6. TABLET
DEFINISI
Sediaan padat yang mengandung bahan obat
dengan atau tanpa bahan pengisi, dibuat
dengan cara dikempa dalam bentuk umumnya
tabung pipih, yang kedua permukaannya
rata/cembung.
7. TABLET
ZAT-ZAT TAMBAHAN dalam pembuatan
tablet:
1. Zat Pengisi : laktosa, sukrosa, glukosa
etc
2. Zat pengikat : pati, gelatin, gom arab etc
3. Zat pelicin : Talk, Mg-stearat, asam
stearat etc
4. Penghancur : Primojel
8. TABLET
1. TABLET KUNYAH (cheweable)
cara pemakaiannya dengan cara dikunyah
u/ formulasi tablet anak, multivitamin, antasida,
antibiotik tertentu
Ex : Erysanbe chew
Promag
9. TABLET
2. TABLET SUBLINGUAL
Tablet yang disisipkan dibawah lidah
Contoh: obat vasodilator ISDN
3. TABLET BUKAL
Tablet yang disisipkan disekitar selaput lendir pipi
Contoh : tablet progesteron
*Kedua cara diatas berguna untuk penyerapan obat yang
dirusak oleh cairan lambung/sedikit sekali dicerna
sal.Cerna akan langsung diserap mll pembuluh darah
10. TABLET
4. TABLET HISAP (Lozenges)
tablet yang dapat melarut/ hancur perlahan dalam
mulut
Ditujukan u/ pengobatan iritasi lokal/ ataupun nfeksi
mulut dan tenggorokan
Ex : FG Troches
Degirol
11. TABLET
5. TABLET EFFERVESCENT
Tablet berbuih yang dibuat dengan cara kompresi
granul yang mengandung garam efervescent/bahan
lain yang dapat melepaskan gas ketika bercampur
dengan air, seperti as.sitrat-Na.karbonat.
Contoh : CDR, Redoxon, Aspirin effervescent
12. TABLET
6. TABLET SALUT
Tablet disalut dengan berbagai alasan:
* melindungi zat aktif dari cahaya,udara,kelembaban
* menutupi rasa dan bau yang tidak enak
* membuat penampilan lebih menarik
* mengatur tempat pelepasan obat dalam sal.cerna
Macamnya:
* tablet salut biasa biasanya disalut dengan gula
* tablet salut enterik tujuannya menunda pelepasan obat sampai
melewati lambung obat rusak karena cairan lambung atau obat
dapat mengiritasi lambung.
Contoh : Bisakodil (karena dapat mengiritasi lambung)
13. TABLET
7. TABLET VAGINAL (vaginal insert)
dimaksudkan untuk diletakkan dalam vagina dengan
alat penyisip khusus, di dalam vagina obat akan
dilepaskan dan umumnya untuk efek lokal.
Contoh : Naxogin complex vaginal
Flagystatin tab vaginal
14. TABLET
8. TABLET BERLAPIS (Multi Layer Tablet)
Tablet yang dibuat berlapis-lapis, dengan tujuan :
1. Memisahkan bahan obat yang tak
tercampurkan
2. Jika diinginkan efek yang bersambung
3. Estetika
Contoh : Decolgen Tab
15. TABLET
9. TABLET LEPAS LAMBAT
Tablet yang dibuat sedemikian rupa untuk melepaskan
obatnya secara perlahan-lahan sehingga zat aktif akan
tersedia selama jangka waktu tertentu setelah obat
diberikan.
Umumnya dikenal sebagai tablet yang kerjanya :
controlled release, delayed release, sustained
release, sustained action, prolonged release,
timed realease, slow release.
Contoh: Avil retard, Profenid CR, Isoptin SR, Adalat OROS
16. KAPSUL
Sediaan berupa serbuk obat yang diisikan dalam cangkang kapsul
atau sediaan cairan setengah padat yang dibungkus dengan
kapsul dasar
a. Kapsul Keras
Cangkang dibuat dari gelatin
Isi : serbuk, butiran, granul, tablet kecil, bahan semi
padat/cairan
b. Kapsul Lunak
Cangkang dibuat dr campuran gelatin,gliserol,sorbitol/
metilselulosa
Isi : cairan, suspensi, bahan bentuk pasta
17. Tujuan Dibuat Kapsul
1. Menghindari rasa pahit /tidak enak dari bahan obat
2. Dapat membagi obat dalam dosis yang tepat
3. Melindungi obat dari pengaruh luar ( pengaruh oksidasi
dar O2 )
19. PULVIS
(Serbuk)
campuran obat dan atau bahan kimia dalam bentuk
kering halus dan homogen .
