際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Potensi tambang mineral di Indonesia yang sangat besar dengan kualitas
produk baik. Potensi ini penting diperhitungkan untuk waktu yang akan datang.
Kegiatan penambangan bahan galian yang dilakukan dapat menjadi sumber devisa
yang besar bagi negara. Salah satunya adalah bahan galian bijih bauksit. Di
Indonesia sendiri potensi bijih bauksit cukup besar untuk dikembangkan. Provinsi
Kalimantan Barat merupakan salah satu daerah potensi dimana bauksit yang
terkandung cukup besar. Untuk mengetahui besarnya sumberdaya dan cadangan
mineral ini perlu dilakukan penyelidikan  penyelidikan untuk mengetahui besarnya
mineral yang akan dieksplorasi nanti. Selain itu dengan mengetahui kandungan
utama ataupun unsur  unsur dari mineral, maka akan dapat diputuskan kegunaan
dari masing  masing mineral tersebut menurut kualitas yang terkandung di
dalamnya. Aktivitas eksplorasi bahan galian terutama bauksit dilakukan untuk
meningkatkan klasifikasi cadangan di beberapa daerah di Indonesia. Daerah potensi
bauksit terbesar saat ini terdapat di Kijang yang terdapat di Pulau Bintan, Provinsi
Riau.
Di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat masih dilakukan kegiatan
eksplorasi untuk mengetahui potensi dan kualitas bauksit. Kegiatan eksplorasi ini
dilakukan oleh PT. Antam, Tbk dengan mendirikan proyek pengembangan chemical
grade alumina. PT. Antam, Tbk juga melakukan re-eksplorasi melalui program
benefisiasi untuk mengkaji cadangan yang masih ekonomis di area yang hampir
habis cadangannya. (Antam, Annual Report 2004). Kegiatan untuk menemukan
cadangan yang masih ekonomis dan memenuhi spesifikasi ekspor dilakukan di
prospek sekitar Sanggau, yaitu kecamatan Tayan, kecamatan Toba dan kecamatan
Meliau. Jumlah cadangan ini seharusnya dapat menutup jumlah cadangan bijih
bauksit yang diambil untuk keperluan ekspor yang mencapai 1,3 juta ton pada tahun
2004. (Hartono Lahar dkk, 2003). Namun akibat tingginya permintaan bauksit dari
Cina, maka pihak PT. Antam, Tbk memutuskan untuk terus mengoperasikan
tambang tersebut dengan menjual bijih
bauksit yang memiliki kualitas lebih rendah dengan kadar silika yang tinggi.
Penambangan bijih bauksit saat ini lebih sulit karena lokasi penambangan
-1-
yang tersebar, sementara pencarian bijih yang layak jual juga semakin sulit akibat
usia tambang yang relatif tua. Untuk itu diperlukan lahan yang berpotensi untuk
dilakukan eksplorasi. Eksplorasi disamping bertujuan untuk menentukan jumlah
sumberdaya dan cadangan, juga diperlukan untuk menginterpretasi bentuk
endapan, luas penyebaran dan struktur geologi. Dengan kurangnya data permukaan
di lokasi pekerjaan maka pengukuran unsur-unsur geologi seperti strike/dip tidak
dapat dilakukan sehingga bentuk endapan tidak diketahui dengan tepat. Untuk itu
perlu dilakukan pemboran maupun pembuatan sumur-sumur uji. Interpretasi bentuk
dan perhitungan sumberdaya dan cadangan dilakukan berdasarkan korelasi data
pemboran/sumur uji dengan data geologi permukaan yang ada. Sedangkan
pencarian sumberdaya dan cadangan wilayah pertambangan bahan mineral satu
dengan yang lain diperlukan untuk mengantisipasi terjadinya benturan kepentingan
antara sektor pertambangan dengan sektor lain dalam penggunaan lahan. Kegiatan
ini merupakan suatu kajian untuk menentukan lokasi potensi bahan galian yang
secara ketataruangan (spasial) dapat dikembangkan oleh suatu perusahaan.

1.2. Maksud dan Tujuan
Pada penulisan tugas akhir ini dimaksudkan agar pengelolaan bahan galian
tidak mengabaikan aspek konservasi sumber daya mineral, selain itu juga
dimaksudkan untuk:


Mengetahui besar sumberdaya bauksit klasifikasi indicated (jarak pengukuran
100 meter x 100 meter).



