ݺߣ

ݺߣShare a Scribd company logo
Berita Resmi Statistik No. 12/12/3571/Th.XVI, 1 Desember 2015
No. 12/12/3571/Th.XVI, 1 Desember 2015
PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KEDIRI
NOVEMBER 2015 INFLASI 0,11 PERSEN
 Pada bulan November 2015 Kota Kediri mengalami inflasi sebesar 0,11 persen dengan
Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 120,04 dibanding dengan IHK Oktober 2015
sebesar 119,91. Dari 8 kota IHK di Jawa Timur, seluruhnya mengalami inflasi, kecuali
Surabaya mengalami deflasi sebesar 0,02 persen. Inflasi tertinggi di Sumenep sebesar 0,30
persen, sedangkan inflasi Kediri berada pada peringkat kelima setelah Sumenep, Jember,
Madiun, dan Malang.
 Inflasi di Kota Kediri dipengaruhi oleh kenaikan maupun penurunan indeks pada beberapa
kelompok pengeluaran. Kenaikan indeks terjadi pada kelompok pengeluaran Bahan
Makanan sebesar 0,41 persen; kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau
sebesar 0,65 persen, dan kelompok Kesehatan sebesar 0,01 persen. Sementara penurunan
terjadi pada kelompok pengeluaran Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar sebesar
0,27 persen; kelompok Sandang sebesar 0,47 persen; kelompok Pendidikan, Rekreasi, dan
Olahraga sebesar 0,02 persen; serta kelompok Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan
sebesar 0,04 persen.
 Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terhadap inflasi di Kota Kediri pada
bulan November 2015 adalah Daging Ayam Ras, Rokok Kretek Filter, Pepaya, Telur Ayam
Ras, Pasir, Sawi Hijau, Mie, Nasi dengan Lauk, Bandeng/Bolu, dan Kacang Panjang.
 Komoditas yang memberikan tekanan terbesar terhadap inflasi di Kota Kediri pada bulan
November 2015 adalah Bahan Bakar Rumah Tangga, Beras, Kelapa, Emas Perhiasan,
Minyak Goreng, Pir, Wortel, Bawang Merah, Kemiri, serta Salak.
 Inflasi Kota Kediri pada bulan November 2015 sebesar 0,11 persen dan inflasi tahun
kalender sebesar 0,91 persen sedangkan inflasi periode “year on year” (November 2015 –
November 2014) mencapai 3,45 persen.
BADAN PUSAT STATISTIK KOTA KEDIRI
Berita Resmi Statistik No. 12/12/3571/Th.XVI, 1 Desember 2015
Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator ekonomi yang sering
digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga (inflasi/deflasi) di tingkat konsumen,
khususnya di daerah perkotaan. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan
harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Di Indonesia, tingkat inflasi
diukur dari persentase perubahan IHK dan diumumkan ke publik setiap awal bulan (hari kerja
pertama) oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
Mulai Januari 2014, pengukuran inflasi di Indonesia menggunakan IHK tahun dasar
2012=100. Ada beberapa perubahan yang mendasar dalam penghitungan IHK baru (2012=100)
dibandingkan IHK lama (2007=100), khususnya mengenai cakupan kota, paket komoditas, dan
diagram timbang. Perubahan tersebut didasarkan pada Survei Biaya Hidup (SBH) 2012 yang
dilaksanakan oleh BPS, yang merupakan salah satu bahan dasar utama dalam penghitungan IHK.
Hasil SBH 2012 sekaligus mencerminkan adanya perubahan pola konsumsi masyarakat
dibandingkan dengan hasil SBH sebelumnya.
Berdasarkan hasil pemantauan dan pencatatan BPS Kota Kediri pada pasar tradisional dan
pasar modern dengan menggunakan penghitungan tahun dasar, tahun 2012 (2012=100), terjadi
inflasi 0,11 persen atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 119,91 pada bulan
Oktober 2015 naik menjadi 120,04 pada bulan November 2015. Laju inflasi tahun kalender pada
bulan November 2015 sebesar 0,91 persen, sedangkan inflasi ”year on year” (November 2015
terhadap November 2014) adalah 3,45 persen.
