際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
Di Mesir dan Sekitarnya
Muhammad Ismail
Daulah Mamlukiyyah
Tujuan Penulisan Makalah
1. Bagaimana situasi Dunia Islam pada fase awal
berdirinya Daulah Mamlukiyah?
2. Bagaimana Kekausaan Dinasti Mamlukiyah?.
3. Bagaimana perkembangan peradaban Islam pada
masa Daulah Mamlukiyah?.
4. Bagaimana Kebijakan Fiskal dan Moneter Daulah
Mamlukiyah?
5. Bagaimana Kemunduran Daulah Mamlukiyah dan
keruntuhannya?.
Teknik Analisa Data
Untuk menganalisa Sejarah Peradaban Islam
Daulah Mamlukiyyah ini, pemakalah
menggunakan pendekatan sosio-economic,
yakni fenomena (kejayaan/kemunduran) yang
terjadi pada masa Daulah Mamlukiyah di lihat
dari sudut pandang sosial ekonomi pada saat
itu.
Asal Usul Dinasti Mamluk
 Mereka pada mulanya adalah orang-orang yang ditawan
oleh penguasa dinasti Ayyubiyah sebagai budak, kemudian
dididik dan dijadikan tentaranya.
 Oleh penguasa Ayyubiyah yang terakhir, Al-Malik Al-Salih,
mereka dijadikan pengawal untuk menjamin kelangsungan
kekuasaannya. Pada penguasa ini mereka mendapat hak-
hak istimewa, baik dalam karier ketentaraan maupun
dalam imbalan-imbalan material.
Berdirinya Daulah Mamluk
 Ketika Al-Malik Al-Salih meninggal (1249 M), anaknya
Turansyah naik tahta sebagai sultan. Golongan Mamalik
merasa terancam karena Turansyah lebih dekat kepada
tentara asal Kurdi daripada mereka. Pada tahun 1250 M,
Mamalik di bawah pimpinan Aybak dan Baybars berhasil
membunuh Turansyah. Istri Al-Malik Al-Salih, Syajarah
Al-Durr, yang juga berasal dari kalangan Mamalik
berusaha mengambil kendali pemerintahan, sesuai
dengan kesepakatan golongan Mamalik
Berdirinya Daulah Mamluk
 Pemproklamiran Syajarah al-Durr sebagai Sultan bagi dinasti
Baru Mamalik mendapat kecaman dari para bangsawan
Ayyubiyah di Syiriah dan Khalifah Mutashim di Bagdagh.
Kepemimpinan Syajarah Al-Durr berlangsung sekitar tiga
bulan.
 Ia kemudian menikah dengan seorang tokoh Mamalik
bernama Aybak. Akan tetapi segera setelah itu Aybak
membunuh Syajarah Al-Durr dan mengambil sepenuhnya
kendali pemerintahan sebagai Sultan Mamluk.
Situasi Awal Daulah Mamlukiyah
A. Kondisi
Akhir
Daulah
Abbasiyah
Daulah mamlukiyyah
Sekilas
Wilayah
Penaklukan
Mongol
B. Serangan
Mongol
ke dunia
Islam
Situasi Awal Daulah Mamlukiyah
KhurosanKhurosan
Pertempuran Ayn Jalut
Pada tahun 1260, ketika pasukan Mongol berhasil
menduduki Nablus dan Gaza. Panglima tentara
Mongol, Kitbugha, mengirim utusan ke Mesir
meminta supaya Sultan Qutuz yang menjadi raja
kerajaan Mamalik di sana untuk menyerah.
Permintaan itu ditolak oleh Qutuz, bahkan utusan
Kitbugha dibunuhnya.
Kitbugha kemudian melintasi Yordania menuju
Galilie. Pasukan ini bertemu dengan pasukan
Mamalik yang dipimpin langsung oleh Saifuddin
Qutuz dan Baybars di Ain Jalut. Pertempuran
dahsyat terjadi, pasukan Mamalik berhasil
menghancurkan tentara Mongol, 3 September
1260.
Daulah mamlukiyyah
Syiria dan Baghdad direbut Kembali
 Kemenangan ini merupakan balasan terhadap bangsa
Mongol yang sebelumnya menghancurkan Baghdad sebagai
pusat khilafah Islam tahun 1258 H.
 Mendengar Kemenangan Kaum Muslim ini, pasukan Mongol
yang meguasai Syiria segera meninggalkan Damascus.
 Setelah kemenangan ini, nilai tambah terhadap dinasti
Mamluk adalah bersatunya kembali Mesir dan Syam di bawah
naungan Sultan Mamluk setelah mengalami perpecahan pada
masa sultan-sultan keturunan Salahuddin Al-Ayyubi.
