
Diplococcus, jka bergandanya dua-dua
Tetracoccus, jika bergandengan empat dan membentuk bujursangkar
Sarcina, jika bergerombol membentuk kubus
Staphylococcus, jika bergerombol
Streptococcus, jika bergandengan membentuk rantai
Basil (Bacillus) adalah kelompok bakteri yang berbentuk batang atau silinder, dan mempunyai variasi sebagai
berikut:
Diplobacillus, jika bergandengan dua-dua
Streptobacillus, jika bergandengan membentuk rantai
Spiril (Spirilum) adalah bakteri yang berbentuk lengkung dan mempunyai variasi sebagai berikut:
Vibrio, (bentuk koma), jika lengkung kurang dari setengah lingkaran
Spiral, jika lengkung lebih dari setengah lingkaran
Bentuk tubuh/morfologi bakteri dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, medium dan usia. Oleh karena itu untuk
membandingkan bentuk serta ukuran bakteri, kondisinya harus sama. Pada umumnya bakteri yang usianya lebih
muda ukurannya relatif lebih besar daripada yang sudah tua.
ALAT GERAK BAKTERI
Gambar alat gerak bakteri: A-Monotrik; B-Lofotrik; C-Amfitrik; D-Peritrik;
Banyak spesies bakteri yang bergerak menggunakan flagel. Hampir semua bakteri yang berbentuk lengkung dan
sebagian yang berbentuk batang ditemukan adanya flagel.Sedangkan bakteri kokus jarang sekali memiliki flagel.
Ukuran flagel bakteri sangat kecil, tebalnya 0,02 0,1 mikro, dan panjangnya melebihi panjang sel bakteri.
Berdasarkan tempat dan jumlah flagel yang dimiliki, bakteri dibagi menjadi lima golongan, yaitu:
Atrik, tidak mempunyai flagel.
Monotrik, mempunyai satu flagel pada salah satu ujungnya.
Lofotrik, mempunyai sejumlah flagel pada salah satu ujungnya.
Amfitrik, mempunyai sejumlah flagel pada kedua ujungnya.
Peritrik, mempunyai flagel pada seluruh permukaan tubuhnya.
PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP BAKTERI
Kondisi lingkungan yang mendukung dapat memacu pertumbuhan dan reproduksi bakteri.Faktor-faktor lingkungan
yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan reproduksi bakteri adalah suhu, kelembapan, dan cahaya.
SUHU
Berdasarkan kisaran suhu aktivitasnya, bakteri dibagi menjadi 3 golongan:
Bakteri psikrofil, yaitu bakteri yang hidup pada daerah suhu antara 0属 30属C, dengan suhu optimum 15属C.
Bakteri mesofil, yaitu bakteri yang hidup di daerah suhu antara 15属 55属C, dengan suhu optimum 25属 40属C.
Bakteri termofil, yaitu bakteri yang dapat hidup di daerah suhu tinggi antara 40属 75属C, dengan suhu optimum 25属
40属C
Pada tahun 1967 di Yellow Stone Park ditemukan bakteri yang hidup dalam sumber air panas bersuhu 93属 94属C.
KELEMBAPAN
Pada umumnya bakteri memerlukan kelembapan yang cukup tinggi, kira-kira 85%. Pengurangan kadar air dari
protoplasma menyebabkan kegiatan metabolisme terhenti, misalnya pada proses pembekuan dan pengeringan.
CAHAYA
Cahaya sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan bakteri. Umumnya cahaya merusak sel mikroorganisme
yang tidak berklorofil.Sinar ultraviolet dapat menyebabkan terjadinya ionisasi komponen sel yang berakibat
menghambat pertumbuhan atau menyebabkan kematian.Pengaruh cahaya terhadap bakteri dapat digunakan
sebagai dasar sterilisasi atau pengawetan bahan makanan.
