Bronkitis adalah peradangan pada saluran udara paru-paru yang menyebabkan batuk berdahak. Anak berusia 7 tahun ini mengalami bronkitis akut selama 14 hari dengan gejala batuk, demam, dan kesulitan makan. Pemeriksaan menunjukkan hiperventilasi paru dan peningkatan diameter saluran udara. Diagnosa keperawatan meliputi gangguan bersih saluran napas, pertukaran gas, dan keseimbangan gizi yang perlu ditangani dengan obat
2. Kasus pemicu
Anak K berusia 7tahun datang ke
PUSKESMAS P dengan keluhan batuk
berdahak disertai suara ronchi yang dapat
di dengar dan di palpasi. Orang tua px
mengatakan bahwa batuk anak K tdk
kunjung sembuh selama 14hari. Anak juga
sulit makan dan sering rewel terutama
pada malam hari dan sering demam tinggi.
Wajah tampak pucat dan derdapat
pernapasan cuping hidung. Pemeriksaan
rontgen menunjukan adanya hiperfentilasi
paru dan kenaikan diameter
anterokosterior.
4. Pengertian
Bronkitis adalah suatu peradangan pada
cabang tenggorok (bronchus) (saluran
udara ke paru-paru).
Bronkhitis adalah hipersekresi mukus dan
batuk produktif kronis berulang-ulang
minimal selama 3 bulan pertahun atau
paling sedikit dalam 2 tahun berturut-turut
pada pasien yang diketahui tidak terdapat
penyebab lain (Perawatan Medikal Bedah
2, 1998, hal : 490).
6. Tanda dan gejala
Keluhan dan gejala-gejala klinis Bronkitis
kronis adalah sebagai berikut:
Batuk dengan dahak atau batuk produktif
dalam jumlah yang banyak. Dahak makin
banyak dan berwarna kekuningan (purulen)
pada serangan akut (eksaserbasi). Kadang
dapat dijumpai batuk darah.
Sesak napas. Sesak bersifat progresif (makin
berat) saat beraktifitas.
pada pemeriksaan dengan stetoskop
(auskultasi) terdengar suara ronki terutama
saat inspirasi (menarik napas) yang
menggambarkan adanya dahak di saluran
napas.
8. Anatomi fisiologi
Broncus terdiri atas 2
bagian yaitu broncus
kanan dan kiri
Bronkus kanan lebih
pendek dan lebih lebar,
sedikit lebih tinggi dari
arteri pulmonalis dan
mengeluarkan cabang
yg di sebut bronkus
lobus atas,bronkus lobus
bawah dan bronkus
lobus tengah
Bronkus kiri lebih
panjang dan lebih
langsing, berjalan di
bawah arteri pulmonalis.
10. Penatalaksanaan medis
Pengobatan yang utama di tujukan
untuk mencegah dan mengontrol
infeksi serta meningkatkan drainase
bronkial. Pengobatan yang di berikan
berupa :
Antimikrobial
Bronkodilator
Aerosolized nebulizer
Intervensi bedah
11. Pemeriksaan penunjang
Radiologi (foto toraks)
Laboratorium darah rutin (timbulnya
polisitemia menunjukkan telah terjadi
hipoksia kronik)
Analisa gas darah
Mikrobiologi sputum (diperlukan untuk
pemilihan antibiotik bila terjadi
eksaserbasi)
13. Pengkajian
Identitas klien
Nama : anak K
Umur : 7 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Agama : islam
Suku bangsa : jawa, Indonesia
Diagnosa medis : bronkitis
Pendidikan :SD
Pekerjaan : pelajar
Alamat : plumpang
Tanggal /jam MRS :
14. Keluhan utama : batuk berdahak
RPS : sejak 14 hari yang lalu kx
mengalami batuk dan tidak sembuh-
sembuh, px juga sulit makan dan
rewel pada saat malam hari.
