際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
Disusun Oleh : 
 Anisa Kurnia Sari (03) 
 Aprilia Prasmudika S (04) 
 Laila Intan Permula (19) 
 Latifahni Nurlaila(21) 
 Ratri Putri Pratiwi (26) 
XII IPA 3
Setelah G30S/PKI berhasil ditumpas dan berbagai 
bukti-bukti yang berhasil dikumpulkan mengarah 
pada PKI, akhirnya ditarik kesimpulan PKI dituding 
sebagai dalang dibelakang gerakan itu. Hal ini 
menimbulkan kemarahan rakyat kepada PKI yang 
diikuti dengan berbagai demonstrasi menuntun 
pembubaran PKI beserta ormasnya dan tokoh-tokohnya 
harus diadili. Panglima kostrad / 
Pangkopkamtib Mayor Jendral Soeharto yang 
diangkat sebagai Mentri / Panglima Angkatan Darat 
melakukan tindakan pembersihan terhadap unsur PKI 
dan ormasnya
Kesatuan aksi yang muncul untuk 
menentang Gerakan 30 September 1965 itu 
diantaranya, 
 Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI), 
 Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia (KAPI), 
 Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia 
(KAPPI) 
 Kesatuan Aksi Sarjana Indonesia (KASI) 
Kemudian kesatuan aksi yang tergabung 
dalam Front Pancasila lebih dikenal dengan 
sebutan Angkatan 66
Pada tanggal 12 Januari 1966 berbagai 
kesatuan aksi yang bergabung dalam Front 
Pancasila berkumpul di halaman Gedung 
DPR-GR untuk mengajukan Tri Tuntutan 
Rakyat (Tritura) yang isinya sebagai berikut, 
Pembubaran PKI beserta organisasi 
massanya 
Pembersihan Kabinet Dwikora 
 Penurunan harga-harga barang
Pada tanggal 15 januari 1966 diadakan 
sidang paripurna Kabinet Dwikora di Istana 
Bogor. Kemudian pada tanggal 21 Februari 
1966, Presiden Soekarno mengumumkan 
perubahan kabinet. Ternyata perubahan itu 
tidak memuaskan hati rakyat, karena 
banyak tokoh yang diduga terlibat dalam 
G30S/PKI masih bercokol didalam kabinet 
baru yang terkenal dengan sebutan Kabinet 
Seratus Mentri.
Pada saat pelantikan Kabinet tanggal 
24 Februari 1966, para mahasiswa, pelajar, 
dan pemuda memenuhi jalan-jalan menuju 
Istana Merdeka. Aksi itu dihadang oleh 
pasukan Cakrabirawa dengan para 
demonstran.
Surat perintah 11 Maret 1966 (Supersemar) 
Soeharto mengatasi keadaan yang serba tidak 
menentu dan sulit terkendali. Setelah peristiwa 
G30S/PKI, negara RI dilanda instabilitas politik 
akibat tidak tegasnya kepemimpinan presiden 
Soekarno dalam mengambil keputusan atas 
peristiwa itu.
Melihat situasi konflik antara 
pendukung antara pendukung orde lama 
dengan orde baru semakin bertambah 
gawat, DPR-GR berpendapat bahwa situasi 
konflik harus segera diselesaikan secara 
konstitusional. Pada tanggal 3 Februari 
1967 DPR-GR menyampaikan resolusi dan 
memorandum yang berisi anjuran kepada 
Ketua Presidium Kabinet Ampera agar 
diselenggarakan Sidang Istimewa MPRS.
Pada tanggal 20 Februari 1967, 
Presiden Soekarno menyerahkan 
kekuasaan pemerintahan kepada Soeharto. 
Presiden Soekarno kepada Soeharto 
dikukuhkan di dalam Sidang Istimewa 
MPRS. MPRS dalam Ketetapannya No. 
XXXIII/MPRS/1967 mencabut kekuasaan 
pemerintahan negara dari Presiden 
Soekarno dan mengangkat Soeharto 
sebagai pejabat Presiden Republik 
Indonesia.
Peralihan kekuasaan dari Soekarno 
kepada Soeharto sebagai pemegang 
tampuk pemerintahan di Indonesia, maka di 
mulailah babak baru yaitu sejarah Orde 
Baru. Orde Baru merupakan tatanan seluruh 
kehidupan rakyat, bangsa dan negara yang 
diletakkan pada kemurnian pelaksanaan 
Pancasila dan UUD '45, atau sebagai 
koreksi terhadap penyelewengan-penyelewengan 
yang terjadi di masa 
lampau.
