1. Budidaya Belut (3)
December 5, 2006 by trimudilah
Belut Tantangan dan Harapan Masa Depan
Budidaya Belut saat ini dirasa sangat menguntungkan mengingat permintaan dalam dan luar
negeri terus meningkat, namun Belut alam yang hidup bebas sangat sulit ditemukan.
Penggunaan pestisida pembahas hama dilahan pertanian ternyata berdampak menghilangnya
sebagian spesies ikan, termasuk belut. Hal ini sangat memprihatinkan, bila dipandang dari segi
keseimbangan alam. Kelestarian alam merupakan tanggungjawab bersama penghuni bumi.
Budidaya Belut sebenarnya tidak sulit dan juga tidak mahal. Masyarakat yang memiliki lahan
sempitpun dapat memelihara belut. Secara Teknis Budidaya dan pemeliharaan belut (monopterus
albus) hanya memerlukan perhatian dalam memilih tempat/lokasi budidaya, pembuatan kolam,
media pemeliharaan, memilih benih, perkembangbiakan belut, penetasan, makanan dan
kebiasaan makan serta hama. Disisi lain kita memerlukan tata cara panen, pasca panen,
pemasaran dan pencatatan.
Teknik Budidaya dan Pemeliharaan Belut
a. Tempat/Lokasi Budidaya
Pemilihan lokasi bakal pembuatan kolam ditempat yang tidak secara langsung terkena sinar
matahari, meskipun dapat disiasati dengan pemberian peneduh. Disamping itu luas lahan dengan
memperhatikan kemiringan dan batas calon kolam. Kolam ini dapat diatas tanah atau galian
tanah, hal ini tergantung pada luas lahan yang akan memudahkan pengamatan, pembangunan
konstruksi kolam, seperti pintu air, saringan dan lain sebagainya.
b. Pembuatan kolam
Lokasi yang telah ditentukan dengan memperhatikan persyaratan teknis dan jenis kolam, baik
kolam penampungan induk, kolam pemijahan dan pendederan serta kolam pembesaran. Kolam-
kolam ini memiliki ukuran tersndiri, pertama, Kolam Penampungan Induk berukuran 200 cm x
400 cm x 80 cm, kedua Kolam Pemijahan 200 cm x 200 cm x 100 cm, ketiga, Kolam
Pembesaran 500 cm x 500 cm x 120 cm.
c. Media Pemeliharaan
Kolam budidaya belut menggunakan media pemelihaan sebagai tempat hidup berupa
tanah/lumpur sawah yang dikeringkan, pupuk kandang, pupuk kompos (sekam/gabah padi yang
dibusukkan), jerami padi, cincangan batang pisang, pupuk urea dan NPK dengan perbandingan
kurang lebih sebagai berikut :
Lapisan paling bawah tanah/lumpur setinggi 20 cm.
2. 1. Lapisan pupuk kandang setinggi 5 cm.
2. Lapisan tanah/lumpur setinggi 10 cm.
3. Lapisan Pupuk kompos setinggi 5 cm.
4. Lapisan tanah/lumpur setinggi 10 cm.
5. Lapisan jerami padi setinggi 15 cm, yang diatasnya ditaburi secara merata pupuk urea 2,5 kg
dan NPK 2,5 kg untuk ukuran kolam 500 cm x 500 cm. Perbandingan jumlah pupuk dan luas
kolam ini juga dipergunakan dalam ukuran kolam, baik lebih besar maupun kecil.
7. Lapisan tanah/lumpur setinggi 20 cm.
8. Lapisan air dengan kedalaman setinggi 15 cm, yang ditaburi secara merata batang pisang
sampai menutupi permukaan kolam.
Seluruh media pemeliharaan ini didiamkan agar terjadi proses permentasi dan siap untuk
pemeliharaan belut selama kurang lebih dua minggu.
d. Pemilihan Benih
Media pemeliharaan yang sudah lengkap dan siap untuk pemeliharaan, menuntut pemilihan bibit
belut yang berkualitas agar menghasilkan keturunan normal.
Syarat Benih Belut : pertama, anggota tubuh utuh dan mulus atau tidak cacat atau bekas gigitan.
kedua, mampu bergerak lincah dan agresif. ketiga, penampilan sehat yang ditunjukan dengan
tubuh yang keras, tidak lemas tatkala dipegang. keempat, tubuh berukuran kecil dan berwarna
kuning kecoklatan. kelima, usia berkisar 2-4 bulan.
