際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
MahasiswaAgent Of Change 
Cermin Agent Of Change 
Berbicara tentang mahasisiwa selalu tidak ada habisnya. Mahsisiwa adalah manusia 
yang dipenuhi idealisme. Mahasiswa senantiasa punya banyak cerita bagi negeri ini. 
Mahsiswa dianggap tunas-tunas baru yang akan menggantikan peran para pemimpin 
dimasa yang akan datang. Ditangan para mahasiswalah sekarang masa depan bangsa 
ini akan terjadi. Tongkat estafet ini akan diteruskan oleh mahasiswa. Disamping 
mahasiswa sebagai penerus kepemimpinan bangsa ini, ternyata mahasiswa berperan 
lebih besar sebagai agent of change. Tugas mahasiswa jangan pernah terhenti, ketika 
pemerintah berjalan baik, mahasiswa harus senantiasa berperan untuk menjadi oposisi 
dengan tetap mengawal pemerintah untuk meneruskan kinerjanya. Saat pemerintah 
mengalami penurunan kinerja, sudah sepatutnya mahasiswa bergerak untuk senantiasa 
mengingatkan tentang bagaimana pemerintah seharusnya bekerja, 
Keadaan ini membuat semakin vitalnya mahasiswa dalam mengawal bangsa ini untuk 
semakin baik. Adanya tugas yang diemban oleh mahasiswa sekarang seakan-akan 
sudah menghilang, hal ini disebabkan oleh adanya aksi-aksi anarkisme yang 
melibatkan mahsiswa dan terkadang aksi-aksi ini terjadi antar mahasisiwa sendiri. 
Ditengah peran dari mahsiswa yang sedemikian besar itu, terkadang mahasiswa 
merasakan suatu beban. Artinya mahasiswa mempunyai tanggungjawab yang tinggi 
terkait dengan statusnya. Mahasiswa harus bisa berkontribusi dalam masyarakat dan 
mahasiswa harus bersikap tegas dan strategis dalam setiap langkahnya. Ditengah 
perkembangan dunia pendidikan dewasa ini, kiranya harapan itu harus ditinjau ulang. 
Karena kenyataan sekarang banyak mahasiswa yang tidak lagi dapat bersikap seperti 
apa yang menjadi harapan masyarakat selama ini. Sebagian besar mahasiswa tidak 
dapat menjalankan fungsi yang selama ini diemban. Fungsi pembelajaran yang 
harusnya dapat ditransformasikan kepada masyarakat terkadang belum dapat 
dilaksanakan, hal ini disebabkan kualitas dari mahasiswa sendiri yang sekarang mulai 
menurun. Mahasiswa seharusnya dapat mentransformsikan sikap kritis dan 
kedewasaaannya dalam masyarakat. Hal terakhir inilah yang sekarang kurang ada dari 
kalangan mahasiswa. Mahasiswa terkadang sering terjebak pada politk praktis sesaat, 
terjebak pada dunia kriminal dan sekarang mahasiswa terjebak dalam anarkisme 
layaknya preman. Anarkisme yang selama ini digemborkan mahasiswa untuk dilawan 
dan diberantas ternyata kurang mendapat respon. Hal ini dikarenakan oleh mahasiswa 
itu sendiri. Kasus paling hangat adalah kasus dalam bentrok antar fakultas di 
Universitas Hasanudin Makasaar. Fisipol dan teknik saling beradu kekuatan. Kejadian 
ini sangat disayangkan ditengah kampanye mereka anti kekerasan. Kedewasaan yang 
sekarang ini ada menjadi sia-sia. Pergerakan mahasiswa untuk bersama-sama dengan 
masyarakat membangun civil society mulai berkurang kepercayaannya. Seharusnya 
mahasiswa dapat berfikir kritis, tidak emosional dan dewasa dalam menghadapi 
masalah seperti itu. Sehingga tindakan-tindakan premanisme dan anarkisme dapat 
dihindarkan. 
