2. NAMA KELOMPOK :
Indah Purira Hartani (P27834013050)
Ika Wahyuningtyas (P27834013051)
Ratu Zamrudah (P27834013052)
Wilda Jannatul Ulya (P27834013054)
Elsa Lusiana (P27834013055)
Yulia Magdalena S. (P27834013056)
Rofyatul Hasanah (P27834013057)
Paramita Daniswari (P27834013058)
Anisa Suci Rohmawati (P27834013059)
Mita Yurike Rifkiani (P27834013060)
Winda Sulistyo Dewi (P27834013061)
Eka Syam Putra (P27834013062)
3. protozoa usus manusia yang terbesar dan satu-satunya
golongan ciliata manusia yang patogen
menimbulkan penyakit
balantidiasis atau ciliate dysentri
hospes : babi, tikus dan beberapa spesies kera
yang hidup di daerah tropis
babi adalah pembawa non-patogen
siklus hidupnya memiliki 2 stadium, yaitu stadium
tropozoit dan kista
4. Bentuk : lonjong
ukuran : 60-70 亮
Pada bagian anterior yang agak menyempit, terdapat
sitostom yang berfungsi sebagai mulut
bagian posterior bentuknya agak melebar, terdapat sitoping
( cytopyge ) yan berfungsi sebagai alat pengeluaran zat zat
yang tidak diperlukan lagi
Pada seluruh tubuhnya terdapat bulu getar atau cilium
Pada sitostom terdapat bulu getar yang agak panjang,
berfungsi untuk bergerak dan mengambil makanan
inti : makronukleus dan mikronukleus
Terdapat 1 2 buah vakuol kontraktil dan banyak vakuol
makanan
5. bentuk : lonjong
dinding sel : tebal dan berlapis dua
diantar dua lapisan dinding tersebut terdapat cilia namun
dapat menghilang bila dalam bentuk yang matang
Ukuran : 45 65 亮
Inti : makronukleus
kista yang hidup masih mempunyai bulu getar yang masih
bergerak
7. Habitat : didalam selaput lendir usus besar terutama di daerah
sekum pada hewan dan manusia
didalam tinja dapat hidup 1 2 hari pada suhu kamar
Bentuk kista adalah bentuk infektif
Bila bentuk kista tertelan terjadi ekskistasi di dinding usus halus
Dari satu keluar satu bentuk vegetatif yang segera
berkembangbiak dan membentuk koloni di selaput lendir usus
besar
Setelah itu balantidium berkembang dan dewasa lalu bertelur
Bentuk kista dan bentuk tropozoit keluar bersama tinja hospes
Trafozoit dapat menembus dinding usus dan ikut mengalir
bersama aliran darah menuju organ organ lain misalnya ke paru
paru , liver dan otak
Lalu memperbanyak diri di ekstraintestinal
Lalu membentuk kista infektif dan megeluarkannya bersama
feses
8. Bentuk tropozoit berembang biak dengan cara
membelah diri
Mula mula mikronukleus yang membelah diikuti
oleh makronukleus dan sitoplasma sehingga menjadi
dua organisme yang baru
Reproduksi berlangsung seksual dan aseksual
Aseksual dengan pembelahan biner
Seksual dengan konjugasi
Materi genetik konjugasi dua jenis kawin berlawanan
pair & pertukaran
10. Kista adalah tahap yang bertanggung jawab untuk
transmisi balantidiasis.
Host paling sering memperoleh kista melalui
konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi.
Setelah menelan, excystation terjadi di usus kecil,
dan tropozoit menjajah usus besar.
Tropozoit berada dalam lumen usus besar manusia
dan hewan, melakukan pembelahan biner, yang
memungkinkan terjadi konjugasi.
11. Tropozoit menjalani encystation untuk
menghasilkan kista infektif.
Beberapa tropozoit menyerang dinding usus besar
dan berkembang biak.
Beberapa kembali ke lumen dan hancur.
Kista matang keluar bersama feses
12. Cara Penularan Penyakit :
Dengan menelan kista yang berasal dari kotoran inang yang
terinfeksi, pada saat wabah, penularan terutama melalui air yang
terkontaminasi.Penularan sporadis terjadi karena masuknya
kotoran ke mulut melalui tangan atau melalui air, dan makanan
yang terkontaminasi.
Masa Inkubasi :
Tidak diketahui, mungkin hanya beberapa hari.
Masa Penularan :
Selama infeksi.
13. Kerentanan dan Kekebalan :
Sebagian besar orang sepertinya memiliki kekebalan alami.
Orang dengan keadaan umum yang jelek karena suatu penyakit
sebelumnya, bila terinfeksi oleh parasit ini akan menjadi serius
bahkan fatal.
Tanda-tanda :
Gejala klinik dari balantidiasis adalah diare dengan
konstipasi, tidak nafsu makan, muntah, cachexia. Terkadang juga
dapat menyebabkan gangguan ekstra intestinal, urethritis dan
peritonitis.
Diagnosisnya dengan cara ditemukan bentuk trofozoit
dalam tinja encer dan kista dalam tinja padat.
14. 1. Beri penyuluhan pada masyarakat tentang higiene
perorangan.
2. Beri penyuluhan dan bimbingan kepada masyarakat
melalui instansi kesehatan.
3. Pembuangan kotoran pada tempat yang memenuhi
persyaratan sanitasi.
4. Kurangi kontak dengan kotoran babi.
5. Lindungi tempat penampungan/sumber air untuk
masyarakat dari kontaminasi kotoran babi. Filter
pasir/tanah dapat menyaring semua kista, klorinasi
air dengan cara yang biasanya dilakukan tidak
menghancurkan kista. Air dalam jumlah sedikit untuk
diminum lebih baik dimasak.
15. Balantidium coli merupakan protozoa usus terbesar dan satu-satunya
golongan ciliata manusia yang patogen.
Balantidium coli menyebabkan penyakit balantidiasis. Penyakit
ini bisa masuk ke tubuh manusia melalui adanya kontak,
terutama dengan hewan babi.
Gejala klinik dari balantidiasis adalah diare dengan konstipasi,
tidak nafsu makan, muntah, cachexia. Terkadang juga dapat
menyebabkan gangguan ekstra intestinal, urethritis dan
peritonitis.
Diagnosisnya dengan cara ditemukan bentuk trofozoit dalam
tinja encer dan kista dalam tinja padat.