Cerita rakyat tentang Dewi Sri yang berhasil menyelamatkan wilayah Purwagaluh dari bencana kelaparan dengan menciptakan tanam padi. Dewi Sri berhasil mengalahkan musuh besar Purwagaluh yaitu Sapigumarang beserta pasukannya yang selalu berusaha merebut hasil panen rakyat. Puncaknya, Dewi Sri mengalahkan Sapigumarang dalam duel satu lawan satu dengan menggunakan kekuatan sihirnya. Akhirnya,
1 of 2
More Related Content
Cerita rakyat dewi sri
1. Cerita Rakyat Dewi Sri
Di tengah kehidupan masyarakat Purwagaluh yang hanya menggantungkan sumber makanan dari
hasil buruan, kehidupan berubah menjadi neraka ketika hutan tak lagi menyediakan binatang untuk
diburu.Tanah kering kerontang dan sungai tidak lagi menyisakan air yang memberi kehidupan pada
hewan dan tumbuhan. Purwagaluh adalah satu wilayah yang tengah mengalami bencana kekeringan
terparah.Sadana, Adikara, dan Dewi Sri, tiga orang yang ditugaskan mencari jalan keluar untuk
membebaskan warga dari kesulitan dan memperbaiki kehidupan Purwagaluh secara keseluruhan.
Namun dalam perjalanan tugas yang pertama pun mereka sudah menemukan kesulitan yang datang
dari musuh bebuyutan mereka sejak kecil.Demi mendapatkan Adikara yang dicintainya sejak kecil,
Nuridami tak pernah berhenti mengejar dan menghalalkan segala cara dengan memanfaatkan
kesaktian sang nenek, Nyi Ulo juga kakaknya Sapigumarang dan Singasatru.Dalam satu pertarungan,
Dewi Sri yang menyamar menjadi Camar Seta berhasil membunuh Singasatru yang saat itu
memimpin kelompok Bajak Lautnya menyerang Pelabuhan Atasangin, pulau yang paling maju dan
makmur kala itu dan menjadi tempat Dewi Sri, Sadana dan Adikara mempelajari sebab kemajuan
Atasangin untuk diterapkan di Purwagaluh.Sapigumarang sangat murka mengetahui kabar kematian
adiknya, Singasatru di Atasangin oleh Camar Seta. Segera ia mendatangi Sadana untuk membalas
dendam pada Camar Seta. Namun Nyi Ulo menahannya dengan alasan Singasatru yang jauh lebih
saktipun berhasil dikalahkan Camar Seta.Akhirnya Sapigumarang mau berlatih secara khusus
bersama Nyi Ulo untuk menyempurnakan ilmu Lebursaketinya. Dari situlah Sapigumarang kemudian
menyadari sumber kekuatannya yang besar, yaitu amarah yang bisa melipat gandakan kekuatannya
hingga mampu menguasai Lebursaketi dengan sempurna.Segera setelah itu Sapigumarang
mendatangi Sadana untuk membunuh Camar Seta, Sadana beralih tidak mengenal Camar Seta.
Sapigumarang tak mau percaya dan menyangka Camar Seta adalah Adikara yang memakai nama
palsu.Sadana yang berniat membantu dihajarnya hingga pingsan dan Adikara dibawa pergi setelah
tidak berdaya karena Nuridami merayu Sapigumarang untuk tidak membunuhnya.Dewi Sri sangat
sedih mengetahui kekasihnya, Adikara ditawan oleh Sapigumarang. Namun berkat kesaktian
Malihwarni yang diajarkan oleh kakeknya, Aki Tirem, Dewi Sri bisa merubah dirinya menjadi seekor
harimau jadi sangat frustasi dan akhirnya bunuh diri.Sapigumarang jadi murka dan gelap mata
setelah Budugbasu dan Kalabuat menghasutnya dan menuduh Dewi Sri yang telah membunuh
Nuridami karena cemburu. Sapigumarang langsung menyusun kekuatan untuk membunuh Dewi Sri
sekaligus menguasai Purwagaluh yang saat itu sudah berubah menjadi wilayah yang sangat makmur
berkat Dewi Sri, Sadana dan Adikara yang berhasil menciptakan sawah padi di sana.Dan ketika Dewi
Sri dan Adikara merayakan panen padi pertama bersama warga di Desa Cidamar, pasukan
Sapigumarang yang dipimpin Budugbasu datang untuk merebut semua hasil panen dan menangkap
Dewi Sri. Namun Dewi Sri yang sudah sangat sakti berhasil mengalahkan Budugbasu dan semua
pasukannya.Sapigumarang tidak menyerah, ia menunjuk Kalabuat untuk menggantikan Budugbasu
dan memimpin pasukan yang lebih banyak. Kalabuat yang licik bersiasat untuk menyerang malam
hari dengan kekuatan penuh. Saat itu Dewi Sri dan Adikara hanya berjaga - jaga dengan pemuda dan
warga yang jumlahnya sangat sedikit karena banyak diantara warga Cidamar yang terbunuh pada
peperangan melawan Budugbasu.
