11. Di salib ada harga yang telah
dilunasi (Yoh. 19:30)
Rasul Paulus pernah berkata bahwa tubuh kita sudah
dibeli dan harganya sudah dibayar lunas. Waktu kita
memandang salib, di salib ada darah yang tertumpah,
ada jeritan Yesus. Jadi di salib ada penderitaan karena
ada harga yang harus dibayar. Dan harga itu sangat
mahal. Kutuk, neraka, kehancuran, penderitaan dan
rasa malu yang seharusnya kita tanggung, semuanya
itu ditimpahkan kepada Yesus. Tetapi dengan bangga
Yesus berkata, ¡±sudah selesai¡±.
13. Di salib ada pembebasan bagi
kita(Kol. 2:13-15)
Setiap kali kita berdosa, setan mencatatnya dengan
sangat detil dan lengkap. Itu adalah seperti surat
hutang yang selalu dipakai setan untuk mendakwa kita.
Itulah yang dipaku di atas kayu salib sehingga waktu
kita memandang salib, ada pembebasan. Jadi setiap
kali mendengar dakwaan setan, kita tidak terpengaruh
karena kita tahu bahwa itu semua sudah dipakukan di
atas kayu salib sehingga kita bisa berjalan dalam
kebebasan.
14. Di salib ada pelajaran kehidupan
(Ibr. 12:1-2)
Di dalam Ibrani 12:2 dijelaskan ¡±¡.dan yang
membawa iman kita itu kepada kesempurnaan,
yang dengan mengabaikan kehinaan tekun
memikul salib ganti sukacita. ¡¡±. Jadi waktu
kita memandang salib, ada pelajaran yang
harus kita teladani bahwa Yesus tekun memikul
salib, sabar dan setia.
15. Di salib ada jaminan berkat (Gal.
3:13-14)
Waktu kita memandang salib, ada jaminan berkat bagi
hidup kita. Jadi kalau ada suara-suara yang berkata
bahwa kita tidak bisa diberkati, atau penyakit tidak bisa
sembuh, itu bukan dari Tuhan. Yesus telah membayar
lunas yaitu Dia telah dikutuk supaya kita diberkati.
Karena kalau kita diberkati, kita bisa menjadi berkat
bagi orang lain.
16. Di salib ada penyempurnaan
(Rom. 6:6-8)
Dalam Roma 6:6 dijelaskan, ¡±Karena kita tahu,
bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan,
supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar
jangan kita menghambakan diri lagi kepada
dosa. Sebab siapa yang telah mati, ia telah
bebas dari dosa. Jadi jika kita telah mati
dengan Kristus, kita percaya, bahwa kita akan
hidup juga dengan Dia¡±. Lewat salib, hidup kita
terus diperbaharui menuju kesempurnaan.
17. Salib harus kita pikul. Salib adalah
sepasang dengan mahkota. Ketika kita
memikul salib yang berat, berarti
tersedia bagi kita mahkota yang besar.
Jadi kalau kita mau tahu sebesar apa
mahkota kita, lihatlah seberapa berat
salib yang kita pikul. Oleh karena itu,
janganlah memikul salib dengan
bersungut-sungut tetapi pikullah salib
dengan bangga.
19. Ditunjukkan bahwa seringkali kita menganggap Tuhan
begitu kejam mengijinkan "salib" itu ada dalam hidup
kita, kita juga sering mengeluh karena sepertinya
pemrosesan [yang pahit] itu tidak kunjung selesai.
Akibatnya kita terlalu sering mencari jalan keluar sendiri
dan tidak mau taat pada Tuhan, sehingga memotong
salib yang seharusnya kita pikul. Namun, justru "salib"
itulah yang akan menolong kita mengerti akan kasih
Tuhan pada kita. Ia ijinkan kita mengalami pemrosesan
yang sulit supaya kita menjadi semakin sempurna.