The Repair & Maintenance Practice Its by The Base On Condition Planning
1 of 8
Download to read offline
More Related Content
Best practice on heavy eqp its base on condition technic
1. From my Article inMy Blog :
http://javasfamily.blogspot.com/2015/05/management-perencanaan-
untuk-reduksi.html#more
Selasa, 19 Mei 2015
Management Perencanaan untuk reduksi Biaya di Workshop Alat Berat
Management Planning to Reducing Cost at Heavy Equipment Workshop
meeting di tambang, secangkir kopi hangat walau pakai gelas plastik sangat berarti..hehehe
Haii Brad,....Kali ini saya ingin sekedar sedikit sharing tentang pemahaman saya dalam
Managemen Perencanaan di Bidang yang saya geluti selama ini,
dalam teori-nya managemen peralatan berkembang dengan sangat pesat dan canggih,
namun efek sampingnya juga membosankan untuk membaca dan memahaminya.. :D
untuk itu kali ini saya akan coba mengemasnya dalam beberapa topik kecil saja, dan
langsung ke Point dan best Practice yang saya temukan dalam bekerja.
key.. Guys mari kita cicipi dan mulai.
CONCEPT MAINTENANCE :
konsep Maintenance & Repair Peralatan yang Familiar didalam Alat Berat
sendiri terbagi dalam tahapan Berikut :
2. Siklus Perbaikan
1 . Corective Maintenance
"Tidak ada Kesiapan Spare Parts, tidak ada Man Power Mekanik yang cukup,
dan tidak adanya perencanaan sama sekali, Rusak baru diperbaiki"
2. Preventive Maintenance
"Sama seperti diatas, namun Periodical maintenance Seperti penggantian
Oli
Mesin dan Filter-fiternya sudah berkala dilakukan "
3. Predictive Maintenance
"Adanya analisa Kerusakan, adanya penjadwalan perbaikan, adanya
managemen kontrol biaya"
3.1 Over Haul & Rebuild
3.2 Backlog Management
Kali ini saya hanya akan memperdalam tahapan terbaik dari siklus tersebut, Yaitu
Point 3.Predictive Maintenance, dan terbagi dalam beberapa Kelompok, sbb :
Over Haul & Rebuild Concept
1. Based Actual On Condition
konsep diatas itu adalah yang paling baik dan sangat memabantu mengurangi cost
merubah pardigma lama bahwa Over Haul harus dilakukan jika suatu alat memasuki HM
(Hour Meter) atau KM (Kilo Meter) yang dianjurkan dari pabrikan.
jadi kesimpulannya :
Tidak serta merta "Usia Tua" harus Di Over Haul
Tidak serta merta HM/KM tinggi Perlu Di Over Haul
Karna Over Haul baiknya di tentukan berdasarkan kondisi Actual secara berkala
Pemeriksaan dan Monitoring sbb :
1. Hasil Lab (Analisa Pelumas)
2. Penambahan Oli yg tidak Wajar
3. Test Compresi dan Blow by
4. Noise / Suara Abnormal
3. kami telah meng Extaind beberapa Unit yang telah berada di HM :22.000 dan Hasilnya
Normal, padahal standart pabrikan di Claim Over Haul standart di HM : 12.000. walau
demikian kami selalu monitoring secara berkala dan menyiapkan Parts di gudang jika ada
kerusakan yang tak terduga maka tidak terlalu lama menunggu pembelian parts
Biasanya Vendor pembuat Alat berat atau semisalnya akan memberikan rekomendasai
peremajaan setiap interval 6.000,12.000, 18.000 dst <= ini adalah trick pedagang dimana-
mana :D
Jika kita mengacu pada itu saja maka yang ada adalah biaya yang terbuang sia-sia / belum
waktunya, karna setiap medan kerja dan kondisi aktual Performa pada Mesin berbeda-
beda. Kami MengExtaind/menunda dari batas dan selalu memperhatikannya dan
