Dokumen tersebut memberikan pengenalan mengenai pendidikan bahasa Melayu. Ia menjelaskan konsep dan ciri-ciri strategi pembelajaran berpusatkan murid serta pemilihan bahan bantu pengajaran yang efektif. Dokumen ini juga menyoroti peranan penting guru dalam mengimplementasikan strategi tersebut demi meningkatkan kualiti pendidikan.
Makalah ini membahas tujuan pembelajaran biologi, klasifikasi hasil belajar, dan penerapan pendekatan PAIKEM/CTL dalam pembelajaran biologi. Tujuan pembelajaran biologi adalah membentuk sikap positif terhadap lingkungan, mengembangkan kemampuan berpikir kritis, dan mempersiapkan siswa dengan pengetahuan dan keterampilan untuk kehidupan masa depan. Klasifikasi hasil belajar meliputi takson
1. Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) merupakan pendekatan manajemen pendidikan yang memberikan otonomi kepada sekolah untuk mengelola sumber daya secara mandiri dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan sekolah.
2. Tujuan MBS antara lain menjamin mutu pembelajaran siswa, meningkatkan kualitas pendidikan, dan meningkatkan tanggung jawab sekolah terhadap masyarakat.
3. Prinsip-prinsip MBS
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, tujuan, komponen, fungsi, landasan, dan prinsip pengembangan kurikulum. Kurikulum didefinisikan sebagai rencana pelajaran yang mencakup tujuan, materi, dan metode untuk mencapai tujuan pendidikan. Fungsinya antara lain sebagai pedoman kegiatan sekolah dan penyiapan tenaga kerja, serta untuk memfasilitasi pelaksanaan program pendidikan dan memberikan masukan untuk penyemp
Model pengajaran personal menekankan pada pengembangan diri peserta didik dan hubungan antarpribadi. Tujuannya adalah meningkatkan kesehatan emosi dan kemampuan berpikir siswa serta mengembangkan pembelajaran berdasarkan kebutuhan siswa. Model ini berfokus pada proses pembelajaran yang membantu perkembangan individu.
Makalah ini membahas strategi pembelajaran di sekolah dasar. Terdapat beberapa poin penting, yaitu: (1) strategi pembelajaran harus memfasilitasi aktivitas belajar siswa agar tujuan pembelajaran tercapai, (2) ada perbedaan antara pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran, (3) faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan strategi pembelajaran antara lain tujuan, bahan pelajaran, siswa, dan guru
Guru sekolah rendah memainkan peranan penting dalam pendidikan anak didik melalui penyampaian ilmu, membimbing pelajar, dan menjadi pengamal reflektif untuk meningkatkan kualiti pengajaran."
Dokumen tersebut membahas pendekatan pembelajaran kontekstual di mana peserta didik diajak untuk belajar secara aktif dengan menghubungkan materi pelajaran dengan konteks kehidupan nyata. Pendekatan ini bertujuan untuk membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi peserta didik."
Pendekatan pembelajaran dan model-model pembelajaran merupakan hal yang penting untuk dipahami oleh guru. Terdapat beberapa pendekatan pembelajaran seperti psikologis, sosial-kultural, religius, historis, komparatif, dan filosofis. Model-model pembelajaran yang diutamakan dalam Kurikulum 2013 antara lain model inkuiri, discovery learning, project based learning, dan problem based learning.
Dokumen tersebut membahas strategi dan metode pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah dasar dan menengah. Beberapa strategi yang disebutkan antara lain pembelajaran berbasis portofolio, pembelajaran terpadu, pemecahan masalah, dan isu kontroversial. Dokumen tersebut juga menjelaskan pola umum kegiatan belajar mengajar PKN dan contoh metode yang dapat digunakan seperti diskusi, kerja kelompok, penemuan, dan
Dokumen tersebut membahas mengenai interaksi dalam pendidikan, terutama di dalam kelas. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan bahwa interaksi antara guru dan murid sangat penting untuk proses pembelajaran, dan berbagai jenis interaksi serta cara untuk menciptakan interaksi yang efektif di dalam kelas dijelaskan.
Pembelajaran aktif merupakan pendekatan pengajaran yang semakin popular di mana murid terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Ia memberi faedah seperti membolehkan murid mempelajari lebih banyak, menyimpan maklumat lebih lama, dan meningkatkan prestasi pembelajaran. Guru perlu menggunakan teknik seperti berfikir berpasangan, soalan minit, dan kerja berkumpulan untuk menggalakkan pembelajaran
Bab II membahas efektifitas dalam pembelajaran dan cara mengefektifkannya. Efektifitas didefinisikan sebagai tingkat keberhasilan pencapaian tujuan yang diukur berdasarkan kualitas, kuantitas, dan waktu. Pembelajaran efektif dicapai melalui belajar aktif siswa dan penggunaan berbagai metode mengajar oleh guru. Syarat-syarat efektifitas meliputi aktivitas belajar siswa, variasi metode mengajar g
Dokumen tersebut membahas tentang pendekatan, strategi, dan metode pembelajaran. Terdapat beberapa jenis pendekatan seperti pendekatan individual, kelompok, bervariasi, edukatif, dan keagamaan. Dokumen juga menjelaskan fungsi dan tipe-tipe pendekatan seperti pendekatan kontekstual dan quantum teaching.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas konsep dasar pembelajaran individual, termasuk pengertian, latar belakang, tujuan, karakteristik, dan prinsip-prinsip pembelajaran individual.
2) Pembelajaran individual memberikan perhatian lebih besar kepada perbedaan individu siswa dan menyesuaikan proses pembelajaran dengan kebutuhan setiap siswa.
