Dokumen tersebut menceritakan perasaan seseorang yang merasa tertekan dan tidak bebas untuk mengejar impiannya. Ia merasa selalu disalahkan dan tidak dihargai. Ia hanya ingin menjadi dirinya sendiri dan mendapatkan haknya. Namun ia merasa terbatasi dan berada di bawah kendali orang lain. Pesan moral dari dokumen tersebut adalah bahwa setiap orang berhak untuk bebas mengembangkan dirinya dan
1 of 2
Download to read offline
More Related Content
Dalam bayang2
1. Kembali hadir...
Perasaan yang tak tertahankan
Kabut hitam menyelimuti kalbu
Tak bisa kubendung, tak mampu kuhindarkan
Apakah aku....
Yang terlalu mengharap kenikmatan dunia
Yang terlalu menaruh tangan pada kehidupan
Atau memang begini adanya ?
Mungkin aku salah...
Tak menuruti keinginannya
Tak membiarkan apa maunya
Hingga merajuklah dia
Namun aku lelah...
Lelah selalu disalahkan
Lelah selalu tak dihiraukan
Lelah selalu tak dianggap
Aku hanya ingin...
Menjadi seperti mereka
Menjadi seperti seusiaku
Mendapatkan hak-ku yang mutlak
Hingga kapan....
Aku begini
2. Bertahan seperti ini
Menyimpan amarah yang tak sampai
Ya Allah...
Aku manusia-Mu yang lemah
Yang tak dapat berbuat apa-apa
Selain diam dan menerima
Kumiliki apa yang kugenggam
Namun, kulepaskan kembali
Kumiliki impian
Namun, kukubur jauh dalam kalbu
Kini, Aku hanya dapat mengikutinya
Kemana dia akan “mengaturku”
Disitulah aku
Aku dalam bayang-bayangnya
Pesan (Amanat) :
Membatasi kebebasan seseorang tidaklah baik. Setiap orang berhak
untuk bebas dalam mengembangkan dirinya. Setiap orang berhak untuk
menjadi dirinya sendiri. Dan setiap orang berhak untuk menggapai
impiannya. Biarkan lah orang lain mendapatkan kehidupannya tanpa kita
menghalangi. Biarkan orang lain menikmati hidupnya dan justru kita
bisa membantu menyejahtereakan mereka, bukan menindasnya. Maka
kita tidak boleh membatasi kebebasan hidup seseorang, selama kebebasan
itu masih wajar.
Adinda Khairunnisa
X-8 / 03