Jika keadaan lingkungan tidak menguntungkan seperti suhu tinggi, kekeringan atau zat-zat kimia tertentu, beberapa
spesies dari Bacillus yang aerob dan beberapa spesies dari Clostridium yang anaerob dapat mempertahankan diri
dengan spora.Spora tersebut dibentuk dalam sel yang disebut endospora.Endospora dibentuk oleh penggumpalan
protoplasma yang sedikit sekali mengandung air.Oleh karena itu endospora lebih tahan terhadap keadaan
lingkungan yang tidak menguntungkan dibandingkan dengan bakteri aktif.Apabila keadaan lingkungan membaik
kembali, endospora dapat tumbuh menjadi satu sel bakteri biasa.Letak endospora di tengah-tengah sel bakteri atau
pada salah satu ujungnya.
PERANAN BAKTERI
3. Bakteri menguntungkan
Bakteri pengurai
Bakteri saprofit menguraikan tumbuhan atau hewan yang mati, serta sisa-sisa atau kotoran organisme.Bakteri
tersebut menguraikan protein, karbohidrat dan senyawa organik lain menjadi CO2, gas amoniak, dan senyawasenyawa lain yang lebih sederhana. Oleh karena itu keberadaan bakteri ini sangat berperan dalam mineralisasi di
alam dan dengan cara ini bakteri membersihkan dunia dari sampah-sampah organik.
Bakteri nitrifikasi
Bakteri nitrifikasi adalah bakteri-bakteri tertentu yang mampu menyusun senyawa nitrat dari amoniak yang
berlangsung secara aerob di dalam tanah. Nitrifikasi terdiri atas dua tahap yaitu:
Oksidasi amoniak menjadi nitrit oleh bakteri nitrit. Proses ini dinamakan nitritasi.
Reaksi nitritasi
Oksidasi senyawa nitrit menjadi nitrat oleh bakteri nitrat.Prosesnya dinamakan nitratasi.
Reaksi nitratasi
Dalam bidang pertanian, nitrifikasi sangat menguntungkan karena menghasilkan senyawa yang diperlukan oleh
tanaman yaitu nitrat. Tetapi sebaliknya di dalam air yang disediakan untuk sumber air minum, nitrat yang berlebihan
tidak baik karena akan menyebabkan pertumbuhan ganggang di permukaan air menjadi berlimpah.
Bakteri nitrogen
Bakteri nitrogen adalah bakteri yang mampu mengikat nitrogen bebas dari udara dan mengubahnya menjadi suatu
senyawa yang dapat diserap oleh tumbuhan.Karena kemampuannya mengikat nitrogen di udara, bakteri-bakteri
tersebut berpengaruh terhadap nilai ekonomi tanah pertanian.Kelompok bakteri ini ada yang hidup bebas maupun
simbiosis.Bakteri nitrogen yang hidup bebas yaitu Azotobacter chroococcum, Clostridium pasteurianum, dan
Rhodospirillum rubrum.Bakteri nitrogen yang hidup bersimbiosis dengan tanaman polong-polongan yaitu Rhizobium
leguminosarum, yang hidup dalam akar membentuk nodul atau bintil-bintil akar.Tumbuhan yang bersimbiosis dengan
Rhizobium banyak digunakan sebagai pupuk hijau seperti Crotalaria, Tephrosia, dan Indigofera. Akar tanaman
polong-polongan tersebut menyediakan karbohidrat dan senyawa lain bagi bakteri melalui kemampuannya mengikat
nitrogen bagi akar. Jika bakteri dipisahkan dari inangnya (akar), maka tidak dapat mengikat nitrogen sama sekali
atau hanya dapat mengikat nitrogen sedikit sekali. Bintil-bintil akar melepaskan senyawa nitrogen organik ke dalam
tanah tempat tanaman polong hidup.Dengan demikian terjadi penambahan nitrogen yang dapat menambah
kesuburan tanah.
Bakteri usus
Bakteri Entamoeba coli hidup di kolon (usus besar) manusia, berfungsi membantu membusukkan sisa pencernaan
juga menghasilkan vitamin B12, dan vitamin K yang penting dalam proses pembekuan darah. Dalam organ
pencernaan berbagai hewan ternak dan kuda, bakteri anaerobik membantu mencernakan selusosa rumput menjadi
zat yang lebih sederhana sehingga dapat diserap oleh dinding usus.
