際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
ASUHAN KEPERAWATAN
dengan DOAGNOSA MEDIS
BRONKITIS
Ahmad munib
10.03.2.149.0213
Kasus pemicu
Anak K berusia 7tahun datang ke
PUSKESMAS P dengan keluhan batuk
berdahak disertai suara ronchi yang dapat
di dengar dan di palpasi. Orang tua px
mengatakan bahwa batuk anak K tdk
kunjung sembuh selama 14hari. Anak juga
sulit makan dan sering rewel terutama
pada malam hari dan sering demam tinggi.
Wajah tampak pucat dan derdapat
pernapasan cuping hidung. Pemeriksaan
rontgen menunjukan adanya hiperfentilasi
paru dan kenaikan diameter
anterokosterior.
Konsep dasar bronkitis
Pengertian

Bronkitis adalah suatu peradangan pada
cabang tenggorok (bronchus) (saluran
udara ke paru-paru).

Bronkhitis adalah hipersekresi mukus dan
batuk produktif kronis berulang-ulang
minimal selama 3 bulan pertahun atau
paling sedikit dalam 2 tahun berturut-turut
pada pasien yang diketahui tidak terdapat
penyebab lain (Perawatan Medikal Bedah
2, 1998, hal : 490).
Etiologi
 Infeksi
  (staphylococcus, streptococcus, pneu
  mococcus, haemophilus influenzae )
 Alergi
 Rangsangan (asap pabrik, asap
  rokok, asam kendaraan bermotor dll)
Tanda dan gejala
Keluhan dan gejala-gejala klinis Bronkitis
  kronis adalah sebagai berikut:
 Batuk dengan dahak atau batuk produktif
  dalam jumlah yang banyak. Dahak makin
  banyak dan berwarna kekuningan (purulen)
  pada serangan akut (eksaserbasi). Kadang
  dapat dijumpai batuk darah.
 Sesak napas. Sesak bersifat progresif (makin
  berat) saat beraktifitas.
 pada pemeriksaan dengan stetoskop
  (auskultasi) terdengar suara ronki terutama
  saat inspirasi (menarik napas) yang
  menggambarkan adanya dahak di saluran
  napas.
Klasifikasi
   Bronkitiskronis
   Bronkitis akut
Anatomi fisiologi
                 Broncus terdiri atas 2
                  bagian yaitu broncus
                  kanan dan kiri
                 Bronkus kanan lebih
                  pendek dan lebih lebar,
                  sedikit lebih tinggi dari
                  arteri pulmonalis dan
                  mengeluarkan cabang
                  yg di sebut bronkus
                  lobus atas,bronkus lobus
                  bawah dan bronkus
                  lobus tengah
                 Bronkus kiri lebih
                  panjang dan lebih
                  langsing, berjalan di
                  bawah arteri pulmonalis.
Patofisiologi



           pathway
Penatalaksanaan medis
 Pengobatan yang utama di tujukan
  untuk mencegah dan mengontrol
  infeksi serta meningkatkan drainase
  bronkial. Pengobatan yang di berikan
  berupa :
 Antimikrobial
 Bronkodilator
 Aerosolized nebulizer
 Intervensi bedah
Pemeriksaan penunjang
 Radiologi (foto toraks)
 Laboratorium darah rutin (timbulnya
  polisitemia menunjukkan telah terjadi
  hipoksia kronik)
 Analisa gas darah
 Mikrobiologi sputum (diperlukan untuk
  pemilihan antibiotik bila terjadi
  eksaserbasi)
ASKEP
Pengkajian
Identitas klien
     Nama : anak K
     Umur : 7 tahun
     Jenis kelamin : laki-laki
     Agama : islam
     Suku bangsa : jawa, Indonesia
     Diagnosa medis : bronkitis
     Pendidikan :SD
     Pekerjaan : pelajar
     Alamat : plumpang
     Tanggal /jam MRS :
   Keluhan utama : batuk berdahak
   RPS : sejak 14 hari yang lalu kx
    mengalami batuk dan tidak sembuh-
    sembuh, px juga sulit makan dan
    rewel pada saat malam hari.
