Dokumen ini membahas dua sistem dasar pemrograman CNC yaitu absolut dan incremental. Pemrograman absolut menggunakan koordinat absolut dari titik nol benda kerja sebagai acuan. Sedangkan pemrograman incremental menggunakan koordinat relatif di mana titik akhir gerakan sebelumnya menjadi titik acuan berikutnya. Dokumen ini juga menjelaskan skema dan contoh pemrograman untuk membuat alur tepi pada benda kerja menggunakan me
1 of 7
Download to read offline
More Related Content
Dasar pemrograman tu
1. Dasar Pemrograman TU 3A
Posted on 31/08/2012 by Wisnu Suryaputra
Program merupakan suatu kumpulan data yang dibuat dan didesain dengan suatu bahasa yang
dapat dipahami dan dijalankan oleh mesin. Bila ditinjau dari penentuan referensi titik koordinat,
CNC Training Unit 3 Axis dapat ditinjau dalam 2 sistem dasar, yaitu sistem pemrograman
absolute/coordinat cartesian absolute dan sistem pemrograman incremental/coordinat cartesian
relative.
A. Pemrograman Absolute / Coordinat Cartesian Absolute.
Tinjauan titik nol benda kerja terhadap posisi awal cutter /work part zero point diinputkan pada
blok 00 dengan menuliskan fungsi kode G92 (pencatatan dan penetapan posisi awal pahat
terhadap titik work part zero point dengan format program : N . . . / G92/ x± . . . / y ± . . . . / z
± . . ). Nilai dari sumbu x, y dan z selalu ditinjau dari titik work part zero point (WO).
B. Pemrograman Incremental / Coordinat Cartesian Relative.
Tinjauan penentuan titik awal yang adalah posisi awal dari cutter terhadap sisi permukaan dari
benda kerja. Ketika dihidupkan mesin Training Unit 3A telah memposisikan diri pada program
incremental, maka format program : N . . . / G00/ x± . . . / y ± . . . . / z ± . . .). Pada jenis
pemrograman ini, setiap langkah akhir gerakan dari cutter, menjadi titik awal gerakan cutter
berikutnya (parameter sumbu x, y dan z selalu berantai).
2. Skema aplikasi pengukuran absolut, incremental dan campuran
Pemahaman Pemrograman Absolut dan Incremental
Perhatikanlah posisi benda kerja yang dilalui oleh ketiga sumbu yaitu X, Y dan Z, bila dilihat
dari posisi 3 dimensi : arah sumbu X memanjang terhadap benda kerja, arah sumbu Y melintang
terhadap benda kerja dan arah sumbu Z vertikal terhadap benda kerja. Bila kita lihat posisi benda
kerja dari posisi atas benda kerja searah sumbu Z, maka kedudukan sumbu akan menjadi : sumbu
X arah horisontal dan sumbu Y arah vertikal.
3. Posisi kedudukan sumbu terhadap benda kerja
Bila kita lihat gambar diatas, maka posisi persumbuan adalah persumbuan koordinat kartesian.
Perhatikan Gambar dibawah ini :
Posisi kedudukan dalam
pembacaan koordinat
Berikut cara perhitungan dengan menggunakan sistem koordinat kartesian absolut, pembacaan
setiap titik pada koordinat ini selalu ditinjau dari titik nol referensi.
Posisi titik-titik pada pembacaan koordinat
absolut
4. Perhitungan dengan koordinat kartesian
absolut
Pada perhitungan kartesian relative/ incremental, pembacaan selalu ditinjau dari titik akhir
dimana posisi alat potong tersebut berhenti, dengan kata lain koordinat incremental pembacaan
posisi titiknya adalah titik akhir dijadikan titik awal untuk langkah berikutnya.
Posisi titik-titik pada pembacaan koordinat
incremental
5. Perhitungan dengan koordinat kartesian
incremental
PEMROGRAMAN DENGAN MESIN CNC TU 3A
Pada Pemrograman untuk pengerjaan suatu obyek benda, tidaklah mutlak langkah yang
digunakan sesuai dengan contoh letak titik-titik aucan yang dimana titik tersebut akan dilalui
oleh gerakan alat potong atau pisau. Pada dasarnya, pemrograman dibuat dan direncanakan
untuk menghemat jumlah blok, menghemat waktu pengerjaan dan tidak membuat gerakan-
gerakan alat potong yang sia-sia. Maka program yang dirasa tepat adalah program yang dibuat
dengan mengacu pada prinsip : lebih efektif dan efisien didalam sistem kerjanya. Maka, bisa jadi
kalau suatu benda kerja yang akan dibuat dengan bentuk fisik yang sama, mempunyai cara
pemrograman yang berbeda dan jumlah blok yang berbeda pula.
Dibawah ini merupakan suatu contoh pemrograman pengerjaan benda kerja dengan
menggunakan mesin Training Unit 3 Axis.
A. Pemrograman Alur Tepi
Pada pemrograman alur tepi, cutter yang digunakan adalah End Mill cutter 2 flute berdiameter
10 mm, material benda kerja yang digunakan adalah alumunium. Dalamnya penyayatan untuk
alur tepi adalah 1 mm.
Skema pandangan samping alat potong terhadap
benda kerja (Alur tepi)
6. Skema pandangan atas alat potong terhadap benda
kerja (Alur tepi)
Pemrograman absolute Alur
Tepi