Mengetahui

besar

sumberdaya

bauksit

klasifikasi

measured

(jarak

pengukuran 50 meter x 50 meter serta 25 meter x 25 meter)).


Membandingan klasifikasi diatas dengan metode perhitungan manual dan



metode perhitungan Surpac.



Menganalisis kadar dan jenis bauksit dilihat dari data analisis kimia.
Tujuan perhitungan sumber daya bauksit di bukit 10 daerah Mangkub adalah

untuk mengetahui besar sumberdaya bauksit pada bukit 10 untuk klasifikasi
indicated dan measured. Serta membandingkan besarnya sumberdaya jika dihitung
dengan menggunakan metode manual dan dengan program Surpac. Dari data
analisis kimia dapat diketahui jenis dan kadar bauksit di bukit 10. Selain itu dapat
mengusahakan terwujudnya pengelolaan sumber daya mineral, secara rasional,
-2-
bijaksana, efektif dan efisien, serta mencegah terjadinya pemborosan bahan galian
agar diperoleh manfaat yang optimal dan berkelanjutan bagi kepentingan
masyarakat luas. Juga dapat digunakan sebagai bahan kajian kebutuhan
operasional dalam peningkatan kualitas dan produksi bauksit.

1.3. Ruang Lingkup
1.3.1. Lingkup Wilayah
PT.Antam,

Tbk

memegang

Kuasa

Pertambangan

dengan

nomor

KW98PP0183 berkaitan dengan kegiatan penambangan bauksit di Kecamatan
Tayan, Toba, dan Sanggau, Kalimantan Barat dan berakhir bulan September 2020.
Pada umumnya kegiatan di Tayan ditujukan untuk meningkatkan klasifikasi sumber
daya mineral. PT. Antam, Tbk juga melakukan kegiatan yang sama di wilayah lain,
namun belum menunjukkan jumlah cadangan yang berarti.
Tahap eksplorasi ini secara keseluruhan dilakukan di beberapa kecamatan
sekitar Kabupaten Sanggau. Tetapi lingkup wilayah penelitian secara spesifik hanya
pada lokasi bukit 10 daerah Mangkub, Kecamatan Toba, Kabupaten Sanggau,
Provinsi Kalimantan Barat. Daerah tersebut masih dikembangkan Proyek untuk
Pengembangan dan Pengolahan Bauksit yang berada ini dibawah manajemen PT.
Antam, Tbk.

1.3.2 Lokasi Penelitian
Kabupaten Sanggau merupakan salah satu daerah yang terletak di tengah
dan berada dibagian utara Propinsi Kalimantan Barat dengan luas daerah 12.857,70
km 2 dengan kepadatan penduduk per km2 rata-rata 29 jiwa. Dilihat dari letak
P

P

geografisnya kabupaten Sanggau terletak diantara 1 0 10LU dan 0 0 35LS. Serta
P

P

P

P

diantara 109 0 45 BB dan 111 0 11BT.
P

P

P

P

Untuk mencapai daerah tersebut harus melewati tiga jalur sekaligus. Dari jalur
udara, setelah turun di bandara Supadio Pontianak selanjutnya mengendarai
kendaraan roda empat selama kurang lebih 6 jam menuju ke arah timur laut yaitu
daerah Kabupaten Sanggau hingga menuju ke arah dermaga Tayan Hilir. Kemudian
dari dermaga Tayan Hilir akan dilanjutkan dengan perjalanan melewati sungai
kapuas menggunakan perahu setempat selama setengah jam menuju ke
Kecamatan Toba. Desa terdekat dengan sungai kapuas adalah Piasak, sedangkan
-3-
untuk mencapai daerah Mangkub perjalanan menempuh jarak sekitar tiga puluh
kilometer selama satu jam dengan menggunakan kendaraan roda empat. Lokasi
daerah Mangkub dapat dilihat pada gambar 1.1 dibawah ini.

1.3.3. Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian akan mencakup beberapa hal, yaitu :
1. Kegiatan eksplorasi dengan jarak 25 m x 25 m, 50 m x 50 m, dan 100 m x 100 m.
2. Perhitungan sumberdaya secara manual.
3. Perhitungan sumberdaya dengan program surpac.
4. Perbandingan sumberdaya untuk perhitungan secara manual dan komputasi.
5. Analisi Kimia bauksit.

