BE&GG, Riyoko Yudhi Wibowo, Hapzi Ali, Audit & Internal Control, Universitas Mercubuana,2017 Audit merupakan suatu fungsi penilaian yang independen yang dirancang untuk mengevaluasi dan meningkatkan keefektifan kegiatan organisasi (Hiro Tugiman, 2004). Good Corporate Governance adalah proses dan struktur yang digunakan untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dan jangka panjang dengan memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya.
Convert to study guideBETA
Transform any presentation into a summarized study guide, highlighting the most important points and key insights.
1. BE&GG, Riyoko Yudhi Wibowo, Hapzi Ali, Audit & Internal Control, Universitas
Mercubuana,2017
Audit & Internal Control
Jika kita berbicara tentang Business Ethics atau Good governance ada berberapa kriteria yang harus
dipenuhi atau menjadi tolak ukur dari sebuah Good Governance yang efektif, yaitu Transparansi
(transparency), Akuntabilitas (accountability),Pertanggungjawaban (responbility), Kemandirian
(independency) dan Kewajaran (fairness). Kelima prinsip itu diharapkandapatmenciptakan
perusahaan yang baik, memastikan pengurangan tingkat korupsi dan pelanggaran lainnya sehingga
dapat membuat para stakeholders percaya terhadap perusahaan tersebut.
Dalam menjalani prinsip tersebut diperlukan kontrol dan pengaturan secara terus menerus perlu
evaluasi perlu feedback, karena hal ini tidak dapat dilepas begitu saja, ketika hal ini ditetapkan belum
tentu hal ini dapat berjalan sepenuhnya dengan mulus, diperlukan kontrol dan pengendaliaan.
Berbicara soal control dan evaluasi salah satu cara yang dapat dilaksanakan adalah melalui audit.
Audit merupakan suatu fungsi penilaian yang independen yang dirancang untuk mengevaluasi dan
meningkatkan keefektifan kegiatan organisasi (Hiro Tugiman, 2004). Good Corporate Governance
adalah proses dan struktur yang digunakan untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas
perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dan jangka panjang dengan memperhatikan
kepentingan stakeholder lainnya.
Pengertian empat langkah kerja pelaksanaan audit intern diatas menurut Tugiman (1997:53-78)
adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan harus didokumentasikan dan mencakup
2. Menetapkan tujuan dan ruang lingkup pekerjaan,
3. Mendapatkan informasi mengenai aktivasi yang diperiksa,
4. Menentukan sumber sumber yang penting dalam melaksanakan audit,
5. Mengkomunikasikan dengan pihak pihak tertentu,
6. Melakukan survey langsung,
7. Menulis program audit,
8. Menentukan kapan, kepada siapa hasil audit dikomunikasikan,
9. Mendapatkan persetujuan dan perencanaan pekerjaan audit.
10. Proses
11. Seluruh informasi yang berhubungan dengan tujuan dan ruang lingkup dikumpulkan,
Audit & Internal Control diterapkan untuk menjadi jaminan bahwa sebuah proses manajemen
perusahaan berjalan dengan baik. Adanya audit dan kontrol berguna untuk memonitor berjalanya
sebuah perusahaan, tanpa adanya kontrol tentu banyak hal yang dapat berjalan yang tidak sesuai
dengan apa yang kita inginkan, dan tentu hal itu merugikan. Alasan bagi suatu perusahaan untuk
menerapkan sistem pengendalian intern (internal control) adalah untuk membantu manajemen
dengan tujuan tercapainya mekanisme kerja yang lebih efisien dan efektif. Bentuk dan tipe dari
pengawasan harus mempertimbangkan atau membandingkan hubungan antara Cost and
Benefit.
Pada umumnya, ada empat kategori pengendalian intern yang dibentuk dalam suatu perusahaan
untuk kepentingan manajemen, yaitu :
2. 1. Tersedia Data yang Dapat Dipercaya. Manajemen harus mempunyai sumber informasi
yang akurat atas operasi perusahaan. Beragam informasi dengan area yang luas akan
sangat membantu manajemen untuk mengambil keputusan yang tepat.
