2. Istilah bimbingan adalah terjemahan dari bahasa
Inggris guidance yang kata dasarnya guide yang
memiliki beberapa arti (Djunaidi Sajidiman, 2009:
25): (1) Showing the way (menunjukkan jalan), (2)
Leading (memimpin), (3) Giving instruction
(memberi petunjuk), (4) Regulating (mengatur), (5)
Governing (mengarahkan), (6) Giving advice
(memberi nasihat).
3. Istilah guidance juga diterjemahkan bantuan,
tuntunan, atau pertolongan. Jadi, secara etimologis
bimbingan adalah memberi bantuan, tuntunan, atau
pertolongan. Akan tetapi tidak semua bantuan,
tuntunan, atau pertolongan dapat diartikan
bimbingan.
4. Istilah konseling berasal dari bahasa Inggris counseling
yang mempunyai beberapa arti (Djunaidi Sajidiman,
2009: 26): (1) To obtain counsel (nasihat), (2) To give
counsel (anjuran), (3) To take counsel (pembicaraan).
Jadi, konseling berarti pemberian nasihat, anjuran, dan
pembicaraan dengan cara bertukar pikiran. Dalam bahasa
Indonesia diterjemahkan juga dengan penyuluhan.
Konseling merupakan salah satu teknik dan inti dalam
bimbingan, atau jantung nya bimbingan
5. Makna dari Bimbingan Konseling:
Bimbingan Konseling, Bimbingan adalah Proses pemberian
bantuan (process of helping) kepada individu agar mampu
memahami dan menerima diri dan lingkungannya,
mengarahkan diri, dan menyesuaikan diri secara positif dan
konstruktif terhadap tuntutan norma kehidupan ( agama dan
budaya) sehingga mencapai kehidupan yang bermakna
(berbahagia, baik secara personal maupun sosial)
Bimbingan dan Konseling, Proses interaksi antara konselor
dengan klien/konsele baik secara langsung (tatap muka) atau
tidak langsung (melalui media : internet, atau telepon) dalam
rangka mem-bantu klien agar dapat mengembangkan potensi
dirinya atau memecahkan masalah yang dialamya.
6. Bimbingan konseling merupakan proses pemberian bantuan
yang di berikan untuk anak dalam upaya memberikan bantuan.
Konseling yang terdapat dalam agama Buddha seperti dalam
Kisa Gotami.
=>Gotami tidak bisa menerima kenyataan bahwa anaknya telah meninggal.
Dengan menggendong anaknya, Gotami meminta obat dari rumah kerumah.
Kejadian yang dialami Kisa Gotami membuatnya gila. Kisa Gotami bergegas
menemui Sang Buddha di jetavana anathapindika, Gotami meminta tolong
untuk menyembuhkan anaknya. Kemudian Sang Buddha memberikan
petunjuk agar gotami pergi kerumah-rumah serta yang belum pernah
mengalami kematian serta meminta biji lada. Akhirnya Gotami menyadari
semua yang hidup akan mengalami kematian ataupun tidak kekal adanya.
Sang Buddha memberikan nasehat-nasehat kepada Gotama sehingga dapat
diselesaikan dengan baik.
Dalam khotbah-Nya, Sang Buddha mengajarkan bahwa dalam dunia ini,
segala sesuatu adalah tidak kekal dan selalu berubah (Widya, 2006: 39).
7. Kisah lain tentang bimbingan konseling yang terdapat dalam ajaran Buddha adalah
Angulimala Sutta sebagai berikut:
Angulimala, I have stopped forever, I abstain from violence towards living beings, But you
have no restraint towards things that live, That is why I have stopped and you have not.
Oh, at long last this recluse, a venerated sage, has come to this great forest for my sake.
Having heard your stanza teaching me the Dhamma, I will indeed renounce evil forever. So
saying, the bandit took his sword and weapons And then and there asked for the going
forth. The enlightened one, the Sage of Great Compassion, The Teacher of the world with
(all) its gods, Addressed him with these words, Come, bhikkhu. And that was how he came
to be a bhikkhu . (Nanamoli dan Bodhi. 2002: 711-712).