Harapan yang selama ini diemban oleh mahasiswa adalah sebagai agent of change 
mulai harus diintrospeksi lagi. Tentunya introspeksi ini harus dimulai dari mahasiswa 
sendiri sebagai solusi. Mahasiswa harus benar-benar menyadari posisi strategisnya 
dan beranjak dari statusnya maka mahasiswa harus berupaya untuk mewujudkan hal 
tersebut kedalam sebuah tindakan-tindakan yag rasional dan dewasa 
Ciri guru Sukses...
Ciri-Ciri Guru Yang Sukses 
October 12th 2009 | Posted by em.yazid 
 Ikhlas dalam mengajarkan ilmu-ilmunya. memiliki tekad yang kuat untuk memberi 
manfaat yang terbaik untuk murid-muridnya, dan berusaha keras mengantarkan mereka 
kepada ketinggian derajat orang-orang yang berilmu  
______________________________________________________________________ 
______________ 
Ciri-ciri Guru Yang Sukses : 
Diteladani, disegani, dicintai, dan dihormati oleh murid-muridnya 
Ikhlas dalam mengajarkan ilmu-ilmunya. memiliki tekad yang kuat untuk memberi 
manfaat yang terbaik untuk murid-muridnya, dan berusaha keras mengantarkan mereka 
kepada ketinggian derajat orang-orang yang berilmu 
Tidak berperilaku yang menakutkan, tidak bersikap kasar, senantiasa menyayangi 
murid-muridnya dan mereka pun menyayanginya 
Tekun memperdalam bidang keahlian dan perhatiannya, menonjol dibidangnya, dan 
menguasai seluruh materinya dengan baik 
Rajin mengkaji, berwawasan luas, mengenal baik adat bdan budaya masyarakatnya, 
dan memahami betul permasalahan-permasalahan ummatnya 
Bersemangat dalam menyampaikan ilmu, memberi motivasi kepada murid-muridnya, 
dan selalu ramah dan ceria dihadapan mereka 
Tertib, tepat dalam janjinya, dan rapi dalam setiap pekerjaannya 
Menjauhi hal-hal yang syubhat (meregukan), meninggalkan setiap perilaku yang buruk, 
dan bersifat terpuji dalam segala hal 
Tidak larut dalam canda, kelalaian, kebodohan, perkataan kotor, dan hanya bertutur 
kata dengan lembut dan santun. http://tanbihun.com/pendidikan/ciri-ciri-guru-yang-suksesciri- 
ciri-guru-yang-sukses/ 
Paradigma pengembangan sekolah unggulan 
Paradigma Pengembangan Sekolah Unggulan 
Sekolah Unggulan dapat diartikan sebagai sekolah bermutu namu dalam penerapan 
saya bahkan penerapan semua kalangan bahwa dalam kategori unggulan tersirat 
harapan-harapan terhadap apa yang dapat diharapkan dimiliki oleh siswa setelah 
keluar dari sekolah unggulan. Harapan itu tak lain adalah sangat penting dan sangat 
dibutuhkan oleh orang tua siswa, pemerintah, masyarakat bahkan oleh siswa itu sendiri 
yaitu sejauh mana keluaran (output) sekolah itu memiliki kemampuan intelektual, moral 
dan keterampilan yang dapat berguna bagi masyarakat. 
Untuk menyikapi semua itu, kita harus mengubah system pembelajaran yang selama ini 
berlaku disemua tingkat pendidikan yaitu adanya keterkungkungan siswa dana guru 
dalam melaksanakan PBM, saya selaku pengajar di SMA Negeri 1 Bulukumba telah 
merubah sisten itu sejak januari 2006. Sistem yang saya maksud adalah system 
dimana Siswa dan Guru dikejar dengan pencapaian target kurikulum dalam artian guru 
dituntut menyelesaikan semua materi yang ada dalam kurikulum tanpa memperhatikan 
ketuntasan belajar siswa, disamping itu adanya anggapan bahwa belajr adalah berupa 
transformasi pengetahuan (Transfer of knowlwdge).