3) Salah satu tujuan pembelajaran individual adal
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, tujuan, komponen, fungsi, landasan, dan prinsip pengembangan kurikulum. Kurikulum didefinisikan sebagai rencana pelajaran yang mencakup tujuan, materi, dan metode untuk mencapai tujuan pendidikan. Fungsinya antara lain sebagai pedoman kegiatan sekolah dan penyiapan tenaga kerja, serta untuk memfasilitasi pelaksanaan program pendidikan dan memberikan masukan untuk penyemp
Model pengajaran personal menekankan pada pengembangan diri peserta didik dan hubungan antarpribadi. Tujuannya adalah meningkatkan kesehatan emosi dan kemampuan berpikir siswa serta mengembangkan pembelajaran berdasarkan kebutuhan siswa. Model ini berfokus pada proses pembelajaran yang membantu perkembangan individu.
Makalah ini membahas strategi pembelajaran di sekolah dasar. Terdapat beberapa poin penting, yaitu: (1) strategi pembelajaran harus memfasilitasi aktivitas belajar siswa agar tujuan pembelajaran tercapai, (2) ada perbedaan antara pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran, (3) faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan strategi pembelajaran antara lain tujuan, bahan pelajaran, siswa, dan guru
Guru sekolah rendah memainkan peranan penting dalam pendidikan anak didik melalui penyampaian ilmu, membimbing pelajar, dan menjadi pengamal reflektif untuk meningkatkan kualiti pengajaran."
Dokumen tersebut membahas pendekatan pembelajaran kontekstual di mana peserta didik diajak untuk belajar secara aktif dengan menghubungkan materi pelajaran dengan konteks kehidupan nyata. Pendekatan ini bertujuan untuk membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi peserta didik."
Pendekatan pembelajaran dan model-model pembelajaran merupakan hal yang penting untuk dipahami oleh guru. Terdapat beberapa pendekatan pembelajaran seperti psikologis, sosial-kultural, religius, historis, komparatif, dan filosofis. Model-model pembelajaran yang diutamakan dalam Kurikulum 2013 antara lain model inkuiri, discovery learning, project based learning, dan problem based learning.
Dokumen tersebut membahas strategi dan metode pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah dasar dan menengah. Beberapa strategi yang disebutkan antara lain pembelajaran berbasis portofolio, pembelajaran terpadu, pemecahan masalah, dan isu kontroversial. Dokumen tersebut juga menjelaskan pola umum kegiatan belajar mengajar PKN dan contoh metode yang dapat digunakan seperti diskusi, kerja kelompok, penemuan, dan
Dokumen tersebut membahas mengenai interaksi dalam pendidikan, terutama di dalam kelas. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan bahwa interaksi antara guru dan murid sangat penting untuk proses pembelajaran, dan berbagai jenis interaksi serta cara untuk menciptakan interaksi yang efektif di dalam kelas dijelaskan.
Pembelajaran aktif merupakan pendekatan pengajaran yang semakin popular di mana murid terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Ia memberi faedah seperti membolehkan murid mempelajari lebih banyak, menyimpan maklumat lebih lama, dan meningkatkan prestasi pembelajaran. Guru perlu menggunakan teknik seperti berfikir berpasangan, soalan minit, dan kerja berkumpulan untuk menggalakkan pembelajaran
Bab II membahas efektifitas dalam pembelajaran dan cara mengefektifkannya. Efektifitas didefinisikan sebagai tingkat keberhasilan pencapaian tujuan yang diukur berdasarkan kualitas, kuantitas, dan waktu. Pembelajaran efektif dicapai melalui belajar aktif siswa dan penggunaan berbagai metode mengajar oleh guru. Syarat-syarat efektifitas meliputi aktivitas belajar siswa, variasi metode mengajar g
Dokumen tersebut membahas tentang pendekatan, strategi, dan metode pembelajaran. Terdapat beberapa jenis pendekatan seperti pendekatan individual, kelompok, bervariasi, edukatif, dan keagamaan. Dokumen juga menjelaskan fungsi dan tipe-tipe pendekatan seperti pendekatan kontekstual dan quantum teaching.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas konsep dasar pembelajaran individual, termasuk pengertian, latar belakang, tujuan, karakteristik, dan prinsip-prinsip pembelajaran individual.
2) Pembelajaran individual memberikan perhatian lebih besar kepada perbedaan individu siswa dan menyesuaikan proses pembelajaran dengan kebutuhan setiap siswa.
3) Salah satu tujuan pembelajaran individual adal
Makalah ini membahas tentang metode pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik adalah metode pembelajaran yang mengintegrasikan materi beberapa mata pelajaran dalam satu tema. Makalah ini menjelaskan pengertian, karakteristik, ciri-ciri, jenis, dan langkah-langkah pembelajaran tematik.
Teks tersebut membahas penerapan teori belajar sosial Albert Bandura dalam proses belajar mengajar di sekolah. Teori ini menekankan pentingnya siswa belajar dari pengamatan model di lingkungan sekitar, mengolah informasi yang diperoleh, dan menerapkannya dalam tindakan. Teori ini dapat mendorong siswa untuk belajar secara aktif dan kreatif dalam menemukan pengetahuan baru.
Teks tersebut membahas penerapan teori belajar sosial Albert Bandura dalam proses belajar mengajar di sekolah. Teori ini menekankan pentingnya siswa belajar dari pengamatan model di lingkungan sekitar, mengolah informasi yang diperoleh, dan menerapkannya dalam tindakan. Teori ini dapat mendorong siswa untuk belajar secara aktif dan kreatif dalam menemukan pengetahuan baru.
Dokumen tersebut membahas berbagai pendekatan dan strategi pembelajaran termasuk pemusatan guru, pemusatan pelajar, pemusatan bahan, pendekatan induktif, deduktif, elektif, tematik, dan pembelajaran masteri.
