際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
BUDIDAYA IKAN LELE DALAM KOLAM TERPAL
(SUDAH TERUJI KEBENARANNYA)
A. PERSIAPAN DAN PEMELIHARAAN KOLAM
1. Pengeringan dan Pemupukan Kolam
Sebelum digunakan kolam dipupuk dan dikeringkan dulu.Pengeringan
dan pemberian obat-obatan pembunuh jamur dan bakteri patogen dimaksudkan
untuk meminimalisir gangguan hama serta membunuh bibit penyakit.setelah
dikeringkan dan diberi obat-obatan, kolam perlu kita bilas, dengan cara
menyemprotkan air dengan pompa bertekanan tinggi keseluruh kolam sampai
semua lumpur,sampah dan binatang pengganggu terlarut keluar dari kolam
pemeliharaan. Pemupukan bermaksud untuk menumbuhkan plankton hewani
dan nabati yang menjadi makanan alami bagi lele.Pupuk yang digunakan adalah
pupuk kandang (kotoran sapi atau kambing) dan kompos kering (Butiran)dengan
dosis 500-700 gram/m2. Kotoran sapi atau kambing ditempatkan dalam karung
dan ditambat didasar kolam sebanyak minimal 2 karung/kolam, tentunya lebih
banyak lebih baik. Kolam diisi kembali dengan air segar, setelah proses
pemupukan selesai. Tambahkan minimal 1 liter pupuk cair EM4, pemberian
pupuk cair EM 4 harus dilakukan secara bertahap, untuk minggu pertama
bersamaan dengan masuknya air kedalam kolam pemberian EM4 sebanyak
250cc, dibiarkan selama tiga hari sampai warna air kolam berubah menjadi
coklat atau kehijauan yang menunjukkan mulai banyak jasad-jasad renik yang
tumbuh sebagai makanan alami lele. Pemberian selanjutnya seminggu setelah
benih mulai ditanam, dan juga minggu-minggu selanjutnya secara bertahap
ketinggian air ditambah, setiap minggu seiring dengan bertambahnya ukuran
lele.
Usahakan agar selalau membuat tempat tersendiri untuk kelangsungan
pemeliharaan pakan alami lele, dengan cara membuat sekatan disalah satu sisi
kolam. Sekatan ini diupayakan tidak bisa dimasuki lele secara langsung, agar
induk dari pakan alami lele bisa berkembang biak dengan tanpa gangguan,
sehingga ketersediaan pakan alami ini dapat terus terpelihara sampai lele bisa
dipanen. Dalam sekatan ini tempatkan minimal 2 karung kotoran sapi, pupuk
1
cair EM4 dan bekatul. Selain itu dalam sekatan ini kita isi dengan jerami dan
potongan pohon pisang yang dibiarkan membusuk, sedikit kotoran ayam dan
sampah sayuran.
2. Pemeliharaan Kolam
Ikan yang kita pelihara dalam kolam memerlukan pemeliharaan dan
perawatan agar dapat memberikan hasil yang memuaskan. Untuk itu perlu kita
buat jadwal perawatan kolam, supaya selama masa pemeliharaan, kolam dapat
menjadi tempat yang nyaman dan terjaga kondisinya sampai masa panen tiba.
 Kolam diberi pupuk cair EM4 secara berkala dengan dosis 20-25cc/m2
untuk menjamin ketersediaan bakteri penghancur sampah dan pembuat
enzim Xylanase, Pemupukan dengan pupuk Organik dan pemberian Enzim
Xylanace kedalam kolam, bertujuan untuk menimbulkan kultur pakan alami
yang sangat bermanfaat untuk pertumbuhan lele. Kolam yang telah
terjangkiti penyakit harus segera diobati dengan ekstrak tanaman obat.
 Pembuatan kotak filter. Berupa anyaman bambu berbentuk persegi empat
dengan ukuran 1(satu) meter, fungsi dari kotak ini sebagai penyaring kotoran
dan bibit penyakit yang mungkin ikut terlarut dalam aliran air, kedalam
kotak diisikan berbagai macam daun yang bermanfaat dan bersifat obat,
sekaligus juga dapat mengkondisikan keasaman air kolam. (lihat dalam
indeks)
 Induk pakan alami yang kita pelihara dalam sekatan juga perlu kita urus
dengan cara yang sama dengan kolam utama, supaya ketersediaan pakan
alami lele tetap berlimpah.
B. PEMIJAHAN
Langkah pertama untuk pemijahan ikan lele secara alami adalah dengan
memilih induk betina dan jantan yang sudah matang gonad. Pilih sepasang ikan lele
yang memiliki bobot seimbang, tujuannya agar salah satu induk tidak ketakutan
terhadap induk lainnya. Keseimbangan bobot sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan pemijahan.
Sebelum proses pemijahan ikan lele dilakukan, siapkan terlebih dahulu
kolam tempat memijah. Kolam yang ideal untuk pemijahan adalah panjang 2-3
meter, lebar 1-2 meter dan kedalaman 1 meter. Sebaiknya dasar kolam terbuat dari
2
semen atau fiberglass agar mudah mengawasi telur hasil pembuahan. Sebelumnya
kolam harus dikeringkan dan dijemur, kemudian diisi air sedalam 30-40 cm.
Gunakan air yang berkualitas baik, bersih dan jernih.
Pasang kakaban, bisa dibuat dengan ijuk yang dijepit dengan bambu
seukuran area kolam. Gunakan pemberat agar kakaban tersebut tenggelam tidak
mengapung di atas permukaan air. Kakaban berfungsi agar telur hasil pemijahan
tidak berhamburan dan mudah dipindahkan. Buatlah kakaban sekokoh mungkin agar
tidak berantakan oleh indukan yang aktif. Air untuk pemijahan ikan lele harus kaya
oksigen, oleh karena itu berikan aerasi pada kolam pemijahan. Atau, apabila tersedia
sumber air yang cukup buatkan aliran masuk dan keluar. Atur debit air sebanyak 2-3
liter per detik.
Waktu yang tepat untuk memasukan indukan kedalam kolam pemijahan
adalah sore hari. Biasanya ikan lele akan memijah sekitar pukul 23.00 hingga pukul
05.00. Selama proses pemijahan ikan lele kolam harus ditutup, untuk mencegah
induk ikan loncat keluar kolam. Pada pagi hari, biasanya proses pemijahan sudah
selesai. Telur akan menempel pada kakaban. Telur yang berhasil dibuahi berwarna
transparan sedangkan yang gagal berwarna putih susu.
Setelah proses pemijahan selesai, segera angkat induk dari kolam
pemijahan ikan lele. Hal ini untuk menghindari telur disantap oleh induk ikan,
karena setelah memijah induk ikan betina akan merasa lapar. Selanjutnya telur yang
telah dibuahi ditetaskan. Penetasan bisa dilakukan di kolam pemijahan ataupun di
tempat lain seperti akuarium, fiberglass atau kolam terpal. Selama proses penetasan
suplai oksigen (aerasi) harus dipertahankan dan suhu distabilkan pada kisaran 28-
29o
C.
Telur yang telah dibuahi akan menetas dalam 24 jam menjadi larva. Setelah
itu segera pisahkan telur yang gagal atau larva yang mati untuk mencegah
tumbuhnya jamur. Larva yang menetas akan bertahan tanpa pemberian makanan
tambahan selama 3-4 hari. Selanjutnya lakukan proses pemesaran larva.