1.4 Luas dan Batas Wilayah Administrasi
-4-
Kecamatan Toba memiliki luas wilayah sebesar 1.127, 20 km2 dengan 7
kelurahan dan 23 desa (Admin., 2004). Sedangkan Bukit 10 di daerah Mangkub,
Kecamatan Toba yang merupakan daerah penelitian memiliki luasan 100 meter x
100 meter. Batas wilayah Kecamatan Toba sebelah utara adalah Kecamatan Tayan
Hilir, sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Meliau, sebelah Selatan
berbatasan dengan Ketapang, serta sebelah Barat berbatasan dengan Pontianak.

1.5 Permasalahan
Dengan melihat pentingnya besar sumberdaya dan cadangan mineral ini,
penulis mencoba untuk menghitung sumberdaya mineral yang terkandung di daerah
Kalimantan, khususnya kecamatan Toba yang saat ini sedang dilakukan kegiatan
eksplorasi, sehingga dibutuhkan pengetahuan mengenai jumlah sumberdaya yang
terkandung.
Perhitungan ini dilakukan dengan dua metode, yaitu dengan metode manual
dan komputasi. Metode perhitungan secara manual dilakukan dengan menggunakan
rumus yang telah ditentukan. Tetapi jika hanya mengandalkan metode manual
dikhawatirkan perhitungan sumberdaya bauksit tidak akan maksimal, dan besar
kemungkinan tingkat ketelitiannya juga kurang. Selain itu membutuhkan waktu yang
relatif lama. Oleh karena itu, untuk hasil yang lebih maksimal digunakan program
yang mendukung, yaitu program Surpac Vision. Program ini telah banyak digunakan
oleh perusahaan pertambangan untuk menghitung besar sumberdaya dan cadangan
mineral. Dengan menggunakan program ini, perhitungan diharapkan akan lebih
mudah dan teliti. Selain itu, program ini juga dapat mem-visualisasikan keadaan
bawah permukaan suatu pertambangan. Program ini diharapkan dapat mengkoreksi
perhitungan yang dilakukan secara manual, serta mendapatkan hasil yang lebih
maksimal.
Pada pengerjaan Tugas Akhir ini pembahasan akan dibatasi pada hal-hal
berikut ini :
1. Perhitungan sumber daya klasifikasi indicated, dan measured di bukit 10 daerah
Mangkub dengan perhitungan manual.
2. Perhitungan sumber daya klasifikasi indicated, dan measured di bukit 10 daerah
Mangkub dengan menggunakan program surpac.
3. Perbandingan perhitungan secara manual dan dengan program surpac vision.
-5-
4. Analisis kimia untuk menentukan jenis dan kadar bauksit.

1.6 Hipotesis
Hasil pengamatan di lapangan adalah bauksit pada bukit 10 mengandung
SiO2 tinggi, hal ini dicirikan oleh kenampakan warna coklat kekuningan hingga coklat
kemerahan dan agak lunak. Bauksit jenis ini tidak homogen dan lebih ringan
dibanding jenis bauksit yang mengandung Fe2O3 tinggi, hal ini disebabkan mineralmineral penyusun batuan asalnya didominasi oleh mineral felsik dan tidak teralterasi
dalam proses laterisasinya, seperti kuarsa, feldspar dan muskovit. Cadangan
endapan bauksit di daerah Sanggau adalah 164.113.900 ton (unwashed) setelah
dilakukan pencucian, maka menjadi 107.270.100 ton.