Makalah ini membahas metode pembelajaran berbasis siswa dengan menjelaskan latar belakang, konsep, tujuan, dan prinsip pembelajaran berbasis siswa. Metode ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar sehingga siswa dapat mengembangkan kemampuan belajar mandiri dan berpikir kritis. Guru berperan sebagai fasilitator yang mendorong partisipasi siswa agar pembelajaran menjadi lebih ber
Dokumen tersebut membincangkan beberapa pendekatan dan strategi pemusatan dalam pengajaran dan pembelajaran seperti pemusatan guru, pemusatan pelajar, pemusatan bahan, pendekatan induktif, deduktif, elektif dan tematik serta pembelajaran masteri. Ia juga menyentuh mengenai kesepakatan dan penyebatan dalam kurikulum pendidikan negara.
Dokumen tersebut membahas tentang teori belajar mengajar dan pengelolaan kelas, termasuk prinsip-prinsipnya dan strategi yang dapat digunakan guru. Dibahas pula tentang penggunaan sumber belajar, media pembelajaran, dan teknik microteaching untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Dokumen tersebut merupakan resume buku tentang strategi belajar mengajar yang mencakup pendahuluan, konsep strategi belajar mengajar, hakikat, ciri dan komponen belajar mengajar, berbagai pendekatan dalam belajar mengajar, dan pemilihan serta penentuan metode dalam pengajaran.
Scenario Planning Bonus Demografi 2045 Menuju Satu Abad Indonesia EmasDadang Solihin
油
Sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045, yaitu Negara Nusantara Berdaulat, Maju, dan Berkelanjutan, kajian ini menekankan pentingnya membangun Indonesia yang kuat, mandiri, dan berkelanjutan di tahun 2045. Dalam konteks itu, optimalisasi angkatan kerja dan pemanfaatan bonus demografi menjadi faktor krusial untuk mencapai visi tersebut.
Info PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training "Teknik Perhitungan dan Verifikasi T...Kanaidi ken
油
bagi Para Karyawan *PT. Tri Hasta Karya (Cilacap)* yang diselenbggarakan di *Hotel H! Senen - Jakarta*, 24-25 Februari 2025.
-----------
Narasumber/ Pemateri Training: Kanaidi, SE., M.Si., cSAP., CBCM
HP/Wa Kanaidi: 0812 2353 284,
e-mail : kanaidi63@gmail.com
----------------------------------------
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"MUMUL CHAN
油
Semoga Modul Ajar Seni Musik Kelas VIII ini bisa menjadi referensi untuk kalian dan bermanfaat untuk bersama. Aamiin...
Salam Manis
Widya Mukti Mulyani
Masukan untuk Peta Jalan Strategis Keangkasaan IndonesiaDadang Solihin
油
Tujuan penyusunan naskah masukan untuk peta jalan strategis keangkasaan Indonesia ini adalah untuk meningkatkan kedaulatan dan pemanfaatan wilayah angkasa Indonesia dalam rangka memperkuat Ketahanan Nasional dan Visi Indonesia Emas 2045.
MATERI KE 3 BACAAN MAD (PANJANG) TAHSIN 2025BangZiel
油
Materi ini membahas hukum bacaan Mad (panjang) dalam ilmu tajwid, yang terjadi ketika ada huruf mad (悋, , ) dalam bacaan Al-Qur'an. Pembahasan mencakup jenis-jenis mad, hukum bacaan, serta panjangnya dalam harakat.
MATERI KE 3 BACAAN MAD (PANJANG) TAHSIN 2025BangZiel
油
Pembelajaran Konstektual
1. PEMBELAJARAN EFEKTIF
(PEMBELAJARAN KONTEKTUAL DAN BERFIKIR KRITIS)
1
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Adanya kebijakan peningkatan jaminan kualitas lulusan SLTP membawa
konsekuensi di bidang pendidikan, antara lain perubahan dari model pembelajaran yang
mengajarkan mata-mata pelajaran (subject matter based program) ke model
pembelajaran berbasis kompetensi (competencies based program). Model pembelajaran
berbasis kompetensi bermaksud menuntun proses pembelajaran secara langsung
berorientasi pada kompetensi atau satuan-satuan kemampuan. Pengajaran berbasis
kompetensi menuntut perubahan kemasan kurikulum, dari model lama berbentuk
silabus yang berisi uraian mata pelajaran yang harus diajar ke dalam kemasan yang
berbentuk paket-paket kompetensi. Hal ini membawa konsekuensi bahwa proses
pembelajaran harus berorientasi pada pembentukan seperangkat kompetensi sesuai
dengan tujuan yang diharapkan. Hal demikian menuntut kemampuan guru dalam
merancang model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik bidang kajian dan
karakteristik siswa agar mencapai hasil yang maksimal. Oleh kerana itu peran guru
dalam konteks pembelajaran menuntut perubahan, antara lain : (a) peranan guru
sebagai penyebar informasi semakin kecil, tetapi lebih banyak berfungsi sebagai
pembimbing, penasehat, dan pendorong, (b) peserta didik adalah individu-individu yang
kompleks, yang berarti bahwa mereka mempunyai perbedaan cara belajar sesuatu yang
berbeda pula, (c) proses belajar mengajar llebih ditekankan pada belajar daripada
mengajar (Laster, 1985).
Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam mengimplementasikan pergeseran
peran guru dalam pembelajaran, yaitu :
a. Cara pandang guru terhadap siswa perlu diubah. Siswa bukan lagi sebagai
obyek pengajaran, tetapi siswa sebagai pelaku aktif dalam proses pembelajaran.