   RPD : keluarga klien mengatakan
    bahwa kx pernah di rawat di rumah
    sakit pada umur 2tahun karena sesak
   RPK : keluarga klien mengatakan
    ayah kx pernah menderita astma dan
    perokok
Riwayat psiko : kx tampak cemas atas
 penyakitnya
Riwayat sosial : kx sering berbincang2
 dengan keluarga dan teman-teman
 yang menjenguk
Riwayat spiritual :kx sering berdoa
 agar penyakitnya cepat sembuh
Analisa data 1
Data                     Etologi                Masalah
DS :                     Peningkatn produksi    Bersihan jalan napas
Keluarga kx              mukus                  tidak efektif
mengatakan kx sulit
makan dan rewel
terutama malam hari
DO :                     Bersihan jalan napas
Batuk dg suara ronchi   tidak efektif
Pucat
Pernapasan cuping
hidung

Photo rontgen
menunjukkan
Hiperinflasi paru
Kenaikan diameter
anterokosterior
Analisa data 2
Data                     Etiologi                Masalah
DS :                     Peningkatan produksi    Kerusakan pertukaran
Keluarga kx              mukus                   gas
mengatakan kx sulit
makan dan rewel          Obstruksi jalan napas
terutama malam hari
DO :                     Kerusakan pertukaran
Batuk dg suara ronchi   gas
Pucat
Pernapasan cuping
hidung

Photo rontgen
menunjukkan
Hiperinflasi paru
Kenaikan diameter
anterokosterior
Analisa data 3
Data                     Etiologi              Masalah
DS :                     Produksi HCL          Ketidak seimbangan
Keluarga kx              meningkat             nutrisi kurang dari
mengatakan kx sulit                            kebutuhan tubuh
makan dan rewel
terutama malam hari      Mual muntah
DO :
Batuk dg suara ronchi   Anoreksia
Pucat
Pernapasan cuping       Ketidak seimbangan
hidung                   nutrisi kurang dari
                         kebutuhan tubuh
Photo rontgen
menunjukkan
Hiperinflasi paru
Kenaikan diameter
anterokosterior
Diagnosa keperawatan
 Bersihan jalan napas tidak efektif
  berhubungan dengan peningkatan
  produksi mukus
 Kerusakan pertukaran gas
  berhubungan dengan obstruksi jalan
  napas
 Ketidak seimbangan nutrisi kurang
  dari kebutuhan tubuh berhubungan
  dengan anoreksia
Intervensi
 Diagnosa keperawatan : Bersihan jalan
  napas tidak efektif berhubungan dengan
  peningkatan produksi mukus
 Tujuan : setelah di berikan asuhan
  keperawatan selama 2x60 menit di
  harapkan jalan napas paten
 KH : tidak ada demam, tidak ada
  cemas, RR dalam batas
  normal, pergerakan sputum keluar dari
  jalan napas, bebas dari suara napas
  tambahan
Intervensi                                  Rasional
Mandiri                                    Beberapa derajat spasme bronkus terjadi
≒ Auskultasi bunyi nafas, catat adanya   dengan obstruksi jalan nafas dan
bunyi nafas, ex: ronchi                   dapat/tidak dimanifestasikan adanya nafas
≒ Kaji / pantau frekuensi pernafasan,    advertisius.
catat rasio inspirasi / ekspirasi.        ≒ Tachipnea biasanya ada pada beberapa
≒ Catat adanya derajat dispnea,          derajat dan dapat ditemukan pada
ansietas, distress pernafasan,            penerimaan atau selama stress/ adanya
penggunaan obat bantu.                    proses infeksi akut.
≒ Tempatkan posisi yang nyaman           ≒ Disfungsi pernafasan adalah variable
pada pasien, contoh : meninggikan         yang tergantung pada tahap proses akut
kepala tempat tidur, duduk pada           yang
sandara tempat tidur                       menimbulkan perawatan di rumah sakit.
≒ Pertahankan polusi lingkungan          ≒ Peninggian kepala tempat tidur
minimum, contoh: debu, asap dll           memudahkan fungsi pernafasan dengan
≒ Tingkatkan masukan cairan sampai       menggunakan gravitasi.
dengan 3000 ml/ hari sesuai toleransi     ≒ Pencetus tipe alergi pernafasan dapat
jantung memberikan air hangat.            mentriger episode akut.