Inflasi di Kota Kediri dipengaruhi oleh kenaikan maupun penurunan indeks pada beberapa
kelompok pengeluaran. Kenaikan indeks terjadi pada kelompok pengeluaran Bahan Makanan
sebesar 0,41 persen; kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau sebesar 0,65
persen, dan kelompok Kesehatan sebesar 0,01 persen. Sementara penurunan terjadi pada
kelompok pengeluaran Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar sebesar 0,27 persen;
kelompok Sandang sebesar 0,47 persen; kelompok Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga sebesar
0,02 persen; serta kelompok Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan sebesar 0,04 persen.
Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terhadap inflasi di Kota Kediri pada
bulan November 2015 adalah Daging Ayam Ras, Rokok Kretek Filter, Pepaya, Telur Ayam Ras,
Pasir, Sawi Hijau, Mie, Nasi dengan Lauk, Bandeng/Bolu, dan Kacang Panjang.
Komoditas yang memberikan tekanan terbesar terhadap inflasi di Kota Kediri pada bulan
November 2015 adalah Bahan Bakar Rumah Tangga, Beras, Kelapa, Emas Perhiasan, Minyak
Goreng, Pir, Wortel, Bawang Merah, Kemiri, serta Salak.
Berita Resmi Statistik No. 12/12/3571/Th.XVI, 1 Desember 2015
Tabel 1 IHK dan Tingkat Inflasi Kota Kediri November 2015, Tahun Kalender 2015, dan
Tahun ke Tahun Menurut Kelompok Pengeluaran (2012 = 100)
Gambar 1 Laju Inflasi Kota Kediri November 2014 sampai dengan November 2015
Berita Resmi Statistik No. 12/12/3571/Th.XVI, 1 Desember 2015
Gambar 2 Inflasi Bulanan Kota Kediri 2011-2015
Gambar 3 Inflasi Kota Kediri Bulan November 2015 Menurut Kelompok Pengeluaran
Berita Resmi Statistik No. 12/12/3571/Th.XVI, 1 Desember 2015
URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN
1. Bahan Makanan
Kelompok Bahan Makanan pada bulan November 2015 mengalami inflasi sebesar 0,41 persen atau
terjadi kenaikan indeks dari 114,45 pada bulan Oktober 2015 menjadi 114,92 pada bulan November 2015.
Dari sebelas sub kelompok yang ada dalam kelompok bahan makanan, tujuh diantaranya
mengalami kenaikan dengan kenaikan tertinggi pada sub kelompok Sayur-sayuran sebesar 4,15 persen.
Empat sub kelompok lainnya mengalami penurunan dengan penurunan terbesar pada sub kelompok
Lemak dan Minyak sebesar 3,30 persen.
2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau
Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau pada bulan November 2015 mengalami
inflasi sebesar 0,65 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 123,89 pada bulan Oktober 2015 menjadi
124,70 pada bulan November 2015.
Dari tiga sub kelompok dalam kelompok ini, seluruhnya mengalami kenaikan dengan kenaikan
terbesar pada sub kelompok Tembakau dan Minuman Beralkohol sebesar 1,76 persen.
3. Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar
Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar pada bulan November 2015 mengalami
deflasi sebesar 0,27 persen atau terjadi penurunan indeks dari 120,32 pada bulan Oktober 2015 menjadi
120,00 pada bulan November 2015.
Dari empat sub kelompok dalam kelompok ini, seluruhnya mengalami kenaikan indeks kecuali
pada sub kelompok Bahan Bakar, Penerangan, dan Air mengalami penurunan sebesar 1,,63 persen.
4. S a n d a n g
Kelompok Sandang pada bulan November 2015 mengalami penurunan indeks sebesar 0,47 persen
dari 110,13 pada bulan Oktober 2015 menjadi 109,61 pada bulan November 2015.
Dari empat sub kelompok penyusun kelompok ini, tiga diantaranya mengalami kenaikan dengan
kenaikan tertinggi pada seb kelompok Sandang Laki-laki sebesar 0,14 persen. Sementrara sub kelompok
Barang Pribadi dan Sandang Lain mengalami penurunan sebesar 2,41 persen.