memberikan batas toleransi. Dengan demikian Cost yang dikeluarkan adalah Tepat Waktu
Pada Point 1 diatas : Hasil Lab (Analisa Pelumas) adalah melakukan secara berkala
monitoring Keadaan Komponen semisal Engine, Transmisi, Pumpa Hydroulic dengan
sampling pada Oli / Pelumas yang telah digunakan di masing-masing kompartemen yang di
monitor, seperti Mesin, Differential, Transmisi, Main Pump, Swing Motor dsb. disinilah
kekuatan kita berada dalam ambang perpanjangan usia pakai / extaind Komponen,
Konsistensi dan reguler sampling kita sangat dibutuhkan untuk terutama untuk Alat yang
berada dalam masa tenggang Over Haul, Yaitu diatas 12,000 HM
Sampling Analisa yang kami lakukan seperti halnya Hasil Lab Test Medic / Test Urin untuk
manusia
Botol Analisa Pelumas yang siap dikirimkan ke Laboraturium
Bilamana Indikasi pada hasil lab menunjukan adanya ke Ausan Pada Komponen diatas
ambang kewajaran disaat itulah kita siapkan dan rencanakan Penggantian
Mesin/Komponen.
rekap hasil Analisa Pelumas by Unit
Backlog Planning :
4. Program Backlog adalah Fase tertinggi dari metode/concept Repair dan Maintence ,
agar mengurangi kerusakan-kerusakan yang tidak terduga-duga
Pada Plan Backlog kami menSchedulkannya saat-saat Ideal tanpa menggangu Produksi ,
Contoh :
1. Saat Suatu Unit Sedang Rusak/BD dan menunggu barang
2. Saat Suatu Unit tidak di gunakan , Stand By, Over Shift, Pergantian Shift
Isi dari Tugas Backlog selain menampung hasil masukan dari Inspeksi Team Backlog
sendiri kami juga menampung pada File yang sama setiap keluhan Operator saat Awal Shift
(P2H), masukan dari Team Mekanik yang lain, masukan dari team Maintenance saat
Service, sehingga isinya sangat komprehensif
Schedulling Periodical Service & Kesiapan Parts untuk Eksekusi Backlog :
Peridocal Service & Available Parts Schedule Backlog
Link / berhubungan dengan Plan Periodical Serive Interval 250 Jam, kami juga
memonitoring tentang Parts-Parts yang dibutuhkan saat Eksekusi backlog
Konsep Backlog yang harus dipatuhi :
5. STRATEGY :
File Database Monitoring Failure Equipment
dalam masa suatu alat rusak / Break Down. Dan dalam status terutama Waiting
Pembelian Parts, disaat bersamaan Pemeriksaan dilakukan pada komponen-komponen lain
yang berindikasi akan rusak (rembes,Aus, Bocor, dst) sehingga diharapkan setelah unit
tersebut selesai diperbaiki RFU tidak lagi rusak dalam waktu yang lama
secara terencana jika Sebuah alat Berat beroperasi selam rata-rata per hari 17-20 Jam,
maka setiap 4 bulan sekali atau 4 kali dalam setahun akan jatuh tempo saat Serive Besar/
General Service, disaat itulah yang ideal juga digunakan untuk meng Eksekusi pekerjaan-
pekerjaan yang di Jadwalkan Backlog Action menghindari adanya kerusakan disaat alat
tersebut sedang Beroperasi Penuh
sedianya pemeriksaan harian P2H, atau Inspeksi dari Team Backlog bahkan temuan dan
masukan-masukan dari setiap mekanik akan menjadi susunan tugas-tugas task Backlog
Plan Action, dan jika di rencanakan dan Alokasikan/pembagian Tugas Backlog kepada
setiap section yang ada maka akan menjadi menumpuk pekerjaannya dan tidak ter_Action
cukup lama Eksekusinya terlanjur Break Down UnSchedule. Dengan demikian Alokasi