'Bhante, sementara Bhante masih berjalan, bhante mengatakan telah berhenti. Tetapi, kini
setelah saya berhenti, Bhante mengatakan saya belum berhenti.Sekarang saya bertanya
kepada Bhante, apakah artinya ini.Bagaimana bhante telah berhenti dan saya belum
berhenti? 'Angulimala, aku telah berhenti selama-lamanya, dengan bersumpah
menghentikan kekejaman kepada setiap makhluk hidup. Tetapi, engkau belum menahan
diri dari penyiksaan terhadap makhluk hidup. Itulah artinya bahwa aku telah berhenti dan
kamu belum berhenti. Wahai, setelah begitu lama, seorang petapa terpuji, bhikkhu ini
muncul di hutan yang lebat ini: saya sungguh-sungguh akan melepaskan semua kejahatan.
Dengan mendengarkan bait-baitmu yang menunjukkan Dhamma. Sesudah berkata
demikian, sang penjahat melepaskan pedang dan senjata lainnya dan melemparkan semua
itu ke lubang yang curam. Sang penjahat bersujud di kaki Sang Buddha, dan kemudian
memohon pabbajja pada saat itu juga. Sang Buddha, petapa agung nan penuh welas asih,
Guru para dewa dan manusia, mengucapkan "Mari ke sini, bhikkhu", dan dengan kata-kata
itu, dia menjadi bhikkhu.
8. Sang Buddha memberikan petunjuk kepada siswa-siswanya. Begitu
pula peranan bimbingan konseling dalam proses pemberian bantuan
kepada siswa. Konselor mengarahkan atau memberikan petunjuk
supaya siswa dapat terarah. Sehingga dalam prosesnya dapat
mencapai tingkat pendidikan yang maksimal.
Selain itu juga terdapat Dhammacakkapavatana Sutta yang berisikan:
untuk pertama kalinya kepada PANCAVAGGIYA (Lima pertapa), salah
seorang diantaranya yaitu ANNAKONDANNA langsung memperoleh Mata
Dhamma bahwa segala sesuatu yang ada didunia ini setelah timbul
sewajarnya pasti akan lenyap. Beliau mencapai Sotapana (kesucian tingkat
pertama yang disebut Penentang Arus), kemudian memohon kepada Sang
Buddha untuk ditasbihkan menjadi muridnya yang pertama, demikian ke-
empat temannya.siapapun yang menerima dan menjalankannya pasti akan
menjadi miliknya yang paling berharga dan bermanfaat. Mereka tidak sudi
menerima dan menjalankan, jelas tidak akan menerima manfaatnya Sang
Buddha menyaksikan dan mengetahuinya seperti ini, sehingga Beliau
membebaskan dan tetap seimbang (Desarane, Ven Acharn Thate, 1995: 12-
13).
9. Menurut Prayitno dan Erman Amti (1999),
kekeliruan dalam memahmi BK antara lain :
1. BK disamakan saja atau dipisahkan sama sekali
dari pendidikan. Dalam hal ini ada dua pendapat
ekstrim berkenaan dengan layanan BK :
a) BK sama dengan pendidikan, sehingga BK tidak diperlukan
karena sekolah telah menyelenggarakan pendidikan. Dengan
kata lain, BK sudah termasuk dalam usaha pendidikan;
b) BK harus benar-benar dilaksanakan secara khusus oleh
tenaga yang benar-benar ahli. Layanan BK harus secara
nyata dibedakan dari praktek pendidikan dan pengajaran
sehari-hari.
10. 2. Guru BK (konselor) di sekolah dianggap sebagai polisi
sekolah yang mempunyai tugas menjaga dan
mempertahankan tata tertib, disiplin, dan keamanan
sekolah.
3. BK semata-mata dianggap sebagai proses pemberian
nasihat, padahal pemberian nasihat hanya salah satu
dari upaya layanan BK.
4. BK dibatasi hanya menangani masalah-masalah yang
bersifat insidental.
5. BK dibatasi hanya untuk konseli tertentu saja.
6. BK hanya melayani orang sakit atau kurang normal.
7. BK bekerja sendiri.
8. Konselor harus aktif sementara pihak lain pasif.
9. Pekerjaan BK dapat dilakukan oleh siapa saja.
10. Layanan BK berpusat pada keluhan pertama saja.
11. 11. Menyamakan pekerjaan BK dengan pekerjaan dokter atau
psikiater.
12. Menganggap hasil pekerjaan BK harus segera dapat dilihat.
13. Menyamaratakan cara pemecahan masalah bagi semua klien
atau konseli.
14. Layanan BK dibatasi hanya pada masalah-masalah yang
ringan saja.