Syiria dan Baghdad direbut Kembali
 Tidak lama setelah itu, Qutuz meninggal dunia. Baybars, seorang
pemimpin militer yang tangguh dan cerdas yang diangkat oleh
pasukannya menjadi sultan. Ia adalah sultan terbesar dan
termasyur diantara 47 sultan Mamluk. Ia pula dipandang sebagai
pembangun dinasti Mamluk. Baybars mampu berkuasa selama 17
tahun (657 H  676 H/ 1260 M  1277 M).
 Kejayaan yang diraih pada masa Baybars adalah memporak-
porandakan tentara salib disepanjang laut tengah, Assasin di
pegunungan Siria, Cyrenia. Terlebih lagi prestasi Baybars adalah
menghidupkan kembali kekhalifahan Abbasiyah di Baghdad, setelah
dihancurkan oleh pasukan Mongol.
Aleppo dan Syiria jatuh Kembali
 Sultan Al-Nashir Faraj (801 H/ 1399 M  808 H/ 1405 M) putera
Sultan Barquq, periode Mamluk Burji. Pada masa itu tampaknya
Timur Lenk mengulang kembali sejarah keberingasan pasukan
Mongol pada zaman Hulagu Khan ketika menguasai wilayah-wilayah
tetangganya yang muslim.
 Pasukan Mamluk pun menyiapkan diri untuk menghadang serangan
Timur Lenk tersebut. Pada tahun 1401, Aleppo dapat dikuasai oleh
pasukan Timur Lenk dan disusul dengan Damaskus yang menyerah
setelah tentara Mamluk dapat dikalahkan.
 Kota Damaskus dibumihanguskan, baik sekolah maupun mesjid
dibakar.
Perang Salib
 Dua Sultan Mamluk Burji, yakni Al-Asyraf Baibai (825 H/
1422 M  841 H/ 1437 M) dan Al-Zahir Khusyqadam
(865 H/ 1461 M  872 H/ 1467 M) harus terus
mempertahankan wilayahnya dari serangan pasukan
Salib di Kepulauan Cypus dan Rhodos (Laut Aegea,
sekarang milik Yunani). Kedua ekspedisi militer ini
berhasil menahan kekuatan kaum Nasrani dan dengan
demikian, pasukan Mamluk kembali membuktikan
keunggulannnya untuk dapat menguasai jalur
perdagangan di Laut Tengah.
Sultan-Sultan Dinasti Mamluk
 Kekuasaan Sultan-Sultan di kerajaan Mamluk dibagi
menjadi dua periode berdasarkan daerah asalnya.
Periode pertama disebut dengan Mamluk Bahri.
Periode pertama ini berasal dari kawasan Kipchak
(Rusia Selatan), Mongol, dan Kurdi. Mereka ditempatkan
di Pulau Raudhah di Sungai Nil. Di sinilah mereka
menjalani latihan militer dan pelajaran keagamaan.
Karena penempatan mereka inilah mereka dikenal
dengan julukan Mamluk Bahri (budak laut/air).
 Periode kedua Dinasti Mamalik dinamakan
Mamluk Burji, yang berasal dari etnik Syracuse
di wilayah Kaukakus. Dinamakan dengan istilah
Burji karena Sultan Qalaun menempatkan
semua pengawalnya di benteng (al-Burj) Kairo.
 Periodesasi kekuasaan Sultan-sultan Dinasti Mamluk
secara detil tertulis di makalah.
Sultan-Sultan Dinasti Mamluk
Peradaban Islam masa Daulah Mamluk
Pembangunan
 Dinasti Mamalik juga banyak mengalami kemajuan di
bidang pembangunan dan arsitektur. Banyak juru bina
(kontraktor) dibawa ke Mesir untuk membangunkan
sekolah-sekolah dan masjid-masjid yang indah.Bangunan-
bangunan lain yang didirikan pada masa ini di antaranya
adalah, hospital, musium, perpustakaan, villa-villa, kubah,
dan menara masjid.
Peradaban Islam masa Daulah Mamluk
Layanan POS
 Layanan pos di era kejayaan Dinasti Mamluk tak hanya sekadar
sebagai pengantar pesan, tetapi juga sebagai alat pertahanan.
Guna mencegah invasi pasukan tentara Mongol di bawah komando
Hulagu Khan pada medio abad ke-13 M, para insinyur Mamluk
membangun menara pengawas di sepanjang rute pos Irak hingga
Mesir.