Berita Resmi Statistik No. 12/12/3571/Th.XVI, 1 Desember 2015
5. K e s e h a t a n
Kelompok Kesehatan pada bulan November 2015 mengalami inflasi 0,01 persen atau terjadi
kenaikan indeks dari 119,40 pada bulan Oktober 2015 naik menjadi 119,41 pada bulan November 2015.
Pada bulan November 2015, dari empat sub kelompok yang ada dalam kelompok ini, dua sub
kelompok cenderung stabil, sedangkan sub kelompok Obat-obatan mengalami kenaikan sebesar 0,74
persen. Sebaliknya, sub kelompok Perawatan Kasmani dan Kosmetika mengalami penurunan sebesar
0,40 persen.
6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga
Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga pada bulan November 2015 mengalami penurunan
sebesar 0,02 persen. Indeks harga konsumen pada bulan bulan Oktober 2015 sebesar 116,81 naik
menjadi 116,79 pada bulan November 2015.
Dari lima sub kelompok pada kelompok ini, dua diantaranya cenderung stabil. Sementara dua sub
kelompok lainnya mengalami deflasi dengan penurunan terbesar pada sub kelompok
Perlengkapan/Peralatan Pendidikan sebesar 0,12 persen. Sub kelompok Olahraga mengalami kenaikan
sebesar 0,18 persen.
7. Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan
Kelompok Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan mengalami penurunan indeks pada bulan
November 2015 sebesar 0,04 persen, dari 125,37 pada bulan Oktober 2015 menjadi 125,32 pada bulan
November 2015.
Dari empat sub kelompok yang ada di kelompok ini, dua sub kelompok cenderung stabil dan dua sub
kelompok lainnya mengalami penurunan dengan penurunan terbesar pada sub kelompok Transpor sebesar
0,04 persen.
Berita Resmi Statistik No. 12/12/3571/Th.XVI, 1 Desember 2015
PERBANDINGAN INFLASI TAHUNAN
Selama kurun waktu tahun 2009 - 2015, inflasi periode bulanan pada bulan November terdapat satu
periode yang mengalami deflasi, yaitu pada bulan November 2009 sebesar 0,13 persen. Inflasi tertinggi
terjadi pada periode November 2014 yaitu sebesar 1,66 persen, sedangkan inflasi terendah pada
November 2012 sebesar 0,05 persen.
Pada periode year on year, inflasi tertinggi sebesar 8,05 persen terjadi pada bulan November tahun
2013. Tertinggi berikutnya pada November 2010 sebesar 6,27 persen.
Tabel 3 Inflasi Bulanan, Tahun Kalender, year on year Kota Kediri Tahun 2009-2015
Gambar 3 Perbandingan Inflasi Tahun 2009-2015 Kota Kediri
Berita Resmi Statistik No. 12/12/3571/Th.XVI, 1 Desember 2015
PERBANDINGAN INFLASI 8 KOTA DI JAWA TIMUR
Dari 8 kota IHK di Jawa Timur, seluruh kota mengalami inflasi kecuali Surabaya mengalami
deflasi sebesar 0,02 persen. Inflasi tertinggi di Sumenep sebesar 0,30 persen dan inflasi terendah di
Probolinggo sebesar 0,05 persen.
Inflasi kumulatif tertinggi sampai dengan bulan November 2015 terjadi di Surabaya dengan
kumulatif inflasi sebesar 2,46 persen, sedangkan inflasi kumulatif terendah masih di Kota Kediri sebesar
0,91 persen. Inflasi yoy pada bulan November 2015 tertinggi terjadi di Malang sebesar 5,19 persen.
Inflasi yoy terendah terjadi di Kota Kediri dan Banyuwangi sebesar 3,45 persen.