Dalam diri siswa terdapai berbagai potensi yang siap dikembangkan. Oleh
katena itu dalam konteks pembelajaran guru diharapkan mampu memberikan
dorongan kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan potensi yang
dimilikinya.
b. Guru diharapkan mampu mengajarkan bagaimana siswa bisa berhubungan
dengan masalah yang dihadapi dan mengatasi persoalan yang muncul di
masyarakat. Antara lain dengan cara memberikan tantangan yang berupa
kasus-kasus yang sering terjadi di masyarakat yang terkait bidang studi. Melalui
kegiatan tersebut diharapkan siswa dapat mengembangkan potensi yang
2. dimilikinya, yang pada akhirnya dapat digunakan sebagai bekal kemandirian
dalam menghadapi berbagai tantangan di masyarakat. Bahkan lebih jauh lagi
diharapkan bisa ikut ambil bagian dalam mengembangkan potensi
masyarakatnya.
2
1. Prinsip pembelajaran KBK
Prinsip pembelajaran yang dikembangkan untuk mencapai kefektifan dan
efisiensi pengelolaan KBK di SLTP, antara lain :
a. Pembelajaran berfokus pada siswa (student cenrtered), artinya orientasi
pembelajaran terfokus kepada siswa. Siswa menjadi subyek pembelajaran dan
kecepatan belajar siswa yang tidak sama perlu diperhatikan.
b. Pembelajaran terpadu (integrated learning), maksudnya pengelolaan
pembelajaran/KBM dilakukan secara integratif. Semua tujuan pembelajaran yang
berupa kemampuan dasar yang ingin dicapai bermuara pada satu tujuan akhir,
yaitu mencapai kemampuan dasar lulusan.
a. Pembelajaran individu (individual learning), artinya siswa memiliki peluang untuk
melakukan pembelajaran secara individual.
b. Belajar tuntas (mastery learning), maksudnya pembelajaran mengacu pada
ketuntasan belajar kemampuan dasar melalui pemecahan masalah. Setiap
individu dan kelompok harus menuntaskan pembelajaran satu kemampuan
dasar baru belajar ke kemampuan dasar berikutnya.
c. Pemecahan masalah (problem solving), artinya proses dan hasil pembelajaran
mengacu pada aktifitas pemecahan masalah yang ada di masyarakat, yaitu
dengan menggunakan pendekatan belajar kontekstual.
d. Experience-based learning, yakni pembelajaran dilaksanakan melalui
pengalaman-pengalaman belajar tertentu dalam mencapai kemampuan belajar
tertentu.
e. Selain pemanfaatan prinsi-prinsip tersebut, guru dimungkinkan menerapkan
prinsip-prinsip pembelajaran lain yang sesuai dengan tuntutan perkembangan.
B. BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
1. Belajar Aktif
Winkel (1996) mendefinisikan belajar sebagai suatu aktivitas mental/psikis, yang
berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan
dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai, dan sikap. Perubahan
itu bersifat tetap dan berbekas. Belajar dapat dipandang sebagai usaha untuk
melakukan proses perubahan tingkah laku kearah menetap sebagai pengalaman
berinteraksi dengan lingkungannya.
3. Belajar merupakan usaha seseorang untuk membangun pengetahuan dalam
dirinya. Dalam proses belajar terjadi perubahan dan peningkatan mutu kemampuan,
pengetahuan, dan keterampilan siswa, baik dari segi kognitif, psikomotor maupun
afektif.
Belajar aktif (sering dikenal sebagai cara belajar siswa aktif) merupakan suatu
pendekatan dalam pengelolaan sistem pembelajaran melalui cara-cara belajar yang aktif
menuju belajar yang mandiri. Kemampuan belajar mandiri merupakan tujuan akhir dari
belajar aktif. Untuk dapat mencapai hal tersebut, kegiatan pembelajaran dirancang
sedemikian rupa agar bermakna bagi siswa. Belajar yang bermakna terjadi bila siswa
berperan secara aktif dalam proses belajar dan akhirnya mampu memutuskan apa yang
akan dipelajarinya.
Belajar aktif merupakan perkembangan dari teori Dewey learning by doing (1859-
1952). Dewey sangat tidak setuju pada rote learning belajar dengan menghafal. Dewey
merupakan pendiri sekolah Dewey School yang menerapkan prinsip-prinsip learning by
doing, yaitu bahwa siswa perlu terlibat dalam proses belajar secara spontan.
Keingintahuan siswa akan hal-hal yang belum diketahuinya mendorong keterlibatannya
secara aktif dalam suatu proses belajar. Menurut Dewey, guru berperan untuk
menyediakan sarana bagi siswa untuk dapat belajar. Dengan peran serta siswa dan
guru dalam belajar aktif, akan tercipta suatu pengalaman belajar yang bermakna.
Belajar aktif mengandung berbagai kiat yang berguna untuk menumbuhkan
kemampuan belajar aktif pada diri siswa dan menggali potensi siswa dan guru untuk
sama-sama berkembang dan berbagi pengetahuan, keterampilan, serta pengalaman.
Melalui pendekatan belajar aktif, siswa diharapkan akan lebih mampu mengenal
dan mengembangkan kapasitas belajar dan potensi yang dimilikinya. Di samping itu
siswa secara penuh dan sadar dapat menggunakan potensi sumber belajar yang
terdapat di sekitarnya, lebih terlatih untuk berprakarsa, berpikir secara sistematis, kritis,
tanggap, sehingga dapat menyelesaikan masalah sehari-hari melalui penelusuran
informasi yang bermakna baginya.
