Dokumen tersebut memberikan panduan lengkap tentang cara menghitung kebutuhan tenaga panen kelapa sawit dengan rumus yang menggunakan luas areal, kerapatan panen, berat buah rata-rata, dan kapasitas panen per hari kerja. Selain itu, diberikan contoh perhitungan kebutuhan tenaga panen untuk areal seluas 100 ha.
1 of 7
Downloaded 469 times
More Related Content
Cara menghitung kebutuhan tenaga panen kebun kelapa sawit
1. CARA MENGHITUNG KEBUTUHAN TENAGA PANEN KEBUN
KELAPA SAWIT
Banyak perkebunan yang dibuka saat ini di Indonesia namun banyak kesulitan yang
bagaimana cara menghitung kebutuhan tenaga panen yang dibutuhkan. Utamanya daerah
daerah luar jawa yang mesti mendatangkan tenaga dari luar daerah, cara ini cara
sederhana dalam menghitung kebutuhan tenaga panen.
Untuk menghitung kebutuhan tenaga panen dapat digunakan rumus sebagai berikut :
Kebutuhan tenaga panen = (A x B x C x D)/E
Keterangan :
A = luas ancak yang akan dipanen (ha)
B = kerapatan panen
C.= rata-rata berat buah (kg)
D = populasi tanaman/ha
E = kapasitas panen/HK
Contoh perhitungan:
A = luas areal yang akan dipanen 100 ha
B = kerapatan panen I :5
C = rata-rata berat buah 10 kg
D = Populasi tanaman 143 batang/ha
E = Kapasitas panen 750 kg/HK
Keburuhan tenaga panen sebanyak
(100 ha x (1 : 5) x I0 kg x 143 batang/ha)/750 kg per HK
= 38 pemanen/hari kerja
2. PROSEDUR SENSUS BUAH PT. AGRO INDOMAS
PT AGRO INDOMAS
PROSEDUR SENSUS BUAH
A. PERIODE SENSUS
Sensus Pelaksanaan Sensus Untuk Periode
Kwartal pertama Akhir Feb Mar – Jun
Kwartal kedua Akhir May Jun – Sep
Kwartal ketiga Akhir Aug Sep – Des
Kwartal keempat Akhir Nov. Des - Mar
SENSUS DILAKUKAN SETIAP PERIODE 4 BULAN. TETAPI UNTUK MELENGKAPI
GAMBARAN RAMALAN 4 BULAN TERSEBUT, TERDAPAT SATU BULAN YANG
SALING OVERLAPPING UNTUK PENYEMPURNAANYA
B. RANCANGAN BARIS SENSUS BUAH / POKOK
1. Untuk sensus buah ini setiap blok harus ada pokok sampel dengan kisaran
mendekati 5 % terhadap jumlah total pokok di dalam blok. Pemilihan
terhadap sampel ini tentu dengan mempertimbangkan juga adanya
variasi-variasi edapik yang didapatkan dalam blok tersebut dan hal ini
musti didistribusikan ke semua pokok sampel yang tersebar dalam blok.
Untuk hal ini, diambil 1 baris untuk mewakili 20 baris dan semua pokok
yang ada dalam barisan ini dihitung. Baris sensus ke 1 harus dimulai pada
baris ke-20 dari batas jalan.
2. Di lapangan, semua barisan sensus harus ditandai dan diberi nomor yang
jelas. Hal ini dimaksudkan untuk memastikan jalur pokok yang sama
3. setiap kali diadakan sensus. Juga memudahkan pengecekan secara
random oleh Pengawas dan Asisten.
3. Karena barisan sensus akan digunakan secara tetap selama umur
ekonomis kelapa sawit maka barisan ini harus layak dan dapat mewakili.
Sampel yang tidak mewakili akan menyebabkan kesalahan penghitungan
yang besar.
C. METODE PENCATATAN DALAM MENGHITUNG BUAH
1. Sensus paling baik dilakukan diantara pusingan panen terakhir dibulan yang
bersangkutan dan pusingan panen pertama pada bulan berikutnya. Secara umum
sensus harus diselesaikan dalam waktu yang singkat untuk mendapatkan gambaran
yang sebenarnya yaitu dalam waktu 10 hari, dalam hal ini harus tersedia tenaga yang
mahir (yaitu harus sesuai dengan bobot tugas dan tingkat produktivitas yang
diinginkan), yang sudah diberi training untuk melaksanakan tugasnya.