Tabel 4 Inflasi Bulanan, Tahun Kalender dan year on year 8 Kota di Jawa Timur (persen)
Kota November 2015 Tahun Kalender year on year
[1] [2] [3] [4]
SUMENEP 0,30 1,83 4,48
JEMBER 0,26 1,91 4,60
MADIUN 0,21 2,15 4,39
MALANG 0,16 2,41 5,19
KEDIRI 0,11 0,91 3,45
BANYUWANGI 0,08 1,34 3,88
PROBOLINGGO 0,05 1,69 3,88
SURABAYA -0,02 2,46 4,75
Jawa Timur 0,06 2,22 4,65
Nasional 0,21 2,37 4,89
Kediri, 1 Desember 2015
BPS Kota Kediri
Kepala,
Ir. FIRDA
NIP. 19640810 199003 2 002

More Related Content

brs november 2015

  • 1. Berita Resmi Statistik No. 12/12/3571/Th.XVI, 1 Desember 2015 No. 12/12/3571/Th.XVI, 1 Desember 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KEDIRI NOVEMBER 2015 INFLASI 0,11 PERSEN  Pada bulan November 2015 Kota Kediri mengalami inflasi sebesar 0,11 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 120,04 dibanding dengan IHK Oktober 2015 sebesar 119,91. Dari 8 kota IHK di Jawa Timur, seluruhnya mengalami inflasi, kecuali Surabaya mengalami deflasi sebesar 0,02 persen. Inflasi tertinggi di Sumenep sebesar 0,30 persen, sedangkan inflasi Kediri berada pada peringkat kelima setelah Sumenep, Jember, Madiun, dan Malang.  Inflasi di Kota Kediri dipengaruhi oleh kenaikan maupun penurunan indeks pada beberapa kelompok pengeluaran. Kenaikan indeks terjadi pada kelompok pengeluaran Bahan Makanan sebesar 0,41 persen; kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau sebesar 0,65 persen, dan kelompok Kesehatan sebesar 0,01 persen. Sementara penurunan terjadi pada kelompok pengeluaran Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar sebesar 0,27 persen; kelompok Sandang sebesar 0,47 persen; kelompok Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga sebesar 0,02 persen; serta kelompok Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan sebesar 0,04 persen.  Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terhadap inflasi di Kota Kediri pada bulan November 2015 adalah Daging Ayam Ras, Rokok Kretek Filter, Pepaya, Telur Ayam Ras, Pasir, Sawi Hijau, Mie, Nasi dengan Lauk, Bandeng/Bolu, dan Kacang Panjang.  Komoditas yang memberikan tekanan terbesar terhadap inflasi di Kota Kediri pada bulan November 2015 adalah Bahan Bakar Rumah Tangga, Beras, Kelapa, Emas Perhiasan, Minyak Goreng, Pir, Wortel, Bawang Merah, Kemiri, serta Salak.  Inflasi Kota Kediri pada bulan November 2015 sebesar 0,11 persen dan inflasi tahun kalender sebesar 0,91 persen sedangkan inflasi periode “year on year” (November 2015 – November 2014) mencapai 3,45 persen. BADAN PUSAT STATISTIK KOTA KEDIRI
  • 2. Berita Resmi Statistik No. 12/12/3571/Th.XVI, 1 Desember 2015 Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator ekonomi yang sering digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga (inflasi/deflasi) di tingkat konsumen, khususnya di daerah perkotaan. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Di Indonesia, tingkat inflasi diukur dari persentase perubahan IHK dan diumumkan ke publik setiap awal bulan (hari kerja pertama) oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Mulai Januari 2014, pengukuran inflasi di Indonesia menggunakan IHK tahun dasar 2012=100. Ada beberapa perubahan yang mendasar dalam penghitungan IHK baru (2012=100) dibandingkan IHK lama (2007=100), khususnya mengenai cakupan kota, paket komoditas, dan diagram timbang. Perubahan tersebut didasarkan pada Survei Biaya Hidup (SBH) 2012 yang dilaksanakan oleh BPS, yang merupakan salah satu bahan dasar utama dalam penghitungan IHK. Hasil SBH 2012 sekaligus mencerminkan adanya perubahan pola konsumsi masyarakat dibandingkan dengan hasil SBH sebelumnya. Berdasarkan hasil pemantauan dan pencatatan BPS Kota Kediri pada pasar tradisional dan pasar modern dengan menggunakan penghitungan tahun dasar, tahun 2012 (2012=100), terjadi inflasi 0,11 persen atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 119,91 pada bulan Oktober 2015 naik menjadi 120,04 pada bulan November 2015. Laju inflasi tahun kalender pada bulan November 2015 sebesar 0,91 persen, sedangkan inflasi ”year on year” (November 2015 terhadap November 2014) adalah 3,45 persen. Inflasi di Kota Kediri dipengaruhi oleh kenaikan maupun penurunan indeks pada beberapa kelompok pengeluaran. Kenaikan indeks terjadi pada kelompok pengeluaran Bahan Makanan sebesar 0,41 persen; kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau sebesar 0,65 persen, dan kelompok Kesehatan sebesar 0,01 persen. Sementara penurunan terjadi pada kelompok pengeluaran Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar sebesar 0,27 persen; kelompok Sandang sebesar 0,47 persen; kelompok Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga sebesar 0,02 persen; serta kelompok Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan sebesar 0,04 persen. Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terhadap inflasi di Kota Kediri pada bulan November 2015 adalah Daging Ayam Ras, Rokok Kretek Filter, Pepaya, Telur Ayam Ras, Pasir, Sawi Hijau, Mie, Nasi dengan Lauk, Bandeng/Bolu, dan Kacang Panjang. Komoditas yang memberikan tekanan terbesar terhadap inflasi di Kota Kediri pada bulan November 2015 adalah Bahan Bakar Rumah Tangga, Beras, Kelapa, Emas Perhiasan, Minyak Goreng, Pir, Wortel, Bawang Merah, Kemiri, serta Salak.