-6-
Ad

Recommended

Laporan KP PT ANTAM Yogi
Laporan KP PT ANTAM Yogi
Yogi Firmansyah
estimasi bucket fill factor berdasarkan volume angkut DumpTruck
estimasi bucket fill factor berdasarkan volume angkut DumpTruck
evamanroe
Acara 1
Acara 1
Mega Ayu
Klasifikasi tanah AASHTO DAN UNIFIED
Klasifikasi tanah AASHTO DAN UNIFIED
muhamad ulul azmi
Peraturan Menteri tentang Pelaksanaan Reklamasi dan Pascatambang pada Kegiata...
Peraturan Menteri tentang Pelaksanaan Reklamasi dan Pascatambang pada Kegiata...
Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
PASIR KUARSA - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
PASIR KUARSA - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
Bonita Susimah
sistem pengelolaan dan pengolahan AAT di Area Pertambangan
sistem pengelolaan dan pengolahan AAT di Area Pertambangan
Menna Ayu AManda
Pengolahan Bahan Galian
Pengolahan Bahan Galian
University of Hasanuddin
Perencanaan tambang
Perencanaan tambang
ramaldini
laporan modul 1- kominusi - crushing
laporan modul 1- kominusi - crushing
Fathur Rozaq
Kuat geser
Kuat geser
Jaka Jaka
GeoTek Kestabilan Lereng
GeoTek Kestabilan Lereng
Ayu Kuleh Putri
Investasi tambang
Investasi tambang
Syarif .
Pola peledakan
Pola peledakan
Romie Hendrawan
Bahan galian industri
Bahan galian industri
UVRI - UKDM
Pengantar perencanaan tambang
Pengantar perencanaan tambang
Ipung Noor
07. pengujian abrasi agregat halus dan kasar menggunakan mesin los angeles (m...
07. pengujian abrasi agregat halus dan kasar menggunakan mesin los angeles (m...
AldiRamdani3
Tambang eksplorasi
Tambang eksplorasi
oilandgas24
Analisa lalu lintas harian rata
Analisa lalu lintas harian rata
Pawanto Atmajaya
Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016
Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016
bramantiyo marjuki
Jalan Angkut Tambang
Jalan Angkut Tambang
Universitas Sriwijaya
Stabilitas lereng
Stabilitas lereng
Nafisa Nafisa
Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah
Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah
Joy Irman
Standar prosedur pelaksanaan (sop) show cause meeting (scm)
Standar prosedur pelaksanaan (sop) show cause meeting (scm)
STUDIOMENTAYA
Paper Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan batuan gunung merapi
Paper Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan batuan gunung merapi
Sylvester Saragih
Metode_Sampling bahan galian mineral.pptx
Metode_Sampling bahan galian mineral.pptx
HeriGeologist
Bahan kuliah 4
Bahan kuliah 4
Sylvester Saragih
Sni 1742 2008 (proctor)
Sni 1742 2008 (proctor)
MuhammadToyeb
Pertambangan bauksit
Pertambangan bauksit
Fridolin bin stefanus
Evaluasi model struktur geologi dan pola mineralisasi uranium sektor lemajung...
Evaluasi model struktur geologi dan pola mineralisasi uranium sektor lemajung...
Barka Manilapai

More Related Content

What's hot (20)

Perencanaan tambang
Perencanaan tambang
ramaldini
laporan modul 1- kominusi - crushing
laporan modul 1- kominusi - crushing
Fathur Rozaq
Kuat geser
Kuat geser
Jaka Jaka
GeoTek Kestabilan Lereng
GeoTek Kestabilan Lereng
Ayu Kuleh Putri
Investasi tambang
Investasi tambang
Syarif .
Pola peledakan
Pola peledakan
Romie Hendrawan
Bahan galian industri
Bahan galian industri
UVRI - UKDM
Pengantar perencanaan tambang
Pengantar perencanaan tambang
Ipung Noor
07. pengujian abrasi agregat halus dan kasar menggunakan mesin los angeles (m...
07. pengujian abrasi agregat halus dan kasar menggunakan mesin los angeles (m...
AldiRamdani3
Tambang eksplorasi
Tambang eksplorasi
oilandgas24
Analisa lalu lintas harian rata
Analisa lalu lintas harian rata
Pawanto Atmajaya
Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016
Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016
bramantiyo marjuki
Jalan Angkut Tambang
Jalan Angkut Tambang
Universitas Sriwijaya
Stabilitas lereng
Stabilitas lereng
Nafisa Nafisa
Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah
Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah
Joy Irman
Standar prosedur pelaksanaan (sop) show cause meeting (scm)
Standar prosedur pelaksanaan (sop) show cause meeting (scm)
STUDIOMENTAYA
Paper Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan batuan gunung merapi
Paper Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan batuan gunung merapi
Sylvester Saragih
Metode_Sampling bahan galian mineral.pptx
Metode_Sampling bahan galian mineral.pptx
HeriGeologist
Bahan kuliah 4
Bahan kuliah 4
Sylvester Saragih
Sni 1742 2008 (proctor)
Sni 1742 2008 (proctor)
MuhammadToyeb
Perencanaan tambang
Perencanaan tambang
ramaldini
laporan modul 1- kominusi - crushing
laporan modul 1- kominusi - crushing
Fathur Rozaq
Kuat geser
Kuat geser
Jaka Jaka
GeoTek Kestabilan Lereng
GeoTek Kestabilan Lereng
Ayu Kuleh Putri
Investasi tambang
Investasi tambang
Syarif .
Bahan galian industri
Bahan galian industri
UVRI - UKDM
Pengantar perencanaan tambang
Pengantar perencanaan tambang
Ipung Noor
07. pengujian abrasi agregat halus dan kasar menggunakan mesin los angeles (m...
07. pengujian abrasi agregat halus dan kasar menggunakan mesin los angeles (m...
AldiRamdani3
Tambang eksplorasi
Tambang eksplorasi
oilandgas24
Analisa lalu lintas harian rata
Analisa lalu lintas harian rata
Pawanto Atmajaya
Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016
Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016
bramantiyo marjuki
Stabilitas lereng
Stabilitas lereng
Nafisa Nafisa
Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah
Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah
Joy Irman
Standar prosedur pelaksanaan (sop) show cause meeting (scm)
Standar prosedur pelaksanaan (sop) show cause meeting (scm)
STUDIOMENTAYA
Paper Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan batuan gunung merapi
Paper Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan batuan gunung merapi
Sylvester Saragih
Metode_Sampling bahan galian mineral.pptx
Metode_Sampling bahan galian mineral.pptx
HeriGeologist
Sni 1742 2008 (proctor)
Sni 1742 2008 (proctor)
MuhammadToyeb