RPD : keluarga klien mengatakan
bahwa kx pernah di rawat di rumah
sakit pada umur 2tahun karena sesak
RPK : keluarga klien mengatakan
ayah kx pernah menderita astma dan
perokok
15. Riwayat psiko : kx tampak cemas atas
penyakitnya
Riwayat sosial : kx sering berbincang2
dengan keluarga dan teman-teman
yang menjenguk
Riwayat spiritual :kx sering berdoa
agar penyakitnya cepat sembuh
16. Analisa data 1
Data Etologi Masalah
DS : Peningkatn produksi Bersihan jalan napas
Keluarga kx mukus tidak efektif
mengatakan kx sulit
makan dan rewel
terutama malam hari
DO : Bersihan jalan napas
Batuk dg suara ronchi tidak efektif
Pucat
Pernapasan cuping
hidung
Photo rontgen
menunjukkan
Hiperinflasi paru
Kenaikan diameter
anterokosterior
17. Analisa data 2
Data Etiologi Masalah
DS : Peningkatan produksi Kerusakan pertukaran
Keluarga kx mukus gas
mengatakan kx sulit
makan dan rewel Obstruksi jalan napas
terutama malam hari
DO : Kerusakan pertukaran
Batuk dg suara ronchi gas
Pucat
Pernapasan cuping
hidung
Photo rontgen
menunjukkan
Hiperinflasi paru
Kenaikan diameter
anterokosterior
18. Analisa data 3
Data Etiologi Masalah
DS : Produksi HCL Ketidak seimbangan
Keluarga kx meningkat nutrisi kurang dari
mengatakan kx sulit kebutuhan tubuh
makan dan rewel
terutama malam hari Mual muntah
DO :
Batuk dg suara ronchi Anoreksia
Pucat
Pernapasan cuping Ketidak seimbangan
hidung nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Photo rontgen
menunjukkan
Hiperinflasi paru
Kenaikan diameter
anterokosterior
19. Diagnosa keperawatan
Bersihan jalan napas tidak efektif
berhubungan dengan peningkatan
produksi mukus
Kerusakan pertukaran gas
berhubungan dengan obstruksi jalan
napas
Ketidak seimbangan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan anoreksia
20. Intervensi
Diagnosa keperawatan : Bersihan jalan
napas tidak efektif berhubungan dengan
peningkatan produksi mukus
Tujuan : setelah di berikan asuhan
keperawatan selama 2x60 menit di
harapkan jalan napas paten
KH : tidak ada demam, tidak ada
cemas, RR dalam batas
normal, pergerakan sputum keluar dari
jalan napas, bebas dari suara napas
tambahan
21. Intervensi Rasional
Mandiri Beberapa derajat spasme bronkus terjadi
≒ Auskultasi bunyi nafas, catat adanya dengan obstruksi jalan nafas dan
bunyi nafas, ex: ronchi dapat/tidak dimanifestasikan adanya nafas
≒ Kaji / pantau frekuensi pernafasan, advertisius.
catat rasio inspirasi / ekspirasi. ≒ Tachipnea biasanya ada pada beberapa
≒ Catat adanya derajat dispnea, derajat dan dapat ditemukan pada
ansietas, distress pernafasan, penerimaan atau selama stress/ adanya
penggunaan obat bantu. proses infeksi akut.
≒ Tempatkan posisi yang nyaman ≒ Disfungsi pernafasan adalah variable
pada pasien, contoh : meninggikan yang tergantung pada tahap proses akut
kepala tempat tidur, duduk pada yang
sandara tempat tidur menimbulkan perawatan di rumah sakit.
≒ Pertahankan polusi lingkungan ≒ Peninggian kepala tempat tidur
minimum, contoh: debu, asap dll memudahkan fungsi pernafasan dengan
≒ Tingkatkan masukan cairan sampai menggunakan gravitasi.
dengan 3000 ml/ hari sesuai toleransi ≒ Pencetus tipe alergi pernafasan dapat
jantung memberikan air hangat. mentriger episode akut.
Kolaborasi ≒ Hidrasi membantu menurunkan
≒ Berikan obat sesuai dengan kekentalan sekret, penggunaan cairan
indikasi bronkodilator. hangat dapat menurunkan kekentalan
sekret, penggunaan cairan hangat dapat
menurunkan spasme bronkus.