  • 3. Berita Resmi Statistik No. 12/12/3571/Th.XVI, 1 Desember 2015 Tabel 1 IHK dan Tingkat Inflasi Kota Kediri November 2015, Tahun Kalender 2015, dan Tahun ke Tahun Menurut Kelompok Pengeluaran (2012 = 100) Gambar 1 Laju Inflasi Kota Kediri November 2014 sampai dengan November 2015
  • 4. Berita Resmi Statistik No. 12/12/3571/Th.XVI, 1 Desember 2015 Gambar 2 Inflasi Bulanan Kota Kediri 2011-2015 Gambar 3 Inflasi Kota Kediri Bulan November 2015 Menurut Kelompok Pengeluaran
  • 5. Berita Resmi Statistik No. 12/12/3571/Th.XVI, 1 Desember 2015 URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN 1. Bahan Makanan Kelompok Bahan Makanan pada bulan November 2015 mengalami inflasi sebesar 0,41 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 114,45 pada bulan Oktober 2015 menjadi 114,92 pada bulan November 2015. Dari sebelas sub kelompok yang ada dalam kelompok bahan makanan, tujuh diantaranya mengalami kenaikan dengan kenaikan tertinggi pada sub kelompok Sayur-sayuran sebesar 4,15 persen. Empat sub kelompok lainnya mengalami penurunan dengan penurunan terbesar pada sub kelompok Lemak dan Minyak sebesar 3,30 persen. 2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau pada bulan November 2015 mengalami inflasi sebesar 0,65 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 123,89 pada bulan Oktober 2015 menjadi 124,70 pada bulan November 2015. Dari tiga sub kelompok dalam kelompok ini, seluruhnya mengalami kenaikan dengan kenaikan terbesar pada sub kelompok Tembakau dan Minuman Beralkohol sebesar 1,76 persen. 3. Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar pada bulan November 2015 mengalami deflasi sebesar 0,27 persen atau terjadi penurunan indeks dari 120,32 pada bulan Oktober 2015 menjadi 120,00 pada bulan November 2015. Dari empat sub kelompok dalam kelompok ini, seluruhnya mengalami kenaikan indeks kecuali pada sub kelompok Bahan Bakar, Penerangan, dan Air mengalami penurunan sebesar 1,,63 persen. 4. S a n d a n g Kelompok Sandang pada bulan November 2015 mengalami penurunan indeks sebesar 0,47 persen dari 110,13 pada bulan Oktober 2015 menjadi 109,61 pada bulan November 2015. Dari empat sub kelompok penyusun kelompok ini, tiga diantaranya mengalami kenaikan dengan kenaikan tertinggi pada seb kelompok Sandang Laki-laki sebesar 0,14 persen. Sementrara sub kelompok Barang Pribadi dan Sandang Lain mengalami penurunan sebesar 2,41 persen.