C. PEMELIHARAAN LARVA IKAN LELE
Proses pemijahan akan dihasilkan larva ikan yang harus dibesarkan dalam
tahap pembenihan ikan lele selanjutnya. Pisahkan larva dari induknya. Kualitas air
kolam untuk pemeliharaan larva harus terjaga. Usahakan ada aerasi dengan
3
aerotor untuk menyuplai oksigen. Suhu kolam harus dipertahankan pada kisaran
28-29o
C. Pada suhu dibawah 25o
C, biasanya akan terbentuk bintik putih pada larva
yang menyebabkan kematian massal.
Apabila terjadi perubahan suhu, usahakan tidak terjadi secara ekstrim.
Perubahan suhu kolam sebaiknya tidak berfluktuasi lebih dari 1o
C. Banyak larva
yang tidak mentolerir suhu yang berubah-ubah.
Hal penting lainnya adalah menjaga kebersihan kolam. Bersihkan kolam
dari kotoroan dan sisa pakan dengan spons. Kotoran dan sisa pakan bisa
menimbulkan gas amonia yang bisa memicu kematian larva.
Larva masih membawa persediaan makanan dalam dirinya, jadi tidak perlu
diberi pakan hingga 3-4 hari. Setelah persediaan makanannya habis, larva harus
segera diberi pakan. Pakan bisa berupa kuning telur yang telah direbus atau berikan
pakan berupa cacing sutera (Tubifex sp.). Cacing ini bernilai gizi tinggi dan disukai
benih ikan yang baru tumbuh. Pakan berupa cacing ini meringankan perawatan,
karena bisa hidup dalam air dan tidak mengotori kolam. Sehingga meminimalkan
resiko keracunan akibat sisa pakan yang membusuk.
Cacing sutera diberikan hingga larva berumur 3 minggu kalau bisa atau
berukuran 1-2 cm. Setelah itu, larva bisa dikatakan telah menjadi benih ikan dan
siap diberi pelet yang berbentuk tepung.
D. PENDEDARAN BENIH
Pendederan adalah suatu tahapan untuk melepas benih ikan ke tempat
pembesaran sementara. Proses pendederan merupakan salah satu tahapan penting
dalam pembenihan ikan lele. Tempat pendederan biasanya berupa kolam kecil
dengan pengaturan lingkungan yang ketat. Tahapan ini diperlukan karena benih ikan
masih rentan terhadap serangan hama, penyakit dan perubahan lingkungan yang
ekstrem. Benih ikan didederkan hingga siap untuk ditebar di kolam budidaya yang
lebih luas.
1. Menyiapkan Kolam Pendedaran
Dalam menyiapkan kolam pendederan, perhatikan dengan seksama
saluran masuk dan keluar pintu air. Gunakan jaring yang halus agar benih tidak
bisa melintas saluran air dan tidak ada hama dari luar yang terbawa masuk ke
kolam. Lakukan pengeringan kolam sebelum digunakan. Lebih baik apabila
4
kolam dijemur untuk menghilangkan bibit penyakit yang mungkin tersisa dari
aktivitas sebelumnya. Khusus untuk jenis kolam tanah yang akan digunakan
untuk pembenihan ikan lele, lakukan pengolahan tanah dan pemupukan dasar
kolam.
Pengisian air kolam untuk pembenihan ikan lele, hendaknya dilakukan
secara bertahap. Pada tahap awal isi kolam dengan kedalaman 20-30 cm. Hal ini
mengingat benih ikan masih sangat kecil, apabila kolam terlampau dalam benih
tersebut akan kesulitan untuk berenang ke atas dan mengambil oksigen dari
udara. Setelah benih membesar tambahkan kedalaman kolam secara bertahap,
sesuaikan dengan ukuran benih ikan.
2. Pelepasan Benih
Benih ikan lele sudah bisa dipindahkan ke kolam pendederan setelah
berumur 3 minggu dihitung sejak menetas di tempat pemijahan. Atau, kira-kira
berukuran panjang 1-2 cm. Kepadatan tebar benih lele berkisar 300-600 ekor per
m2
misalnya ukuran 2 x 4 maka tebar padat benih (600 x 8 = 4800 ekor).
Benih ikan yang masih kecil sangat sensitif terhadap perubahan
lingkungan yang ekstrim. Oleh karena itu, memindahkan benih ikan ke kolam
pendederan perlu kehati-hatian. Caranya, Gunakan wadah atau ember plastik,
kemudian isi dengan air dari kolam asal hingga penuh. Ambil benih ikan
gunakan jaring yang halus, lalu masukkan ke dalam wadah tadi.
Setelah wadah terisi penuh, angkat dan pindahkan wadah tersebut ke
kolam pendederan. Kemudian miringkan, sehingga air dalam wadah menyatu
dengan air kolam pendederan. Diamkan sejenak dan biarkan benih ikan
berenang keluar dengan sendirinya dari dalam wadah.
E. PENYORTIRAN
Ikan lele merupakan salah satu jenis hewan kanibalisme yaitu memangsa
sejenisnya, maka untuk mencegah hal tersebut sebaiknya kita melakukan
penyortiran benih ikan lele. Namun kenyataan di lapangan, banyak para peternak
melakukan kesalahan fatal dalam penyortiran ukuran benih lele. Alhasil, setelah
penyortiran banyak ikan lele yang terluka sehingga menyebabkan kematian dan
lebih parahnya lagi menyebabkan penyebaran bakteri yang sangat cepat.
5
Berdasarkan hasil research yang saya lakukan di berbagai lokasi, maka hal
tersebut di atas dapat diatasi dengan cara sebagai berikut:
1. Siapkan jaring halus sesuai ukuran kolam.
2. Tarik jaring tersebut dari ujung satu ke ujung yang lain secara perlahan-lahan.
3. Angkat benih lele yang akan disortir, kemudian langsung siapkan ember
penyortiran dan ditampung dalam bak sementara (harus diisi dari air kolam asli
agar tidak terjadi strees pada ikan).
4. Jangan pernah sekali-kali mengganti air dengan kondisi yang baru, karena ikan
akan mengalami streess karena perubahan air.
5. Setelah proses penyortiran selesai, usahakan langsung ditaruh dalam kolam
seperti sedia kala.
Langkah-langkah di atas, telah saya uji dan dapat menekan angka kematian
pada benih ikan lele waktu penyortiran dan kemungkinan untuk keberhasilan
semakin tinggi.
F. CARA MENCEGAH DAN MENGATASI PENYAKIT AEROMONAS PADA
IKAN LELE
Bisnis budidaya ikan (aquaculture) dikategorikan sebagai bisnis yang high
risk (memiliki risiko yang cukup tinggi), hal ini disebabkan oleh banyaknya faktor-
faktor yang dapat menyebabkan kerugian yang cukup besar, kerugian disebakan
karena penuh dengan faktor ketidakpastian seperti ketidakpastian cuaca, kualitas
induk ikan, harga pakan yang mahal dibandingkan dengan harga jual ikan, serangan
hama penyakit yang menjadi momok yang menakutkan karena sewaktu-waktu
menyerang tanpa mengenal kasta, ketidak pastian market dan lain-lain. Jika hal
tersebut terjadi biasanya tidak ada yang bisa dilakukan selain mengeluh karena
kerugian yang diderita bukan hanya modal produksi melainkan tenaga, waktu,
pikiran dan lain-lain.