Disamping itu diperhatikan pula pemilihan induk belut jantan dan betina sebagai berikut :
1. Ciri Induk Belut Jantan
Berukuran panjang lebih dari 40 cm.
Warna permukaan kulit gelap atau abu-abu.
Bentuk kepala tumpul.
Usia diatas sepuluh bulan.
2. Ciri Induk Belut Betina
Berukuran panjang 20-30 cm
Warna permukaan kulit cerah atau lebih muda
Warna hijau muda pada punggung dan warna putih kekuningan pada perut
Bentuk kepala runcing
Usia dibawah sembilan bulan.
e. Perkembangan Belut
Belut berkembangbiak secara alami dialam terbuka dan dapat dibudidaya dengan
perkembangbiakan normal dikolam dengan media pemeliharaan yang memenuhi persyaratan.
Belut secara lami memiliki masa kawin selama musim hujan (4-5 bulan), dimalam hari dengan
suhu sekitar 28属 C atau lebih. Musim kawin ini ditandai dengan berkeliarannya belut jantan
kepenjuru kolam, terutama ketepian dan dangkal yang akan menjadi lubang perkawinan. Lubang
berbentuk Udimana belut jantan akan membuat gelembung busa dipermukaan air untuk
3. menarik perhatian betina, namun belut jantan menunggu pasangannya dikolam yang tidak
berbusa. Telur-telur dikeluarkan disekitar lubang, dibawah busa dan setelah dibuahi akan
dicakup pejantan untuk disemburkan dilubang persembunyian yang dijaga belut jantan.
f. Penetasan
Telur-telur ini akan menetas setelah 9-10 hari, tetapi dalam pendederan menetas pada hari ke 12-
14. Anak-anak belut ini memiliki kulit kuning yang semakin hari akan berangsur-angsur menjadi
coklat. Belut jantan akan tetap menjaga sampai belut muda berusia dua minggu atau mereka
meninggalkan sarang penetasan untuk mencari makanan sendiri.
g. Makanan dan kebiasaan makan
Belut secara alamiah memakan segala jenis binatang kecil yang hidup atau terjatuh di air. Belut
ini akan menyergap makanannya dengan membuat lubang perangkap, lubang ini menyerupai
terowongan berdiameter 5 cm.
h. Hama belut
Belut jarang terserang penyakit yang disebabkan oleh kuman atau bakteri, namun mereka sering
kekurangan pangan, kekeringan atau dimakan sesama belut dan predator lainnya, sehingga
memerlukan air mengalir agar tetap sehat.
Setelah belut berkembang sesuai yang diharapkan, kita harus memperhatikan tata cara panen
agar belut tidak luka dan tetap segar, baik untuk pasar lokal maupun antar daerah dan ekspor.
Belut untuk pasar lokal hanya memerlukan ukuran sedang dengan umur 3-4 bulan, sedangkan
ekspor perlu ukuran lebih besar dengan usia 6-7 bulan.
Perlakukan pasca panenpun juga harus diperhatikan, baik dalam membersihkan dan
memperbaiki kolam pemeliharaan serta dilakukan penggantian media yang baru, sehingga
makanan belut tidak habis bahkan semakin banyak.
Belut merupakan makanan bergizi yang layak dikonsumsi manusia, sehingga dapat dipasarkan
dimanapun, baik lokal maupun ekspor dengan harga yang cukup menguntungkan.
Dalam rangka budidaya ini akan diselenggarakan Seminar atau Pelatihan Budidaya Belut dengan
instruktur/narasumber Ir. R.M. Sonson Sundoro di Kaliurang pada tanggal 12-13 Februari 2005
dengan materi Teknik Budidaya Belut di Wisma Taman Eden Kaliurang Yogyakarta.
Kontribusi Pelatihan ini Rp. 525.000,- dengan fasilitas training kit, sertifikat, kartu anggota
plasma, kaos, tas, kontrak jaminan pemasaran, transportasi ke peternak belut dan pertanggungan
asuransi jiwa.
Tempat pendaftaran :
1. Iriyanto (Sayegan) 081578064424
2. Slamet Sutiyono (Sidoarum) 081578866449
3. Darmanto (Gedongkuning) 08179412499