Tiga dokumen membahas tentang peran mahasiswa sebagai agen perubahan, ciri guru yang sukses, dan paradigma pengembangan sekolah unggulan. Dokumen pertama menjelaskan tanggung jawab mahasiswa untuk menjadi oposisi konstruktif dan mengingatkan pemerintah, namun saat ini banyak mahasiswa terjebak anarkisme. Dokumen kedua menyebutkan ciri guru yang sukses adalah diteladani murid, ikhlas mengajar, dan tid
1 of 3
Download to read offline
More Related Content
Choirul mukoliq
1. MahasiswaAgent Of Change
Cermin Agent Of Change
Berbicara tentang mahasisiwa selalu tidak ada habisnya. Mahsisiwa adalah manusia
yang dipenuhi idealisme. Mahasiswa senantiasa punya banyak cerita bagi negeri ini.
Mahsiswa dianggap tunas-tunas baru yang akan menggantikan peran para pemimpin
dimasa yang akan datang. Ditangan para mahasiswalah sekarang masa depan bangsa
ini akan terjadi. Tongkat estafet ini akan diteruskan oleh mahasiswa. Disamping
mahasiswa sebagai penerus kepemimpinan bangsa ini, ternyata mahasiswa berperan
lebih besar sebagai agent of change. Tugas mahasiswa jangan pernah terhenti, ketika
pemerintah berjalan baik, mahasiswa harus senantiasa berperan untuk menjadi oposisi
dengan tetap mengawal pemerintah untuk meneruskan kinerjanya. Saat pemerintah
mengalami penurunan kinerja, sudah sepatutnya mahasiswa bergerak untuk senantiasa
mengingatkan tentang bagaimana pemerintah seharusnya bekerja,
Keadaan ini membuat semakin vitalnya mahasiswa dalam mengawal bangsa ini untuk
semakin baik. Adanya tugas yang diemban oleh mahasiswa sekarang seakan-akan
sudah menghilang, hal ini disebabkan oleh adanya aksi-aksi anarkisme yang
melibatkan mahsiswa dan terkadang aksi-aksi ini terjadi antar mahasisiwa sendiri.
Ditengah peran dari mahsiswa yang sedemikian besar itu, terkadang mahasiswa
merasakan suatu beban. Artinya mahasiswa mempunyai tanggungjawab yang tinggi
terkait dengan statusnya. Mahasiswa harus bisa berkontribusi dalam masyarakat dan
mahasiswa harus bersikap tegas dan strategis dalam setiap langkahnya. Ditengah
perkembangan dunia pendidikan dewasa ini, kiranya harapan itu harus ditinjau ulang.
Karena kenyataan sekarang banyak mahasiswa yang tidak lagi dapat bersikap seperti
apa yang menjadi harapan masyarakat selama ini. Sebagian besar mahasiswa tidak
dapat menjalankan fungsi yang selama ini diemban. Fungsi pembelajaran yang
harusnya dapat ditransformasikan kepada masyarakat terkadang belum dapat
dilaksanakan, hal ini disebabkan kualitas dari mahasiswa sendiri yang sekarang mulai
menurun. Mahasiswa seharusnya dapat mentransformsikan sikap kritis dan
kedewasaaannya dalam masyarakat. Hal terakhir inilah yang sekarang kurang ada dari
kalangan mahasiswa. Mahasiswa terkadang sering terjebak pada politk praktis sesaat,
terjebak pada dunia kriminal dan sekarang mahasiswa terjebak dalam anarkisme
layaknya preman. Anarkisme yang selama ini digemborkan mahasiswa untuk dilawan
dan diberantas ternyata kurang mendapat respon. Hal ini dikarenakan oleh mahasiswa
itu sendiri. Kasus paling hangat adalah kasus dalam bentrok antar fakultas di
Universitas Hasanudin Makasaar. Fisipol dan teknik saling beradu kekuatan. Kejadian
ini sangat disayangkan ditengah kampanye mereka anti kekerasan. Kedewasaan yang
sekarang ini ada menjadi sia-sia. Pergerakan mahasiswa untuk bersama-sama dengan
masyarakat membangun civil society mulai berkurang kepercayaannya. Seharusnya
mahasiswa dapat berfikir kritis, tidak emosional dan dewasa dalam menghadapi
masalah seperti itu. Sehingga tindakan-tindakan premanisme dan anarkisme dapat
dihindarkan.
Harapan yang selama ini diemban oleh mahasiswa adalah sebagai agent of change
mulai harus diintrospeksi lagi. Tentunya introspeksi ini harus dimulai dari mahasiswa
sendiri sebagai solusi. Mahasiswa harus benar-benar menyadari posisi strategisnya
dan beranjak dari statusnya maka mahasiswa harus berupaya untuk mewujudkan hal
tersebut kedalam sebuah tindakan-tindakan yag rasional dan dewasa
Ciri guru Sukses...