Kolaborasi                                ≒ Hidrasi membantu menurunkan
≒ Berikan obat sesuai dengan             kekentalan sekret, penggunaan cairan
indikasi bronkodilator.                  hangat dapat menurunkan kekentalan
                                          sekret, penggunaan cairan hangat dapat
                                          menurunkan spasme bronkus.
 Diagnosa keperawatan : Kerusakan
  pertukaran gas berhubungan dengan
  obstruksi jalan napas
 Tujuan : setalah dilakukan asuhan
  keperawatn selama 3x60 mnt di
  harapkan Perbaikan jalan nafas dan
  kebutuhan oksigen jaringan adekuat
 kh : status mental dalam batas
  normal, bernapas dengan mudah,
  tidak ada sianosis
Intervensi                               Rasional
Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan.    Berguna dalam evaluasi derajat
Catat penggunaan otot asesori, nafas     disstress pernafasan dan atau
bibir, ketidak mampuan bicara/           kronisnya proses penyakit.
berbincang
Tinggikan posisi kepala tempat tidur,    Pengiriman oksigen dapat diperbaiki
bantu px untuk memilih posisi yg         dg posisi duduk tinggi dan latihan
mudah ut bernafas                        nafas ut menurunkan kolaps jalan
                                         nafas, dispnea, bersihan jalan nafas.
Kaji atau awasi secara rutin kulit dan   Sianosis mungkin terlihat pada
membran mukosa.                          kuku/terlihat sekitar bibir/daun telinga.
Auskultasi bunyi nafas, catat area    Bunyi nafas mungkin redup krn
penurunan aliran darah dan atau bunyi penurunan aliran udara atau area
tambahan                              konsolidasi. Adanya mengi
                                      mengindikasikan spasme
                                      bronkus/tertahannya sekret
Awasi tingkat kesadaran/ status          Gelisah & ansietas adalh manifestasi
mental                                   umum pada hipoksia.
 Diagnosa keperawatan : Ketidak
  seimbangan nutrisi kurang dari
  kebutuhan tubuh berhubungan
  dengan anoreksia
 Tujuan : setelah dilakukan asuhan
  keperawatan selama 3x24 jam
  diharapkan intake cairan dan
  makanan adekuat
 Kh : asupan makanan adekuat, intake
  cairan per oral adekuat, intake cairan
Intervensi                                 Rasional
Kaji kebiasaan diet, masukan makanan       Pasien disstres pernafasan akut sering
saat ini. Catat derajat kesulitan makan.   anoreksia krn dispnea , produksi
Evaluasi berat badan dan ukuran tubuh.     sputum/mukus, dan obat.
Auskultasi bunyi usus                      Penurunan bising usus menunjukkan
                                           penurunan mobilitas gaster dan
                                           konstipasi yg berhubungan dg
                                           pembatasan pemasukkan cairan, pilihan
                                           makanan buruk, penurunan aktivitas dan
                                           hipoksemia.
Berikan periode istirahat selama 1jam      Membantu menurunkan kelemahan
sebelum dan sesudah makan. Berikan         selama waktu makandan memberikan
makan porsi kecil tapi sering.             kesempatanut meningkatkan masukan
                                           kalori total.