2. Pengamanan Atas Harta Perusahaan dan Sistem Pencatatan. Bentuk fisik dari harta
perusahaan dapat dicuri, disalahgunakan, dan rusak karena kecerobohan, kecuali hal-hal
tersebut dilindungi dengan pengawasan yang cukup memadai. Hal yang sama akan terjadi
dengan harta perusahaan yang tidak berbentuk fisik seperti piutang, dokumen-dokumen
penting, dan catatan lainnya, sehingga harus dilakukan peningkatan sistem pengamanan
harta perusahaan tertentu dan catatan atau dokumen enting lainnya. Dengan sistem
computer, jumlah data yang tersimpan dalam file magnetic tape juga dapat dicuri dan
dimusnahkan, sehingga pengawasan dan pengamanan atas sistem komputerisasi harus
dilakukan dengan ketat.
3. Mempromosikan Efisiensi dalam Bidang Operasional. Pengawasan yang berada dalam
organisasi perusahaan bertujuan untuk menghindari duplikasi pekerjaan, melindungi segala
hal yang mempengaruhi bidang usaha, dan hal-hal lain atas penggunaan sumber-sumber
dalam perusahaan yang tidak efisien.
4. Menyarankan Dipatuhinya Semua Kebijaksanaan Tertulis. Manajemen mempunyai
suatu misi yang ingin dicapai dengan sistem dan prosedur, serta peraturan-peraturan
perusahaan. Sistem pengendalian intern diciptakan agar dapat dilakukan oleh semua
karyawan perusahaan.
Good Corporate governance pada dasarnya merupakan suatu sistem (input, proses, output)
dan seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara berbagai pihak yang kepentingan
(stakeholders) terutama dalam arti sempit hubungan antara pemegang saham, dewan komisaris,
dan dewan direksi demi tercapainya tujuan perusahaan. GCG dimasukan untuk mengatur
hubungan-hubungan ini dan untuk memastikan bahwa kesalahan-kesalahan yang terjadi dapat
diperbaiki dengan segera, Atau Corporate governance merupakan suatu sistem terpadu yang
saling berkaitan antara pihak berkepentingan yang dapat menghasilkan tata kelola perusahaan
yang baik bagi perusahaan itu sendiri sehingga mendapatkan keuntungan yang diharapkan bagi
perusahaan. Good Corporate Governance dihasilkan dari sebuah kerjasama yang baik antara
pihak manajemen dan akuntan.
Maka dari itu audit internal dan internal control yang efektif dapat memberikan kepercayaan
sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Demi kepentingan pemegang saham maka
perusahaan perlu memastikan kepada mereka bahwa dana-dana tersebut digunakan secara tepat
dan seefisien mungkin serta memastikan bahwa manajemen bertindak yang terbaik untuk
kepentingan perusahaan. Kepastian itu diberikan oleh sistemcorporate governance.
Sistem pengendalian intern merupakan suatu perencanaan yang meliputi struktur organisasi
dan semua metode dan alat-alat yang dikoordinasikan yang digunakan di dalam perusahaan
dengan tujuan untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan, memeriksa ketelitian dan
kebenaran data akuntansi, mendorong efisiensi, dan membantu mendorong dipatuhinya kebijakan
manajemen yang telah ditetapkan. Dari definisi di atas dapat kita lihat bahwa tujuan adanya
pengendalian intern:
1. Menjaga kekayaan organisasi.
2. Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi.
3. Mendorong efisiensi.
4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
Dalam perusahaan bekerja, pengendalian intern terjadi kepada setiap elemen, dari setiap staff
dosen, untuk dosen setiap semesternya diberikan lembar penilaian oleh mahasiswanya
3. bagaimana performa dari dosen tersebut, dari sisi staff, manager user, melakukan penilaian
langsung tentang performa staffnya dibantu oleh penilaian dari supervisornya. Hal ini dilakukan
setiap 1 semester, atau 1 tahun sekali, bagaimana tanggung jawabnya, apa saja yang sudah
dicapai, apakah targetnya tercapai dan sebagainya, setelah itu memberikan gambaran apa yang
akan dikerjakan di depan, dan mengevaluasi hal-hal apa saja yang dapat ditingkatkan kedepanya.
Itu secara prakteknya, dan ada satu lembaga pengembangan dan penjamin mutu yaitu LP2MP
yang memonitor setiap hal yang terjadi di yayasan ini.