1. Dokumen tersebut membahas pentingnya pendidikan budaya dan karakter bangsa untuk membentuk generasi muda Indonesia yang memiliki identitas kebangsaan yang kuat.
1 of 4
More Related Content
Data bem unpatti
1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
PANITIA SEMINAR NASIONAL BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA
BIDANG PENDIDIKAN DAN IPTEK
Kampus Poka Jln. Ir. M. Putuhena, Unpatti tlp. 087740208373
A. Dasar Pemikiran
Pendidikan menjadikan sumber daya manusia lebih cepat mengerti dan siap dalam
menghadapi peru bahan di lingkungan kerja. Oleh karena itu ti dak heran apabila ne gara
yang memiliki penduduk dengan tin gkat pendidikan yang tinggi akan mempunyai tingkat
pertumbuhan ekonomi yang pesat. Pendidikan adalah usaha orang dewasa dalam pergaulan
dengan anak-anak untuk memimpin jasmani dan rohani kea rah kedewasaan. Dalam artian,
pendidikan adalah sebuah proses transper nilai-nilai dari orang dewasa (guru atau orang tua)
kepada anak-anak agar menjadi dewasa dalam segala hal. Baik perbaikan dibidang
pendidikan merupakan suatu keharusan untuk selalu dilaksanakan agar suatu bangsa dapat
maju dan berkembang seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Beberapa
upaya dilaksanakan antara lain penyempurnaan kurikulum, peningkatan kompetensi guru
melalui penataran-penataran, perbaik sarana-sarana pendidikan, dan lain-lain. Hal ini
dilaksanakan untuk meningkatkan mutu pendidikan bangsa dan terciptanya manusia
Indonesia seutuhnya.
Secara fungsional, pendidikan pada dasarnya ditujukkan untuk menyiapkan manusia
menghadapi masa depan agar hidup lebih sejahtera, baik sebagai individu maupun secara
kolektif sebagai warga masyarakat, bangsa maupun antar bangsa. Namun saat ini dunia
pendidikan kita belum sepenuhnya dapat memenuhi harapan masyarakat. Phenomena itu
ditandai dari rendahnya mutu lulusan, penyelesaian masalah pendidikan yang tidak tuntas,
atau cenderung tambal sulam, bahkan lebih be rorientasi proyek. Akibatnya, seringkali hasil
pendidikan mengecewakan masyarakat.
Kualitas lulusan pendidikan kurang sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja dan
pembangunan, baik industry, perbankan, telekomunikasi, maupun pasar tenaga kerja sektor
lainny yang cenderung menggugat eksistensi sekolah. Bahkan SDM yang disiapkan melalui
pendidikan sebelum generasi penerus belum sepenuhnya memuaskan bila dilihat dari segi
akhlak, moral, dan jati diri bangsa dalam kemajemukan budaya bangsa. Be rdasarkan fungsi
dan tujuan pendidikan nasional yang tertian dalam UU No 20 tahun 2003 (Sisdiknas, pasal
2. 3). Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartaba t dalam rang ka mencerdaskan kehidupan bangsa serta
mengembangkan potensi peserta didik atau menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mand iri dan
menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Hal ini harus dibaringi
dengan peningkatan mutu tenaga pendidik dan pendidikan dalam segi rekrutmen,
kompetensi dan manajemen pengembangan sumber daya manusianya.
Persoalan budaya dan karakter bangsa kini menjadi sorotan tajam masyrakat.
Persoalan yang muncul di masyarakat seperti korupsi, kekerasan, kejahatan seksual,
perkelahian massa, kehidupan ekonomi yang konsumtif, kehidupan politik yang tidak
produktif, dan sebagainya menjadi topik pembahasan hangat di media massa, seminar, dan
di berbagaim kesempatan. Berbagai alternatif penyelesaian diajukan seperti peraturan,
undang-undang, peningkatan upaya pelaksanaan dan penerapan hukum yang lebih kuat.
Alternatif lain yang banyak dikemukakan untuk mengatasi, paling tidak mengurangi,
masalah budaya dan karakter bangsa yang dibicarakan itu adalah pendidikan. Pendidikan
dianggap sebagai alternatif yang bersifat preventif karena pendidikan membangun generasi
baru bangsa yang lebih baik. Sebagai alternatif yang bersifat preventif, pendidikan
diharapkan dapat mengembangkan kualitas generasi muda bangsa dalam berbagai aspek
yang dapat memperkecil dan mengurangi penyebab berbagai masalah budaya dan karakter
bangsa. Memang diakui bahwa hasil dari pendidikan akan terlihat dampaknya dalam waktu
yang tidak segera, tetapi memiliki daya tahan dan dampak yang kuat di masyarakat.