  • 6. Berita Resmi Statistik No. 12/12/3571/Th.XVI, 1 Desember 2015 5. K e s e h a t a n Kelompok Kesehatan pada bulan November 2015 mengalami inflasi 0,01 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 119,40 pada bulan Oktober 2015 naik menjadi 119,41 pada bulan November 2015. Pada bulan November 2015, dari empat sub kelompok yang ada dalam kelompok ini, dua sub kelompok cenderung stabil, sedangkan sub kelompok Obat-obatan mengalami kenaikan sebesar 0,74 persen. Sebaliknya, sub kelompok Perawatan Kasmani dan Kosmetika mengalami penurunan sebesar 0,40 persen. 6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga pada bulan November 2015 mengalami penurunan sebesar 0,02 persen. Indeks harga konsumen pada bulan bulan Oktober 2015 sebesar 116,81 naik menjadi 116,79 pada bulan November 2015. Dari lima sub kelompok pada kelompok ini, dua diantaranya cenderung stabil. Sementara dua sub kelompok lainnya mengalami deflasi dengan penurunan terbesar pada sub kelompok Perlengkapan/Peralatan Pendidikan sebesar 0,12 persen. Sub kelompok Olahraga mengalami kenaikan sebesar 0,18 persen. 7. Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan Kelompok Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan mengalami penurunan indeks pada bulan November 2015 sebesar 0,04 persen, dari 125,37 pada bulan Oktober 2015 menjadi 125,32 pada bulan November 2015. Dari empat sub kelompok yang ada di kelompok ini, dua sub kelompok cenderung stabil dan dua sub kelompok lainnya mengalami penurunan dengan penurunan terbesar pada sub kelompok Transpor sebesar 0,04 persen.
  • 7. Berita Resmi Statistik No. 12/12/3571/Th.XVI, 1 Desember 2015 PERBANDINGAN INFLASI TAHUNAN Selama kurun waktu tahun 2009 - 2015, inflasi periode bulanan pada bulan November terdapat satu periode yang mengalami deflasi, yaitu pada bulan November 2009 sebesar 0,13 persen. Inflasi tertinggi terjadi pada periode November 2014 yaitu sebesar 1,66 persen, sedangkan inflasi terendah pada November 2012 sebesar 0,05 persen. Pada periode year on year, inflasi tertinggi sebesar 8,05 persen terjadi pada bulan November tahun 2013. Tertinggi berikutnya pada November 2010 sebesar 6,27 persen. Tabel 3 Inflasi Bulanan, Tahun Kalender, year on year Kota Kediri Tahun 2009-2015 Gambar 3 Perbandingan Inflasi Tahun 2009-2015 Kota Kediri
  • 8. Berita Resmi Statistik No. 12/12/3571/Th.XVI, 1 Desember 2015 PERBANDINGAN INFLASI 8 KOTA DI JAWA TIMUR Dari 8 kota IHK di Jawa Timur, seluruh kota mengalami inflasi kecuali Surabaya mengalami deflasi sebesar 0,02 persen. Inflasi tertinggi di Sumenep sebesar 0,30 persen dan inflasi terendah di Probolinggo sebesar 0,05 persen. Inflasi kumulatif tertinggi sampai dengan bulan November 2015 terjadi di Surabaya dengan kumulatif inflasi sebesar 2,46 persen, sedangkan inflasi kumulatif terendah masih di Kota Kediri sebesar 0,91 persen. Inflasi yoy pada bulan November 2015 tertinggi terjadi di Malang sebesar 5,19 persen. Inflasi yoy terendah terjadi di Kota Kediri dan Banyuwangi sebesar 3,45 persen. Tabel 4 Inflasi Bulanan, Tahun Kalender dan year on year 8 Kota di Jawa Timur (persen) Kota November 2015 Tahun Kalender year on year [1] [2] [3] [4] SUMENEP 0,30 1,83 4,48 JEMBER 0,26 1,91 4,60 MADIUN 0,21 2,15 4,39 MALANG 0,16 2,41 5,19 KEDIRI 0,11 0,91 3,45 BANYUWANGI 0,08 1,34 3,88 PROBOLINGGO 0,05 1,69 3,88 SURABAYA -0,02 2,46 4,75 Jawa Timur 0,06 2,22 4,65 Nasional 0,21 2,37 4,89 Kediri, 1 Desember 2015 BPS Kota Kediri Kepala, Ir. FIRDA NIP. 19640810 199003 2 002