Semenjak saya menekuni bisnis budidaya ikan lele, permasalahan utama
yang akan dibahas disini, bagaimana caranya mengobati benih ikan lele yang sudah
kena serangan aeromonas? Sebelum kesana saya hanya ingin sedikit mereview
(mengulas balik) bahwa yang namanya aeromonas itu sebenarnya tidak akan
menyerang benih ikan selama ikan itu dalam kondisi sehat alias daya tahan
tubuhnya kuat, di berbagai literatur kita mengenal jenis ini sebagai pathogen
6
sekunder, permasalahannya adalah seringkali para pembudidaya ikan cenderung
memaksakan agar mendapat keuntungan maksimal. Akibatnya melakukan tindakan-
tindakan yang sebenarnya dapat merugikan pembudidaya ikan itu sendiri, seperti
meningkatkan padat tebar hingga benih ikan tampak berdesak-desakan, kondisi ini
jelas membuat ikan merasa tidak nyaman karena selain harus lebih bersaing dalam
hal mendapatkan makanan dan oksigen, air media juga akan cepat bau karena
produksi amoniak sangat tinggi. Selain itu ruang gerak yang terbatas menyebabkan
ikan sulit bergerak, akibatnya intensitas gesekan antara ikan yang satu dengan ikan
yang lain akan lebih sering terjadi, jika hal ini sudah terjadi ikan akan mengalami
luka-luka di bagian luar tubuhnya, jika sudah luka, maka daya tahan tubuh ikan
menurun karena sel darah putih terkonsentrasi kepada luka untuk melawan
masuknya infeksi benda asing salah satunya serangan aeromonas yang paling suka
menginfeksi daerah luka.
Banyak sekali kerugian yang akan didapatkan jika memaksakan
meningkatkan padat tebar ikan, seperti pertumbuhan ikan menjadi lambat yang
artinya biaya produksi bertambah, mudah terserang penyakit, harus sering ganti air
dan lain-lain. Oleh karenanya sangat disarankan untuk para pembudidaya ikan
mencari tahu padat tebar ideal agar kualitas benih ikan optimum. Apabila memang
harus menggunakan padat tebar tinggi, maka carilah ilmu bagaimana cara men-
treatment kualitas air dan pakan agar padat tebar ikan tetap tinggi, namun kulitas
lele tetap optimal. Tips dan trik mengenai padat tebar tinggi tidak akan saya
cantumkan disini.
Melalui beberapa kali pengalaman agar menghasilkan lele yang berkulitas
unggul (pertumbuhan tinggi dan tahan terhadap serangan pathogen) maka padat
tebar yang saya sarankan untuk berbagai kolam adalah sebagai berikut:
1. Padat tebar larva ikan (usia 0  1 minggu) : 2000 e/m2
2. Padat tebar usia (1-2 minggu) atau size 1-2 cm : 1000 e/m2
3. Padat tebar usia (2-3 minggu) atau size 2-3 cm : 500 e/m2
4. Padat tebar usia (3-4 minggu) atau size 3-4 cm 200 e/m2
5. Padat tebar usia (4-5minggu) atau size 4-5 cm 200 e/m2
6. Padat tebar usia (5-6 minggu) atau size 5-6 cm 100 e/m2
7. Padat tebar usia (6-7minggu) atau size 6-7 cm 75 e/m2
7
8. Padat tebar usia (7-8 minggu) atau size 7-8 cm 50 e/m2
Padat tebar di atas dekat sekali dengan acuan padat tebar yang disarankan
oleh SIN (St叩ndar Nasional Indonesia), pada tataran praktis, kondisi padat tebar di
atas memang sangat optimal, namun menurut para pembudidaya lele hal tersebut
rugi jika diterapkan dalam skala usaha, karena jumlah lele yang dipelihara terlalau
sedikit.
Untuk mengatasi serangkan aeromonas pada ikan lele, menurut hasil riset
saya diberbagai perkolaman banyak orang tidak tahu, menggunakan berbagai
macam obat kimia yang hasilnya bisa dikatakan NOL. Untuk itu, saya memberikan
obat alami yang hasilnya sudah saya ujicobakan. Obat tersebut sebenarnya banyak
tersebar di sekitar kita, baik dari tanaman maupun dari kotoran hewan.
1. Obat Mengatasi Aeromonas dari Kotoran Hewan
Obat mengatasi Aeromonas pada ikan lele yaitu kotoran kambing yang sudah
tercampur dengan air kencingnya. Kalau sudah tau, terus gimana cara
aplikasinya?
a. Pertama-tama kita kumpulkan kotoran kambing sebanyak 15 kg.
b. Campur kotoran tersebut dengan 10 lembar daun pepaya, 10 lembar daun
sirih dan batang pohon pisang secukupnya.
c. Kemudian dibungkus pake kantong beras yang transparan.
d. Beri kantong tersebut obat EM4 sebanyak 100 ml dan di sekitar kolam
ditabur cairan tersebut sebanyak 150 ml yang sudah dicampur air bersih 1
liter (tungguin 10 menit kemudian tebarkan).
2. Obat Mengatasi Aeromonas dari Tumbuh-tumbuhan
Obat herbal alami yang sangat ampuh untuk mengatasi bakteri
aeromonas yang sering menyerang ikan lele, walaupun kolam dibersihkan kalau
sudah terjangkit aeromonas kemungkinan berulang sangat tinggi (hasil riset
saya).
Obat herbal alami yaitu sangat sederhana, antara lain: daun sirih, daun
sambiloto dan daun jambu biji yang sudah terbukti untuk meningkatkan
kekebalan tubuh pada ikan lele. Di bawah ini akan saya uraikan cara
pembuatannya:
8
a. Tumbuk rata daun sirih (10 lembar), daun sambiloto (10 lembar), dan daun
jambu biji (10 lembar).
b. Setelah ditumbuk rata, campur dengan air (1 liter) kemudian ditebarkan pada
kolam.
c. Bisa juga dicampurkan pada pellet, caranya 1 ml air obat dicampur dengan
pellet 100 gr untuk pencegahan dan bila digunakan untuk pengobatan, dosis
ditambah lagi sebanyak 2,5 ml dicampur dengan pellet sebanyak 100 gr,
diulang sampai 1 minggu.
G. PENYAKIT YANG MENYERANG DALAM BUDIDAYA LELE
Berikut ini adalah daftar nama-nama musuh Pak Tani di kolam, bentuk serangan
cukup menyeramkan namun masih bisa kita tangani dengan penuh senyuman.
Dont panic at the disco!!! Setiap bentuk serangan bisa dikenali dari cirinya dan
yakinlah bahwa setiap penyakit pasti ada obatnya. Bakteri, penyakit dan virus
adalah makhluk hidup yang punya hak untuk hadir di kehidupan dan hak untuk
hidup juga. Sebagai Khalifah manusia berhak untuk mengendalikan dan
membunuhnya jika terpaksa dilakukan. Wokey, mari kita berkenalan dan bersahabat
dengan mereka (Bams Kriewoel, 2011).