Perjuangan dalam rangka meluruskan 
kembali jalan yang telah diselewengkan, 
dicetuskan dalam tuntunannya yang dikenal 
dengan sebutan Tri Tuntutan Rakyat 
(Tritura). Tuntutan itu mengungkapkan 
keinginan-keinginan rakyat yang mendalam 
untuk melaksanakan kehidupan bernegara 
sesuai dengan aspirasi kehidupan dalam 
situasi yang kongkret.
Jawaban dari tuntutan itu terdapat dalam 
ketetapan sebagai berikut : 
a. Pengukuhan tindakan Pengemban Surat 
Perintah Sebelas Maret yang 
membubarkan PKI beserta organisasi 
massanya pada sidang MPRS No. 
IX/MPRS/1966. 
b. Pelarangan faham dan ajaran 
Komunisme atau Marxsisme-Leninisme 
di Indonesia dengan Tap MPRS No. 
XXV/MPRS/1966. 
c. Pelurusan kembali tertib konstitusional 
berdasarkan Pancasila dan tertib hukum 
dengan Tap MPRS No. XX/MPRS/1966.
Usaha penataan kembali 12 kehidupan 
politik ini dimulai pada awal tahun 1968 
dengan penyebaran DPR-GR. Penyegaran 
ini bertujuan untuk menumbuhkan hak-hak 
demaokrasi dan mencerminkan kekuatan-kekuatan 
yang ada di dalam masyarakat. 
Usaha ini dimulai tahun 1970 dengan 
mengadakan serangkaian konsultasi 
dengan pimpinan partai-partai politik
Hasilnya lahirlah 3 kelompok DPR yaitu : 
a. Kelompok Demokrasi Pembangunan 
yang terdiri dari partai-partai PNI, 
Parkindo, Katolik, IPKI, serta Murba 
b. Kelompok Persatuan Pembangunan yang 
terdiri dari partai-partai NU, Partai 
Muslimin Indonesia, PSII, dan Perti. 
c. Sedangkan kelompok organisasi profesi 
seperti organisasi buruh, organisasi 
pemuda, organisasi tani dan nelayan, 
organisasi seniman dll tergabung dalam 
kelompok golongan karya.
Ciri-Ciri Pokok Kebijakan Pemerintahan ORBA

More Related Content

Ciri-Ciri Pokok Kebijakan Pemerintahan ORBA

  • 1. Disusun Oleh : Anisa Kurnia Sari (03) Aprilia Prasmudika S (04) Laila Intan Permula (19) Latifahni Nurlaila(21) Ratri Putri Pratiwi (26) XII IPA 3
  • 2. Setelah G30S/PKI berhasil ditumpas dan berbagai bukti-bukti yang berhasil dikumpulkan mengarah pada PKI, akhirnya ditarik kesimpulan PKI dituding sebagai dalang dibelakang gerakan itu. Hal ini menimbulkan kemarahan rakyat kepada PKI yang diikuti dengan berbagai demonstrasi menuntun pembubaran PKI beserta ormasnya dan tokoh-tokohnya harus diadili. Panglima kostrad / Pangkopkamtib Mayor Jendral Soeharto yang diangkat sebagai Mentri / Panglima Angkatan Darat melakukan tindakan pembersihan terhadap unsur PKI dan ormasnya
  • 3. Kesatuan aksi yang muncul untuk menentang Gerakan 30 September 1965 itu diantaranya, Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI), Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia (KAPI), Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI) Kesatuan Aksi Sarjana Indonesia (KASI) Kemudian kesatuan aksi yang tergabung dalam Front Pancasila lebih dikenal dengan sebutan Angkatan 66
  • 4. Pada tanggal 12 Januari 1966 berbagai kesatuan aksi yang bergabung dalam Front Pancasila berkumpul di halaman Gedung DPR-GR untuk mengajukan Tri Tuntutan Rakyat (Tritura) yang isinya sebagai berikut, Pembubaran PKI beserta organisasi massanya Pembersihan Kabinet Dwikora Penurunan harga-harga barang
  • 5. Pada tanggal 15 januari 1966 diadakan sidang paripurna Kabinet Dwikora di Istana Bogor. Kemudian pada tanggal 21 Februari 1966, Presiden Soekarno mengumumkan perubahan kabinet. Ternyata perubahan itu tidak memuaskan hati rakyat, karena banyak tokoh yang diduga terlibat dalam G30S/PKI masih bercokol didalam kabinet baru yang terkenal dengan sebutan Kabinet Seratus Mentri.
