Hukum Taurat bertindak sebagai pembimbing yang menuntun manusia kepada Kristus dengan menunjukkan dosa dan kebutuhan akan Juruselamat. Kristus adalah tujuan dan pemenuhan hukum, membawa kebenaran bagi mereka yang percaya. Hukum dan kasih karunia saling melengkapi, bukan bertentangan.
1 of 10
Download to read offline
More Related Content
BA_LEY_07.pptx
2. Sungguhpun demikian maut telah berkuasa dari zaman Adam sampai kepada zaman
Musa juga atas mereka, yang tidak berbuat dosa dengan cara yang sama seperti
telah dibuat oleh Adam, yang adalah gambaran Dia yang akan datang. (Roma 5:14)
Dalam Roma 5:12-21, Paulus menyatakan bahwa melalui Adam, dosa dan
kematian menjangkiti umat manusia. Dengan cara yang sama, pembenaran dan
hidup disediakan melalui Kristus bagi semua orang yang ingin menerimanya.
Adam: Pelanggar Yesus: Karunia
15 Banyak yang meninggal
Banyak yang menerima kelimpahan rahmat
dan kasih karunia
16
Penghakiman datang dari satu
pelanggaran
Pembenaran datang dari banyaknya
pelanggaran
17 Maut berkuasa Hidup kekal akan berkuasa
18
Penghukuman terhadap
semua orang
Pembenaran untuk hidup bagi semua orang
19
Oleh ketidaktaatan satu orang
semua orang telah menjadi
orang berdosa
Oleh ketaatan satu orang semua orang
menjadi orang benar
20 Dosa bertambah banyak Kasih karunia menjadi berlimpah
21
Dosa berkuasa dalam alam
maut
Kasih karunia akan berkuasa untuk hidup
yang kekal
3. Jadi bagaimana? Apakah kita akan berbuat dosa, karena
kita tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah
kasih karunia? Sekali-kali tidak! (Roma 6:15)
Dalam tulisan-tulisan rasul Paulus, menjadi di bawah hukum Taurat
menunjukkan keadaan berdosa dan berada di bawah kutuk hukum
Taurat (Galatia 3:10, 13)
Di sisi lain, menjadi di bawah kasih karunia berarti bahwa dosa-
dosa kita telah diampuni oleh darah Yesus Kristus.
Apakah kita bebas dari memelihara hukum karena dosa-dosa kita
telah diampuni? Apakah kita kemudian dibiarkan berbuat dosa lagi?
Tentu saja tidak!
Roma 6:20
Sebab waktu kamu hamba dosa kamu bebas dari kebenaran.
Roma 6:18
Kamu telah dimerdekakan dari dosa menjadi hamba kebenaran.
Hukum Taurat dan kasih karunia
tidaklah bertentangan.
Kita adalah budak; Hukum Taurat
menyingkapkan siapa tuan kita.
Kasih karunia membebaskan kita
dari dosa.
4. Tetapi sekarang, setelah kamu dimerdekakan dari dosa dan setelah menjadi
hamba Allah, kamu beroleh buah yang membawa kamu kepada pengudusan dan
sebagai kesudahannya ialah hidup yang kekal. (Roma 6:22)
EGW (Faith and works, cp. 2, pg. 31)
5. Syukur kepada Allah! oleh Yesus Kristus, Tuhan kita. Jadi dengan akal
budiku aku melayani hukum Allah, tetapi dengan tubuh insaniku aku melayani
hukum dosa. (Roma 7:25, 26)
Apakah kedua hukum berada
dalam konflik?
Apakah hukum Allah?
Apakah hukum dosa?
Melanggar hukum membawa frustrasi.
Walaupun demikian, kita belajar dari Roma
7 bahwa mereka yang merasa tanpa
pertolongan untuk memenuhi hukum
janganlah putus asa.
Hukum adalah satu pengingat yang terus-
menerus terhadap kebebasan dari
penghukuman bagi mereka yang hidup
dalam Roh. Hanya Yesus Kristus yang
membebaskan mereka.
6. Oleh dosa kita telah dipisahkan dari kehidupan Allah.
Jiwa kita lumpuh. Dari diri kita, kita tidak lagi mampu
menjalani kehidupan yang suci daripada seorang manusia
yang tidak bertenaga mampu untuk berjalan. Banyak
yang menyadari ketidakberdayaan mereka; mereka
merindukan kehidupan rohani yang akan membawa
mereka ke dalam keselarasan dengan Tuhan, dan berusaha
untuk mendapatkannya. Tapi sia-sia. Dalam keputusasaan
mereka menangis, Aku, manusia celaka! Siapakah yang
akan melepaskan aku dari tubuh maut ini? (Roma 7:24).
Biarlah orang-orang yang tak mempunyai pengharapan
dan yang berjuang ini mencari. Juruselamat menetapkan
atas pembelian melalui darah-Nya, mengatakan dengan
kelembutan dan belas kasihan yang tak terkatakan,
Maukah engkau sembuh? Dia meminta engkau untuk
bangkit dengan sehat dan damai.
EGW (Lift Him up, March 14)
7. Sebab Kristus adalah kegenapan hukum Taurat, sehingga kebenaran diperoleh
tiap-tiap orang yang percaya. (Roma 10:4)
Kata Yunani untuk kegenapan (Inggris: end)
t辿los, boleh diterjemahkan di dalam berbagai
cara:
1. Kristus adalah penggenapan hukum.
2. Kristus adalah tujuan atau maksud hukum
(Galatia 3:24)
3. Kristus adalah pemenuhan hukum Taurat
(Matius 5:17)
4. Kristus adalah penggenapan hukum sebagai
satu sarana untuk keselamatan (Roma 6:14)
Kristus tidak mengampuni dosa-dosa kita dengan
membatalkan hukum seperti yang telah kita
pelajari dalam pelajaran sebelumnya. Oleh karena
itu, kita harus mengabaikan makna pertama dari
kegenapan (end).
Makna lain yang mungkin untuk kegenapan
(end) dapat membantu kita dalam memahami
bagaimanakah hukum berkaitan dengan Kristus.
8. Kata pembimbing (Inggris: tutor)
(paidagog坦s) digunakan untuk para
budak yang merawat anak-anak
tuannya. Mereka bukanlah guru
(did叩skalos); mereka hanya mengurus
anak-anak sejak mereka berusia 6
tahun sampai mereka menjadi
dewasa.
Pembimbing harus melindungi,
menjaga, mengajari tentang
kebajikan moral dan mengurus semua
kebutuhan mereka. Di sisi lain,
mereka harus memeriksa dan untuk
menghukum mereka selama
diperlukan.
Jadi hukum Taurat adalah
penuntun bagi kita sampai Kristus
datang, supaya kita dibenarkan
karena iman. (Galatia 3: 24)
paidagog坦s
9. Saya ditanya tentang hukum di
kitab Galatia. Hukum apakah yang
menuntun untuk membawa kita
kepada Kristus? Saya menjawab:
Baik hukum upacara dan hukum
moral Sepuluh Perintah .
EGW (Selected Messages, vol. 1, cp. 31, pg. 233)
Hukum bertanggung jawab untuk dua
tugas utama, sama seperti seorang
pembimbing tua. Haruslah menunjukkan
dosa dan mengajar kita. Kemudian,
haruslah menegur dan menghukum kita
sebagai orang berdosa.
Jadi, hukum moral menunjukkan dosa,
menegur dan menghukum kita. Hukum
upacara mengajar serta menuntun kita
untuk bertobat di hadapan Allah.
Kemudian, iman kepada Tuhan kita Yesus
Kristus membawa kita pada
pengampunan dan kedamaian.
10. Tidak ada keselamatan atau ketenangan atau pembenaran dalam
pelanggaran hukum. Manusia tidak bisa berharap untuk berdiri
tidak bersalah di hadapan Allah, dan dengan keadaan damai
bersama-Nya melalui jasa-jasa Kristus, sementara ia terus dalam
dosa. Dia harus berhenti untuk melanggar, dan menjadi setia dan
benar. Sebagaimana orang berdosa melihat ke dalam cermin moral
yang agung, ia melihat cacat karakternya. Dia melihat dirinya
sebagaimana adanya, bernoda, najis, dan terkutuk. Tapi dia tahu
bahwa hukum tidak bisa dengan cara apapun menghilangkan
kesalahan atau mengampuni pelanggar. Dia harus pergi lebih jauh
lagi. Meskipun begitu hukum adalah penuntun untuk
membawanya kepada Kristus. Dia harus melihat kepada
Juruselamat yang menanggung dosanya. Dan sebagaimana Kristus
dinyatakan kepadanya di atas kayu salib di Kalvari, sekarat
menahan berat beban dosa seluruh dunia, Roh Kudus
menunjukkan kepadanya sikap Allah bagi semua orang yang
bertobat dari pelanggaran mereka. Karena begitu besar kasih
Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya
yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak
binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. (Yohanes 3:16)
EGW (Selected Messages, vol. 1, cp. 26, pg. 213)