1. Penyakit karena bakteri Aeromonas hydrophilla dan Pseudomonashydrophylla
a. Ancaman : kematian massal (50-100% dalam jangka waktu 3-7 hari).
b. Waktu penyerangan : jam 12.00-15.00 WIB
c. Bentuk bakteri
Bakteri ini seperti batang dengan polar flage (cambuk yang terletak diujung
batang), dan cambuk ini digunakan untuk bergerak, berukuran 0,70,8x 1
1,5 mikron.
d. Gejala :
Benih ikan yang terserang warna tubuhnya menjadi gelap, kulit kesat dan
timbul pendarahan, bernafas megap-megap di permukaan air.
e. Pencegahan :
Memelihara lingkungan perairan agar tetap bersih, termasuk kualitas air (air
dijaga agar tetap berwarna hijau terang / hijau botol bir bintang jangan
sampai berwarna hijau gelap). Jika air sudah hampir berwarna hijau gelap
9
maka air kolam harus segera diencerkan (buang 50% dan anti air baru 50%),
pengenceran kolam dilakukan pada sore hari (jam 15.00-16.00 WIB).
f. Pengobatan : jika terserang maka lakukan pengobatan (kuratif) dengan cara:
1) Ambil dan buang ikan-ikan yang mati, ganti air 50%, puasakan ikan
minimal 12 jam.
2) 12 jam kemudian, buatlah takaran pakan 村 dari dosis sebenarnya,
campurkan pakan dengan bahan aktif Terramycine dengan dosis
50mg/kg ikan/hari, diberikan selama 710 hari atau campurkan pakan
dengan bahan aktif Sulphonamidsebanyak 100 mg/kg ikan/hari selama
34 hari. Obat banyak dijual di kios/toko pertanian dengan merk dagang
Enrofloct, Booster dll, lihat kemasan yg mengandung 2 zat aktif diatas.
3) Pakai butiran PK 10 gram / 10.000 liter (tersedia d apotek, AWAS Obat
Keras), terpaksa digunakan ketika point a dan b gagal melawan serangan
si Aeromonas hydrophilla dan Pseudomonashydrophylla ini.
2. Penyakit Tuberculosis
a. Ancaman : kematian 5-10% setiap hari
b. Waktu penyerangan : setiap saat
c. Penyebab : bakteri Mycobacterium fortoitum.
d. Gejala : tubuh ikan berwarna gelap, perut bengkak (karena tubercle/bintil-
bintil pada hati, ginjal, dan limpa). Posisi berdiri di permukaan air, berputar-
putar atau miring-miring, bintik putih di sekitar mulut dan sirip.
e. Pencegahan : memperbaiki kualitas air dan lingkungan kolam.
f. Pengobatan : dengan Terramycin dicampur dengan makanan 57,5 gram/100
kg ikan/hari selama 515 hari.
3. Penyakit karena jamur/candawan Saprolegnia.
Jamur ini tumbuh menjadi saprofit pada jaringan tubuh yang mati atau ikan yang
kondisinya lemah.
a. Gejala : ikan ditumbuhi sekumpulan benang halus seperti kapas, pada daerah
luka atau ikan yang sudah lemah, menyerang daerah kepala tutup insang,
sirip, dan tubuh lainnya.
b. Pengendalian : memperbaiki kualitas air dan lingkungan kolam.
10
c. Pengobatan : benih gelondongan dan ikan dewasa direndam pada NaCl /
garam dapur 300 gram/liter selama 3 menit.
4. Penyakit Bintik Putih dan Gatal/Trichodiniasis
a. Penyebab : parasit dari golongan Ciliata, bentuknya bulat, kadang-kadang
amuboid, mempunyai inti berbentuk tapal kuda, disebut
Ichthyophthiriusmultifilis.
b. Gejala : ikan yang diserang sangat lemah dan selalu timbul di permukaan air;
terdapat bintik-bintik berwarna putih pada kulit, sirip dan insang; ikan
sering menggosok-gosokkan tubuh pada dasar atau dinding kolam.
c. Pengendalian : air harus dijaga kualitas dan kuantitasnya.
d. Pengobatan : dengan cara perendaman ikan yang terkena infeksi pada
campuran larutan Formalin 25 cc/m3 dengan larutan NaCl / garam dapur 100
gram/m3 selama 1224 jam, kemudian ikan diberi air yang segar.
Pengobatan diulang setelah 3 hari.
11
HAMA DAN PENYAKIT
Jenis Penyakit
SEBAB AKIBAT TANDA
Kelebihan ramuan herbal /
pro biotik
Diare
Kaporit Pertumbuhan Ikan
terganggu
Kotoran kambing termakan Radang usus Berdiri spt tiang listrik
PH air > 8 atau < 7 Bintik putih di seluruh
tubuh / radang kulit
Memberi makan terlalu
pagi
radang insang
Parasit akibat memasukan
kotoran ke kolam
radang insang
Pakan tidak dibasahi
terlebih dahulu
Ikan kembung
Pakan terlalu banyak yang
tidak termakan
PH air > 8, radang kulit
JENIS OBAT
UNTUK MELAWAN PENYAKIT PADA IKAN LELE
PENYAKIT CARA PENGOBATAN
pH air tidak sesuai
Garam 1 sendok makan selama 3 hari berturut turut
atau Daun ketepeng, 8 lembar untuk meningkatkan
pH
Radang kulit karena :
1. pH air tidak sesuai krn
pakan tidak habis  air bau
1. Dosis per 10 M2 per 1.000 ekor
2. Buang air dasar kolam & ganti air 25%
Cara Herbal:
3. Daun ketepeng, 8 lembar untuk meningkatkan
pH
4. Daun ketepeng, 4 lembar untuk pencegahan
5. Garam 1 sendok makan selama 3 hari berturut
turut
Cara Pakai Obat-obatan:
1. Super tetra 4 kapsul + air lalu ditebar ke
kolam
2. Tetra 1 sendok teh + air lalu ditebar ke kolam
2. Air kotor Cara Perawatan Air:
1. Buang air dasar kolam 50%, tambahkan 25%
di hari ke 1 & tambahkan 25% di hari ke 2
Cara Pakai Obat-obatan
2. Super tetra 2 kapsul + air lalu ditebar ke
kolam saat kondisi air hanya 50% dan 15 menit
kemudian ditambahkan 1/2 sendok the PK
12
Cara Herbal:
3. Daun sirih 4 lembar per 100 ekor benih
3. Ikan kembung udara karena
pakan tidak dibasahkan
dahulu
Cara Herbal:
Daun kemangi 16 pucuk ditumbuk + 1 liter air lalu
ditebar ke kolam
4. Ikan kembung udara
karena memberi makan < 1
jam setelah hujan
Cara Herbal:
Daun pepaya 1 lembar dan 16 pucuk daun kemangi
ditumbuk + 2 sendok makan garam + 1 liter air lalu
ditebar ke kolam
5. Ikan kembung udara
karena air kotor & air hujan
Cara Alami:
1 Kg atau 2 kantong plastik arang kayu, rendam 1
malam lalu tebar ke kolam
Cara Herbal:
Daun pepaya 1 lembar dan 16 pucuk daun kemangi
ditumbuk + 2 sendok makan garam + 1 liter air lalu
ditebar ke kolam
6. Jamur atau Merah
Merah di Sirip & Kumis
Cara Herbal:
2 siung bawang putih ditumbuk + air lalu tebar ke
kolam
7. Bintik putih halus Cara Alami:
1. Kurangi Tebar benih per kolam
2. Buang air dasar kolam 50%, tambahkan 25%
di hari ke 1 & tambahkan 25% di hari ke 2
Cara Obat-obatan:
Super tetra 2 kapsul + air lalu ditebar ke kolam saat
kondisi air hanya 50% dan 15 menit kemudian
ditambahkan 1/2 sendok teh
13

More Related Content

Budidaya ikan lele

