Dokumen tersebut membahas pandangan Syi'ah yang mengkafirkan umat Islam selain pengikut Syi'ah, berdasarkan pendapat beberapa ulama Syi'ah. Dokumen ini juga menjelaskan pandangan ulama Ahlus Sunnah mengenai hadis Ghadir Khum yang digunakan Syi'ah sebagai dalil pelantikan Ali sebagai khalifah, dan menyimpulkan bahwa hadis tersebut tidak jelas menunjukkan pelantikan kepemimpinan.
3. SYIAH MENGKAFIRKAN
UMMAT ISLAM (1)
1. Ulama Syiah Mirza Muhammad Taqi:
Selain orang Syiah akan masuk neraka
selama-lamanya. Meskipun semua malaikat,
semua nabi, semua syuhada, dan semua
shiddiq menolongnya, tetap tidak bisa keluar
dari neraka.
2. Ulama Syiah Al-Kulaini:
a. Semua ummat Islam selain Syiah adalah anak
pelacur.
b. Orang yang menganggap Sayidina Abu Bakr
dan Sayidina Umar itu muslim, tidak akan
ditengok Allah pada hari kiamat dan dapatkan
siksa yang pedih (alias masuk neraka).
c. Bermaksiat kepada Ali adalah kufur dan
mempercayai orang lain lebih utama dan
berhak dari beliau dalam imamah adalah syirik.
3
4. SYIAH MENGKAFIRKAN
UMMAT ISLAM (2)
1. Ulama Syiah al-Majlisi:
Sekte imamiyah bersepakat bahwa
sungguh orang yang mengingkari
imamah salah satu dari imam kami dan
menolak kewajiban dari Allah untuk
mentaatinya adalah kafir yang pasti
kekal di dalam neraka.
1. Ulama Syiah yang muktabar Yusuf alBahrani, tentang mukhalif (orang yang
berbeda pandangan dengan Syiah):
Seorang mukhalif itu kafir, tiada
baginya keislaman sedikitpun
sebagaimana yang kami tahqiq dalam
kitab al-Syihab al-Tsaqib.
4
5. SYIAH MENGKAFIRKAN
UMMAT ISLAM (3)
1. Sayyid Abdullah Syubbar:
Ketahuilah bahwa banyak ulama Imamiyah
menghukumi kafir bagi akhlul khilaf/ mukhalif,
seperti Sayyid al-Murtadha, di dunia dan
akhirat. Pendapat yang paling masyhur adalah
mereka kafir dan kekal di neraka di akhirat
kelak, namum berlaku aturan Islam atas mereka
dalam hal menjaga darah dan hartanya di
dunia.
2. Baqir al-Majlisi:
Kaum mukhalif bukanlah ahli syurga, bukan
pula ahli manzilah antara syurga dan neraka
(Arof), tetapi mereka kekal di neraka. Jika alQaim datang, ia terlebih dulu membunuhi
mereka sebelum orang-orang kafir.
5
6. SYIAH MENGKAFIRKAN
UMMAT ISLAM (4)
1. Al-Mamqani: Inti dari riwayat-riwayat kabar
itu adalah berlakunya hukum kafir dan
musyrik di akhirat kelak bagi siapa saja yang
bukan penganut itsna asyari.
2. Publikasi Syiah Indonesia: Yang tidak
mengenal imam mati jahiliyah, barang siapa
yang mati dan tidak ada imam baginya, atau
tidak mengenal imam zamannya, ia mati
jahiliyah. Mati jahiliyah berarti mati tidak
dalam keadaan Islam. Dengan demikian
orang yang tidak mempunyai imam atau
tidak mengenal imam zamannya, ia
dipisahkan dari kaum muslimin yang
beriman. Walhasil imamah bagian dari
6
7. PANDANGAN ULAMA
1. Keyakinan Syiah bertentangan dengan hadits Nabi
SAW yang mengatakan bahwa 2/3 ummat Islam akan
masuk syurga. (al-Musannah Ibnu Abi Syaibah)
2. Mengkafirkan ummat Islam adalah persoalan serius
yang dikecam Rasulullah SAW: Jika seseorang
mengkafirkan saudaranya, maka sesungguhnya
kalimat itu kembali kepada salah satu dari keduanya.
(HR Muslim no. 111 dan juga ada yang senada HR
Bukhari no. 582).
3. Mati dalam keadaan jahiliyah, yang benar adalah bila
tidak ada baiat dan ketaatan kepada imam yang dipilih
berdasarkan syura ummat Islam (berdasarkan HR alBukhari n0 6472 dan HR Muslim no. 4899).
4. Mayoritas ummat Islam di dunia tidak mengenal 12
imam Syiah karena tidak termasuk masalah pokok
agama Islam.
5. Syiaah menyimpang karena mengkafirkan sesama
muslim hanya karena bukan kelompoknya.,
sebagaimana poin 10 dari 10 kriteria pedoman
7
identifikasi aliran sesat Fatwa MUI tahun 2007.
8. PENJELASAN ULAMA TTG
HADITS GHADIR KHUM (1)
1. Hadits Ghadir Khum:
Man Kuntu Mawlahu fa Aliyyun Mawlahu.
Siapa yang menjadikan aku (Nabi) sebagai
kekasihnya, maka inilah Ali juga menjadi
kekasihnya.
2. Tidak ditemukan satupun ayat Al-Quran yang
sarih (tegas) dan hadits-hadits yang shahih
perihal imamah Ali sebagai rukun iman atau
pokok agama (ushuluddin) yang
menyebabkan kekafiran orang Islam yang
tidak mempercayainya.
3. Syiah Rafidhah, dari hadits Ghadir
Khum, Nabi telah melantik Ali sebagai
khaifah sepulang dari Hajji Wada tahun 10 H
8
(18 Dzulhijjah). Sejak Daulah Buwaihi (abad
9. PENJELASAN ULAMA TTG
HADITS GHADIR KHUM (2)
1.
2.
Keyakinan pelantikan Ali di Ghadir Khum (dekat Juhfah
170 km dari Madinah) telah dibantah oleh seluruh ulama
zaman sahabat, tabiin, dan generasi setelahnya; tidak ada
dalam hadits shahih.
Hadits Ghadir Khum dengan redaksi berbeda diriwayatkan
Ahmad, Tirmizi, dan Al-Hakim:
a. Mengutamakan Ali yang punya latar belakang khusus
b. bkan pengangkatan sebagai khalifah sesudah beliau, bukan
kepemimpinan ummat (al-wilayah/al-imarah)
c. Tentang kasih sayang dan tolong menolong yang muncul dari dua
pihak (al-walayah/al-muwalah sebagai asal dari al-waliyyu dan almawla).
3.
4.
Jika teks itu tegas (sharih), pasti sudah digunakan sebagai
dalil dan hujjah oleh Ali bin Abi Thalib ketika Nabi SAW
wafat sebelum pengangkatan Abu Bakr sebagai khalifah
dan para khalifah lainnya dan oleh Abu Musa Al-Asyari
zaman Muawwiyah pasca perang Shiffin. Ali juga tidak
memahami hadits ini demikian.
Para tokoh ahlulbait termasuk Ali bin Abi Thalib berpegang
teguh pada prinsip Syura dalam memilih pemimpin dan
tidak pernah menyinggung adanya wasiat Nabi kepada Ali.
9