15. Memusatkan usaha BK hanya pada penggunaan instrumen
BK.
Istilah-istilah yang mirip dengan bimbingan
Konseling: Psikoterapi, Psikodiagnosis, Intervensi, Psikososial,
dan Penyuluh.
12. Psikoterapi adalah proses difokuskan untuk
membantu Anda menyembuhkan dan konstruktif
belajar lebih banyak bagaimana cara untuk
menangani masalah atau isu-isu dalam kehidupan
Anda.
Psikodiagnosis adalah disiplin ilmu yang
mengaplikasikan dan mengembangkan pengukuran
untuk menilai karakteristik yang sesuai tentang
seseorang, situasi, lembaga dan berbagai objek lain.
Menurut kamus psikologi, psikodiagnostik adalah
studi mengenai kepribadian lewat penafsiran
terhadap tanda-tanda tingkah laku, cara berjalan,
gerak isyarat, sikap dan penampilan wajah, dst.
13. Intervensi dapat diartikan sebagai tindakan suatu Negara
untuk mencampuri urusan-urusan Negara lain.
Psikologi sosial adalah Ilmu tentang pengalaman dan
perilaku individu dalam kaitannya dengan situasi stimulus
sosial.
Bimbingan dan penyuluhan merupakan terjemahan dari
istilah guidance yang berarti bimbingan dan
Counseling yang berarti penyuluhan (Walgito, 1995 : 1)
Sesuai dengan istilahnya, maka bimbingan dapat diartikan
secara umum sebagai suatu bantuan atau pertolongan,
namun tidak setiap bantuan atau pertolongan dapat
diartikan sebagaiu bimbingan.
Bentuk bimbingan yang dimaksud membutuhkan syarat-
syarat tertentu.
14. Bentuk bimbingan yang dimaksud membutuhkan syarat-
syarat tertentu.
1. Pandangan yang Menyamakan Antara Konseling
dengan Psikoterapi.
Banyak literatur yang menjadi rujukan dan pusat perhatian para
teoritis dan praktisi di bidang konseling dengan psikoterapi, salah
satunya menekankan pemaknaan terhadap konseling dan psikoterapi
(termasuk intervensi psikososial dan penyuluh).
Latipun, Patterson secara tegas menyatakan bahwa perbedaan antara
konseling dan psikoterapi tidak esensial. Roger juga menyatakan
sama antara konseling dan psikoterapi keduanya tergantung pada
berat atau ringannya permasalahan yang dihadapi klient.
Dari kajian beberapa ahli di bidang psikologi bahwa antara konseling
dan psikoterapi sama, karena dapat digunakan bergantian dalam
berbagai keadaan klient.
15. 2. Pandangan yang Membedakan Antara Konseling
dengan Psikoterapi
Menurut Carl Jung, psikoterapi telah melampaui asal-usul
medisnya dan tidak lagi merupakansuatu metode perawatan
orang sakit. Psikoterapi kini juga digunakan untuk orang sehat
atau pada mereka yang mempunyai hak atas kesehatan psikis
yang penderitaannya menyiksa kita semua.Menurut pendapat
Jung ini, bangunan psikoterapi selain digunakan untuk fungsi
kuratif (penyembuhan), juga berfungsi preventif (pencegahan),
dan konstruktif (pemeliharan dan pengembangan jiwa yang
sehat).
Schneiders dan ahli lainnya berpendapat berbeda antara konseling
dengan psikoterapi. Mereka mempunyai alasan yang membedakan
antara keduanya:
1. Pendekatan
2. Klient
3. Proses
16. 3. Konseling dengan Intervensi Psikososial
Menurut Latipun, intervensi psikososial merupakan proses
penyadaran terhadap individu ataupun kelompok utamanya
melalui berbagai sumber-sumber yang mempengaruhi
interpersonal, seperti belajar, persuasi, diskusi, dan proses
lainnya yang sejenis. Intervensi psikososial memiliki cakupan
yang sangat luas dan berprinsip pada perubahan perilaku,
perbaikan hubungan sosial, termasuk mengubah persepsi, pola
pikir, dan perasaan.
