1. SEMESTER 2
BAB 6
(QS. ABASA AYAT 1-8)
1. Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling,
2. karena telah datang seorang buta kepadanya
3. Tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya (dari dosa).
4. atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran, lalu pengajaran itu memberi manfaat kepadanya?
5. Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup
6. maka kamu melayaninya.
7. Padahal tidak ada (celaan) atasmu kalau dia tidak membersihkan diri (beriman).
8. Dan adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera (untuk mendapatkan pengajaran)
Surat Abasa terdiri dari 42 ayat. Termasuk golongan surat Makiyyah.
Dinamakan Abasa (ia bermuka masam) diambil dari perkataan Abasa yang
terdapat pada ayat pertama surat ini.
2. Asbabun Nuzul
Pada suatu ketika Rasulullah SAW berdialog dan menerima kehadiran
para pembesar Qurays, dengan harapan mereka bersedia memeluk islam. Pada
saat yang sama datang seorang sahabat yang buta, Abdullah bin Umi Maktum,
seraya berkata : Wahai Rasulullah, berilah aku petunjuk agama. Mendengar
perkataannya, Rasulullah berpaling dengan muka masam. Beliau tetap menghadap
dan menyambut para pembesar Qurays. Melihat keadaan Rasulullah yang
demikian, maka Abdullah bin Umi Maktum serayab berakata : Wahai Rasulullah,
adakah kata-kataku menggagu pembicaraanmu denagn pembesar-pembesar
Quraiys itu? , Rasulullah menjawab, Tidak, sama sekali tidak. Dengan adanya
kejadian ini, maka Allah segera mengutus Jibril menurunkan wahyu kepada
Rasulullah, berupa ayat ke 1-10 dari surat abasa.yakni sebagai teguran atas sikap
Rasulullah yang bermuka masam ketika menerima Abdullah bin Umi Maktum yang
buta dihadapan pembesar Quraiys.
Tafsir dan Kandungan
Dilatar belakang surat abasa jelas membuktikan bahwa Rasulullah
memilih-milih dalam domain berdakwahnya. Rasulullah mempunyai asumsi bahwa
jika beliau mendapat dukungan dari orang-orang penting dari suku Quraiys yaitu
Utbah bin Rabiah, Syaibah bin Rabiah, dll, maka akan berkuranglah masalah yang
dialami umat pada saat diawal dakwah Makiyyah.
Datangnya Abdullah bin Umi Maktum yang membuat Rasulullah bermuka
masam adalah refleksi keengganan untuk mengurus masalah yang diasumsikan
kurang penting dan tidak punya kemampuan ekonomi.
Hikmah dari abasa terhadap Rasulullah :
Tafsir Fizhilaali Quran menjelaskan bahwa disinilah langit campur
tangan untuk mengatakan kata pasti dalam urusan ini, untuk menaruh rambu-
rambu dan semua petunjuk jalan, dan untuk menetapkan timbangan untuk
menimbangsemua norma dan nilai, tanpa menghiraukan semua jenis lingkungan
(kasta) dan pemikiran. Termasuk pemikiran tentang kemaslahatan dakwah
menurut pandangan manusia, bahkan menurut pandangan penghulu semua manusia
yakni Nabi Muhammad SAW.