Bakteri fermentasi
Beberapa makanan hasil fermentasi dan mikroorganisme yang berperan:
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Nama produk atau makanan Bahan baku Bakteri yang berperan
Yoghurt susu Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus
Mentega susu Streptococcus lactis
Terasi ikan Lactobacillus sp.
Asinan buah-buahan buah-buahan Lactobacillus sp.
Sosis daging Pediococcus cerevisiae
Kefin susu Lactobacillus bulgaricus dan Srteptococcus lactis
Bakteri penghasil antibiotik
Antibiotik merupakan zat yang dihasilkan oleh mikroorganisme dan mempunyai daya hambat terhadap kegiatan
mikroorganisme lain. Beberapa bakteri yang menghasilkan antibiotik adalah:
Bacillus brevis, menghasilkan terotrisin
Bacillus subtilis, menghasilkan basitrasin
Bacillus polymyxa, menghasilkan polimixin
Bakteri merugikan
Bakteri perusak makanan
Beberapa spesies pengurai tumbuh di dalam makanan. Mereka mengubah makanan dan mengeluarkan hasil
metabolisme yang berupa toksin (racun).Racun tersebut berbahaya bagi kesehatan manusia. Contohnya:
Clostridium botulinum, menghasilkan racun botulinin, seringkali terdapat pada makanan kalengan
Pseudomonas cocovenenans, menghasilkan asam bongkrek, terdapat pada tempe bongkrek
4. Leuconostoc mesenteroides, penyebab pelendiran makanan
Bakteri denitrifikasi
Jika oksigen dalam tanah kurang maka akan berlangsung denitrifikasi, yaitu nitrat direduksi sehingga terbentuk nitrit
dan akhirnya menjadi amoniak yang tidak dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan. Contoh bakteri yang menyebabkan
denitrifikasi adalah Micrococcus denitrificans dan Pseudomonas denitrificans.
Bakteri patogen
Merupakan kelompok bakteri parasit yang menimbulkan penyakit pada manusia, hewan dan tumbuhan.
Bakteri penyebab penyakit pada manusia:
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Nama bakteri Penyakit yang ditimbulkan
Salmonella typhosa Tifus
Shigella dysenteriae Disentri basiler
Vibrio comma Kolera
Haemophilus influenza Influensa
Diplococcus pneumoniae Pneumonia (radang paru-paru)
Mycobacterium tuberculosis TBC paru-paru
Clostridium tetani Tetanus
Neiseria meningitis Meningitis (radang selaput otak)
Neiseria gonorrhoeae Gonorrhaeae (kencing nanah)
Treponema pallidum Sifilis atau Lues atau raja singa
Mycobacterium leprae Lepra (kusta)
Treponema pertenue Puru atau patek
Bakteri penyebab penyakit pada hewan:
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Nama bakteri Penyakit yang ditimbulkan
Brucella abortus Brucellosis pada sapi
Streptococcus agalactia Mastitis pada sapi (radang payudara)
Bacillus anthracis Antraks
Actinomyces bovis Bengkak rahang pada sapi
Cytophaga columnaris Penyakit pada ikan
Bakteri penyebab penyakit pada tumbuhan:
No.
1.
2.
3.
4.
Nama bakteri Penyakit yang ditimbulkan
Xanthomonas oryzae Menyerang pucuk batang padi
Xanthomonas campestris Menyerang tanaman kubis
Pseudomonas solanacaerum Penyakit layu pada famili terung-terungan
Erwinia amylovora Penyakit bonyok pada buah-buahan
DEKOMPOSISI
Bakteri bekerja secara terstruktur dalam proses degradasi organisme atau proses pembusukan mayat. Proses
pembusukan berawal dari mikroorganisme, misalnya bakteri-bakteri yang hidup di dalam usus besar manusia.