pekerjaan / pembagian tugas tak kalah pentingnya dari Inspeksi itu sendiri
Material Planning :
Sering kali dalam Proses perbaikan Material menjadi kendala Perbaikan, dikarenakan tidak
ada barang (Waiting Parts), ironi yang sering terjadi padahal dalam kondisi itu banyak Stock
yang ada. Tapi yang dibutuhkan tidak ada, disanalah di perlukan Stock Item Selection &
Control Inventory, File yang ada disamping guna mengurangi resiko tersebut, dengan cara
6. memetakan Call (Permintaaan) dan Demand (kebutuhan), dan menentukan secara berkala
item mana saja yang perlu Di Order Kembali setiap bulan, dan berapa banyak seharusnya
jumlah Qty Ordernya, diluar Plan kebutuhan parts itu sendiri
1. Menentukan Order Stock bulanan secara berdasar :
a. Call & Demand
b. Trend ABC
c. Stock Update On hand
d. Lead Time
e. Safety Stock
f. Criteria Fast Moving, Medium & Slow Moving
g. Parts Category : Oil & Filter, Consumable, Tracklink & GET, Hose, Electrical etc
contoh File yang saya kelola untuk menentukan Fast,Medium,Slow Moving kategori dari Hystorical yang disusun berdasar
Call & Demand
Cost Control :
Control Pemakaian diatas rata-rata bulanan pemakaian / budget
Dalam biaya pemakaian parts bulanan perlu adanya batasan dari rata-rata atau dari budget
yang ditentukan dan secara berkala di Periksa dan di kendalikan dengan Ideal
Pemakaiannya, kami telah membuat File Hystorical Pemakaian Per Model Unit, Per Cost
Centre, Per Type Parts, Per Bulan Per Moving Category. Dan mengkalikannya dengan
harga Pokok akhirnya tercipta Cost dalam satuan Rupiah
Dalam tahapan dasar Stock Inventory, setelah menentukan Stock Level Minimum dan
Maximum, adalah secara berkala memeriaksa Pemakaian parts/pengeluaran bulanan. Dan
dengan dasar itulah Re_Order (Re Order Point) parts yang sudah terpakai, jika hal ini
secara berkelanjutan dan seksama dilakukan maka akan sangat mengurangi adanya
Pembelian/Pembelanjaan yang tidak perlu, dan Non Moving ataupun Dead Moving Category
meningkat.
Tidak semua Permintaan Perlu segera di belikan, terkadang ada kalanya Permintaan itu
berulang dan tidak wajar, Perlu ada batasan standart Re Order dan meng Evaluasinya
kenapa Permintaan timbul sebelum waktunya
7. Contoh : Track Link yang wajarnya diganti setiap 3 tahun sekali, mengapa pada unit yang
sama meminta kembali padahal baru 1 tahun pemakaian.?
Report P2U , Program Pemeriksaan Under Carriage
mungkin User kerap kali meminta Parts Genuine, sedangkan parts Genuine cendrung
mahal, bahkan sebenarnya Vendor Utama juga memakai Produk Non Genuine dan
Menjualnya kembali ke Costumer mereka, dengan demikian Pembelian Stock Genuine tidak
selalu menjadi Solusi, ada beberapa Parts sperti Fuel Filter, Oil Filter, Starting Motor, Track
Link dsb dengan kualitas yang sama kita bisa mendapatkan lebih murah jika membeli Non
Genuine
8. Demikian sekilas tentang management Planning to Reducing Cost di Workshop Alat Berat.
akhir kata sekiranya ada yang kurang tepat mohon dimaklumi, karna ini hanya untuk sharing
dan berbagi guys..
Salam,
Repair & Maintenance Planner-Heavy Eqp
Diposkan oleh Dwi HP di 09.11
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Label: Workshop Alat Berat