2. Petugas catat/sensus (orang yang telah ditunjuk untuk melakukan pencatatan
penghitungan buah) harus telah diberikan training yang cukup dan training ulangan
juga supaya diberikan sebelum memulai sensus, untuk menjamin bahwa mereka tahu
mana buah yang akan masak dalam 4 bulan dan paham betul apa yang harus dilakukan.
3. Semua catatan penghitungan buah supaya dipisahkan untuk setiap bloknya dan
dianjurkan dimasukan dalam buku catatan sensus oleh petugas pencatat ke dalam
format berikut :
ESTATE :_________DIVISI :_________ BLOK:____________
TGL. SENSUS :_____________ TGL. PANEN TERAKHIR;__________
PETUGAS :_____________ DIPERIKSA OLEH :_____________
4. Blanko sensus diisi lengkap kemudian diperiksa dan dibuat ringkasannya oleh Asisiten
setiap sore. Jumlah pokok yang dihitung, titik kosong ( V ), sisipan ( S ) harus
dibandingkan dengan data sensus yang lalu. Kerani Panen juga harus melakukan
pemeriksaan secara acak terhadap kebenaran data sensus yang dilaksanakan petugas
sensus, dan hasil pemeriksaan ini harus dicatat di blanko sensus atau buku sensus.
Jika ada perbedaan yang nyata, harus segera dilaporkan dan dilakukan sensus ulang.
Petugas sensus yang sering melakukan kesalahan (datanya tidak akurat) tidak
dibenarkan lagi untuk melanjutkan pekerjaan sensus.
D. METODE PENGHITUNGAN RAMALAN BUAH
Adapun total kwantitas dari TBS yang dipanen di 4 bulan mendatang dapat dihitung
dengan menggunakan rumus :
 Hasil TBS di 4 bln ke depan : BJR (4 bln ke depan) x Rata2 jlh
tdn/pk x total pk. dlm blok
1. RATA-RATA BERAT TANDAN
Lihat/check BJR pada periode sebelumnya, selanjutnya lihat perbedaan diantara
angka-angka tersebut, BJR yang ada adalah untuk mengganti periode 4 bulan
kedepannya, perbedaan ini dinyatakan dengan tanda +/- pada angkanya. Ambil BJR
bulanan yang telah diketahui dan tambahkan. Atau sebagai pedoman/dasar dari hal
ini adalah perbedaan BJR dari tahun sebelumnya, sebagi contoh :
Sensus buah untuk periode Maret – Juni 2005
A. BJR Februari yg lalu. : 14 Kg (Feb’ 2004)
B. BJR Mar.-Juni yg lalu. : 14.5 Kg (Mar-Juni’ 04)
C. BJR Februari : 15 Kg (Feb’ 05)
D. Perbedaan BJR antara A & B (+/-) : + 0.5 Kg
E. Estimasi BJR Mar – Juni 2005 : C + D = 15 + 0.5
= 15.5 Kg
5. Metode tersebut di atas juga dengan mempertimbangkan adanya fluktuasi BJR
musiman. Di tempat-tempat yang baru pertama kali panen ataupun tempat yang tidak
terdapat data BJR di tahun sebelumnya, maka sebagai pedoman digunakan BJR bulan
terakhir. Dalam hal ini mungkin dengan pertimbangan/kebijaksanaan, para EM dapat
mengubah BJR yang diperoleh dari cara tersebut di atas, jika memang EM percaya
bahwa perubahan yang dilakukannya dapat menjadi lebih akurat.