Hindari makan makanan penghasil gas        Dapat menghasilkan distensi abdomen
dan minuman bikarbonat.                    yang menggaggu nafas abdomen dan
                                           gerakan diagfragma, dan dapat
                                           meningkatkan dyspnea
Hindari makanan yang sangat panas          Suhu ekstrem dapat
atau sangat dingin                         mencetuskan/meningkatkan spasme
                                           batuk
timbang berat badan sesuai indikasi        Berguna untuk menentukan kebutuhan
evaluasi
 S : px mengatakan sesak berkurang
 O : Batuk dg suara
  ronchi, Pernapasan cuping hidung
 A : masalah teratasi sebagian
 P : lanjutkan intervensi
 S : keluarga px mengatakan px sudah
  tidak rewel pada malam hari
 O : masih terdapat suara ronkhi
 A : masalah teratasi sebagian
 P : lanjutkan intervensi
 S : keluarga kx mengatakan kx sudah
  mau makan
O:
 A : masalah teratasi sebagian
 P : lanjutkan itervensi
Pencegahan
   Pencegahan primer
      Promosi Perilaku Hidup Sehat (KIE)
      Lingkungan sehat
   Pencegahan sekunder
        Skrining
        Penemuan kasus
        Pemeriksaan Kes Periodik
        Intervensi dini
        Pengendalian Faktor Risiko & pengobatan
        Modifikasi Perilaku
   Pencegahan tersier
      Pengobatan &penanganan kasus akut
      Tatalaksana komplikasi
Legal Etik pengendalian
PPOK
SAP
Reverensi
 Asuhan keperawatan pada pasien
  dengan ganggusn sistem pernapasn
  (irman soemantri 2009)
 Anatomi dan fisiologi untuk paramedis
  (evelyn c.pearce)
 Rencana asuhan keperawatan
  (doenges)
 buku ajar fundamental keperawatan
  :konsep,proses,dan praktik,E/4, vol.2
  (Poter & perry)

More Related Content

BRONKITIS

  • 1. ASUHAN KEPERAWATAN dengan DOAGNOSA MEDIS BRONKITIS Ahmad munib 10.03.2.149.0213
  • 2. Kasus pemicu Anak K berusia 7tahun datang ke PUSKESMAS P dengan keluhan batuk berdahak disertai suara ronchi yang dapat di dengar dan di palpasi. Orang tua px mengatakan bahwa batuk anak K tdk kunjung sembuh selama 14hari. Anak juga sulit makan dan sering rewel terutama pada malam hari dan sering demam tinggi. Wajah tampak pucat dan derdapat pernapasan cuping hidung. Pemeriksaan rontgen menunjukan adanya hiperfentilasi paru dan kenaikan diameter anterokosterior.
  • 4. Pengertian Bronkitis adalah suatu peradangan pada cabang tenggorok (bronchus) (saluran udara ke paru-paru). Bronkhitis adalah hipersekresi mukus dan batuk produktif kronis berulang-ulang minimal selama 3 bulan pertahun atau paling sedikit dalam 2 tahun berturut-turut pada pasien yang diketahui tidak terdapat penyebab lain (Perawatan Medikal Bedah 2, 1998, hal : 490).
  • 5. Etiologi Infeksi (staphylococcus, streptococcus, pneu mococcus, haemophilus influenzae ) Alergi Rangsangan (asap pabrik, asap rokok, asam kendaraan bermotor dll)
  • 6. Tanda dan gejala Keluhan dan gejala-gejala klinis Bronkitis kronis adalah sebagai berikut: Batuk dengan dahak atau batuk produktif dalam jumlah yang banyak. Dahak makin banyak dan berwarna kekuningan (purulen) pada serangan akut (eksaserbasi). Kadang dapat dijumpai batuk darah. Sesak napas. Sesak bersifat progresif (makin berat) saat beraktifitas. pada pemeriksaan dengan stetoskop (auskultasi) terdengar suara ronki terutama saat inspirasi (menarik napas) yang menggambarkan adanya dahak di saluran napas.
  • 7. Klasifikasi Bronkitiskronis Bronkitis akut
  • 8. Anatomi fisiologi Broncus terdiri atas 2 bagian yaitu broncus kanan dan kiri Bronkus kanan lebih pendek dan lebih lebar, sedikit lebih tinggi dari arteri pulmonalis dan mengeluarkan cabang yg di sebut bronkus lobus atas,bronkus lobus bawah dan bronkus lobus tengah Bronkus kiri lebih panjang dan lebih langsing, berjalan di bawah arteri pulmonalis.