 Di atas menara pengawas itu, selama 24 jam para penjaga telah
menyiapkan tanda-tanda bahaya. Jika bahaya mengancam di siang
hari, ia membakar kayu basah yang dapat mengepulkan asap
hitam. Jika di malam hari, petugas akan membakar kayu kering.
Peradaban Islam masa Daulah Mamluk
 Upaya itu ternyata tak sepenuhnya berhasil. Tentara Mongol
mampu menembus Baghdad dan memorak-porandakan
metropolis intelektual itu. Meski begitu, peringatan awal yang
ditempatkan di sepanjang rute pos itu juga berhasil
mencegah masuknya tentara Mongol ke Kairo, Mesir.
 Hanya dalam waktu delapan jam, berita pasukan Mongol
akan menyerbu Kairo sudah diperoleh pasukan tentara
Muslim. Itu berarti, sama dengan waktu yang diperlukan
untuk menerima telegram dari Baghdad ke Kairo di era
modern.
Peradaban Islam masa Daulah Mamluk
 Berkat informasi berantai dari menara pengawas itu, pasukan Mamluk
mampu memukul mundur tentara Mongol yang akan menginvasi Kairo.
Layanan pos melalui jalur darat pada era kekuasaan Dinasti Mamluk
juga sempat terhenti ketika pasukan Tentara Salib memblokir rute pos.
Meski begitu, penguasa Dinasti Mamluk tak kehabisan akal. Sejak saat
itu, Dinasti Mamluk mulai menggunakan merpati pos.
 Dengan menggunakan burung merpati sebagai pengantar pesan,
pasukan Tentara Salib tak dapat mencegah masuknya pesan dari Kairo
ke Irak. Merpati pos mampu mengantarkan surat dari Kairo ke Baghdad
dalam waktu dua hari. Sejak itu, peradaban Barat juga mulai meniru
layanan pos dengan merpati seperti yang digunakan penguasa Dinasti
Mamluk.
Peradaban Islam masa Daulah Mamluk
Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan
 Di dalam ilmu pengetahuan, Mesir menjadi tempat pelarian ilmuan-
ilmuan asal Baghdad dari serangan tentera Mongol. Kerana itu,
ilmu-ilmu banyak berkembang di Mesir, seperti sejarah, perubatan,
astronomi, matematik, dan ilmu agama. Dalam ilmu sejarah tercatat
nama-nama besar, seperti Ibn Khalikan, Ibn Taghribardi, dan Ibn
Khaldun. Di bidang astronomi dikenal nama Nasir Al-Din Al-tusi. Di
bidang perobatan, Abu Hasan `Ali Al-Nafis. Sedangkan, dalam
bidang ilmu keagamaan, tersohor nama Ibn Taimiyah, Al-Sayuthi,
dan Ibn Hajar Al-`Asqalani.
Peradaban Islam masa Daulah Mamluk
 Pada Masa Dinasti Mamalik, Masjid tidak hanya dijadikan
sebagai tempat ibadah, melainkan juga sebagai lembaga
pendidikan. Al-Azhar adalah salah satu diantaranya. al-
Azhar yang mulai dibangun pada 24 Jumadil awal tahun
359 H ( 7 Mei 970 M) ini telah melalui berbagai periode
pemerintahan yang dimulai dari masa kerajaan Fatimiyah,
Ayyubiyah dan kemudian sampai pada kerajaan Mamalik.
Peradaban Islam masa Daulah Mamluk
Bidang Administrasi Pemerintahan
 Administrasi pemerintahan dinasti Mamalik adalah telah
dibentuknya posisi-posisi pejabat yang strategis di
antaranya :
 Diwan Al-Jaisy (Pendataan dan Administrasi Militer)
 Diwan Al-Insya (Sekretariat Negara)
 Diwan Al-Ahbas (Lembaga Pewakafan)
 Diwan An-Nazar (Pemasukan dan Pengeluaran Negara)
 Sistem pergantian Pemerintahan Mamluk Burji dikenal
dengan sistem Oligarki
Kondisi Ekonomi Daulah Mamluk
A. Fiskal
Kebijakan fiskal merujuk pada kebijakan yang dibuat pemerintah
untuk mengarahkan ekonomi suatu negara melalui alokasi
pendapatan dan belanja pemerintah.
A. Moneter
Kebijakan moneter adalah tindakan yang dilakukan oleh penguasa
moneter untuk mempengaruhi jumlah uang yang beredar dan
kredit yang pada gilirannya akan mempengaruhi kegiatan ekonomi
masyarakat
Pendapatan Daulah Mamluk
1. Pertanian
Daulah mamluk membangun sarana irigasi yang bagus
sehingga hasil pertanian sangat bagus.