Pada sisi unggulan semua system itu seharusnya tidak diterapkan agar apa yang 
menjadi harapan siswa, orang tua siswa, pemerintah, masyarakat bahkan kita selaku 
pengajar dan pendidik dapat tercapai. Mari kita sama-sama merubah semua itu dengan 
mengembangkan Learning How to Learn (Murphi,1992) atau belajar bagaimana belajar, 
artinya belajar itu tidak hanya berupa transformasi pengetahuan tetapi jauh lebih 
penting adalah mempersiapkan siswa belajar lebih jauh dari sumber-sumber yang 
mereka temukan dari pengalaman sendiri, pengalaman orang lain maupun dari 
lingkungan dimana dia tumbuh guna mengembangkan potensi dan perkembangan 
dirinya atau dengan kata lain belajar pada hakekatnya bagaimana mengartikulasikan 
pengetahu an-pengetahuan siswa kedalam kenyataan hidup yang sedang dan yang 
akan dihadapi oleh siswa. 
Secara pribadi dalam hal mengembangkan sekolah kearah sekolah unggulan (sekolah 
bermutu) disamping perubahan-perubahan tersebut masih banyak hal yang perlu 
diperhatikan diantaranya : Sarana dan prasarana, Menejmen persekolahan,Visi dan 
Misi sekolah, Profesionalisme Guru dan lain-lain. Untuk Profesionalisme bukan berarti 
menguasai sebagian besar pengetahuan tatapi lebih penting adalah bagaimana 
membuat siswa dapat belajar, guru dan siswa disederhanakan agat tidat tercipta gep, 
adanya perilaku guru yang membuat siswa tersisih atau terpisah dari gurunya, guru dan 
siswa harus terjalin komunikasi agar dalam proses pembelajaran ada keterbukaan 
siswa mengeritik dan mengeluarkan pendapat. Sebab bukan tidak mungkin dengan 
pengaruh perkembangan teknologi siswa lebih pintar dari gurunya. 
Itulah asumsi saya mengenai pengembangan sekolah unggulan, mudah-mudahan, 
pemerintah termasuk kawan-kawan seprofesi dapat menerapka hal tersebut bahkan 
mengembangkan lebih jauh lagi.

More Related Content

Choirul mukoliq

  • 1. MahasiswaAgent Of Change Cermin Agent Of Change Berbicara tentang mahasisiwa selalu tidak ada habisnya. Mahsisiwa adalah manusia yang dipenuhi idealisme. Mahasiswa senantiasa punya banyak cerita bagi negeri ini. Mahsiswa dianggap tunas-tunas baru yang akan menggantikan peran para pemimpin dimasa yang akan datang. Ditangan para mahasiswalah sekarang masa depan bangsa ini akan terjadi. Tongkat estafet ini akan diteruskan oleh mahasiswa. Disamping mahasiswa sebagai penerus kepemimpinan bangsa ini, ternyata mahasiswa berperan lebih besar sebagai agent of change. Tugas mahasiswa jangan pernah terhenti, ketika pemerintah berjalan baik, mahasiswa harus senantiasa berperan untuk menjadi oposisi dengan tetap mengawal pemerintah untuk meneruskan kinerjanya. Saat pemerintah mengalami penurunan kinerja, sudah sepatutnya mahasiswa bergerak untuk senantiasa mengingatkan tentang bagaimana pemerintah seharusnya bekerja, Keadaan ini membuat semakin vitalnya mahasiswa dalam mengawal bangsa ini untuk semakin baik. Adanya tugas yang diemban oleh mahasiswa sekarang seakan-akan sudah menghilang, hal ini disebabkan oleh adanya aksi-aksi anarkisme yang melibatkan mahsiswa dan terkadang aksi-aksi ini terjadi antar mahasisiwa sendiri. Ditengah peran dari mahsiswa yang sedemikian besar itu, terkadang mahasiswa merasakan suatu beban. Artinya mahasiswa mempunyai tanggungjawab yang tinggi terkait dengan statusnya. Mahasiswa harus bisa berkontribusi dalam