2. A. EFEK SISTEMIS
1. ORAL
2. ORAL MUKOSAL
a. Sub Lingual, untuk Jantung
dan Asma
b. Bucal, di antara pipi dan gusi,
untuk kontraksi Uterus
3. 3. INJEKSI
a. Subcutan/hipodermal (sc) mis. Insulin
b. Intramuscular (im)
c. Intravena (iv)
d. Intra arteri (ia)
e. Intra cutan (ic)
f. Intra lumbal
g. Intra peritoneal
h. Intra cardial
i. Intra pleural
j. Intra articulair
4. 4. IMPLANTASI
Bentuk obat pellet steril,
dicangkokkan di bawah kulit, efek
sistemik lama,
misalnya;
Hormon kelamin
(estradiol, tertosteron)
Absorpsinya lambat, pelepasan zat
aktif perlahan, 3-5 bln.
5. 5. RECTAL
Pemberian melalui dubur,
bentuk suppositoria dan
clysma.
misalnya;
- Obat asma, dan
- Stesolid rectal untuk
pengobatan kejang akut
6. 6. TRANSDERMAL
Cara pemakaian melalui permukaan kulit,
berupa plester.
Obat menyerap secara perlahan dan
kontinyu masuk ke dalam darah dan
langsung ke jantung.
Mis. Untuk pengobatan gangguan
jantung; angina pectoris
contoh : Nitroderm TTS
(therapeutic transdermal system)
7. B. EFEK LOKAL
1. Intra nasal
melalui selaput lendir hidung, untuk
menciutkan mucosa hidung yang
membengkak.
Bentuk Drop atau spray
2. Inhalasi
Bentuk Gas dan Zat padat, dapat
berupa aerosol
8. 3. Mukosa mata dan telinga
4. Intra Vaginal
Bentuk tablet, salep, cream
dan cairan bilasan
Sebagai anti fungi
5. Percutan