Bakteri tersebut mulai mendegradasi protein yang terdapat dalam tubuh.Jika seluruh jenis ikatan protein sudah
terputus, beberapa jaringan tubuh menjadi tidak berfungsi. Proses ini disempurnakan bakteri yang datang dari luar
tubuh mayat, bisa berasal dari udara, tanah, ataupun air. Seluruh jenis bakteri ini menyerang hampir seluruh sel di
tubuh dengan cara menyerang sistem pertahanan tubuh yang tidak lagi aktif, menghancurkan jaringan otot, atau
menghasilkan enzim penghancur sel yang disebut protease. Kemudian dengan berbagai jenis metabolisme,
mikroorganisme mulai memakan jaringan mati dan mencernanya. Tak jarang kerja proses ini dibantu reaksi kimia
alami yang terjadi dalam organisme mati.
BAKTERI HETEROTROF
Tidak semua mikroorganisme mampu mendegradasi mayat.Kebanyakan mereka berasal dari jenis bakteri heterotrof.
Bakteri ini membutuhkan molekul-molekul organik dari organisme lain sebagai nutrisi agar ia dapat bertahan hidup
dan berkembang biak. Berbeda dengan bakteri autotrof yang mampu menghasilkan makanan sendiri dengan CO2
sebagai nutrisi makro serta bantuan dari cahaya matahari atau sumber energi kimia lainnya.
Jenis bakteri heterotrof biasanya hidup dan berkembang biak pada organisme mati. Mereka mendapatkan energi
dengan menguraikan senyawa organik pada organisme mati. Molekul-molekul besar seperti protein, karbohidrat,
lemak, atau senyawa organik lain didekomposisi metabolisme tubuh bakteri tersebut menjadi molekul-molekul
tunggal seperti asam amino, metana, gas CO2, serta molekul-molekul lain yang mengandung enam nutrisi utama
bakteri, yaitu senyawa-senyawa karbon (C), hidrogen (H), nitrogen (N), oksigen (O), fosfor (P), serta sulfur (S).
KUMPULAN UNSUR ORGANIK
5. Tubuh mayat adalah tempat hidup, sumber makanan, serta tempat berkembang biak bakteri-bakteri tersebut, karena
tubuh terdiri dari kumpulan protein, karbohidrat, lemak, atau senyawa organik dan anorganik lain. Secara biologis,
tubuh makhluk hidup (khususnya manusia) kumpulan dari unsur-unsur organik seperti C, H, N, O, P, S, atau unsur
anorganik seperti K, Mg, Ca, Fe, Co, Zn, Cu, Mn, atau Ni. Keseluruhan unsur tersebut dibutuhkan bakteri heterotrof
sebagai sumber nutrisi alias makanan utama mereka. Sementara cairan-cairan dengan pH (tingkat keasaman suatu
larutan) tertentu yang berada dalam tubuh manusia adalah media kultur (lingkungan) pertumbuhan yang baik bagi
bakteri-bakteri tersebut.
BAU BUSUK
Bau busuk dari tubuh mayat tidak hanya mengganggu, namun juga membahayakan.Pembusukan dimulai dengan
pemutusan ikatan protein-protein besar pada jaringan tubuh oleh bakteri fermentasi menggunakan enzim
protease.Kumpulan hasil pemutusan ikatan protein yang disebut asam amino ini dicerna berbagai jenis bakteri,
misalnya bakteri acetogen.Bakteri ini mereaksikan asam amino dengan oksigen dalam tubuhnya untuk menghasilkan
asam asetat, hidrogen, nitrogen, serta gas karbon dioksida.Produk asam asetat ini menimbulkan bau.
Asam asetat yang dihasilkan ini diproses kembali oleh bakteri jenis methanogen, misalnya Methanothermobacter
thermoautotrophicum yang biasa hidup di lingkungan kotor seperti selokan dan pembuangan limbah (septic
tank).Asam asetat direaksikan dalam sel methanogen dengan gas hidrogen dan karbon dioksida untuk menghasilkan
metana, air, dan karbon dioksida.Metana dalam bentuk gas juga menghasilkan bau busuk.