masyarakat dan mahasiswa harus bersikap tegas dan strategis dalam setiap langkahnya. Ditengah perkembangan dunia pendidikan dewasa ini, kiranya harapan itu harus ditinjau ulang. Karena kenyataan sekarang banyak mahasiswa yang tidak lagi dapat bersikap seperti apa yang menjadi harapan masyarakat selama ini. Sebagian besar mahasiswa tidak dapat menjalankan fungsi yang selama ini diemban. Fungsi pembelajaran yang harusnya dapat ditransformasikan kepada masyarakat terkadang belum dapat dilaksanakan, hal ini disebabkan kualitas dari mahasiswa sendiri yang sekarang mulai menurun. Mahasiswa seharusnya dapat mentransformsikan sikap kritis dan kedewasaaannya dalam masyarakat. Hal terakhir inilah yang sekarang kurang ada dari kalangan mahasiswa. Mahasiswa terkadang sering terjebak pada politk praktis sesaat, terjebak pada dunia kriminal dan sekarang mahasiswa terjebak dalam anarkisme layaknya preman. Anarkisme yang selama ini digemborkan mahasiswa untuk dilawan dan diberantas ternyata kurang mendapat respon. Hal ini dikarenakan oleh mahasiswa itu sendiri. Kasus paling hangat adalah kasus dalam bentrok antar fakultas di Universitas Hasanudin Makasaar. Fisipol dan teknik saling beradu kekuatan. Kejadian ini sangat disayangkan ditengah kampanye mereka anti kekerasan. Kedewasaan yang sekarang ini ada menjadi sia-sia. Pergerakan mahasiswa untuk bersama-sama dengan masyarakat membangun civil society mulai berkurang kepercayaannya. Seharusnya mahasiswa dapat berfikir kritis, tidak emosional dan dewasa dalam menghadapi masalah seperti itu. Sehingga tindakan-tindakan premanisme dan anarkisme dapat dihindarkan. Harapan yang selama ini diemban oleh mahasiswa adalah sebagai agent of change mulai harus diintrospeksi lagi. Tentunya introspeksi ini harus dimulai dari mahasiswa sendiri sebagai solusi. Mahasiswa harus benar-benar menyadari posisi strategisnya dan beranjak dari statusnya maka mahasiswa harus berupaya untuk mewujudkan hal tersebut kedalam sebuah tindakan-tindakan yag rasional dan dewasa Ciri guru Sukses...
  • 2. Ciri-Ciri Guru Yang Sukses October 12th 2009 | Posted by em.yazid Ikhlas dalam mengajarkan ilmu-ilmunya. memiliki tekad yang kuat untuk memberi manfaat yang terbaik untuk murid-muridnya, dan berusaha keras mengantarkan mereka kepada ketinggian derajat orang-orang yang berilmu ______________________________________________________________________ ______________ Ciri-ciri Guru Yang Sukses : Diteladani, disegani, dicintai, dan dihormati oleh murid-muridnya Ikhlas dalam mengajarkan ilmu-ilmunya. memiliki tekad yang kuat untuk memberi manfaat yang terbaik untuk murid-muridnya, dan berusaha keras mengantarkan mereka kepada ketinggian derajat orang-orang yang berilmu Tidak berperilaku yang menakutkan, tidak bersikap kasar, senantiasa menyayangi murid-muridnya dan mereka pun menyayanginya Tekun memperdalam bidang keahlian dan perhatiannya, menonjol dibidangnya, dan menguasai seluruh materinya dengan baik Rajin mengkaji, berwawasan luas, mengenal baik adat bdan budaya masyarakatnya, dan memahami betul permasalahan-permasalahan ummatnya Bersemangat dalam menyampaikan ilmu, memberi motivasi kepada murid-muridnya, dan selalu ramah dan ceria dihadapan mereka Tertib, tepat dalam janjinya, dan rapi dalam setiap pekerjaannya Menjauhi hal-hal yang syubhat (meregukan), meninggalkan