  • 9. Patofisiologi pathway
  • 10. Penatalaksanaan medis Pengobatan yang utama di tujukan untuk mencegah dan mengontrol infeksi serta meningkatkan drainase bronkial. Pengobatan yang di berikan berupa : Antimikrobial Bronkodilator Aerosolized nebulizer Intervensi bedah
  • 11. Pemeriksaan penunjang Radiologi (foto toraks) Laboratorium darah rutin (timbulnya polisitemia menunjukkan telah terjadi hipoksia kronik) Analisa gas darah Mikrobiologi sputum (diperlukan untuk pemilihan antibiotik bila terjadi eksaserbasi)
  • 12. ASKEP
  • 13. Pengkajian Identitas klien Nama : anak K Umur : 7 tahun Jenis kelamin : laki-laki Agama : islam Suku bangsa : jawa, Indonesia Diagnosa medis : bronkitis Pendidikan :SD Pekerjaan : pelajar Alamat : plumpang Tanggal /jam MRS :
  • 14. Keluhan utama : batuk berdahak RPS : sejak 14 hari yang lalu kx mengalami batuk dan tidak sembuh- sembuh, px juga sulit makan dan rewel pada saat malam hari. RPD : keluarga klien mengatakan bahwa kx pernah di rawat di rumah sakit pada umur 2tahun karena sesak RPK : keluarga klien mengatakan ayah kx pernah menderita astma dan perokok
  • 15. Riwayat psiko : kx tampak cemas atas penyakitnya Riwayat sosial : kx sering berbincang2 dengan keluarga dan teman-teman yang menjenguk Riwayat spiritual :kx sering berdoa agar penyakitnya cepat sembuh
  • 16. Analisa data 1 Data Etologi Masalah DS : Peningkatn produksi Bersihan jalan napas Keluarga kx mukus tidak efektif mengatakan kx sulit makan dan rewel terutama malam hari DO : Bersihan jalan napas Batuk dg suara ronchi tidak efektif Pucat Pernapasan cuping hidung Photo rontgen menunjukkan Hiperinflasi paru Kenaikan diameter anterokosterior
  • 17. Analisa data 2 Data Etiologi Masalah DS : Peningkatan produksi Kerusakan pertukaran Keluarga kx mukus gas mengatakan kx sulit makan dan rewel Obstruksi jalan napas terutama malam hari DO : Kerusakan pertukaran Batuk dg suara ronchi gas Pucat Pernapasan cuping hidung Photo rontgen menunjukkan Hiperinflasi paru Kenaikan diameter anterokosterior
  • 18. Analisa data 3 Data Etiologi Masalah DS : Produksi HCL Ketidak seimbangan Keluarga kx meningkat nutrisi kurang dari mengatakan kx sulit kebutuhan tubuh makan dan rewel terutama malam hari Mual muntah DO : Batuk dg suara ronchi Anoreksia Pucat Pernapasan cuping Ketidak seimbangan hidung nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Photo rontgen menunjukkan Hiperinflasi paru Kenaikan diameter anterokosterior
  • 19. Diagnosa keperawatan Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi mukus Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan obstruksi jalan napas Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia
  • 20. Intervensi Diagnosa keperawatan : Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi mukus Tujuan : setelah di berikan asuhan keperawatan selama 2x60 menit di harapkan jalan napas paten KH : tidak ada demam, tidak ada cemas, RR dalam batas normal, pergerakan sputum keluar dari jalan napas, bebas dari suara napas tambahan
  • 21. Intervensi Rasional Mandiri Beberapa derajat spasme bronkus terjadi ≒ Auskultasi bunyi nafas, catat adanya dengan obstruksi jalan nafas dan bunyi nafas, ex: ronchi dapat/tidak dimanifestasikan adanya nafas ≒ Kaji / pantau frekuensi pernafasan, advertisius. catat rasio inspirasi / ekspirasi. ≒ Tachipnea biasanya ada pada beberapa ≒ Catat adanya derajat dispnea, derajat dan dapat ditemukan pada ansietas, distress pernafasan, penerimaan atau selama stress/ adanya penggunaan obat bantu. proses infeksi akut. ≒ Tempatkan posisi yang nyaman ≒ Disfungsi pernafasan adalah variable pada pasien, contoh : meninggikan yang tergantung pada tahap proses akut kepala tempat tidur, duduk pada yang sandara tempat tidur menimbulkan perawatan di rumah sakit. ≒ Pertahankan polusi lingkungan ≒ Peninggian kepala tempat tidur minimum, contoh: debu, asap dll memudahkan fungsi pernafasan dengan ≒ Tingkatkan masukan cairan sampai menggunakan gravitasi. dengan 3000 ml/ hari sesuai toleransi ≒ Pencetus tipe alergi pernafasan dapat jantung memberikan air hangat. mentriger episode akut. Kolaborasi ≒ Hidrasi membantu menurunkan ≒ Berikan obat sesuai dengan kekentalan sekret, penggunaan cairan indikasi bronkodilator. hangat dapat menurunkan kekentalan sekret, penggunaan cairan hangat dapat menurunkan spasme bronkus.
