Capsaicin adalah senyawa kimia yang menyebabkan rasa pedas pada cabai. Senyawa ini ditemukan di serat putih dan biji cabai. Semakin banyak capsaicin, semakin pedas rasanya. Rasa pedas disebabkan karena capsaicin bersifat iritan bagi mamalia termasuk manusia. Capsaicin pertama kali diisolasi pada 1898 dan rumus kimianya ditentukan pada 1919.
Convert to study materialsBETA
Transform any presentation into ready-made study materialselect from outputs like summaries, definitions, and practice questions.
1 of 1
Download to read offline
More Related Content
Capsaicin
1. CHEMISTRY : SECRETS BEHIND OUR LIFE
Capsaicin : Rahasia di balik pedasnya cabe
Pernahkan anda memakan cabai atau sambal? jika iya, apa yang anda rasakan? jika tidak
segeralah coba sendiri di apotik terdekat (JKJKJK), rasa yang anda dapatkan saat memakan cabai
adalah rasa pedas. Kita tahu bahwa setiap kejadian ada penyebabnya, namun pernahkan anda
terheran dengan rasa pedas yang anda rasakan dari cabai? apakah kira kira yang menyebabkan
rasa pedas dari cabai?
Capsaicin, (/k脱pse肘.膝s肘n/; 8-methyl-N-vanillyl-6-nonenamide), adalah senyawa utama
dalam cabai yang menyebabkan rasa pedas, senyawa ini banyak di temukan di serat putih cabai
dan mengelubungi biji cabai, rasa panas yang di timbulkan capsaicin bergantung pada jumlah
dan jenis capsaicin, pada jumlah yang banyak capsaicin akan menimbulkan ledakan panas dalam
mulut yang menyebabkan persepsi rasa pedas.
Ledakan panas ini disebabkan karena sifat capsaicin yang sebenarnya iritan untuk
mamalia termasuk manusia yang menimbulkan sensasi terbakar pada permukaan kulit yang
terkena kontak dengan senyawa ini. Capsaicin pertama kali di temukan oleh Christian Friedrich
Bucholz (17701818) pada tahun 1816 ia menamai capcisin dikarenakan nama genus Capsicum
tanaman awal ia meng-ekstraksi senyawa itu, capsaicin yang di ekstrak oleh Christian masih
belum dalam bentuk murni, John Clough Thresh (18501932) lalu membuat ekstraksi yang lebih
murni lagi pada 1876 namun bentuk capsicin yang paling murni berhasil di isolasi oleh Karl
Micko pada 1898 dan rumus empiris capsaicin ditentiukan pertama kali olej E.K. Nelson pada
1919.
Capasaicin berhasil di sintesis pertama kali pada 1930 oleh E. Spath dan S. F. dan untuk
finalnya, mitos cabe yang menyatakan dapat mengurangi berat badan ternyata tidak benar ,
dikarenakan tidak ada bukti pasti tentang berkurangnya berat badan dengan konsumsi capcaisin
namun terdapat hubungan antara konsumsi capcaisin dan pengurangan dari berat badan yang di
dapatkan karena efek dari capcaisin yang dikatakan menggantikan zat yang di oksidasi dari
karbohidrat menjadi cadangan lemak yang mengarah pada pengurangan nafsu makan. Walaupun
konsumsinya meningkatkan suhu tubuh namun kenaikan suhu yang disebabkan konsumsi
capcaisin ini tidak mempengaruhi pembakaran lemak atau semacamnya.
Sumber :
http://en.wikipedia.org/wiki/Capsaicin (19.5.2014)
http://www.thekitchn.com/food-science-what-makes-chile-57784 (19.5.2014)