Selain asam asetat dan gas metana, beberapa bakteri menghasilkan gas hidrogen sulfida yang baunya seperti telur
busuk.Lebih dari itu, bau busuk mayat di lautan yang bercampur dengan uap garam bersifat racun, karena mampu
mereduksi konsentrasi elektrolit dalam tubuh.
Produk berbahaya selain gas yang dihasilkan adalah cairan asam dan cairan lain yang mengandung protein toksik.
Jika cairan-cairan ini sempat menginfeksi kulit yang luka atau terkena makanan, bukan hanya produk beracun yang
dapat masuk ke dalam tubuh tetapi juga bakteri heterotrof patogen seperti clostridium.
Bakteri serta produk beracun ini dapat menginfeksi manusia lewat kontaminasi makanan, minuman, atau luka di kulit.
Karena adanya saluran masuk ini, maka berbagai penyakit seperti malaria, diare, degradasi sel darah merah,
lemahnya sistem pertahanan tubuh, infeksi pada luka (tetanus), bengkak, atau infeksi pada alat kelamin menjadi
ancaman yang serius.
Cara mengatasi serangan mikroorganisme ini adalah dengan menjaga makanan dan minuman tetap steril, yaitu
dengan dipanaskan.Mencuci tangan dan kaki dengan sabun antiseptik cair sebelum makan. Menjaga lingkungan
agar steril dengan cara menyemprotkan obat pensteril.
Bakteri-bakteri tersebut juga dapat dicegah pertumbuhannya dengan cara meminum obat antibiotik atau suntik
imunitas. Sifat-sifat inilah yang harus dipahami dengan cara mengikuti prosedur standar penanganan mayat. Antara
lain menggunakan masker standar minimal WHO (tipe N-95), memakai sarung tangan khusus, serta mencuci tangan
sebelum dan sesudah mengangkat satu mayat. Langkah terbaik adalah segera menguburkan mayat.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Bakteri adalam mahluk hidup yang berukuran sangat kecil (mikroskopis) yang memiliki baerbagai macam
bentuk.Bakteri bergerak dengan alat gerak seperti flagella.Perkembangan dan pertumbuhan bakteri sangat
dipengaruhi oleh factor lingkunan seperti suhu, kelembaban dan cahaya.Dalam kehidupan manusia, bakteri ini
memiliki peran yang sangat penting.Ada bakteri yang memberikan keuntungan bagi manusia ada pula yang bersifat
merugikan.
SARAN
Kita harus selalu menja ga kesehatan kita dari bakteri-bakteri yang memberikan dampak kerugian
Kita memanfaatkan bakteri yang bisa memberikan keuntungan bagi kita
DAFTAR PUSTAKA
Alcamo IE (2001).Fundamentals of microbiology. Boston: Jones and Bartlett. ISBN 0-7637-1067-9.
Atlas RM (1995). Principles of microbiology. St. Louis: Mosby. ISBN 0-8016-7790-4.
Martinko JM, Madigan MT (2005). Brock Biology of Microorganisms, 11th ed., Englewood Cliffs, N.J: Prentice Hall.
ISBN 0-13-144329-1.
Holt JC, Bergey DH (1994). Bergey's manual of determinative bacteriology, 9th ed., Baltimore: Williams & Wilkins.
ISBN 0-683-00603-7.
Hugenholtz P, Goebel BM, Pace NR (1998). "Impact of culture-independent studies on the emerging phylogenetic
view of bacterial diversity". J Bacteriol 180 (18): 476574.
Funke BR, Tortora GJ, Case CL (2004). Microbiology: an introduction, 8th ed,, San Francisco: Benjamin Cummings.
ISBN 0-8053-7614-3.
6. Itulah pencelasan tentang makalah bakteri.Semoga bisa bermanfaat bagi kamu.kalau ada pertanyaan, tanggapan
atau komentar, silahkan tuliskan di kolom komentar di bawah. by http://nandarnurse.blogspot.com/
Read more: Makalah Bakteri http://nandarnurse.blogspot.com/2013/02/makalah-bakteri.html#ixzz2SKgE41Y7
Under Creative Commons License: Attribution
Follow us: nHandar on Facebook