  • 22. Diagnosa keperawatan : Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan obstruksi jalan napas Tujuan : setalah dilakukan asuhan keperawatn selama 3x60 mnt di harapkan Perbaikan jalan nafas dan kebutuhan oksigen jaringan adekuat kh : status mental dalam batas normal, bernapas dengan mudah, tidak ada sianosis
  • 23. Intervensi Rasional Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan. Berguna dalam evaluasi derajat Catat penggunaan otot asesori, nafas disstress pernafasan dan atau bibir, ketidak mampuan bicara/ kronisnya proses penyakit. berbincang Tinggikan posisi kepala tempat tidur, Pengiriman oksigen dapat diperbaiki bantu px untuk memilih posisi yg dg posisi duduk tinggi dan latihan mudah ut bernafas nafas ut menurunkan kolaps jalan nafas, dispnea, bersihan jalan nafas. Kaji atau awasi secara rutin kulit dan Sianosis mungkin terlihat pada membran mukosa. kuku/terlihat sekitar bibir/daun telinga. Auskultasi bunyi nafas, catat area Bunyi nafas mungkin redup krn penurunan aliran darah dan atau bunyi penurunan aliran udara atau area tambahan konsolidasi. Adanya mengi mengindikasikan spasme bronkus/tertahannya sekret Awasi tingkat kesadaran/ status Gelisah & ansietas adalh manifestasi mental umum pada hipoksia.
  • 24. Diagnosa keperawatan : Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan intake cairan dan makanan adekuat Kh : asupan makanan adekuat, intake cairan per oral adekuat, intake cairan
  • 25. Intervensi Rasional Kaji kebiasaan diet, masukan makanan Pasien disstres pernafasan akut sering saat ini. Catat derajat kesulitan makan. anoreksia krn dispnea , produksi Evaluasi berat badan dan ukuran tubuh. sputum/mukus, dan obat. Auskultasi bunyi usus Penurunan bising usus menunjukkan penurunan mobilitas gaster dan konstipasi yg berhubungan dg pembatasan pemasukkan cairan, pilihan makanan buruk, penurunan aktivitas dan hipoksemia. Berikan periode istirahat selama 1jam Membantu menurunkan kelemahan sebelum dan sesudah makan. Berikan selama waktu makandan memberikan makan porsi kecil tapi sering. kesempatanut meningkatkan masukan kalori total. Hindari makan makanan penghasil gas Dapat menghasilkan distensi abdomen dan minuman bikarbonat. yang menggaggu nafas abdomen dan gerakan diagfragma, dan dapat meningkatkan dyspnea Hindari makanan yang sangat panas Suhu ekstrem dapat atau sangat dingin mencetuskan/meningkatkan spasme batuk timbang berat badan sesuai indikasi Berguna untuk menentukan kebutuhan
  • 26. evaluasi S : px mengatakan sesak berkurang O : Batuk dg suara ronchi, Pernapasan cuping hidung A : masalah teratasi sebagian P : lanjutkan intervensi
  • 27. S : keluarga px mengatakan px sudah tidak rewel pada malam hari O : masih terdapat suara ronkhi A : masalah teratasi sebagian P : lanjutkan intervensi
  • 28. S : keluarga kx mengatakan kx sudah mau makan O: A : masalah teratasi sebagian P : lanjutkan itervensi
  • 29. Pencegahan Pencegahan primer Promosi Perilaku Hidup Sehat (KIE) Lingkungan sehat Pencegahan sekunder Skrining Penemuan kasus Pemeriksaan Kes Periodik Intervensi dini Pengendalian Faktor Risiko & pengobatan Modifikasi Perilaku Pencegahan tersier Pengobatan &penanganan kasus akut Tatalaksana komplikasi
  • 31. SAP
  • 32. Reverensi Asuhan keperawatan pada pasien dengan ganggusn sistem pernapasn (irman soemantri 2009) Anatomi dan fisiologi untuk paramedis (evelyn c.pearce) Rencana asuhan keperawatan (doenges) buku ajar fundamental keperawatan :konsep,proses,dan praktik,E/4, vol.2 (Poter & perry)