Kurikulum adalah jantungnya pendidikan (curriculum is the heart of education). Oleh
karena itu, sudah seharusnya kurikulum, saat ini, memberikan perhatian yang lebih besar
pada pendidikan budaya dan karakter bangsa dibandingkan kurikulum masa sebelumnya.
Pendapat yang dikemukakan para pemuka masyarakat, ahli pendidikan, para pemerhati
pendidikan dan anggota masyarakat lainnya menggambarkan adanya kebutuhan
masyarakat yang kuat akan pendidikan budaya dan karakter bangsa. Apalagi jika dikaji,
bahwa kebutuhan itu, secaraa imperatif, adalah sebagai kualitas manusia Indonesia yang
dirumuskan dalam Tujuan Pendidikan Nasional.
Kepedulian masyarakat mengenai pendidikan budaya karakter bangsa telah pula menjadi
kepedulian pemerintah. Berbagai upaya pengembangan pendidikan budaya dan karakter
3. bangsa telah dilakukan di berbagai direktorat dan bagian di berbagai lembaga pemerintah,
terutama di berbagai unit Kementerian Pendidikan Nasional.
Upaya pengembangan itu berkenaan dengan berbagai jenjang dan jalur pendidikan
walaupun sifatnya belum menyeluruh. Keinginan masyarakat dan kepedulian pemerintah
mengenai pendidikan budaya dan karakter bangsa, akhirnya berakumulasi pada kebijakan
pemerintah mengenai pendidikan budaya dan karakter bangsa dan menjadi salah satu
program unggulan pemerintah, paling tidak untuk masa 5 (lima) tahun mendatang. Pedoman
sekolah ini adalah rancangan operasionalisasi kebijakan pemerintah dalam pendidikan
budaya dan karakter bangsa.
Untuk mendapatkan wawasan mengenai arti pendidikan budaya dan karakter bangsa
perlu dikemukakan pengertian istilah budaya, karakter bangsa, dan pendidikan. Budaya
diartikan sebagai keseluruhan sistem berpikir, nilai, moral, norma, dan keyakinan (belief)
manusia yang dihasilkan masyarakat. System berpikir, nilai, moral, norma dan
keyakinan itu adalah hasil dari interaksi manusia dengan sesamanya dan lingkungan
alamnya. Sistem berpikir, nilai, moral, norma dan keyakinan itu digunakan dalam kehidupan
manusia dan menghasilkan sistem social, sistem ekonomi, sistem kepercayaan, sistem
pengetahuan, teknologi, seni, dan sebagainya. Karakter adalah watak, tabiat akhlak, atau
kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues)
yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan
bertindak.
Pada titik kulminasinya, norma dan nilai budaya secara kolektif pada tingkat makro akan
menjadi norma dan nilai budaya bangsa. Dengan demikian, peserta didik akan menjadi
warga Negara Indonesia yang memiliki wawasan, cara berpikir, cara bertindak dan cara
menyelesaikan masalah sesuai dengan norma dan nilai cirri ke-Indonesiaannya. Hal ini
sesuai dengan fungsi utama pendidikan yang diamanatkan dalam UU Sisdiknas,
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu, aturan dasar
yang mengatur pendidikan nasional (UUD 1945 dan UU Sisdiknas) sudah memberikan
landasan yang kokoh untuk mengembangkan keseluruhan potensi diri seseorang sebagai
anggota masyarakat dan bangsa.
4. Hari Pendidikan Nasional pada hari Rabu tanggal 2 Mei 2012 dengan tema Bangkitnya
Generasi Emas Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat membawa angin segar bagi
terwujudnya pendidikan di Maluku yang berkualitas dari waktu ke waktu. Momen hari
Pendidikan Nasional ini mudah-mudahan dunia pendidikan di Maluku bangkit dan
meningkat dari tahun ke tahun, karena generasi-generasi ini adalah generasi emas dan
kedepannya mutunya bisa meningkat.
Oleh karena itu sangatlah penting untuk melakukan kegiatan yang mengsinergritaskan
kebijakan program pemerintah terkhususnya provinsi Maluku sesuai dengan budaya dan
karakter untuk peningkatan mutu pendidikan.
B.