  • 1. BUDIDAYA IKAN LELE DALAM KOLAM TERPAL (SUDAH TERUJI KEBENARANNYA) A. PERSIAPAN DAN PEMELIHARAAN KOLAM 1. Pengeringan dan Pemupukan Kolam Sebelum digunakan kolam dipupuk dan dikeringkan dulu.Pengeringan dan pemberian obat-obatan pembunuh jamur dan bakteri patogen dimaksudkan untuk meminimalisir gangguan hama serta membunuh bibit penyakit.setelah dikeringkan dan diberi obat-obatan, kolam perlu kita bilas, dengan cara menyemprotkan air dengan pompa bertekanan tinggi keseluruh kolam sampai semua lumpur,sampah dan binatang pengganggu terlarut keluar dari kolam pemeliharaan. Pemupukan bermaksud untuk menumbuhkan plankton hewani dan nabati yang menjadi makanan alami bagi lele.Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang (kotoran sapi atau kambing) dan kompos kering (Butiran)dengan dosis 500-700 gram/m2. Kotoran sapi atau kambing ditempatkan dalam karung dan ditambat didasar kolam sebanyak minimal 2 karung/kolam, tentunya lebih banyak lebih baik. Kolam diisi kembali dengan air segar, setelah proses pemupukan selesai. Tambahkan minimal 1 liter pupuk cair EM4, pemberian pupuk cair EM 4 harus dilakukan secara bertahap, untuk minggu pertama bersamaan dengan masuknya air kedalam kolam pemberian EM4 sebanyak 250cc, dibiarkan selama tiga hari sampai warna air kolam berubah menjadi coklat atau kehijauan yang menunjukkan mulai banyak jasad-jasad renik yang tumbuh sebagai makanan alami lele. Pemberian selanjutnya seminggu setelah benih mulai ditanam, dan juga minggu-minggu selanjutnya secara bertahap ketinggian air ditambah, setiap minggu seiring dengan bertambahnya ukuran lele. Usahakan agar selalau membuat tempat tersendiri untuk kelangsungan pemeliharaan pakan alami lele, dengan cara membuat sekatan disalah satu sisi kolam. Sekatan ini diupayakan tidak bisa dimasuki lele secara langsung, agar induk dari pakan alami lele bisa berkembang biak dengan tanpa gangguan, sehingga ketersediaan pakan alami ini dapat terus terpelihara sampai lele bisa dipanen. Dalam sekatan ini tempatkan minimal 2 karung kotoran sapi, pupuk 1
  • 2. cair EM4 dan bekatul. Selain itu dalam sekatan ini kita isi dengan jerami dan potongan pohon pisang yang dibiarkan membusuk, sedikit kotoran ayam dan sampah sayuran. 2. Pemeliharaan Kolam Ikan yang kita pelihara dalam kolam memerlukan pemeliharaan dan perawatan agar dapat memberikan hasil yang memuaskan. Untuk itu perlu kita buat jadwal perawatan kolam, supaya selama masa pemeliharaan, kolam dapat menjadi tempat yang nyaman dan terjaga kondisinya sampai masa panen tiba. Kolam diberi pupuk cair EM4 secara berkala dengan dosis 20-25cc/m2 untuk menjamin ketersediaan bakteri penghancur sampah dan pembuat enzim Xylanase, Pemupukan dengan pupuk Organik dan pemberian Enzim Xylanace kedalam kolam, bertujuan untuk menimbulkan kultur pakan alami yang sangat bermanfaat untuk pertumbuhan lele. Kolam yang telah terjangkiti penyakit harus segera diobati dengan ekstrak tanaman obat. Pembuatan kotak filter. Berupa anyaman bambu berbentuk persegi empat dengan ukuran 1(satu) meter, fungsi dari kotak ini sebagai penyaring kotoran dan bibit penyakit yang mungkin ikut terlarut dalam aliran air, kedalam kotak diisikan berbagai macam daun yang bermanfaat dan bersifat obat, sekaligus juga dapat mengkondisikan keasaman air kolam. (lihat dalam indeks) Induk pakan alami yang kita pelihara dalam sekatan juga perlu kita urus dengan cara yang sama dengan kolam utama, supaya ketersediaan pakan alami lele tetap berlimpah. B. PEMIJAHAN Langkah pertama untuk pemijahan ikan lele secara alami adalah dengan memilih induk betina dan jantan yang sudah matang gonad. Pilih sepasang ikan lele yang memiliki bobot seimbang, tujuannya agar salah satu induk tidak ketakutan terhadap induk lainnya. Keseimbangan bobot sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pemijahan. Sebelum proses pemijahan ikan lele dilakukan, siapkan terlebih dahulu kolam tempat memijah. Kolam yang ideal untuk pemijahan adalah panjang 2-3 meter, lebar 1-2 meter dan kedalaman 1 meter. Sebaiknya dasar kolam terbuat dari 2
  • 3. semen atau fiberglass agar mudah mengawasi telur hasil pembuahan. Sebelumnya kolam harus dikeringkan dan dijemur, kemudian diisi air sedalam 30-40 cm. Gunakan air yang berkualitas baik, bersih dan jernih. Pasang kakaban, bisa dibuat dengan ijuk yang dijepit dengan bambu seukuran area kolam. Gunakan pemberat agar kakaban tersebut tenggelam tidak mengapung di atas permukaan air. Kakaban berfungsi agar telur hasil pemijahan tidak berhamburan dan mudah dipindahkan. Buatlah kakaban sekokoh mungkin agar tidak berantakan oleh indukan yang aktif. Air untuk pemijahan ikan lele harus kaya oksigen, oleh karena itu berikan aerasi pada kolam pemijahan. Atau, apabila tersedia sumber air yang cukup buatkan aliran masuk dan keluar. Atur debit air sebanyak 2-3 liter per detik. Waktu yang tepat untuk memasukan indukan kedalam kolam pemijahan adalah sore hari. Biasanya ikan lele akan memijah sekitar pukul 23.00 hingga pukul 05.00. Selama proses pemijahan ikan lele kolam harus ditutup, untuk mencegah induk ikan loncat keluar kolam. Pada pagi hari, biasanya proses pemijahan sudah selesai. Telur akan menempel pada kakaban. Telur yang berhasil dibuahi berwarna transparan sedangkan yang gagal berwarna putih susu. Setelah proses pemijahan selesai, segera angkat induk dari kolam pemijahan ikan lele. Hal ini untuk menghindari telur disantap oleh induk ikan, karena setelah memijah induk ikan betina akan merasa lapar. Selanjutnya telur yang telah dibuahi ditetaskan. Penetasan bisa dilakukan di kolam pemijahan ataupun di tempat lain seperti akuarium, fiberglass atau kolam terpal. Selama proses penetasan suplai oksigen (aerasi) harus dipertahankan dan suhu distabilkan pada kisaran 28- 29o C. Telur yang telah dibuahi akan menetas dalam 24 jam menjadi larva. Setelah itu segera pisahkan telur yang gagal atau larva yang mati untuk mencegah tumbuhnya jamur. Larva yang menetas akan bertahan tanpa pemberian makanan tambahan selama 3-4 hari. Selanjutnya lakukan proses pemesaran larva. C. PEMELIHARAAN LARVA IKAN LELE Proses pemijahan akan dihasilkan larva ikan yang harus dibesarkan dalam tahap pembenihan ikan lele selanjutnya. Pisahkan larva dari induknya. Kualitas air kolam untuk pemeliharaan larva harus terjaga. Usahakan ada aerasi dengan 3