22. Diagnosa keperawatan : Kerusakan
pertukaran gas berhubungan dengan
obstruksi jalan napas
Tujuan : setalah dilakukan asuhan
keperawatn selama 3x60 mnt di
harapkan Perbaikan jalan nafas dan
kebutuhan oksigen jaringan adekuat
kh : status mental dalam batas
normal, bernapas dengan mudah,
tidak ada sianosis
23. Intervensi Rasional
Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan. Berguna dalam evaluasi derajat
Catat penggunaan otot asesori, nafas disstress pernafasan dan atau
bibir, ketidak mampuan bicara/ kronisnya proses penyakit.
berbincang
Tinggikan posisi kepala tempat tidur, Pengiriman oksigen dapat diperbaiki
bantu px untuk memilih posisi yg dg posisi duduk tinggi dan latihan
mudah ut bernafas nafas ut menurunkan kolaps jalan
nafas, dispnea, bersihan jalan nafas.
Kaji atau awasi secara rutin kulit dan Sianosis mungkin terlihat pada
membran mukosa. kuku/terlihat sekitar bibir/daun telinga.
Auskultasi bunyi nafas, catat area Bunyi nafas mungkin redup krn
penurunan aliran darah dan atau bunyi penurunan aliran udara atau area
tambahan konsolidasi. Adanya mengi
mengindikasikan spasme
bronkus/tertahannya sekret
Awasi tingkat kesadaran/ status Gelisah & ansietas adalh manifestasi
mental umum pada hipoksia.
24. Diagnosa keperawatan : Ketidak
seimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan
dengan anoreksia
Tujuan : setelah dilakukan asuhan
keperawatan selama 3x24 jam
diharapkan intake cairan dan
makanan adekuat
Kh : asupan makanan adekuat, intake
cairan per oral adekuat, intake cairan
25. Intervensi Rasional
Kaji kebiasaan diet, masukan makanan Pasien disstres pernafasan akut sering
saat ini. Catat derajat kesulitan makan. anoreksia krn dispnea , produksi
Evaluasi berat badan dan ukuran tubuh. sputum/mukus, dan obat.
Auskultasi bunyi usus Penurunan bising usus menunjukkan
penurunan mobilitas gaster dan
konstipasi yg berhubungan dg
pembatasan pemasukkan cairan, pilihan
makanan buruk, penurunan aktivitas dan
hipoksemia.
Berikan periode istirahat selama 1jam Membantu menurunkan kelemahan
sebelum dan sesudah makan. Berikan selama waktu makandan memberikan
makan porsi kecil tapi sering. kesempatanut meningkatkan masukan
kalori total.
Hindari makan makanan penghasil gas Dapat menghasilkan distensi abdomen
dan minuman bikarbonat. yang menggaggu nafas abdomen dan
gerakan diagfragma, dan dapat
meningkatkan dyspnea
Hindari makanan yang sangat panas Suhu ekstrem dapat
atau sangat dingin mencetuskan/meningkatkan spasme
batuk
timbang berat badan sesuai indikasi Berguna untuk menentukan kebutuhan
26. evaluasi
S : px mengatakan sesak berkurang
O : Batuk dg suara
ronchi, Pernapasan cuping hidung
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
27. S : keluarga px mengatakan px sudah
tidak rewel pada malam hari
O : masih terdapat suara ronkhi
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
28. S : keluarga kx mengatakan kx sudah
mau makan
O:
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan itervensi
29. Pencegahan
Pencegahan primer
Promosi Perilaku Hidup Sehat (KIE)
Lingkungan sehat
Pencegahan sekunder
Skrining
Penemuan kasus
Pemeriksaan Kes Periodik
Intervensi dini
Pengendalian Faktor Risiko & pengobatan
Modifikasi Perilaku
Pencegahan tersier
Pengobatan &penanganan kasus akut
Tatalaksana komplikasi
32. Reverensi
Asuhan keperawatan pada pasien
dengan ganggusn sistem pernapasn
(irman soemantri 2009)
Anatomi dan fisiologi untuk paramedis
(evelyn c.pearce)
Rencana asuhan keperawatan
(doenges)
buku ajar fundamental keperawatan
:konsep,proses,dan praktik,E/4, vol.2
(Poter & perry)