Viewers also liked (20)

Pertambangan bauksit
Pertambangan bauksit
Fridolin bin stefanus
Evaluasi model struktur geologi dan pola mineralisasi uranium sektor lemajung...
Evaluasi model struktur geologi dan pola mineralisasi uranium sektor lemajung...
Barka Manilapai
Tugas besar bauxite-2015 kelompok 8
Tugas besar bauxite-2015 kelompok 8
Bandung Institute of Technology
Green park leadership survey
Green park leadership survey
Saad Saraf
Camron Industrial Park 5
Camron Industrial Park 5
Nilesh Pandit
Studi komparasi dan dampak hasil keputusan gugatan perdata pencemaran lingkun...
Studi komparasi dan dampak hasil keputusan gugatan perdata pencemaran lingkun...
Ministry of Marine Affairs and Fisheries, Republic of Indonesia
Indonesia's Green Industrial Estates and Best Practices
Indonesia's Green Industrial Estates and Best Practices
Solidiance
Pradono report
Pradono report
pan_jul
Graduation project hope land industrial park
Graduation project hope land industrial park
Tariq-Kittani
Presentasi bp indo rev juni 2013
Presentasi bp indo rev juni 2013
sambifza
Progressive Industrial Estate Over View
Progressive Industrial Estate Over View
Indian Realty Group
Kajian aspek aspek terkait kawasan maritim bintan timur
Kajian aspek aspek terkait kawasan maritim bintan timur
Fitri Indra Wardhono
Zone Regulation
Zone Regulation
Balai Informasi Penataan Ruang
Pengembangan batam untuk mendukung industri maritim dan pariwisata
Pengembangan batam untuk mendukung industri maritim dan pariwisata
Irfan Widyasa
Industrial park concept
Industrial park concept
Poltava Regional Center of Investment and Development
Tunas industrial estate
Tunas industrial estate
Tunas Industrial
Skenario pengembangan pelabuhan kek marunda
Skenario pengembangan pelabuhan kek marunda
Fitri Indra Wardhono
Eco-Industrial Park Concept
Eco-Industrial Park Concept
Steve Puma
Penyusunan ZR KEK Bintan
Penyusunan ZR KEK Bintan
Fitri Indra Wardhono
Pedoman RIPPDA 2015
Pedoman RIPPDA 2015
Fitri Indra Wardhono
Evaluasi model struktur geologi dan pola mineralisasi uranium sektor lemajung...
Evaluasi model struktur geologi dan pola mineralisasi uranium sektor lemajung...
Barka Manilapai
Green park leadership survey
Green park leadership survey
Saad Saraf
Camron Industrial Park 5
Camron Industrial Park 5
Nilesh Pandit
Indonesia's Green Industrial Estates and Best Practices
Indonesia's Green Industrial Estates and Best Practices
Solidiance
Pradono report
Pradono report
pan_jul
Graduation project hope land industrial park
Graduation project hope land industrial park
Tariq-Kittani
Presentasi bp indo rev juni 2013
Presentasi bp indo rev juni 2013
sambifza
Progressive Industrial Estate Over View
Progressive Industrial Estate Over View
Indian Realty Group
Kajian aspek aspek terkait kawasan maritim bintan timur
Kajian aspek aspek terkait kawasan maritim bintan timur
Fitri Indra Wardhono
Pengembangan batam untuk mendukung industri maritim dan pariwisata
Pengembangan batam untuk mendukung industri maritim dan pariwisata
Irfan Widyasa
Tunas industrial estate
Tunas industrial estate
Tunas Industrial
Skenario pengembangan pelabuhan kek marunda
Skenario pengembangan pelabuhan kek marunda
Fitri Indra Wardhono
Eco-Industrial Park Concept
Eco-Industrial Park Concept
Steve Puma
Ad