  • 4. aerotor untuk menyuplai oksigen. Suhu kolam harus dipertahankan pada kisaran 28-29o C. Pada suhu dibawah 25o C, biasanya akan terbentuk bintik putih pada larva yang menyebabkan kematian massal. Apabila terjadi perubahan suhu, usahakan tidak terjadi secara ekstrim. Perubahan suhu kolam sebaiknya tidak berfluktuasi lebih dari 1o C. Banyak larva yang tidak mentolerir suhu yang berubah-ubah. Hal penting lainnya adalah menjaga kebersihan kolam. Bersihkan kolam dari kotoroan dan sisa pakan dengan spons. Kotoran dan sisa pakan bisa menimbulkan gas amonia yang bisa memicu kematian larva. Larva masih membawa persediaan makanan dalam dirinya, jadi tidak perlu diberi pakan hingga 3-4 hari. Setelah persediaan makanannya habis, larva harus segera diberi pakan. Pakan bisa berupa kuning telur yang telah direbus atau berikan pakan berupa cacing sutera (Tubifex sp.). Cacing ini bernilai gizi tinggi dan disukai benih ikan yang baru tumbuh. Pakan berupa cacing ini meringankan perawatan, karena bisa hidup dalam air dan tidak mengotori kolam. Sehingga meminimalkan resiko keracunan akibat sisa pakan yang membusuk. Cacing sutera diberikan hingga larva berumur 3 minggu kalau bisa atau berukuran 1-2 cm. Setelah itu, larva bisa dikatakan telah menjadi benih ikan dan siap diberi pelet yang berbentuk tepung. D. PENDEDARAN BENIH Pendederan adalah suatu tahapan untuk melepas benih ikan ke tempat pembesaran sementara. Proses pendederan merupakan salah satu tahapan penting dalam pembenihan ikan lele. Tempat pendederan biasanya berupa kolam kecil dengan pengaturan lingkungan yang ketat. Tahapan ini diperlukan karena benih ikan masih rentan terhadap serangan hama, penyakit dan perubahan lingkungan yang ekstrem. Benih ikan didederkan hingga siap untuk ditebar di kolam budidaya yang lebih luas. 1. Menyiapkan Kolam Pendedaran Dalam menyiapkan kolam pendederan, perhatikan dengan seksama saluran masuk dan keluar pintu air. Gunakan jaring yang halus agar benih tidak bisa melintas saluran air dan tidak ada hama dari luar yang terbawa masuk ke kolam. Lakukan pengeringan kolam sebelum digunakan. Lebih baik apabila 4
  • 5. kolam dijemur untuk menghilangkan bibit penyakit yang mungkin tersisa dari aktivitas sebelumnya. Khusus untuk jenis kolam tanah yang akan digunakan untuk pembenihan ikan lele, lakukan pengolahan tanah dan pemupukan dasar kolam. Pengisian air kolam untuk pembenihan ikan lele, hendaknya dilakukan secara bertahap. Pada tahap awal isi kolam dengan kedalaman 20-30 cm. Hal ini mengingat benih ikan masih sangat kecil, apabila kolam terlampau dalam benih tersebut akan kesulitan untuk berenang ke atas dan mengambil oksigen dari udara. Setelah benih membesar tambahkan kedalaman kolam secara bertahap, sesuaikan dengan ukuran benih ikan. 2. Pelepasan Benih Benih ikan lele sudah bisa dipindahkan ke kolam pendederan setelah berumur 3 minggu dihitung sejak menetas di tempat pemijahan. Atau, kira-kira berukuran panjang 1-2 cm. Kepadatan tebar benih lele berkisar 300-600 ekor per m2 misalnya ukuran 2 x 4 maka tebar padat benih (600 x 8 = 4800 ekor). Benih ikan yang masih kecil sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan yang ekstrim. Oleh karena itu, memindahkan benih ikan ke kolam pendederan perlu kehati-hatian. Caranya, Gunakan wadah atau ember plastik, kemudian isi dengan air dari kolam asal hingga penuh. Ambil benih ikan gunakan jaring yang halus, lalu masukkan ke dalam wadah tadi. Setelah wadah terisi penuh, angkat dan pindahkan wadah tersebut ke kolam pendederan. Kemudian miringkan, sehingga air dalam wadah menyatu dengan air kolam pendederan. Diamkan sejenak dan biarkan benih ikan berenang keluar dengan sendirinya dari dalam wadah. E. PENYORTIRAN Ikan lele merupakan salah satu jenis hewan kanibalisme yaitu memangsa sejenisnya, maka untuk mencegah hal tersebut sebaiknya kita melakukan penyortiran benih ikan lele. Namun kenyataan di lapangan, banyak para peternak melakukan kesalahan fatal dalam penyortiran ukuran benih lele. Alhasil, setelah penyortiran banyak ikan lele yang terluka sehingga menyebabkan kematian dan lebih parahnya lagi menyebabkan penyebaran bakteri yang sangat cepat. 5
  • 6. Berdasarkan hasil research yang saya lakukan di berbagai lokasi, maka hal tersebut di atas dapat diatasi dengan cara sebagai berikut: 1. Siapkan jaring halus sesuai ukuran kolam. 2. Tarik jaring tersebut dari ujung satu ke ujung yang lain secara perlahan-lahan. 3. Angkat benih lele yang akan disortir, kemudian langsung siapkan ember penyortiran dan ditampung dalam bak sementara (harus diisi dari air kolam asli agar tidak terjadi strees pada ikan). 4. Jangan pernah sekali-kali mengganti air dengan kondisi yang baru, karena ikan akan mengalami streess karena perubahan air. 5. Setelah proses penyortiran selesai, usahakan langsung ditaruh dalam kolam seperti sedia kala. Langkah-langkah di atas, telah saya uji dan dapat menekan angka kematian pada benih ikan lele waktu penyortiran dan kemungkinan untuk keberhasilan semakin tinggi. F. CARA MENCEGAH DAN MENGATASI PENYAKIT AEROMONAS PADA IKAN LELE Bisnis budidaya ikan (aquaculture) dikategorikan sebagai bisnis yang high risk (memiliki risiko yang cukup tinggi), hal ini disebabkan oleh banyaknya faktor- faktor yang dapat menyebabkan kerugian yang cukup besar, kerugian disebakan karena penuh dengan faktor ketidakpastian seperti ketidakpastian cuaca, kualitas induk ikan, harga pakan yang mahal dibandingkan dengan harga jual ikan, serangan hama penyakit yang menjadi momok yang menakutkan karena sewaktu-waktu menyerang tanpa mengenal kasta, ketidak pastian market dan lain-lain. Jika hal tersebut terjadi biasanya tidak ada yang bisa dilakukan selain mengeluh karena kerugian yang diderita bukan hanya modal produksi melainkan tenaga, waktu, pikiran dan lain-lain. Semenjak saya menekuni bisnis budidaya ikan lele, permasalahan utama yang akan dibahas disini, bagaimana caranya mengobati benih ikan lele yang sudah kena serangan aeromonas? Sebelum kesana saya hanya ingin sedikit mereview (mengulas balik) bahwa yang namanya aeromonas itu sebenarnya tidak akan menyerang benih ikan selama ikan itu dalam kondisi sehat alias daya tahan tubuhnya kuat, di berbagai literatur kita mengenal jenis ini sebagai pathogen 6