Selanjutnya, belajar aktif menuntut guru bekerja secara profesional, mengajar
secara sistematis, dan berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran yang efektif dan
efisien. Artinya, guru dapat merekayasa model pembelajaran yang dilaksanakan secara
sistematis dan menjadikan proses pembelajaran sebagai pengalaman yang bermakna
bagi siswa. Untuk itu guru diharapkan memiliki kemampuan :
a. Memanfaatkan sumber belajar di lingkungannya secara optimal dalam proses
3
pembelajaran.
b. Berkreasi dan mengembangkan gagasan baru
c. Mengurangi kesenjangan pengetahuan yang diperoleh siswa dari sekolah dengan
pengetahuan yang diperoleh di masyarakat
4. d. Memperjelas relevansi dan keterkaitan mata pelajaran bidang ilmu dengan
kebutuhan sehari-hari dalam masyarakat
e. Mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku siswa secara bertahap
4
dan utuh
f. Memberi kesempatan kepada siswa untuk dapat berkembang secara optimal
sesuai dengan kemampuannya
g. Menerapkan prinsip-prinsip belajar aktif.
Dengan demikian, belajar aktif diasumsikan sebagai pendekatan belajar yang
efektif untuk dapat membentuk siswa sebagai manusia seutuhnya yang mempunyai
kemampuan untuk belajar mandiri sepanjang hayatnya, dan untuk membina
profesionalisme guru.
2. Pembelajaran
Mengajar atau teaching adalah membantu siswa memperoleh informas i, ide,
keterampilan, nilai, cara berfikir, sarana untuk mengekpresikan dirinya, dan cara-cara
belajar bagaimana belajar (Joyce dan Well, 1996). Pembelajaran adalah upaya untuk
membelajarkan siswa. Secara implisit dalam pengertian ini terdapat kegiatan memilih,
menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang
diinginkan. Pemilihan, penetapan, dan pengembangan metode ini didasarkan pada
kondisi pembelajaran yang ada. Kegiatan-kegiatan ini pada dasarnya merupakan inti
dari perencanaan pembelajaran. Dalam hal ini istilah pembelajaran memiliki hakekat
perencanaan atau perancangan (disain) sebagai upaya untuk membelajarkan siswa.
Itulah sebabnya dalam belajar, siswa tidak berinteraksi dengan guru sebagai salah satu
sumber belajar, tetapi berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang mungkin
dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu pembelajaran menaruh
perhatian pada bagaimana membelajarkan siswa, dan bukan pada 辰pa yang dipelajari
siswa. Dengan demikian perlu diperhatikan adalah bagaimana cara mengorganisasi
pembelajaran, bagiaman cara menyampaikan isi pembelajaran, dan bagaimana menata
interaksi antara sumber-sumber belajar yang ada agar dapat berfungsi secara optimal.
Pembelajaran perlu direncanakan dan dirancang secara optimal agar dapat memenuhi
harapan dan tujuan.
Rancangan Pembelajaran hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Pembelajaran diselenggarakan dengan pengalaman nyata dan lingkungan otentik,
karena hal ini diperlukan untuk memungkinkan seseorang berproses dalam
belajar (belajar untuk memahami, belajar untuk berkarya, dan melakukan kegiatan
nyata) secara maksimal.
5. b. Isi pembelajaran harus didesain agar relevan dengan karakteristik siswa karena
pembelajaran difungsikan sebagai mekanisme adaptif dalam proses konstruksi,
dekonstruksi dan rekonstruksi pengetahuan, sikap, dan kemampuan.
c. Menyediakan media dan sumber belajar yang dibutuhkan. Ketersediaan media
dan sumber belajar yang memungkinkan siswa memperoleh pengalaman belajar
secara konkrit, luas, dan mendalam, adalah hal yang perlu diupayakan oleh guru
yang profesional dan peduli terhadap keberhasilan belajar siswanya.
d. Penilaian hasil belajar terhadap siswa dilakukan secara formatif sebagai diagnosis
untuk menyediakan pengalaman belajar secara berkesinambungan dan dalam
bingkai belajar sepanjang hayat (life long contiuning education).
5
3. Pembelajaran Efektif
Pembelajaran efektif adalah pembelajaran dimana siswa memperoleh
keterampilan-keterampilan yang spesifik, pengetahuan dan sikap serta merupakan
pembelajaran yang disenangi siswa. Intinya bahwa pembelajaran dikatakan efektif
apabila terjadi perubahan-perubahan pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotor
(Reiser Robert, 1996).
a. Ciri-ciri pembelajaran efektif :
o Aktif bukan pasif
o Kovert bukan overt
o Kompleks bukan sederhana
o Dipengaruhi perbedaan individual siswa
o Dipengaruhi oleh berbagai konteks belajar
b. Kriteria :
o Kecermatan penguasaan
o Kecepatan unjuk kerja
o Tingkat alih belajar
o Tingkat retensi (Reigeluth & Merril, 1989)
4. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning)
Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual merupakan konsep belajar yang
membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata
siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya
dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan
masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi
siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja
dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi pembelajaran
lebih dipentingkan daripada hasil.
6. Landasan filosofi pembelajaran dengan pendekatan kontekstual adalah
konstruktivisme, yaitu filosofi belajar yang menekankan bahwa belajar tidak hanya
sekedar menghapal. Siswa harus mengkonstruksikan pengetahuan di benak siswa
sendiri. Pengetahuan tidak dapat dipisah-pisahkan menjadi fakta-fakta atau proporsi
yang terpisah, tetapi mencerminkan keterampilan yang dapat diterapkan.
Dalam konteks itu, siswa perlu mengerti apa makna belajar, apa manfaatnya,
dalam status apa mereka, dan bagaimana mencapainya. Siswa perlu menyadari bahwa
yang mereka pelajari berguna bagi hidupnya nanti. Dengan demikian siswa
memposisikan sebagai diri sendiri yang memerlukan suatu bekal untuk hidupnya nanti.
Mereka mempelajari apa yang bermanfaat bagi dirinya dan berupaya menggapainya.
Dalam upaya ini, siswa memerlukan guru sebagai pengarah dan pembimbing.