Bauksit di kalimantan barat

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Potensi tambang mineral di Indonesia yang sangat besar dengan kualitas produk baik. Potensi ini penting diperhitungkan untuk waktu yang akan datang. Kegiatan penambangan bahan galian yang dilakukan dapat menjadi sumber devisa yang besar bagi negara. Salah satunya adalah bahan galian bijih bauksit. Di Indonesia sendiri potensi bijih bauksit cukup besar untuk dikembangkan. Provinsi Kalimantan Barat merupakan salah satu daerah potensi dimana bauksit yang terkandung cukup besar. Untuk mengetahui besarnya sumberdaya dan cadangan mineral ini perlu dilakukan penyelidikan penyelidikan untuk mengetahui besarnya mineral yang akan dieksplorasi nanti. Selain itu dengan mengetahui kandungan utama ataupun unsur unsur dari mineral, maka akan dapat diputuskan kegunaan dari masing masing mineral tersebut menurut kualitas yang terkandung di dalamnya. Aktivitas eksplorasi bahan galian terutama bauksit dilakukan untuk meningkatkan klasifikasi cadangan di beberapa daerah di Indonesia. Daerah potensi bauksit terbesar saat ini terdapat di Kijang yang terdapat di Pulau Bintan, Provinsi Riau. Di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat masih dilakukan kegiatan eksplorasi untuk mengetahui potensi dan kualitas bauksit. Kegiatan eksplorasi ini dilakukan oleh PT. Antam, Tbk dengan mendirikan proyek pengembangan chemical grade alumina. PT. Antam, Tbk juga melakukan re-eksplorasi melalui program benefisiasi untuk mengkaji cadangan yang masih ekonomis di area yang hampir habis cadangannya. (Antam, Annual Report 2004). Kegiatan untuk menemukan cadangan yang masih ekonomis dan memenuhi spesifikasi ekspor dilakukan di prospek sekitar Sanggau, yaitu kecamatan Tayan, kecamatan Toba dan kecamatan Meliau. Jumlah cadangan ini seharusnya dapat menutup jumlah cadangan bijih bauksit yang diambil untuk keperluan ekspor yang mencapai 1,3 juta ton pada tahun 2004. (Hartono Lahar dkk, 2003). Namun akibat tingginya permintaan bauksit dari Cina, maka pihak PT. Antam, Tbk memutuskan untuk terus mengoperasikan tambang tersebut dengan menjual bijih bauksit yang memiliki kualitas lebih rendah dengan kadar silika yang tinggi. Penambangan bijih bauksit saat ini lebih sulit karena lokasi penambangan -1-
  • 2. yang tersebar, sementara pencarian bijih yang layak jual juga semakin sulit akibat usia tambang yang relatif tua. Untuk itu diperlukan lahan yang berpotensi untuk dilakukan eksplorasi. Eksplorasi disamping bertujuan untuk menentukan jumlah sumberdaya dan cadangan, juga diperlukan untuk menginterpretasi bentuk endapan, luas penyebaran dan struktur geologi. Dengan kurangnya data permukaan di lokasi pekerjaan maka pengukuran unsur-unsur geologi seperti strike/dip tidak dapat dilakukan sehingga bentuk endapan tidak diketahui dengan tepat. Untuk itu perlu dilakukan pemboran maupun pembuatan sumur-sumur uji. Interpretasi bentuk dan perhitungan sumberdaya dan cadangan dilakukan berdasarkan korelasi data pemboran/sumur uji dengan data geologi permukaan yang ada. Sedangkan pencarian sumberdaya dan cadangan wilayah pertambangan bahan mineral satu dengan yang lain diperlukan untuk mengantisipasi terjadinya benturan kepentingan antara sektor pertambangan dengan sektor lain dalam penggunaan lahan. Kegiatan ini merupakan suatu kajian untuk menentukan lokasi potensi bahan galian yang secara ketataruangan (spasial) dapat dikembangkan oleh suatu perusahaan. 