Pulvis = Bulk Powder = serbuk yang tak terbagi
Contoh:
Caladine powder, enbatic serbuk tabur
20. PENGGUNAAN PULVIS
1. Sebagai Obat Luar
digunakan sebagai anti septik
anti fungal
2. Sebagai obat Dalam
Pemakaian obat melalui mulut, kerongkongan,
alat pencernaan
Contoh: Pemakaian antasida
21. ** PULVIS DENTRI FICUS
Pulvis yang sering digunakan oleh dokter gigi
yang merupakan serbuk yang sangat halus
yang dipakai untuk bubuk gigi, biasanya
mengandung CaCO3; Magnesia ; Carmin
Sebagai pewarna
22. PULVERES
Merupakan suatu campuran yang terdiri dari 1
atau lebih bahan obat yang dibuat dalam bentuk
terbagi-bagi , yang kering , halus dan homogen.
Tujuan Dibuat dalam bentuk Pulveres :
1. Diinginkan dosis tertentu
2. Diinginkan beberapa macam obat pada
satu sediaan sesuai dengan kepentingan pengobatan
3. Campuran obat lebih stabil dibandingkan larutan
** harus diperhatikan tak tercampurnya obat-obatan
baik secara kimia, fisik, maupun farmakologis.
23. Kekurangan Sediaan Pulveres
1. Rasa obat yang pahit / tidak enak
2. Kesulitan dalam menahan terurainya
bahan yang higroskopis
3. Mudah menguap dan mencair
26. SIRUP
Sediaan cair berupa larutan yang mengandung
sakarosa
Kecuali dinyatakan lain, kadar sakarosa tidak
kurang dari 64,0% dan tidak lebih dari 66,0%
27. SIRUP
Sirup dibagi menjadi 2 :
1. Non Medicated Syrup/Flavored vehicle Sirup
Contoh:Cherry Syrup, Cocoa Syrup, orange
syrup.
2. Medicated syrup/ sirup obat
Contoh:Sirup Piperazina Sitrat, Sirup
Isoniazid.
28. SIRUP
Komponen Sirup:
1. Gula atau pengganti gula
2. Pengawet antimikroba
3. Pembau
4. Pewarna
5. Juga banyak sirup-sirup, terutama yang dibuat
dalam perdagangan, mengandung pelarut-
pelarut khusus, pembantu kelarutan,
pengental dan stabilisator.
29. ELIKSIR
cairan jernih, rasanya manis, larutan hidroalkohol digunakan
untuk pemakaian oral, umumnya mengandung flavuoring
agent untuk meningkatkan rasa enak
Eliksir bersifat hidroalkohol, maka dapat menjaga stabilitas
obat baik yang larut dalam air maupun alkohol.
30. ELIKSIR
Proporsi jumlah alkohol bergantung pada keperluan:
Zat aktif yang sukar larut dalam air, namun larut dalam
alkohol perlu kadar alkohol yang lebih besar.
Kadar alkohol berkisar antara 10-12%.
Umumnya konsentrasinya 5-10%.
Namun, ada eliksir yang menggunakan alkohol 3% saja, dan
yang tertinggi dapat mencapai 44%.
Pemanis yang biasa digunakan gula /sirup gula,
namun terkadang digunakan sorbitol, glycerinum, dan
saccharinum
31. ELIKSIR
Pembagian Eliksir:
1. Medicated Elixirs
Eliksir yang mengandung bahan berkhasiat obat
Pemilihan cairan pembawa zat aktif obat harus
mempertimbangkan kelarutan & kestabilannya dalam air
dan alkohol.
2. Non Medicated Elixirs
Eliksir yang digunakan sebagai bahan tambahan
Ditambahkan pada sediaan dengan tujuan:
* Meningkatkan rasa/menghilangkan rasa.
* Sebagai bahan pengencer eliksir yang mengandung bahan
aktif obat
32. ELIKSIR
Kelebihan Eliksir:
Mudah ditelan dibandingkan dengan tablet atau kapsul.
Rasanya enaaaaaaak!
Larutan jernih dan tidak perlu dikocok lagi
Kekurangan Eliksir:
Alkohol kurang baik untuk kesehatan anak.
Mengandung bahan mudah menguap, sehingga harus
disimpan dalam botol kedap dan jauh dari sumber api.
33. SIRUP vs ELIKSIR
Dibandingkan dengan sirup:
Eliksir biasanya kurang manis dan kurang kental
karena mengandung gula lebih sedikit maka kurang
efektif dibanding dengan sirup di dalam menutupi rasa
obat yang kurang menyenangkan.
Eliksir mudah dibuat larutan, maka lebih disukai
dibanding sirup.
34. SUSPENSI
merupakan sediaan cair yang mengandung
partikel padat tidak larut yang terdispersi dalam
fase cair.