Dalam pembelajaran kontekstual, tugas guru adalah membantu siswa mencapai
tujuan belajar. Oleh karena itu guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada
memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja
bersama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas (siswa). Sesuatu
yang baru (pengetahuan, keterampilan) datang dari menemukan sendiri, bukan dari apa
kata guru.
Pembelajaran kontektual merupakan salah satu dari sekian banyak model
pembelajaran, pembelajaran kontekstual dikembangkan dengan tujuan membekali
siswa dengan pengetahuan yang secara fleksibel dapat diterapkan dari satu
permasalahan ke permasalahan lain dan dari satu konteks ke konteks lainnya.
a. Perbedaan pembelajaran kontektual dan konvensional
Pola pembelajaran kontekstual berbeda dengan pembelajaran konvensional
yang selama ini dikenal. Perbedaan tersebut tergambar dalam tabel berikut.
Pembelajaran Konvensional Pembelajaran Kontektual
Menyandarkan pada hafalan Menyandarkan pada memori
spasial
6
Pemilihan informasi ditentukan
oleh guru
Pemilihan informasi berdasarkan
kebutuhan individu siswa
Cenderung terfokus pada satu
bidang tertentu
Cenderung mengintegrasikan
beberapa bidang
Memberikan tumpukan
informasi kepada siswa
sampai pada saatnya
diperlukan
Selalu mengkaitkan informasi
dengan pengetahuan awal yang
telah dimiliki siswa
Penilaian hasil belajar hanya
melalui kegiatan akademik
berupa ujian ulangan
Menerapkan penilaian auntentik
melalui penerapan praktis dalam
pemecahan masalah
7. b. Komponen Utama Pembelajaran Kontekstual.
Pendekatan kontekstual memiliki tujuh komponen utama, yaitu konstruktivisme
(contructivism), menemukan (inquiry), bertanya (questioning), masyarakat belajar
(learning community), pemodelan (modeling), refleksi (reflection), dan penilaian yang
sebenarnya (authentic assessment). Sebuah kelas dikatakan menggunakan
pendekatan kontekstual jika menerapkan ketujuh komponen tersebut dalam
pembelajarannya. Model pembelajaran kontektual dapat diterapkan dalam kurikulum
apa saja, bidang studi apa saja, dan kelas yang bagaimanapun keadaannya.
c. Langkah-langkah Pembelajaran Kontekstual
Penerapan model pembelajaran kontekstual dalam kelas secara garis besar
mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
1). Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara
bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan
dan keterampilan barunya
2). Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik
3). Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya
4). Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok-kelompok)
5). Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran
6). Lakukan refleksi di akhir pertemuan
7). Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara
d. Pendekatan Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran kontekstual menempatkan siswa dalam konteks bermakna yang
menghubungkan pengetahuan awal siswa dengan materi yang sedang dipelajari dan
sekaligus memperhatikan faktor kebutuhan individual siswa dan peran guru. Untuk itu
guru dalam menggunakan pendekatan pengajaran konekstual memperhatikan hal-hal
sebagai berikut.
1). merencanakan pembelajaran sesuai dengan kewajaran perkembangan mental
siswa (developmentally appropriate)
2). membentuk group belajar yang saling ketergantungan (interdependent learning
7
group)
3). Menyediakan lingkungan yang mendukung pembelajaran mandiri (self
regulated learning) yang mempunyai karakteristik : kesadaran berfikir,
penggunaan strategi, dan motivasi berkelanjutan.
4). Mempertimbangkan keragaman siswa (disversity of student)
8. 5). Memperhatikan multi-intelegensi siswa (mltiple intelligences), spasial-verbal,
linguistic-verbal, interpersonal, musikal ritmik, naturalis, badan-kinestetika,
intrapersonal, dan logismatematis. (Gardner, 1993)
6). Menggunakan teknik-teknik bertanya yang meningkatkan pembelajaran siswa,
perkembangan pemecahan masalah dan keterampilan berfikir tingkat tinggi.
7). Menerapkan penilaian autentik (authentic assessment).
e. Karakteristik Pembelajaran Kontekstual
1). Adanya kerjasama
2). Saling menunjang
3). Menyenangkan, tidak membosankan
4). Belajar dengan bergairah
5). Pembelajaran terintegrasi
6). Menggunakan bebagai sumber
7). Siswa aktif
8). Sharing dengan teman
9). Siswa kritis, guru kreatif
10). Laporan kepada orang tua berujud, rapor, hasil karya siswa, laporan
praktikum, dan karangan siswa, dll.
8
f. Penilaian
Penilaian dilakukan dengan menggunakan penilaian authentik, yang mempunyai
karakteristik sebagai berikut :
1). Penilaian dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung
2). Menggunakan penilaian formatif maupun sumatif
3). Mengukur keterampilan dan performansi, bukan mengingat fakta
4). Berkesinambungan
5). Terintegrasi
6). Digunakan sebagai umpan balik.
Hal-hal yang digunakan sebagai dasar penilaian prestasi siswa meliputi :
1). Penilaian kinerja (performance assessment)
2). Observasi Sistematik (Systematic observation)
3). Portofolio (portofolio)
4). Jurnal Sain (Journal)
5). Penilaian mencakup umpan balik dan berbagai bentuk refleksi
9. 4. Mengembangkan sikap kritis dan kreatif siswa
Sebagai salah satu ciri pembelajaran kontekstual adalah sikap kritis siswa dan
kreatif guru dalam proses pembelajaran. Berfikir kritis dan kreatif merupakan komponen
utama berfikir tingkat tinggi (higher order thinking). Proses berfikir tingkat tinggi harus
dikembangkan pada setiap diri siswa. Hal ini merupakan tugas guru, karena guru harus
megembangkan potensi siswa semaksimal mungkin hingga mencapai kemampuan yang
tinggi pada setiap diri siswa. Oleh karena itu pembelajaran dituntut dapat
mengembangkan siap kritis dan kreativitas siswa. Sikap kritis dan kreatifitas siswa dapat
dikembangkan melalui pembelajaran yang berpusat pada otak kanan. Otak kanan
mempunyai kemampuan berfikir kreatif, holistik, spasial. sedangkan otak kiri
mengembangkan kemampuan berfikir rasional, analitis, linier. Otak kiri mengendalikan
wicara dan otak kanan mengendalikan tindakan. Tabel berikut ditunjukkan perbedaan
proses berfikir otak kiri dan kanan.