2. Ciri-Ciri Guru Yang Sukses
October 12th 2009 | Posted by em.yazid
Ikhlas dalam mengajarkan ilmu-ilmunya. memiliki tekad yang kuat untuk memberi
manfaat yang terbaik untuk murid-muridnya, dan berusaha keras mengantarkan mereka
kepada ketinggian derajat orang-orang yang berilmu
______________________________________________________________________
______________
Ciri-ciri Guru Yang Sukses :
Diteladani, disegani, dicintai, dan dihormati oleh murid-muridnya
Ikhlas dalam mengajarkan ilmu-ilmunya. memiliki tekad yang kuat untuk memberi
manfaat yang terbaik untuk murid-muridnya, dan berusaha keras mengantarkan mereka
kepada ketinggian derajat orang-orang yang berilmu
Tidak berperilaku yang menakutkan, tidak bersikap kasar, senantiasa menyayangi
murid-muridnya dan mereka pun menyayanginya
Tekun memperdalam bidang keahlian dan perhatiannya, menonjol dibidangnya, dan
menguasai seluruh materinya dengan baik
Rajin mengkaji, berwawasan luas, mengenal baik adat bdan budaya masyarakatnya,
dan memahami betul permasalahan-permasalahan ummatnya
Bersemangat dalam menyampaikan ilmu, memberi motivasi kepada murid-muridnya,
dan selalu ramah dan ceria dihadapan mereka
Tertib, tepat dalam janjinya, dan rapi dalam setiap pekerjaannya
Menjauhi hal-hal yang syubhat (meregukan), meninggalkan setiap perilaku yang buruk,
dan bersifat terpuji dalam segala hal
Tidak larut dalam canda, kelalaian, kebodohan, perkataan kotor, dan hanya bertutur
kata dengan lembut dan santun. http://tanbihun.com/pendidikan/ciri-ciri-guru-yang-suksesciri-
ciri-guru-yang-sukses/
Paradigma pengembangan sekolah unggulan
Paradigma Pengembangan Sekolah Unggulan
Sekolah Unggulan dapat diartikan sebagai sekolah bermutu namu dalam penerapan
saya bahkan penerapan semua kalangan bahwa dalam kategori unggulan tersirat
harapan-harapan terhadap apa yang dapat diharapkan dimiliki oleh siswa setelah
keluar dari sekolah unggulan. Harapan itu tak lain adalah sangat penting dan sangat
dibutuhkan oleh orang tua siswa, pemerintah, masyarakat bahkan oleh siswa itu sendiri
yaitu sejauh mana keluaran (output) sekolah itu memiliki kemampuan intelektual, moral
dan keterampilan yang dapat berguna bagi masyarakat.
Untuk menyikapi semua itu, kita harus mengubah system pembelajaran yang selama ini
berlaku disemua tingkat pendidikan yaitu adanya keterkungkungan siswa dana guru
dalam melaksanakan PBM, saya selaku pengajar di SMA Negeri 1 Bulukumba telah
merubah sisten itu sejak januari 2006. Sistem yang saya maksud adalah system
dimana Siswa dan Guru dikejar dengan pencapaian target kurikulum dalam artian guru
dituntut menyelesaikan semua materi yang ada dalam kurikulum tanpa memperhatikan
ketuntasan belajar siswa, disamping itu adanya anggapan bahwa belajr adalah berupa
transformasi pengetahuan (Transfer of knowlwdge).
3. Pada sisi unggulan semua system itu seharusnya tidak diterapkan agar apa yang
menjadi harapan siswa, orang tua siswa, pemerintah, masyarakat bahkan kita selaku
pengajar dan pendidik dapat tercapai. Mari kita sama-sama merubah semua itu dengan
mengembangkan Learning How to Learn (Murphi,1992) atau belajar bagaimana belajar,
artinya belajar itu tidak hanya berupa transformasi pengetahuan tetapi jauh lebih
penting adalah mempersiapkan siswa belajar lebih jauh dari sumber-sumber yang
mereka temukan dari pengalaman sendiri, pengalaman orang lain maupun dari
lingkungan dimana dia tumbuh guna mengembangkan potensi dan perkembangan
dirinya atau dengan kata lain belajar pada hakekatnya bagaimana mengartikulasikan
pengetahu an-pengetahuan siswa kedalam kenyataan hidup yang sedang dan yang
akan dihadapi oleh siswa.
Secara pribadi dalam hal mengembangkan sekolah kearah sekolah unggulan (sekolah
bermutu) disamping perubahan-perubahan tersebut masih banyak hal yang perlu
diperhatikan diantaranya : Sarana dan prasarana, Menejmen persekolahan,Visi dan
Misi sekolah, Profesionalisme Guru dan lain-lain. Untuk Profesionalisme bukan berarti
menguasai sebagian besar pengetahuan tatapi lebih penting adalah bagaimana
membuat siswa dapat belajar, guru dan siswa disederhanakan agat tidat tercipta gep,
adanya perilaku guru yang membuat siswa tersisih atau terpisah dari gurunya, guru dan
siswa harus terjalin komunikasi agar dalam proses pembelajaran ada keterbukaan
siswa mengeritik dan mengeluarkan pendapat. Sebab bukan tidak mungkin dengan
pengaruh perkembangan teknologi siswa lebih pintar dari gurunya.
Itulah asumsi saya mengenai pengembangan sekolah unggulan, mudah-mudahan,
pemerintah termasuk kawan-kawan seprofesi dapat menerapka hal tersebut bahkan
mengembangkan lebih jauh lagi.