Beberapa suspensi dapat langsung digunakan,
sedangkan yang lain berupa campuran padat
yang harus dikonstitusikan terlebih dahulu dengan
pembawa yang sesuai segera sebelum digunakan
35. Jenis Suspensi
Suspensi Oral ditujukan untuk penggunaan oral
Suspensi Topikal ditujukan untuk penggunaan pada kulit
Suspensi Tetes Telinga ditujukan untuk diteteskan pada telinga bagian
luar
Suspensi Optalmik ditujukkan untuk penggunaan pada mata.
Suspensi u/ injeksi sediaan berupa suspensi serbuk dalam medium
cair yang sesuai dan tidak disuntikan secara intravena atau kedalam
saluran spinal.
Suspensi untuk injeksi terkontinyu sediaan padat kering dengan
bahan pembawa yang sesuai untuk membentuk larutan yang
memenuhi semua persyaratan untuk suspensi steril setelah
penambahan bahan pembawa yang sesuai.
36. Keuntungan Suspensi
a. Bahan obat tidak larut dapat bekerja sebagai
depo, yang dapat memperlambat terlepasnya
obat .
b. Beberapa bahan obat tidak stabil jika tersedia
dalam bentuk larutan.
c. Obat dalam sediaan suspensi rasanya lebih
enak dibandingkan dalam larutan, karena rasa
obat yang tergantung kelarutannya.
37. Kekurangan Suspensi
a. Rasa obat dalam larutan lebih jelas.
b. Tidak praktis bila dibandingkan dalam bentuk
sediaan lain, misalnya pulveres, tablet, dan kapsul.
c. Rentan terhadap degradasi dan kemungkinan
terjadinya reaksi kimia antar kandungan dalam
larutan di mana terdapat air sebagai katalisator .
39. EMULSI
sediaan yang mengandung bahan obat cair atau
cairan obat terdispersi dalam cairan pembawa
distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan
yang cocok
suatu sistem heterogen yang tidak stabil secara
termodinamika, yang terdiri dari paling sedikit dua fase
cairan yang tidak bercampur, dimana salah satunya
terdispersi dalam cairan lainnya dalam bentuk tetesan
tetesan kecil, yang berukuran 0,1-100 mm, yang
distabilkan dengan emulgator/surfaktan yang cocok.
40. Komponen Emulsi
A. Komponen Dasar:
1. Fase dispers / fase internal / fase diskontinyu
zat cair yang terbagi-bagi menjadi butiran kecil
kedalam zat cair lain.
2. Fase kontinyu / fase eksternal / fase luar
zat cair dalam emulsi yang berfungsi sebagai bahan dasar
(pendukung) dari emulsi tersebut.
3. Emulgator
zat yang berfungsi untuk menstabilkan emulsi.
41. B. Komponen Tambahan
Bahan tambahan yang sering ditambahkan pada emulsi
untuk memperoleh hasil yang lebih baik, misalnya colouris,
preservatif (pengawet), antioksidant.
Preservatif metil dan propil paraben, asam benzoat, asam
sorbat, fenol, kresol, dan klorbutanol, benzalkonium klorida,
fenil merkuri asetat, dll.
Antioksidan asam askorbat, L.tocoperol, asam sitrat, propil
gallat dan asam gallat.
42. EMULGATOR
(Emulsifying aAgent)
Emulgator Alam Emulgator Buatan
Tumbuh-tumbuhan:
* Sabun
Gom arab,tragacant,
agar-agar,chondrus * Tween (20,40,60,80)
* Span ( 20,40,80)
Hewani:
gelatin, kuning telur,
kasein, dan adeps lanae
Tanah dan mineral:
Veegum / Magnesium
Aluminium Silikat
43. Tipe Emulsi
Tipe O/W (Minyak dalam Air)
emulsi yang terdiri dari butiran minyak yang
tersebar kedalam air. Minyak sebagai fase internal
dan air fase eksternal
Tipe W/O (Air dalam Minyak)
emulsi yang terdiri dari butiran air yang tersebar
kedalam minyak. Air sebagai fase internal
sedangkan fase minyak sebagai fase eksternal
44. Pemakaian Emulsi
1. Dipergunakan sebagai obat dalam / peroal
Umumnya emulsi tipe O/W.
2. Dipergunakan sebagai obat luar Bisa tipe
O/W maupun W/O tergantung banyak
faktor misalnya sifat zat atau jenis efek terapi
yang dikehendaki
46. TINCTURE
larutan mengandung etanol atau hidroalkohol
dibuat dari bahan tumbuhan atau senyawa kimia.
Contoh:
tingtur iodium, tingtur opium, tingtur pennyroyal,
tingtur benzoin dll
47. Keuntungan:
Etanol dapat melarutkan zat yg kurang larut
dalam air
Pelarut dapat juga bertindak sbg pengawet
(etanol antimikroba)