4. Konseling dan Psikodiagnostik
Menurut Hamdani Bakran adz-Dzaky, psikodiagnostik adalah
studi mengenai kepribadian lewat penafsiran terhadap tanda-
tanda tingkah laku, cara berjalan, gerak, isyarat, sikap,
penampilan wajah, suara dan seterusnya. Psikodiagnostik dibagi
menjadi 2: Psikodiagnostik dalam arti sempit adalah metode yang
digunakan untuk menetapkan kelainan-kelainan psikis, dengan
tujuan untuk memberikan pertolongan atau pengobatan yang
tepat.
17. Dalam arti luas dapat ditinjau dari dua aspek yaitu
aspek praktis dan aspek teoritis. Psikodiagnostik dalam
arti luas secara prakris merupakan metode untuk
membuat diagnosis psikologis, dengan tujuan supaya
dapat memperlakukan klien secara lebih tepat. Secara
teoritis adalah merupakan studi ilmiah tentang berbagai
ilmiah tentang berbagai metode untuk membuat
diagnosis psikologis, dengan tujuan untuk dapat
memperlakukan subjek dengan lebih tepat.
18. RAMBU-RAMBU KONSELING DAN PSIKOTERAPI DIAGNOSTIK
Batasan yang tegas antara konseling dengan psikoterapi dapat
merujuk pada asumsi-asumsi dasar konseling yang dibuat
Blacher (George dan Cristiani, 1990). Ada 5 asumsi dasar
konseling:
1. Dalam konseling, klien tidak diberlakukan sebagai orang
yang sakit mental atau kelainan mental sehingga harus di
obati.
2. Konseling lebih berorientasi pada saat ini (sekarang) dan
masa yang akan datang, bukan pada pengalaman peristiwa
masa lalu.
3. Dalam konseling, konselor tidak menyamakan kliennya
dengan pasien.
4. Dalam konseling, konselor secara moral tidak boleh netral
atau bebas nilai.
5. Dalam konseling, seorang konselor berfokus pada
perubahan tingkah laku.
19. Pentingnya layanan
bimbingan konseling
A.
Tujuan pendidikan menengah sering kali dibiaskan oleh pandangan umum; demi
mutu keberhasilan akademis seperti persentase lulusan, tingginya nilai Ujian
Nasional, atau persentase kelanjutan ke perguruan tinggi negeri. Kenyataan ini
sulit dipungkiri, karena secara sekilas tujuan kurikulum menekankan penyiapan
peserta didik (sekolah menengah umum/SMU) untuk melanjutkan pendidikan ke
jenjang lebih tinggi atau penyiapan peserta didik (sekolah menengah
kejuruan/SMK) agar sanggup memasuki dunia kerja. Penyiapan peserta didik
demi melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi akan melulu memperhatikan
sisi materi pelajaran, agar para lulusannya dapat lolos tes masuk perguruan tinggi.
Akibatnya, proses pendidikan di jenjang sekolah menengah akan kehilangan
bobot dalam proses pembentukan pribadi. Bimbingan konseling yang sebenarnya
paling potensial menggarap pemeliharaan pribadi-pribadi, ditempatkan dalam
konteks tindakan-tindakan yang menyangkut disipliner siswa.
20. Merujuk pada rumusan Winkel untuk menunjukkan
hakikat bimbingan konseling di sekolah yang dapat
mendampingi siswa dalam beberapa hal
Pertama, dalam
perkembangan
belajar di sekolah
(perkembangan
akademis).
Kedua, mengenal
diri sendiri dan
mengerti
kemungkinan-
kemungkinan yang
terbuka bagi
mereka, sekarang
maupun kelak.
Ketiga,
menentukan cita-
cita dan tujuan
dalam hidupnya,
serta menyusun
rencana yang tepat
untuk mencapai
tujuan-tujuan itu.
Keempat,
mengatasi masalah
pribadi yang
mengganggu
belajar di sekolah
dan terlalu
mempersukar
hubungan dengan
orang lain, atau
yang mengaburkan
cita-cita hidup.
21. Latar belakang diperlukannya bimbingan konseling
Latar belakang filosofis, berkaitan dengan pandangan tentang
hakikat manusia.
Latar belakang psikologis berkaitan erat dengan perkembangan
manusia yang sifatnya unik, berbeda dari individu lain dalam
perkembangannya.
Kehidupan sosial budaya suatu masyarakat adalah sistem terbuka
yang saling berinteraksi dengan sistem lain.
Akibat kemajuan ilmu pengetahuan yang sangat pesat
Sistem pemerintahan yang semakin demokratis berdampak positif
terhadap keseluruhan aspek kehidupan
Perluasan program pendidikan memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mencapai tingkat pendidikan setinggi mungkin sesuai
dengan kemampuannya.
