際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
BANK SYARIAH

     Dosen:
  Munawar Kholil


    e-mail: kholil@uns.ac.id   1
Sejarah Pengaturan
   Diregulasi sektor Perbankan th 1983, adanya penentuan tk suku
    bunga, termasuk nol persen (atau peniadaan bunga sekaligus).
   Pakto 1988 yg memperkenankan berdirinya bank-bank baru.
   UU No. 7 Tahun 1992, dimana bank diberikan kebebasan utk
    menentukan jenis imbalan yg akan diambil dr nasabahnya baik
    bunga ataupun keuntungan bagi hasil.
   PP No. 72 Th 1992 ttg Bank Bagi Hasil, scr tegas memberi batasan
    bahwa bank bagi hasil tdk boleh melakukan kegiatan usaha yg tdk
    mendasarkan prinsip bagi hasil (bunga) sebaliknya pula bank yg
    kegiatan usahanya tdk mendasarkan prinsip bagi hasil tdk
    diperkenankan melakukan kegiatan usaha berdasarkan Prisnsip bagi
    hasil (Pasal 6).  single system banking
   UU No. 10 Th. 1998 tentang Perubahan UU No. 7 Th 1992 ttg
    Perbankan, membuka kesempatan bagi siapa saja yg akan
    mendirikan bank syariah maupun yg ingin mengkonversi dari sistem
    konvensional mjd sistem syariaah. --- Dual system banking.


                            e-mail: kholil@uns.ac.id                2
Prinsip Utama yg Dianut Bank-Bank
              Islam
1. Larangan riba (bunga) dlm berbagai
   bentuk transaksi.
2. Menjalankan bisnis dan aktifitas
   perdagangan yg berbasis pada
   memperoleh keuntungan yg syah
   menurut syraiah.
3. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi
   kegiatan zakat.

                  e-mail: kholil@uns.ac.id   3
5 Prinsip Operasional Sistem
                 Syariah
1.   Prinsip simpanan murni;
2.   Prinsip bagi hasil;
3.   Prinsip jual beli dan margin keuntungan;
4.   Prinsip Sewa, dibagi 3:
     a. Ijaraah;
     b. Bai al takjiri atau ijarah al muntahiya bit
        tamlik;
     c. Prinsip Fee (jasa), yang didasarkan pd
        konsep al ajr wal umulah.

                      e-mail: kholil@uns.ac.id        4
Bank Syariah harus Mematuhi
     Aturan Perbankan pd umumya
1.   Ketentuan perizinan dlm pengembangan
     usaha, spt pembukaan cabang &
     kegiatan devisa.
2.   Kewajiban pelaporan ke bank Indonesia.
3.   Pengawasan intern.
4.   Penilaian atas prestasi, permodalan,
     menejemen, rentabilitas, likuiditas, &
     faktor lainnya.
5.   Pengenaan sanksi atas pelanggaran.
                  e-mail: kholil@uns.ac.id    5
Pengawasan Internal di Bank
          Syariah (BS)
 Dewan Pengawas Syariah/DPS (lihat Psl 6
  huruf m penjelsan umum UU No.
  10/1998).
 DPS bertujuan utk menjaga kegiatan
  usaha BS agar senantiasa berjalan sesuai
  dg nilai-nilai syraiah.
 DPS sbg badan independen terdiri atas
  pakar syariah muamalah yg memiliki
  pengetahuan dasar di bidang perbankan.

                 e-mail: kholil@uns.ac.id    6
Pengawasan Eksternal pada Bank
            Syariah (BS)
    Pengawasan oleh Dewan Syariah Nasional
     (DSN) di bawah MUI.
    Pengawasan DSN dengan menempatkan
     wakilnya di DPS di tiap BS.
    Tugas pokok dan kewenangan DSN tercantum
     dlm SK MUI No. Kep.754/II/1999.
    Pengawasan oleh BI meliputi:
    Pengawasan berdasarkan kepatutan (complain
     based supervision).
    Pengawasan berdasarkan risiko (risk based
     supervision/RBS)

                   e-mail: kholil@uns.ac.id       7
Produk Pengerahan Dana
            Bank Syariah
   Giro Wadiah (dana nasabah yg dititipkan bank,
    dg bmdptkan bonus dr keuntungan yg
    diperoleh bank);
   Tabungan Mudharabah (simpanan dana
    nasabah yg dikelola bank, keuntungan akan
    diperoleh nasabah berdasarkan kesepakatan
    bersama/bagi hasil);
   Deposito Investasi Mudharabah (simpanan
    nasabah hanya bisa ditarik berdasarkan jgk
    wktu tertentu, dengan bagi hasil keuntungan);
   Tabungan Haji Mudharabah;
   Tabungan Qurban;
                    e-mail: kholil@uns.ac.id     8
Produk Penyaluran Dana
             Bank Syariah
   Mudharabah (pembiayaan modal investasi/mdl kerja
    hingga 100%, berdasarkan prinsip bagi hasil
    keuntungan);
   Salam (Pembiayaan utk membuat brg ttt atas pesanan
    pihak lain/pembeli, bank memberikan pembiayaan
    awal utk membuat brg tsb);
   Istishna (pembiayaan nasabah yg terlebih dahulu
    memesan barang kpda bank atau produsen lain dg
    kreteria ttt, kemudian nasabah membuat perjanjian yg
     mengikat ttg jual & cara pembayarannya);
   Ijaraah wa Iqtina (pembiayaan barang berdasarkan
    prinsip sewa beli, sipenyewa mpy hak utk memiliki brg
    pd akhir sewa/financial lease);


                      e-mail: kholil@uns.ac.id          9
Lanjutan.
   Murabahah (prinsip jual beli barang dengan
    memperoleh keuntungan dari harga barang yg
    dinaikkan utk tujuan modal kerja/insvestasi jgk pjg/jgk
    pdk);
   Al-qordhul Hasan (pinjaman lunak bg pengusaha yg
    benar2 kekurangan modal. Nasabah tdk perlu
    membagi keuntungan kpd bank, tp hanya membayar
    biaya administrasi saja);
   Musyarakah (pembiayaan berdasarkan prinsip
    penyertaan modal, dimana pihak bank dilibatkan dalm
    proses manajemen, pembagian keuntungan berdfasar
    perjanjian);
   Produk pemberian jasa lainnya, spt: jasa penerbitan L/
    C. Transfer, Inkasso, bank garansi, menerima ZIS (utk
    disalurkan).
                       e-mail: kholil@uns.ac.id           10