  • 7. sekunder, permasalahannya adalah seringkali para pembudidaya ikan cenderung memaksakan agar mendapat keuntungan maksimal. Akibatnya melakukan tindakan- tindakan yang sebenarnya dapat merugikan pembudidaya ikan itu sendiri, seperti meningkatkan padat tebar hingga benih ikan tampak berdesak-desakan, kondisi ini jelas membuat ikan merasa tidak nyaman karena selain harus lebih bersaing dalam hal mendapatkan makanan dan oksigen, air media juga akan cepat bau karena produksi amoniak sangat tinggi. Selain itu ruang gerak yang terbatas menyebabkan ikan sulit bergerak, akibatnya intensitas gesekan antara ikan yang satu dengan ikan yang lain akan lebih sering terjadi, jika hal ini sudah terjadi ikan akan mengalami luka-luka di bagian luar tubuhnya, jika sudah luka, maka daya tahan tubuh ikan menurun karena sel darah putih terkonsentrasi kepada luka untuk melawan masuknya infeksi benda asing salah satunya serangan aeromonas yang paling suka menginfeksi daerah luka. Banyak sekali kerugian yang akan didapatkan jika memaksakan meningkatkan padat tebar ikan, seperti pertumbuhan ikan menjadi lambat yang artinya biaya produksi bertambah, mudah terserang penyakit, harus sering ganti air dan lain-lain. Oleh karenanya sangat disarankan untuk para pembudidaya ikan mencari tahu padat tebar ideal agar kualitas benih ikan optimum. Apabila memang harus menggunakan padat tebar tinggi, maka carilah ilmu bagaimana cara men- treatment kualitas air dan pakan agar padat tebar ikan tetap tinggi, namun kulitas lele tetap optimal. Tips dan trik mengenai padat tebar tinggi tidak akan saya cantumkan disini. Melalui beberapa kali pengalaman agar menghasilkan lele yang berkulitas unggul (pertumbuhan tinggi dan tahan terhadap serangan pathogen) maka padat tebar yang saya sarankan untuk berbagai kolam adalah sebagai berikut: 1. Padat tebar larva ikan (usia 0 1 minggu) : 2000 e/m2 2. Padat tebar usia (1-2 minggu) atau size 1-2 cm : 1000 e/m2 3. Padat tebar usia (2-3 minggu) atau size 2-3 cm : 500 e/m2 4. Padat tebar usia (3-4 minggu) atau size 3-4 cm 200 e/m2 5. Padat tebar usia (4-5minggu) atau size 4-5 cm 200 e/m2 6. Padat tebar usia (5-6 minggu) atau size 5-6 cm 100 e/m2 7. Padat tebar usia (6-7minggu) atau size 6-7 cm 75 e/m2 7
  • 8. 8. Padat tebar usia (7-8 minggu) atau size 7-8 cm 50 e/m2 Padat tebar di atas dekat sekali dengan acuan padat tebar yang disarankan oleh SIN (St叩ndar Nasional Indonesia), pada tataran praktis, kondisi padat tebar di atas memang sangat optimal, namun menurut para pembudidaya lele hal tersebut rugi jika diterapkan dalam skala usaha, karena jumlah lele yang dipelihara terlalau sedikit. Untuk mengatasi serangkan aeromonas pada ikan lele, menurut hasil riset saya diberbagai perkolaman banyak orang tidak tahu, menggunakan berbagai macam obat kimia yang hasilnya bisa dikatakan NOL. Untuk itu, saya memberikan obat alami yang hasilnya sudah saya ujicobakan. Obat tersebut sebenarnya banyak tersebar di sekitar kita, baik dari tanaman maupun dari kotoran hewan. 1. Obat Mengatasi Aeromonas dari Kotoran Hewan Obat mengatasi Aeromonas pada ikan lele yaitu kotoran kambing yang sudah tercampur dengan air kencingnya. Kalau sudah tau, terus gimana cara aplikasinya? a. Pertama-tama kita kumpulkan kotoran kambing sebanyak 15 kg. b. Campur kotoran tersebut dengan 10 lembar daun pepaya, 10 lembar daun sirih dan batang pohon pisang secukupnya. c. Kemudian dibungkus pake kantong beras yang transparan. d. Beri kantong tersebut obat EM4 sebanyak 100 ml dan di sekitar kolam ditabur cairan tersebut sebanyak 150 ml yang sudah dicampur air bersih 1 liter (tungguin 10 menit kemudian tebarkan). 2. Obat Mengatasi Aeromonas dari Tumbuh-tumbuhan Obat herbal alami yang sangat ampuh untuk mengatasi bakteri aeromonas yang sering menyerang ikan lele, walaupun kolam dibersihkan kalau sudah terjangkit aeromonas kemungkinan berulang sangat tinggi (hasil riset saya). Obat herbal alami yaitu sangat sederhana, antara lain: daun sirih, daun sambiloto dan daun jambu biji yang sudah terbukti untuk meningkatkan kekebalan tubuh pada ikan lele. Di bawah ini akan saya uraikan cara pembuatannya: 8
  • 9. a. Tumbuk rata daun sirih (10 lembar), daun sambiloto (10 lembar), dan daun jambu biji (10 lembar). b. Setelah ditumbuk rata, campur dengan air (1 liter) kemudian ditebarkan pada kolam. c. Bisa juga dicampurkan pada pellet, caranya 1 ml air obat dicampur dengan pellet 100 gr untuk pencegahan dan bila digunakan untuk pengobatan, dosis ditambah lagi sebanyak 2,5 ml dicampur dengan pellet sebanyak 100 gr, diulang sampai 1 minggu. G. PENYAKIT YANG MENYERANG DALAM BUDIDAYA LELE Berikut ini adalah daftar nama-nama musuh Pak Tani di kolam, bentuk serangan cukup menyeramkan namun masih bisa kita tangani dengan penuh senyuman. Dont panic at the disco!!! Setiap bentuk serangan bisa dikenali dari cirinya dan yakinlah bahwa setiap penyakit pasti ada obatnya. Bakteri, penyakit dan virus adalah makhluk hidup yang punya hak untuk hadir di kehidupan dan hak untuk hidup juga. Sebagai Khalifah manusia berhak untuk mengendalikan dan membunuhnya jika terpaksa dilakukan. Wokey, mari kita berkenalan dan bersahabat dengan mereka (Bams Kriewoel, 2011). 1. Penyakit karena bakteri Aeromonas hydrophilla dan Pseudomonashydrophylla a. Ancaman : kematian massal (50-100% dalam jangka waktu 3-7 hari). b. Waktu penyerangan : jam 12.00-15.00 WIB c. Bentuk bakteri Bakteri ini seperti batang dengan polar flage (cambuk yang terletak diujung batang), dan cambuk ini digunakan untuk bergerak, berukuran 0,70,8x 1 1,5 mikron. d. Gejala : Benih ikan yang terserang warna tubuhnya menjadi gelap, kulit kesat dan timbul pendarahan, bernafas megap-megap di permukaan air. e. Pencegahan : Memelihara lingkungan perairan agar tetap bersih, termasuk kualitas air (air dijaga agar tetap berwarna hijau terang / hijau botol bir bintang jangan sampai berwarna hijau gelap). Jika air sudah hampir berwarna hijau gelap 9