setiap perilaku yang buruk, dan bersifat terpuji dalam segala hal Tidak larut dalam canda, kelalaian, kebodohan, perkataan kotor, dan hanya bertutur kata dengan lembut dan santun. http://tanbihun.com/pendidikan/ciri-ciri-guru-yang-suksesciri- ciri-guru-yang-sukses/ Paradigma pengembangan sekolah unggulan Paradigma Pengembangan Sekolah Unggulan Sekolah Unggulan dapat diartikan sebagai sekolah bermutu namu dalam penerapan saya bahkan penerapan semua kalangan bahwa dalam kategori unggulan tersirat harapan-harapan terhadap apa yang dapat diharapkan dimiliki oleh siswa setelah keluar dari sekolah unggulan. Harapan itu tak lain adalah sangat penting dan sangat dibutuhkan oleh orang tua siswa, pemerintah, masyarakat bahkan oleh siswa itu sendiri yaitu sejauh mana keluaran (output) sekolah itu memiliki kemampuan intelektual, moral dan keterampilan yang dapat berguna bagi masyarakat. Untuk menyikapi semua itu, kita harus mengubah system pembelajaran yang selama ini berlaku disemua tingkat pendidikan yaitu adanya keterkungkungan siswa dana guru dalam melaksanakan PBM, saya selaku pengajar di SMA Negeri 1 Bulukumba telah merubah sisten itu sejak januari 2006. Sistem yang saya maksud adalah system dimana Siswa dan Guru dikejar dengan pencapaian target kurikulum dalam artian guru dituntut menyelesaikan semua materi yang ada dalam kurikulum tanpa memperhatikan ketuntasan belajar siswa, disamping itu adanya anggapan bahwa belajr adalah berupa transformasi pengetahuan (Transfer of knowlwdge).
  • 3. Pada sisi unggulan semua system itu seharusnya tidak diterapkan agar apa yang menjadi harapan siswa, orang tua siswa, pemerintah, masyarakat bahkan kita selaku pengajar dan pendidik dapat tercapai. Mari kita sama-sama merubah semua itu dengan mengembangkan Learning How to Learn (Murphi,1992) atau belajar bagaimana belajar, artinya belajar itu tidak hanya berupa transformasi pengetahuan tetapi jauh lebih penting adalah mempersiapkan siswa belajar lebih jauh dari sumber-sumber yang mereka temukan dari pengalaman sendiri, pengalaman orang lain maupun dari lingkungan dimana dia tumbuh guna mengembangkan potensi dan perkembangan dirinya atau dengan kata lain belajar pada hakekatnya bagaimana mengartikulasikan pengetahu an-pengetahuan siswa kedalam kenyataan hidup yang sedang dan yang akan dihadapi oleh siswa. Secara pribadi dalam hal mengembangkan sekolah kearah sekolah unggulan (sekolah bermutu) disamping perubahan-perubahan tersebut masih banyak hal yang perlu diperhatikan diantaranya : Sarana dan prasarana, Menejmen persekolahan,Visi dan Misi sekolah, Profesionalisme Guru dan lain-lain. Untuk Profesionalisme bukan berarti menguasai sebagian besar pengetahuan tatapi lebih penting adalah bagaimana membuat siswa dapat belajar, guru dan siswa disederhanakan agat tidat tercipta gep, adanya perilaku guru yang membuat siswa tersisih atau terpisah dari gurunya, guru dan siswa harus terjalin komunikasi agar dalam proses pembelajaran ada keterbukaan siswa mengeritik dan mengeluarkan pendapat. Sebab bukan tidak mungkin dengan pengaruh perkembangan teknologi siswa lebih pintar dari gurunya. Itulah asumsi saya mengenai pengembangan sekolah unggulan, mudah-mudahan, pemerintah termasuk kawan-kawan seprofesi dapat menerapka hal tersebut bahkan mengembangkan lebih jauh lagi.