More Related Content

Bank syarie28099ah

  • 1. BANK SYARIAH Dosen: Munawar Kholil e-mail: kholil@uns.ac.id 1
  • 2. Sejarah Pengaturan Diregulasi sektor Perbankan th 1983, adanya penentuan tk suku bunga, termasuk nol persen (atau peniadaan bunga sekaligus). Pakto 1988 yg memperkenankan berdirinya bank-bank baru. UU No. 7 Tahun 1992, dimana bank diberikan kebebasan utk menentukan jenis imbalan yg akan diambil dr nasabahnya baik bunga ataupun keuntungan bagi hasil. PP No. 72 Th 1992 ttg Bank Bagi Hasil, scr tegas memberi batasan bahwa bank bagi hasil tdk boleh melakukan kegiatan usaha yg tdk mendasarkan prinsip bagi hasil (bunga) sebaliknya pula bank yg kegiatan usahanya tdk mendasarkan prinsip bagi hasil tdk diperkenankan melakukan kegiatan usaha berdasarkan Prisnsip bagi hasil (Pasal 6). single system banking UU No. 10 Th. 1998 tentang Perubahan UU No. 7 Th 1992 ttg Perbankan, membuka kesempatan bagi siapa saja yg akan mendirikan bank syariah maupun yg ingin mengkonversi dari sistem konvensional mjd sistem syariaah. --- Dual system banking. e-mail: kholil@uns.ac.id 2
  • 3. Prinsip Utama yg Dianut Bank-Bank Islam 1. Larangan riba (bunga) dlm berbagai bentuk transaksi. 2. Menjalankan bisnis dan aktifitas perdagangan yg berbasis pada memperoleh keuntungan yg syah menurut syraiah. 3. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi kegiatan zakat. e-mail: kholil@uns.ac.id 3
  • 4. 5 Prinsip Operasional Sistem Syariah 1. Prinsip simpanan murni; 2. Prinsip bagi hasil; 3. Prinsip jual beli dan margin keuntungan; 4. Prinsip Sewa, dibagi 3: a. Ijaraah; b. Bai al takjiri atau ijarah al muntahiya bit tamlik; c. Prinsip Fee (jasa), yang didasarkan pd konsep al ajr wal umulah. e-mail: kholil@uns.ac.id 4
  • 5. Bank Syariah harus Mematuhi Aturan Perbankan pd umumya 1. Ketentuan perizinan dlm pengembangan usaha, spt pembukaan cabang & kegiatan devisa. 2. Kewajiban pelaporan ke bank Indonesia. 3. Pengawasan intern. 4. Penilaian atas prestasi, permodalan, menejemen, rentabilitas, likuiditas, & faktor lainnya. 5. Pengenaan sanksi atas pelanggaran. e-mail: kholil@uns.ac.id 5
  • 6. Pengawasan Internal di Bank Syariah (BS) Dewan Pengawas Syariah/DPS (lihat Psl 6 huruf m penjelsan umum UU No. 10/1998). DPS bertujuan utk menjaga kegiatan usaha BS agar senantiasa berjalan sesuai dg nilai-nilai syraiah. DPS sbg badan independen terdiri atas pakar syariah muamalah yg memiliki pengetahuan dasar di bidang perbankan. e-mail: kholil@uns.ac.id 6
  • 7. Pengawasan Eksternal pada Bank Syariah (BS) Pengawasan oleh Dewan Syariah Nasional (DSN) di bawah MUI. Pengawasan DSN dengan menempatkan wakilnya di DPS di tiap BS. Tugas pokok dan kewenangan DSN tercantum dlm SK MUI No. Kep.754/II/1999. Pengawasan oleh BI meliputi: Pengawasan berdasarkan kepatutan (complain based supervision). Pengawasan berdasarkan risiko (risk based supervision/RBS) e-mail: kholil@uns.ac.id 7
  • 8. Produk Pengerahan Dana Bank Syariah Giro Wadiah (dana nasabah yg dititipkan bank, dg bmdptkan bonus dr keuntungan yg diperoleh bank); Tabungan Mudharabah (simpanan dana nasabah yg dikelola bank, keuntungan akan diperoleh nasabah berdasarkan kesepakatan bersama/bagi hasil); Deposito Investasi Mudharabah (simpanan nasabah hanya bisa ditarik berdasarkan jgk wktu tertentu, dengan bagi hasil keuntungan); Tabungan Haji Mudharabah; Tabungan Qurban; e-mail: kholil@uns.ac.id 8
  • 9. Produk Penyaluran Dana Bank Syariah Mudharabah (pembiayaan modal investasi/mdl kerja hingga 100%, berdasarkan prinsip bagi hasil keuntungan); Salam (Pembiayaan utk membuat brg ttt atas pesanan pihak lain/pembeli, bank memberikan pembiayaan awal utk membuat brg tsb); Istishna (pembiayaan nasabah yg terlebih dahulu memesan barang kpda bank atau produsen lain dg kreteria ttt, kemudian nasabah membuat perjanjian yg mengikat ttg jual & cara pembayarannya); Ijaraah wa Iqtina (pembiayaan barang berdasarkan prinsip sewa beli, sipenyewa mpy hak utk memiliki brg pd akhir sewa/financial lease); e-mail: kholil@uns.ac.id 9
  • 10. Lanjutan. Murabahah (prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan dari harga barang yg dinaikkan utk tujuan modal kerja/insvestasi jgk pjg/jgk pdk); Al-qordhul Hasan (pinjaman lunak bg pengusaha yg benar2 kekurangan modal. Nasabah tdk perlu membagi keuntungan kpd bank, tp hanya membayar biaya administrasi saja); Musyarakah (pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal, dimana pihak bank dilibatkan dalm proses manajemen, pembagian keuntungan berdfasar perjanjian); Produk pemberian jasa lainnya, spt: jasa penerbitan L/ C. Transfer, Inkasso, bank garansi, menerima ZIS (utk disalurkan). e-mail: kholil@uns.ac.id 10