1.2. Maksud dan Tujuan Pada penulisan tugas akhir ini dimaksudkan agar pengelolaan bahan galian tidak mengabaikan aspek konservasi sumber daya mineral, selain itu juga dimaksudkan untuk: Mengetahui besar sumberdaya bauksit klasifikasi indicated (jarak pengukuran 100 meter x 100 meter). Mengetahui besar sumberdaya bauksit klasifikasi measured (jarak pengukuran 50 meter x 50 meter serta 25 meter x 25 meter)). Membandingan klasifikasi diatas dengan metode perhitungan manual dan metode perhitungan Surpac. Menganalisis kadar dan jenis bauksit dilihat dari data analisis kimia. Tujuan perhitungan sumber daya bauksit di bukit 10 daerah Mangkub adalah untuk mengetahui besar sumberdaya bauksit pada bukit 10 untuk klasifikasi indicated dan measured. Serta membandingkan besarnya sumberdaya jika dihitung dengan menggunakan metode manual dan dengan program Surpac. Dari data analisis kimia dapat diketahui jenis dan kadar bauksit di bukit 10. Selain itu dapat mengusahakan terwujudnya pengelolaan sumber daya mineral, secara rasional, -2-
  • 3. bijaksana, efektif dan efisien, serta mencegah terjadinya pemborosan bahan galian agar diperoleh manfaat yang optimal dan berkelanjutan bagi kepentingan masyarakat luas. Juga dapat digunakan sebagai bahan kajian kebutuhan operasional dalam peningkatan kualitas dan produksi bauksit. 1.3. Ruang Lingkup 1.3.1. Lingkup Wilayah PT.Antam, Tbk memegang Kuasa Pertambangan dengan nomor KW98PP0183 berkaitan dengan kegiatan penambangan bauksit di Kecamatan Tayan, Toba, dan Sanggau, Kalimantan Barat dan berakhir bulan September 2020. Pada umumnya kegiatan di Tayan ditujukan untuk meningkatkan klasifikasi sumber daya mineral. PT. Antam, Tbk juga melakukan kegiatan yang sama di wilayah lain, namun belum menunjukkan jumlah cadangan yang berarti. Tahap eksplorasi ini secara keseluruhan dilakukan di beberapa kecamatan sekitar Kabupaten Sanggau. Tetapi lingkup wilayah penelitian secara spesifik hanya pada lokasi bukit 10 daerah Mangkub, Kecamatan Toba, Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat. Daerah tersebut masih dikembangkan Proyek untuk Pengembangan dan Pengolahan Bauksit yang berada ini dibawah manajemen PT. Antam, Tbk. 1.3.2 Lokasi Penelitian Kabupaten Sanggau merupakan salah satu daerah yang terletak di tengah dan berada dibagian utara Propinsi Kalimantan Barat dengan luas daerah 12.857,70 km 2 dengan kepadatan penduduk per km2 rata-rata 29 jiwa. Dilihat dari letak P P geografisnya kabupaten Sanggau terletak diantara 1 0 10LU dan 0 0 35LS. Serta P P P P diantara 109 0 45 BB dan 111 0 11BT. P P P P Untuk mencapai daerah tersebut harus melewati tiga jalur sekaligus. Dari jalur udara, setelah turun di bandara Supadio Pontianak selanjutnya mengendarai kendaraan roda empat selama kurang lebih 6 jam menuju ke arah timur laut yaitu daerah Kabupaten Sanggau hingga menuju ke arah dermaga Tayan Hilir. Kemudian dari dermaga Tayan Hilir akan dilanjutkan dengan perjalanan melewati sungai kapuas menggunakan perahu setempat selama setengah jam menuju ke Kecamatan Toba. Desa terdekat dengan sungai kapuas adalah Piasak, sedangkan -3-