9
Berfikir Konvergen
(Proses di belahan otak Kiri)
Berfikir Divergen
(Proses di belahan otak kanan)
1. tertarik pada proses penemuan yang
bersifat bagian-bagian dari suatu
komponen.
2. proses berfikir analisis
3. proses berfikir yang mementingkan
tata urutan secara sekuensial dan
serial
4. proses berfikir temporal, terikat pada
waktu kini
5. proses berfikir verbal, matematis,
notasi musikal.
1. tertarik pada proses
pengintegrasian dari bagian-bagian
suatu komponen menjadi
satu kesatuan yang bersifat utuh
dan menyeluruh
2. proses berfikir yang bersifat
relasional, konstruksional, dan
membangun suatu pola.
3. proses berfikir simultan, dan
paralel
4. proses berfikir lintas ruang, tidak
terikat pada waktu kini
5. proses berfikir yang bersifat visual,
lintas ruang dan musikal.
10. Berikut disajikan berbagai perilaku dan kaitannya dengan berfikir kreatif dan kritis
10
pada diri siswa.
PERILAKU TERKAIT DENGAN
Bosan dengan tugas rutin; menolak
membuat pekerjaan rumah
Tidak berminat terhadap detail dan
pekerjaan kotor
Membuat lelucon atau komentar
pada saat tidak tepat
Menolak otoritas, tidak konformistis,
keras kepala
Sukar beralih pada topik lain
Emosional sensitif, overacting, cepat
marah atau menangis kalau ada
yang salah
Kecenderungan dominasi
Sering tak setuju ide orang lain atau
tak setuju ide gurunya
Kritis terhadap diri, tak sabar
menghadapi kegagalan
Kritis terhadap guru dan orang lain.
Kreativitas
Toleransi tinggi untuk makna
ganda,
Berfikir bebas, divergen
Berani ambil resiko
Imaginatif, sensitif
Motivasi
Tekun dalam bidang yang
diminatinya
Intens dalam menghayati
perasaan dan nilai
Bebas
Berfikir kritis
Dapat melihat kesenjangan antara
kenyataan dan kebenaran
Mengacu pada hal-hal yang ideal
Mampu menganalisis dan
evaluasi.
KEPUSTAKAAN
Johnson, Elaine B. (2002). Contextual Teaching and Learning. California : A Sage
Publications Company.
Laster, Lan. (1985). The school of the future : some teachers view on education in the
year 2000. UK.
Reigeluth, C.M. (1983). Instruction design theories and models, an overview of their
current status. London: Lawrence Erlbaum Associates Publishers.
11. CONTOH 1
RENCANA PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL
Mata Pelajaran : IPA
Kelas :
Semester :
Waktu : 2 x 40 menit ( 1 kali pertemuan)
11
A. Tujuan
Siswa dapat membedakan antara tumbuhan berbiji tunggal dengan tumbuhan
berbiji banyak
B. Media
1. lima kantung plastik ukuran 30 x 20 mc
2. biji-bijian masing-masing 20 butir
biji kacang tanah biji aren biji kenari
biji rambutan biji salak
biji jambe biji kedelai
3. lima pasang gambar, yang masing-masing menunjukkan jenis akar tumbuhan
berbiji tunggaldan berbiji jamak.
Catatan : setiap kantung plastik diisi dengan lima butir biji-bijian dari masing-masing
jenis.
C. Skenario Pembelajaran
1. sebagai kegiatan pembuka, guru menanyakan kepada siswa tentang :
a. buah-buahan yang setiap hari dikonsumsinya
b. biji-bijian bahan pembuat makanan
2. siswa dibagi dalam lima kelompok, per kelompok menyebar mencari tempat,
boleh di lantai, boleh menghadap meja (dan atau tiga meja disatukan).
3. siswa menerima satu kantung plastik biji-bijian dsn dua lembar gambar
(gambar akar yang di sampingnya berupa kolom yang bisa diisi biji-bijian)
4. siswa membuka kantung plastik, kemudian mengamati secara teliti biji-bijian
yang ada
5. berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya, siswa mengelompokkan biji-bijian
berdasarkan bentuk akar yang ditunjukkan dalam gambar
6. siswa menempatkan biji-bijian yang telah dipisahkannya ke dalam kotak/kolom
yang ada di samping gambar
12. 7. siswa membuat catatan tentang pengelompokan jenis biji-bijian dengan istilah
12
yang ditemukannya sendiri.
8. setelah tiga puluh menit bekerja, siswa menyampaikan secara lisan temuannya
9. guru memberi komentar temuan siswa dengan menyesuaikan istilah yang
digunakan siswa dengan istilah dalam IPA
10. selanjutnya, dengan cara sharing, siswa menyebutkan sebanyak mungkin
contoh tumbuh-tumbuhan untuk masing-masing jenis
11. sebagai kegiatan akhir, siswa diminta mengungkapkan sejumlah komoditas biji-bijian
unggulan di Indonesia
D. Penilaian
Penilaian untuk kegiatan ini didasarkan pada :
1. kerja sama dalam kelompok
2. format lembar kerja yang telah diisi siswa
3. catatan yang dibuat siswa
13. CONTOH 2
RENCANA PEMBELAJARAN BERBASIS CTL
Topik/Kegiatan : Mendeskripsikan Benda Misteri
Kompetensi Dasar : Menulis Paragraf Deskripsi
Bidang Studi : Bahasa Indonesia
Kelas/Caturwulan : 2/2
Waktu : 90 menit
13
A. Tujuan
Melatih siswa mendeskripskan ciri dan menemukan karakteristik benda-benda,
kemudian mengungkapkannya dalam sebuah paragraf deskriptif.