Perkembangan di bidang industri.
22. Hubungan antara Kesuksesan
Belajar dengan Layanan
Bimbingan Konseling
B.
Kesuksesan belajar salah satunya di pengaruhi oleh
layanan bimbingan konseling. Apabila dalam suatu
pembelajaran anak mengalami suatu permasalahan
maka dibutuhkan layanan bimbingan konseling
untuk membantu memecahkan permasalahan.
Seorang konselor harus membimbing dan
mengarahkan siswa agar dapat memahami dan
mencapai tingkat pencapaian yang tinggi.
23. Peran dan Fungsi
Bimbingan Konseling
C.
Peran Layanan Bimbingan Konseling:
Informator, guru diharapkan sebagai pelaksana cara mengajar informatif,
laboratorium, studi lapangan, dan sumber informasi kegiatan akademik
maupun umum.
Organisator, guru sebagai pengelola kegiatan akademik, silabus, jadwal
pelajaran dan lain-lain.
Motivator, guru harus mampu merangsang dan memberikan dorongan
serta reinforcement untuk mendinamisasikan potensi siswa, menumbuhkan
swadaya (aktivitas) dan daya cipta (kreativitas) sehingga akan terjadi
dinamika di dalam proses belajar-mengajar.
Director, guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar
siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.
24. Peran dan Fungsi
Bimbingan Konseling
C.
Peran Layanan Bimbingan Konseling:
Inisiator, guru sebagai pencetus ide dalam proses belajar-mengajar.
Transmitter, guru bertindak selaku penyebar kebijaksanaan dalam
pendidikan dan pengetahuan.
Fasilitator, guru akan memberikan fasilitas atau kemudahan dalam
proses belajar-mengajar.
Mediator, guru sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa.
Evaluator, guru mempunyai otoritas untuk menilai prestasi anak
didik dalam bidang akademik maupun tingkah laku sosialnya,
sehingga dapat menentukan bagaimana anak didiknya berhasil atau
tidak.
25. Peran dan Fungsi
Bimbingan Konseling
C.
Fungsi Layanan Bimbingan Konseling:
Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi bimbingan yang membantu peserta didik (siswa) agar
memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan,
pekerjaan, dan norma agama)
Fungsi Preventif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa
mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya,
supaya tidak dialami oleh peserta didik. Melalui fungsi ini, konselor memberikan bimbingan
kepada siswa tentang cara menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang
membahayakan dirinya.
Fungsi Pengembangan, yaitu fungsi bimbingan yang sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi
lainnya. Konselor senantiasa berupaya untukmenciptakan lingkungan belajar yang kondusif,
yang memfasilitasi perkembangan siswa. Konselor dan personel Sekolah/Madrasah lainnya
secara sinergi sebagai teamwork berkolaborasi atau bekerjasama merencanakan dan
melaksanakan program bimbingan secara sistematis dan berkesinambungan dalam upaya
membantu siswa mencapai tugas-tugas perkembangannya. Teknik bimbingan yang dapat
digunakan disini adalah layanan informasi, tutorial, diskusi kelompok atau curah pendapat
(brain storming), home room, dan karyawisata.
26. Peran dan Fungsi
Bimbingan Konseling
C.
Fungsi Perbaikan (Penyembuhan), yaitu fungsi bimbingan yang bersifat kuratif. Fungsi ini berkaitan
erat dengan upaya pemberian bantuan kepada siswa yang telah mengalami masalah, baik menyangkut
aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir. Teknik yang dapat digunakan adalah konseling, dan
remedial teaching.
Fungsi Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu siswa memilih kegiatan ekstrakurikuler,
jurusan atau program studi, dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan
minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu
bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun di luar lembaga pendidikan.
Fungsi Adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan, kepala Sekolah/Madrasah dan
staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan program pendidikan terhadap latar belakang
pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan siswa (siswa). Dengan menggunakan informasi yang
memadai mengenai siswa, pembimbing/konselor dapat membantu para guru dalam memperlakukan
siswa secara tepat, baik dalam memilih dan menyusun materi Sekolah/Madrasah, memilih metode dan
proses pembelajaran, maupun menyusun bahan pelajaran sesuai dengan kemampuan dan kecepatan
siswa.
Fungsi Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu siswa (siswa) agar dapat
menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif