Dokumen tersebut membahas tentang cedera kepala, meliputi definisi, anatomi, mekanisme, klasifikasi, gejala, penatalaksanaan awal, dan tindakan keperawatan untuk cedera kepala. Topik utama yang dibahas adalah anatomi otak dan kepala, jenis-jenis cedera kepala beserta penyebabnya, penilaian awal korban cedera kepala, serta langkah-langkah dasar dalam menangani korban ced
2. GADAR Medik Indonesia
Basic Trauma Cardiac Life Support
1. Dapat menjelaskan pengertian cedera kepala
2. Dapat mengidentifikasikan korban gawat darurat
cedera kepala
3. Dapat menyebutkan jenis cedera kepala
4. Dapat mensimulasikan teknik penatalaksanaan
cedera kepala
Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti pelatihan ini peserta mampu
untuk memahami teknik dan penatalaksanaan
cedera kepala.
Kompetensi Khusus
3. GADAR Medik Indonesia
Basic Trauma Cardiac Life Support
OTAK
• 2 % dari BB.
• CBF istirahat : 800 mL/min. ~ 15% CO.
• Konsumsi Oksigen 20% dari Oksigen
total (45 mL O2/min).
• Konsumsi Glukosa 25%.
Pendahuluan
4. GADAR Medik Indonesia
Basic Trauma Cardiac Life Support
Definisi
 Cedera kepala adalah cedera yang terjadi
pada kulit, tulang kepala dan otak.
 Disebut juga kranioserebral trauma yang
disertai dengan penurunan atau
perubahan kesadaran, walau sedkit.
Insiden ini sangat tinggi, terutama pada
usia produktif.
7. GADAR Medik Indonesia
Basic Trauma Cardiac Life Support
SUSUNAN SYARAF PUSAT
NERV 1 ïƒ Penciuman
NERV 2 ïƒ Pengelihatan
NERV 3 ïƒ Reflks Pupil
NERV 4 ïƒ Menggerakkan mata keatas dan kebawah
NERV 5 ïƒ Syaraf Sensorik dan Motorik.
Sensorik Motorik
- Musc Masseler (membuka Mulut) V.1
- Musc Temporal (relaksasi oto
temporal) V.3
NERV 6 ïƒ Menggerakkan mata kekiri dan kekanan.
NERV 7 ïƒ Wajah
NERV 8 ïƒ Vesikuler : Keseimbangan , Cochlear = Pendengaran
NERV 9, 10 ïƒ Menelan (cegukan) , Denyut Jantung
NERV 11 ïƒ Menengok kiri kanan, gerakan pundak
NERV 12 ïƒ Pergerakan lidah
V.1
V.2
V.3
11. GADAR Medik Indonesia
Basic Trauma Cardiac Life Support
KLASIFIKASI
Secara praktis dikenal 3 deskripsi
klasifikasi yaitu berdasarkan:
• Mekanisme,
• Beratnya dan
• Morfologinya.
12. GADAR Medik Indonesia
Basic Trauma Cardiac Life Support
Mekanisme Cedera Kepala
• Cedera kepala tumpul biasanya berkaitan
dengan kecelakaan mobil-motor, jatuh atau
pukulan benda tumpul.
• Cedera kepala tembus disebabkan oleh
peluru atau tusukan.
• Adanya penetrasi selaput dura menentukan
apakah suatu cedera kepala termasuk
cedera tembus atau cedera tumpul.
13. GADAR Medik Indonesia
Basic Trauma Cardiac Life Support
Beratnya Cedera
Berdasarkan GCS maka cedera kepala
dibagi menjadi cedera:
• Ringan dengan GCS 13-15,
• Sedang dengan GCS 9-12 dan
• Berat dengan GCS 3-8
14. GADAR Medik Indonesia
Basic Trauma Cardiac Life Support
Menilai GCS
KOMPONEN MATA (EYES) NILAI
•Membuka Mata Spontan (4)
•Membuka Mata Dengan Stimulus Suara (3)
•Membuka Mata Dengan Stimulus Nyeri (2)
•Tidak Dapat Membuka Mata (1)
KOMPONEN VERBAL (SUARA)
•Orientasi Baik (5)
•Gelisah (confused) (4)
•Kata tidak jelas (INAPROPRIATE) (3)
•Suara yang tidak jelas artinya (2)
•Tidak ada suara (1)
KOMPONEN MOTORIK (REAKSI MOTORIK)
•Mengikuti perintah (6)
•Melokalisir nyeri (5)
•Menghindari nyeri (4)
•Reaksi fleksi (3)
•Reaksi ektensi (2)
•Tidak ada reaksi (1)
15. GADAR Medik Indonesia
Basic Trauma Cardiac Life Support
Fraktur Kranium
Dapat terjadi pada atap (kalvaria) atau dasar
tengkorak. Pada kalvaria dapat berbentuk garis
bintang, depresi-nondepresi dan terbuka-tertutup,
sedangkan pada dasar tengkorak terbagi menjadi
dengan atau tanpa kebocoran CSS dan dengan atau
tanpa paresis nervus VII (saraf fasialis).
Tanda-tanda klinis fraktur basis kranii antara lain:
 Ekimosis periorbita (Racoon eyes sign),
 Kebocoran CSF (rhinorrhea, otorrhea) dan
 Paresis nervus fasialis.
16. GADAR Medik Indonesia
Basic Trauma Cardiac Life Support
Lesi Intrakanial
Diklasifikasikan menjadi lesi fokal dan lesi difus.
• Lesi fokal yaitu pendarahan epidural,
pendarahan subdural, dan kontusio atau
pendarahan intraserebral).
• Cedera otak difus umumnya menunjukkan
gambaran CT-Scan yang normal namun
keadaan neurologis penderita sangat buruk
bahkan keadaan koma.
24. GADAR Medik Indonesia
Basic Trauma Cardiac Life Support
PATOFISIOLOGI
• Kontusi/benturan ïƒ memar otak atau cedera otak.
• Fenomena coup dan counter coup ïƒ kerusakan di
dua sisi area otak.
• Pada kontusio, kejadian perdarahan minimal, namun
ishemia, nekrosis dan infarck terjadi akibat edema
yang berkembang disebabkan oleh respon inflamasi
jaringan otak yang cedera ïƒ pompa Na dan K tidak
optimal ïƒ fungsi axon putus
• Bila terjadi laserasi akibat pecahnya batok kepala,
kejadian perdarahan resikonya sangat besar.
• Akibat perdarahan dan edema, tekanan intrakranial
meninggi
25. GADAR Medik Indonesia
Basic Trauma Cardiac Life Support
Tekanan Intra Kranial (TIK)
• Tek. Normal 5 - 15 mmHg atau antara
60 - 180 mmH2O
• Tekanan > 250 mmH2O disebut PTIK
26. GADAR Medik Indonesia
Basic Trauma Cardiac Life Support
• TIK normal 5 – 15 mmHg
• Hipotesis Monro-Kellie
80% Parenkim Otak
10% CSS
10% Darah
27. GADAR Medik Indonesia
Basic Trauma Cardiac Life Support
Gejala PTIK
• Penurunan tingkat kesadaran, gelisah (nyeri kepala
berat), iritebel, papil edema, muntah proyektil (trias
TIK).
• Penurunan fungsi neurologis seperti : perubahan
bicara, reaksipupil, sensori motorik.
• Sakit kepala, mual, muntah dan diplopia
• TTV tidak stabil
• Triad Cushing yaitu tekanan sistolik meningkat, nadi
besar, napas irigular merupakan respon PTIK terlalu
tinggi (indikasi herniasi)
28. GADAR Medik Indonesia
Basic Trauma Cardiac Life Support
Pengkajian Cedera Kepala
• Pasien cedera kepala seringkali berada
dibawah pengaruh alkohol dan atau obat-
obatan, sehingga sulit untuk kooperatif dan
dikontrol.
• Hal-hal yang harus dilakukan penolong pada
saat mengevaluasi pasien.
29. GADAR Medik Indonesia
Basic Trauma Cardiac Life Support
Survei Primer
• Mengamankan jalan nafas dengan
menstabilkan tulang servikal dan mengecek
tingkat kesadaran awal;
• Mengkaji pernafasan status pernafasan;
• Mengkaji sirkulasi dan mengendalikan
pendarahan utama. (lakukan tindakan jika
diperlukan sebelum melakukan pemeriksaan
sekunder)
30. GADAR Medik Indonesia
Basic Trauma Cardiac Life Support
S – symtoms (gejala)
A – alergies (alergi)
M– medication (pengobatan)
P – post medical history (riwayat penyakit
masa lalu)
L – last oral intake (intake oral terakhir)
E – events preceding the accident (kejadian
yang mempercepat kecelakaan)
Survei Sekunder
31. GADAR Medik Indonesia
Basic Trauma Cardiac Life Support
Survei Sekunder
• TTV
• Pengkajian head to toe (termasuk neurologi).
Catat keutuhan batok kepala, termasuk adanya
rhinorhea (perdarahan hidung) dan otorhea
(perdarahan telinga). Kaji adanya
kemungkinan tanda-tanda fraktur servikal
32. GADAR Medik Indonesia
Basic Trauma Cardiac Life Support
TINDAKAN MENURUNKAN
EDEMA CEREBRAL
 Osmotik diuretik : Manitol 20%. Hiperosmolar, edema
berlebihan pada pasien tertentu. Dosis 1 ml/kg BB.
 Diuretik/Forosemide : 20 - 40 mg.
 Koreksi natrium dan protein.
 Steroid (deksametason)
 Antihipertensi
 Antikonvulsan, pelembek feses, pencegah batuk
 Barbiturat koma
33. GADAR Medik Indonesia
Basic Trauma Cardiac Life Support
Tindakan Keperawatan
Tindakan medik dan keperawatan pada fase
ini adalah mempertahankan perfusi cerebral
dan mencegah terjadinya ishemia
34. GADAR Medik Indonesia
Basic Trauma Cardiac Life Support
• Amankan jalan nafas dan memberikan oksigenasi
adekuat, nasal kanul atau non rebreathing mask.
Otak tidak toleran terhadap hipoksia, sehingga
oksigenasi adekuat penting dilakukan jika pasien
mengalami koma, oksigen bisa juga diberikan
melalui endotracheal. Hal ini untuk mencegah
aspirasi karena pasien cedera kepala mudah
mengalami muntah.
• Siapkan untuk log-rolling, dan sunction orofaring
bila produksi sekret berlebihan.
Tindakan Keperawatan
35. GADAR Medik Indonesia
Basic Trauma Cardiac Life Support
Tindakan Keperawatan
• Stabilisasikan pasien pada papan spinal, leher
harus diimobilisasikan dengan colar rigid dan alat
imobilisasi kepala.
• Setiap cedera kepala diperlakukan fraktur spinal
sampai hal ini tidak terbukti.
36. GADAR Medik Indonesia
Basic Trauma Cardiac Life Support
• Mencatat tekanan darah, pernafasan (laju dan pola),
pupil (ukuran dan reaksi terhadap cahaya), sensasi
dan aktivitas motorik volunter, GCS, tandan
peningkatan tekanan intra kranial, juga saturasi O2.
Catat pada lembar observasi.
• Pasang dua buah IV line keteter dengan ukuran
besar. Star pemberian NaCl 09% atau RL. Kontrol
adanya perdahan eksternal dengan bebat tekan.
• Posisikan pasien dengan bagian kepala 30 derajat
lebih tinggi untuk memfasilitasi venus return lebih
baik
Tindakan Keperawatan
37. GADAR Medik Indonesia
Basic Trauma Cardiac Life Support
• Gunting pakaian, jika tidak memungkinkan untuk
dilepas. Tutupi dengan selimut.
• Pertahankan suhu tubuh tidak tinggi untuk
menurunkan metabolisme otak. Suhsu tinggi
berdampak pada meningkatnya TIK.
• Pasang penghalang tempat tidur untuk menghindari
pasien jatuh
Tindakan Keperawatan