B. Media
Untuk melaksanakan kegiatan ini diperlukan media:
1. 4 buah benda misteri yang dibungkus rapi (korek api, kotak sabun, akar pohon,
dll).
2. 1 lembar pengamatan.
C. Skenario Pembelajaran
1. Guru menjelaskan rencana kegiatan saat itu, yaitu mendeskripsikan benda
misteri. Kemampuan yang dilatihkan adalah cara mendeskripsikan atau
menemukan ciri benda-benda.
2. Siswa dibagi dalam empat kelompok, dengan cara guru menghitung siswa satu,
dua, tiga, dan empat. Yang nomor satu, masuk kelompok satu, yang nomor dua
masuk kelompok dua, dan seterusnya.
3. Guru membagi benda yang telah disiapkan. Jangan sampai kelompok lain
mengintip. Kemudian dibagikan juga blanko.
4. Siswa mendeskripsikan benda misteri dengan mengisi blangko yang ada.
Pertama menjelaskan ciri benda dengan dua kata, kemudian dalam kalimat.
Usahakan deskripsinya lengkap, tetapi tidak merujuk pada benda api itu.
5. Setelah 15 menit, secara bergantian masing-masing kelompok mendeskripsikan
secara lisan benda itu. Setelah itu, kelompok lain menebaknya. Sebelum
menebak, kelompok lain boleh bertanya.
6. Siswa menyusun sebuah paragraf deskripsi berdasarkan data yang diperolehnya
secara kelompok.
14. 14
D. Penilaian
Data kemajuan belajar diperoleh dari:
1. Partisipasi setiap siswa dalam kerja kelompok.
2. Lembar pengumpulan data deskriptif.
3. Cara siswa menyampaikan ulasan deskriptif secara lisan.
4. Paragraf deskripsi yang ditulis siswa.
CATATAN:
Setelah berakhir, lakukan refleksi atas pembelajaran itu!
1. Tanyakan kepada siswa, Apakah kalian senang dengan kegiatan tadi? Dengan
cara itu, kalian lebih mudah menyusun paragraf deskripsi.
2. Refleksi CTL
Proses inquiry muncul pada cara dan kiat mendeskripsikan yang ditempuh
siswa.
Questioning muncul ketika siswa (peserta) mengamati benda, bertanya,
mengajukan usul, dan menebak.
Learning community muncul pada kerja kelompok dan saling menebak
dengan kelompok lain.
15. CONTOH 3
RENCANA PEMBELAJARAN BERBASIS CTL
Topik : Mendeskripsikan Ikan dan Perilakunya
Bidang Studi : Integrasi antara IPA, Matematika, dan Bahasa Indonesia
Waktu : 90 menit
15
A. Tujuan
Melatih siswa menemukan, menganalisis, mengamati, menggambarkan,
menyajikan secara visual, dan menyajikan di hadapan orang banyak ikan dan
perilakunya.
B. Media
Untuk melaksanakan kegiatan ini diperlukan media:
1. Lima topless atau gelas, yang masing-masing sudah diisi seekor ikan (besarnya
disesuaikan dengan gelas).
2. Lima lembar kertas karton (manila) untuk membuat gambar.
3. 5 termometer pengukur suhu air.
4. 5 penggaris.
5. 5 spidol warna (atau lebih).
6. 10 lembar kertas kwarto.
C. Skenario pembelajaran
1. Kelas dibagi lima kelompok.
2. Masing-masing kelompok menghadap meja yang di atasnya telah tersedia 1
toples berisi air dan ikan, penggaris, termometer, dan kertas manila, masing-masing
satu buah. Juga dua lembar kertas kwarto.
3. Selama empat puluh menit, siswa mengamati ikan yang ada di toples. Siswa
diminta mengamati ikan itu, mencatat semua yang mereka amati: ukuran warna,
kira-kira beratnya, dll., dan perilakunya.
4. Siswa menyajikan hasil pengamatan di kertas karton. Kreativitas dalam
menyajikan ide hasil pengamatan sangat dihargai: boleh dengan gambar, bagan,
atau verbal. Juga, apakah siswa mampu membedakan antara data kuantitatif
dan data kualitatif yang mereka temukan.
5. Diwakili oleh salah seorang anggota, setiap kelompok menyajikan hasilnya.
6. Sharing dalam kelas mengenai apa-apa yang bisa diamati dari kehidupan seekor
ikan: warna, ukuran, tebal, berapa kali bernapas setiap menit, dsb.
7. Berikan bonus untuk penampil terbaik! (gambar bintang, permen, bolepen, dsb.)
16. 16
D. Authentic Assessment
1. Partisipasi siswa dalam kerja kelompok.
2. Kualitas display hasil pengamatan.
C. Catatan dari RP itu
Ilmu dan pengalaman diperoleh siswa dari menemukan sendiri. Itu berarti
konstruktivisme.
Proses inquiry muncul pada cara dan kiat mendeskripsikan yang ditempuh
siswa.
Questioning muncul ketika siswa (peserta) mengamati benda, bertanya,
mengajukan usul, dan menebak.
Learning community muncul pada kerja kelompok dan saling menebak dengan
kelompok lain.
Authentic assessment: yang dinilai dari kegiatan itu adalah kerja sama dalam
kelompok dan hasil presentasi siswa.