  • 10. maka air kolam harus segera diencerkan (buang 50% dan anti air baru 50%), pengenceran kolam dilakukan pada sore hari (jam 15.00-16.00 WIB). f. Pengobatan : jika terserang maka lakukan pengobatan (kuratif) dengan cara: 1) Ambil dan buang ikan-ikan yang mati, ganti air 50%, puasakan ikan minimal 12 jam. 2) 12 jam kemudian, buatlah takaran pakan 村 dari dosis sebenarnya, campurkan pakan dengan bahan aktif Terramycine dengan dosis 50mg/kg ikan/hari, diberikan selama 710 hari atau campurkan pakan dengan bahan aktif Sulphonamidsebanyak 100 mg/kg ikan/hari selama 34 hari. Obat banyak dijual di kios/toko pertanian dengan merk dagang Enrofloct, Booster dll, lihat kemasan yg mengandung 2 zat aktif diatas. 3) Pakai butiran PK 10 gram / 10.000 liter (tersedia d apotek, AWAS Obat Keras), terpaksa digunakan ketika point a dan b gagal melawan serangan si Aeromonas hydrophilla dan Pseudomonashydrophylla ini. 2. Penyakit Tuberculosis a. Ancaman : kematian 5-10% setiap hari b. Waktu penyerangan : setiap saat c. Penyebab : bakteri Mycobacterium fortoitum. d. Gejala : tubuh ikan berwarna gelap, perut bengkak (karena tubercle/bintil- bintil pada hati, ginjal, dan limpa). Posisi berdiri di permukaan air, berputar- putar atau miring-miring, bintik putih di sekitar mulut dan sirip. e. Pencegahan : memperbaiki kualitas air dan lingkungan kolam. f. Pengobatan : dengan Terramycin dicampur dengan makanan 57,5 gram/100 kg ikan/hari selama 515 hari. 3. Penyakit karena jamur/candawan Saprolegnia. Jamur ini tumbuh menjadi saprofit pada jaringan tubuh yang mati atau ikan yang kondisinya lemah. a. Gejala : ikan ditumbuhi sekumpulan benang halus seperti kapas, pada daerah luka atau ikan yang sudah lemah, menyerang daerah kepala tutup insang, sirip, dan tubuh lainnya. b. Pengendalian : memperbaiki kualitas air dan lingkungan kolam. 10
  • 11. c. Pengobatan : benih gelondongan dan ikan dewasa direndam pada NaCl / garam dapur 300 gram/liter selama 3 menit. 4. Penyakit Bintik Putih dan Gatal/Trichodiniasis a. Penyebab : parasit dari golongan Ciliata, bentuknya bulat, kadang-kadang amuboid, mempunyai inti berbentuk tapal kuda, disebut Ichthyophthiriusmultifilis. b. Gejala : ikan yang diserang sangat lemah dan selalu timbul di permukaan air; terdapat bintik-bintik berwarna putih pada kulit, sirip dan insang; ikan sering menggosok-gosokkan tubuh pada dasar atau dinding kolam. c. Pengendalian : air harus dijaga kualitas dan kuantitasnya. d. Pengobatan : dengan cara perendaman ikan yang terkena infeksi pada campuran larutan Formalin 25 cc/m3 dengan larutan NaCl / garam dapur 100 gram/m3 selama 1224 jam, kemudian ikan diberi air yang segar. Pengobatan diulang setelah 3 hari. 11
  • 12. HAMA DAN PENYAKIT Jenis Penyakit SEBAB AKIBAT TANDA Kelebihan ramuan herbal / pro biotik Diare Kaporit Pertumbuhan Ikan terganggu Kotoran kambing termakan Radang usus Berdiri spt tiang listrik PH air > 8 atau < 7 Bintik putih di seluruh tubuh / radang kulit Memberi makan terlalu pagi radang insang Parasit akibat memasukan kotoran ke kolam radang insang Pakan tidak dibasahi terlebih dahulu Ikan kembung Pakan terlalu banyak yang tidak termakan PH air > 8, radang kulit JENIS OBAT UNTUK MELAWAN PENYAKIT PADA IKAN LELE PENYAKIT CARA PENGOBATAN pH air tidak sesuai Garam 1 sendok makan selama 3 hari berturut turut atau Daun ketepeng, 8 lembar untuk meningkatkan pH Radang kulit karena : 1. pH air tidak sesuai krn pakan tidak habis air bau 1. Dosis per 10 M2 per 1.000 ekor 2. Buang air dasar kolam & ganti air 25% Cara Herbal: 3. Daun ketepeng, 8 lembar untuk meningkatkan pH 4. Daun ketepeng, 4 lembar untuk pencegahan 5. Garam 1 sendok makan selama 3 hari berturut turut Cara Pakai Obat-obatan: 1. Super tetra 4 kapsul + air lalu ditebar ke kolam 2. Tetra 1 sendok teh + air lalu ditebar ke kolam 2. Air kotor Cara Perawatan Air: 1. Buang air dasar kolam 50%, tambahkan 25% di hari ke 1 & tambahkan 25% di hari ke 2 Cara Pakai Obat-obatan 2. Super tetra 2 kapsul + air lalu ditebar ke kolam saat kondisi air hanya 50% dan 15 menit kemudian ditambahkan 1/2 sendok the PK 12
  • 13. Cara Herbal: 3. Daun sirih 4 lembar per 100 ekor benih 3. Ikan kembung udara karena pakan tidak dibasahkan dahulu Cara Herbal: Daun kemangi 16 pucuk ditumbuk + 1 liter air lalu ditebar ke kolam 4. Ikan kembung udara karena memberi makan < 1 jam setelah hujan Cara Herbal: Daun pepaya 1 lembar dan 16 pucuk daun kemangi ditumbuk + 2 sendok makan garam + 1 liter air lalu ditebar ke kolam 5. Ikan kembung udara karena air kotor & air hujan Cara Alami: 1 Kg atau 2 kantong plastik arang kayu, rendam 1 malam lalu tebar ke kolam Cara Herbal: Daun pepaya 1 lembar dan 16 pucuk daun kemangi ditumbuk + 2 sendok makan garam + 1 liter air lalu ditebar ke kolam 6. Jamur atau Merah Merah di Sirip & Kumis Cara Herbal: 2 siung bawang putih ditumbuk + air lalu tebar ke kolam 7. Bintik putih halus Cara Alami: 1. Kurangi Tebar benih per kolam 2. Buang air dasar kolam 50%, tambahkan 25% di hari ke 1 & tambahkan 25% di hari ke 2 Cara Obat-obatan: Super tetra 2 kapsul + air lalu ditebar ke kolam saat kondisi air hanya 50% dan 15 menit kemudian ditambahkan 1/2 sendok teh 13