  • 6. Pada saat pelantikan Kabinet tanggal 24 Februari 1966, para mahasiswa, pelajar, dan pemuda memenuhi jalan-jalan menuju Istana Merdeka. Aksi itu dihadang oleh pasukan Cakrabirawa dengan para demonstran.
  • 7. Surat perintah 11 Maret 1966 (Supersemar) Soeharto mengatasi keadaan yang serba tidak menentu dan sulit terkendali. Setelah peristiwa G30S/PKI, negara RI dilanda instabilitas politik akibat tidak tegasnya kepemimpinan presiden Soekarno dalam mengambil keputusan atas peristiwa itu.
  • 8. Melihat situasi konflik antara pendukung antara pendukung orde lama dengan orde baru semakin bertambah gawat, DPR-GR berpendapat bahwa situasi konflik harus segera diselesaikan secara konstitusional. Pada tanggal 3 Februari 1967 DPR-GR menyampaikan resolusi dan memorandum yang berisi anjuran kepada Ketua Presidium Kabinet Ampera agar diselenggarakan Sidang Istimewa MPRS.
  • 9. Pada tanggal 20 Februari 1967, Presiden Soekarno menyerahkan kekuasaan pemerintahan kepada Soeharto. Presiden Soekarno kepada Soeharto dikukuhkan di dalam Sidang Istimewa MPRS. MPRS dalam Ketetapannya No. XXXIII/MPRS/1967 mencabut kekuasaan pemerintahan negara dari Presiden Soekarno dan mengangkat Soeharto sebagai pejabat Presiden Republik Indonesia.
  • 10. Peralihan kekuasaan dari Soekarno kepada Soeharto sebagai pemegang tampuk pemerintahan di Indonesia, maka di mulailah babak baru yaitu sejarah Orde Baru. Orde Baru merupakan tatanan seluruh kehidupan rakyat, bangsa dan negara yang diletakkan pada kemurnian pelaksanaan Pancasila dan UUD '45, atau sebagai koreksi terhadap penyelewengan-penyelewengan yang terjadi di masa lampau.
  • 11. Perjuangan dalam rangka meluruskan kembali jalan yang telah diselewengkan, dicetuskan dalam tuntunannya yang dikenal dengan sebutan Tri Tuntutan Rakyat (Tritura). Tuntutan itu mengungkapkan keinginan-keinginan rakyat yang mendalam untuk melaksanakan kehidupan bernegara sesuai dengan aspirasi kehidupan dalam situasi yang kongkret.
  • 12. Jawaban dari tuntutan itu terdapat dalam ketetapan sebagai berikut : a. Pengukuhan tindakan Pengemban Surat Perintah Sebelas Maret yang membubarkan PKI beserta organisasi massanya pada sidang MPRS No. IX/MPRS/1966. b. Pelarangan faham dan ajaran Komunisme atau Marxsisme-Leninisme di Indonesia dengan Tap MPRS No. XXV/MPRS/1966. c. Pelurusan kembali tertib konstitusional berdasarkan Pancasila dan tertib hukum dengan Tap MPRS No. XX/MPRS/1966.
  • 13. Usaha penataan kembali 12 kehidupan politik ini dimulai pada awal tahun 1968 dengan penyebaran DPR-GR. Penyegaran ini bertujuan untuk menumbuhkan hak-hak demaokrasi dan mencerminkan kekuatan-kekuatan yang ada di dalam masyarakat. Usaha ini dimulai tahun 1970 dengan mengadakan serangkaian konsultasi dengan pimpinan partai-partai politik
  • 14. Hasilnya lahirlah 3 kelompok DPR yaitu : a. Kelompok Demokrasi Pembangunan yang terdiri dari partai-partai PNI, Parkindo, Katolik, IPKI, serta Murba b. Kelompok Persatuan Pembangunan yang terdiri dari partai-partai NU, Partai Muslimin Indonesia, PSII, dan Perti. c. Sedangkan kelompok organisasi profesi seperti organisasi buruh, organisasi pemuda, organisasi tani dan nelayan, organisasi seniman dll tergabung dalam kelompok golongan karya.