2. JUMLAH TANDAN RATA-RATA PER POKOK
Ini diperoleh dengan cara membagi jumlah tandan dengan jumlah pokok yang dihitung,
seperti berikut :
Total jumlah tandan yang dihitung : 400
Total jumlah pokok yang dihitung : 300
Rata-rata jumlah tandan per pokok : 400/300
= 1.33
3. TOTAL JUMLAH POKOK DALAM BLOK
Ini bisa didapat dari penghitungan pokok di lapangan. Penghitungan pokok ini perlu
diperbarui (updated) setiap tahunnya pada lima tahun pertama semenjak tanam. Dan
bagi pokok-pokok yang sudah berumur lebih dari 5 tahun, dilakukan sekali dalam 5
tahun.
6. 4. PENGHITUNGAN RAMALAN PRODUKSI
 Penghitungan ramalan produksi harus dicatat seperti contoh berikut untuk setiap blok.
F. RAMALAN HASIL TBS PERIODE Maret-Juni 2005.
KEBUN: _______________DIVISI :________ BLOK ____________
1. BERAT TANDAN
a. BJR Februari sebelumya (Feb’2004) : 14 Kg
b. BJR Mar.-Juni sebelumnya (Mar-Juni’2004) : 14.5 Kg
c. BJR Februari 2005. : 15 Kg
d. +/- perbedaan a & b : + 0.5 Kg
e. Perkiraan BJR Mar-Juni 2005 c +/- d : 15.5 Kg
2. JUMLAH TANDAN PER POKOK
a. Total jumlah tandan : 400
b. Total pokok yang dihitung : 300
c. Rata-rata jumlah tandan per pokok : a/b : 1.33
3. HASIL TBS DI 4 BULAN KE DEPAN
a. Total jumlah pokok dalam blok : 2500
b. Total jumlah tandan yang akan dipanen
dalam 4 bulan ke depan : 2500 x 1.33
: 3325
Hasil ramalan TBS di 4 bulan ke depan : 3325 x15.5
: 51537.50 Kg
: 51.54 ton
 Ramalan blok demi blok seperti tersebut di atas supaya dibuat ringkasannya dari kebun
pada format berikut (Lampiran B) dan dikirim di minggu ke 1 kepada Plantation
Manager dengan copy ke Agronomy Advisor.
7.  Ramalan terhadap hasil TBS yang berdasarkan pada sensus buah akan dilakukan
pembaharuan (updated) setiap bulan selama periode tersebut (4 bulan) berturut-
turut secara overlapping.
 Pembagian hasil secara bulanan meningkat akurasinya dengan cara menghitung secara
teratur antara akhir pusingan panen dibulan yang bersangkutan dan awal pusingan
panen dibulan baru.
G. KESIMPULAN
Cara menghitung tandan seperti yang sudah diterangkan sebelumnya masih dapat
diterima, meskipun keakuratannya besifat relative, ramalan ini kemungkinan
terdapat variasi perbedaan hasil dari kenyataan di lapangan (actual yield) yang
disebabkan oleh variasi musiman dari periode kematangan buah dan juga BJRnya.
Sekalipun begitu dasar perhitungan dari metode yang didapat tersebut telah diteliti,
dijadikan gambaran dan diterima oleh semua perkebunan. Jika ada variasi > 10 % dari
ramalan dalam periode 4 bulan tersebut, maka hal tersebut dinyatakan tidak
memuaskan. Variasi 10 % diambil sebagai standar di PT. Agro Indomas.
Para EM musti melihat kembali (review) terhadap ramalan yang telah dibuat, Jika
variasi > 10 % dari suatu blok, maka hal pertama yang harus dilakukan adalah meneliti
hal tersebut apakah variasi tersebut disebabkan oleh kesalahan di BJRnya, atau
jumlah rata-rata tandan/pokoknya atau jumlah pokok dalam blok yang tidak
diperbaharui (updated). Kemudian diputuskan perlu tidaknya penyesuaian untuk
pusingan sensus berikutnya. Jika diperlukan supaya berkonsultasi dengan Agronomy
Advisor.
Penghitungan tandan pada TM yang tua (di atas 12 tahun) tidak mudah dan
pemeriksaan terhadap hasil kerja petugas sensus di tempat yang seperti ini harus
lebih sering dan lebih banyak. Hal ini untuk meminimalkan kesalahan penghitungan
yang memang tidak dapat terhindarkan (kecuali menggunakan tangga). Penggunaan
tangga sangat tidak praktis dan tidak dianjurkan.