  • 4. untuk mencapai daerah Mangkub perjalanan menempuh jarak sekitar tiga puluh kilometer selama satu jam dengan menggunakan kendaraan roda empat. Lokasi daerah Mangkub dapat dilihat pada gambar 1.1 dibawah ini. 1.3.3. Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian akan mencakup beberapa hal, yaitu : 1. Kegiatan eksplorasi dengan jarak 25 m x 25 m, 50 m x 50 m, dan 100 m x 100 m. 2. Perhitungan sumberdaya secara manual. 3. Perhitungan sumberdaya dengan program surpac. 4. Perbandingan sumberdaya untuk perhitungan secara manual dan komputasi. 5. Analisi Kimia bauksit. 1.4 Luas dan Batas Wilayah Administrasi -4-
  • 5. Kecamatan Toba memiliki luas wilayah sebesar 1.127, 20 km2 dengan 7 kelurahan dan 23 desa (Admin., 2004). Sedangkan Bukit 10 di daerah Mangkub, Kecamatan Toba yang merupakan daerah penelitian memiliki luasan 100 meter x 100 meter. Batas wilayah Kecamatan Toba sebelah utara adalah Kecamatan Tayan Hilir, sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Meliau, sebelah Selatan berbatasan dengan Ketapang, serta sebelah Barat berbatasan dengan Pontianak. 1.5 Permasalahan Dengan melihat pentingnya besar sumberdaya dan cadangan mineral ini, penulis mencoba untuk menghitung sumberdaya mineral yang terkandung di daerah Kalimantan, khususnya kecamatan Toba yang saat ini sedang dilakukan kegiatan eksplorasi, sehingga dibutuhkan pengetahuan mengenai jumlah sumberdaya yang terkandung. Perhitungan ini dilakukan dengan dua metode, yaitu dengan metode manual dan komputasi. Metode perhitungan secara manual dilakukan dengan menggunakan rumus yang telah ditentukan. Tetapi jika hanya mengandalkan metode manual dikhawatirkan perhitungan sumberdaya bauksit tidak akan maksimal, dan besar kemungkinan tingkat ketelitiannya juga kurang. Selain itu membutuhkan waktu yang relatif lama. Oleh karena itu, untuk hasil yang lebih maksimal digunakan program yang mendukung, yaitu program Surpac Vision. Program ini telah banyak digunakan oleh perusahaan pertambangan untuk menghitung besar sumberdaya dan cadangan mineral. Dengan menggunakan program ini, perhitungan diharapkan akan lebih mudah dan teliti. Selain itu, program ini juga dapat mem-visualisasikan keadaan bawah permukaan suatu pertambangan. Program ini diharapkan dapat mengkoreksi perhitungan yang dilakukan secara manual, serta mendapatkan hasil yang lebih maksimal. Pada pengerjaan Tugas Akhir ini pembahasan akan dibatasi pada hal-hal berikut ini : 1. Perhitungan sumber daya klasifikasi indicated, dan measured di bukit 10 daerah Mangkub dengan perhitungan manual. 2. Perhitungan sumber daya klasifikasi indicated, dan measured di bukit 10 daerah Mangkub dengan menggunakan program surpac. 3. Perbandingan perhitungan secara manual dan dengan program surpac vision. -5-
  • 6. 4. Analisis kimia untuk menentukan jenis dan kadar bauksit. 1.6 Hipotesis Hasil pengamatan di lapangan adalah bauksit pada bukit 10 mengandung SiO2 tinggi, hal ini dicirikan oleh kenampakan warna coklat kekuningan hingga coklat kemerahan dan agak lunak. Bauksit jenis ini tidak homogen dan lebih ringan dibanding jenis bauksit yang mengandung Fe2O3 tinggi, hal ini disebabkan mineralmineral penyusun batuan asalnya didominasi oleh mineral felsik dan tidak teralterasi dalam proses laterisasinya, seperti kuarsa, feldspar dan muskovit. Cadangan endapan bauksit di daerah Sanggau adalah 164.113.900 ton (unwashed) setelah dilakukan pencucian, maka menjadi 107.270.100 ton. -6-