Kalabuat dan pasukannya yang besar datang dengan penuh percaya diri. Ketika mengepung sawah,
tempat Dewi Sri memfokuskan penjagaan. Dewi Sri dan Adikara tak mau menyerah begitu saja,
2. mereka melawan semua pasukan Kalabuat dengan sepenuh tenaga. Saat itu Budugbasu yang sangat
dendam keluar dengan pasukannya karena ingin Dewi Sri dan Adikara hanya mati di
tangannya.Kalabuat sempat marah karena Bubugbasu hanya memimpin pasukan bantuan dan
seharusnya belum boleh keluar. Tapi Budugbasu tak peduli dan segera menyerang Dewi Sri untuk
membunuhnya.Dewi Sri dan Adikara sangat terdesak menghadapi jumlah pasukan yang semakin
banyak. Saat itulah Dewi Sri mengeluarkan ajian Malihwarninya dan merubah dirinya menjadi
ratusan kelelawar besar yang sangat buas.Pasukan Kalabuat dan Budugbasu kalang kabut
menghadapi serangan ratusan kelelawar, mereka semua terbunuh dan hanya sedikit yang berhasil
melarikan diri. Sementara Kalabuat dan Budugbasu pun tak luput dari serangan kelelawar. Mereka
pun kemudian melarikan diri dengan wajah dan bukan yang penuh luka gigitan.Sapigumarang sangat
murka mengetahui Kalabuat dan Budugbasu kembali kalah oleh Dewi Sri, terlebih lagi semua
pasukannya yang habis terbunuh. Ia dengan murka menghajar Kalabuat dan Budugbasu. Kalabuat
membela diri dan menyalahkan Budugbasu yang membawa keluar pasukan bantuannya hingga
akhirnya semua pasukan habis terbunuh.Budugbasu tak mau kalah, ia menyalahkan Kalabuat yang
bersiasat menyerang malam hari hingga mereka diserang kelelawar ganas ciptaan sihir Dewi
Sri.Mengetahui Dewi Sri yang menguasai sihir Sapigumarang segera meminta bantuan Nyi Ulo untuk
menghadapi Dewi Sri. Namun Dewi Sri dengan cerdik mengalahkan semua sihir dari Nyi Ulo yang
menyerangnya, bahkan Nyio Ulo pun tewas oleh serangan balik dari Dewi Sri.Sapigumarang murka
dan menantang Dewi Sri untuk adu tanding dengannya. Dewi Sri melayani tantangan Sapigumarang
dan bertarung dengan tangan kosong. Sapigumarang yakin mampu membunuh Dewi Sri dengan
kekuatan penuh Lebursaketinya. Namun Dewi Sri yang sudah bersiap dengan ajian Sungsangbuana
berhasil mengembalikan pukulan dahsyat Lebursaketi.Sapigumarang pun tewas oleh ajian
Lebursaketinya sendiri. Mengetahui kenyataan itu Kalabuat dan Budugbasu tak bisa berbuat apa-
apa. Merekapun menyerah ketika pasukan Sadana tiba-tiba datang meringkusnya.Semua warga dan
pasukan bergembira menyambut kemenangan Dewi Sri. Mereka semua mengelu-elukan nama Dewi
Sri dan menjulukinya sebagai Dewi Padi karena jasa terbesarnya yang telah menciptakan tanaman
padi diseluruh wilayah Purwagaluh.