1. Perdagangan
Dinasti Mamluk membuka hubungan dagang dengan
Perancis dan Itali melalui perluasan jalur
perdagangan yang sudah dirintis oleh dinasti
Fatimiyyah di Mesir sebelumnya.
Pendapatan Daulah Mamluk
 Keberhasilan dalam bidang ekonomi ini
didukung oleh pembangunan jaringan
pengangkutan dan komunikasi antara kota, baik
laut maupun darat. Ketangguhan angkatan laut
Mamalik sangat membantu pengembangan
ekonominya.
Pendapatan Daulah Mamluk
Pendapatan Negara:
a. Ghanimah, segala sesuatu yang dikuasai kaum Muslimin dari harta orang
kafir dengan melalui peperangan. Hal ini diperoleh setelah pasukan
Mamluk berhasil mengalahkan pasukan kafir dalam berbagai peperangan,
seperti kemenangan spektakuler melawan tentara Mongol di Ayn Jalut.
b. Fai, yaitu segala sesuatu yang dikuasai kaum Muslimin dari harta orang
kafir dengan tanpa peperangan. Hal ini diperoleh daulah Mamluk setelah
beberapa wilayah kekuasaan tentara non muslim meninggalkan daerah-
nya tanpa peperangan. Dalam sejarah, setelah pasukan Mamluk berhasil
mengalahkan pasukan Mongol di Ayn Jalut, tentara Mongol yang berada di
daerah Syiria meninggalkan wilayah itu untuk menghindari tentara
Mamluk. Tentu berbagai harta dan logistic yang ditinggal menjadi milik
kaum Muslimin.
Pendapatan Daulah Mamluk
Pembayaran Warga Negara
c. Jizyah, adalah hak yang Allah berikan kepada kaum Muslimin dari orang-
orang non muslim sebagai tanda ketundukan mereka kepada Islam,
sebagaimana firman Allah dalam Q.S. At Taubah: 29. Jizyah diambil dari
mereka sebesar 1 dinar pertahun.
Jizyah dipungut dari laki-laki yang mampu, sehat akalnya dan baligh, dan
tidak diambil dari wanita dan anak-anak.
Jika laki-laki non muslim, sehat akal dan baligh tersebut tidak mampu
secara financial, maka tidak wajib membayar Jizyah.
Kewajiban membayar Jizyah dihentikan ketika yang bersangkutan
memeluk Islam, dan kewajibannya berubah menjadi zakat sebagaimana
kaum Muslimin yang lain.
c. Zakat
Zakat. Selain zakat fitrah, harta yang wajib dizakati adalah : Ternak (Unta, sapi,
dan kambing), Tanaman (hasil pertanian dan buah-buahan), Nuqud (Uang/Emas
dan Perak), Keuntungan Perdagangan.
c. Kharaj (Pajak Bumi)
hak kaum Muslim atas tanah yang diperoleh (dan menjadi bagian
ghanimah) dari kaum kuffar, baik melalui peperangan maun perjanjian
damai.
Ukuran Kharaj, Asy Syabiy telah menyebutkan dari Umar (Umar bin
Khaththab): sesungguhnya Umar telah mengutus Utsman bin Hanif ke
tanah hitam (Irak) dan menetapkan Kharaj setiap Jarib Gandum
sebanyak 2 dirham, setiap Jarib Kurma sebanyak 8 dirham, setiap Jarib
Tebu sebanyak 6 dirham, setiap Jarib Anggur sebanyak 10 dirham, dan
setiap Jarib Zaitun sebanyak 12 Dirham. (1 Jarib sama dengan 1366 m2
,
dan 1 Dirham sama dengan 2, 975 gram perak).
e. Usyur
hak kaum Muslimin yang diambil dari harta perdagangan ahlu
dzimmah dan penduduk Darul Harbi yang melewati
berbatasan Negara khilafah. Dalam hal ini, daulah Mamluk
memperoleh pendapatan Negara yang sangat besar dari
Usyur, mengingat para pedagang dari Eropa yang akan ke
Asia pasti melewati Mesir, sebelum ditemukannya Tanjung
Harapan di Afrika Selatan.
Usyur ini, dalam bahasa ekonomi kontemporer semacam
Pajak Perdagangan atau juga seperti cukai yang diberlakukan
pada pedagang yang memasuki sebuah Negara.
Besaran usyur adalah sepersepuluh dari harta perdagangan.
Hal ini berdasarkan keterangan dari Raziq bin Hayyan ad-
Damasyqi (ia berada di perbatasan Mesir), bahwa Umar bin Abdul
Aziz (Khalifah Bani Umayyah) pernah menulis surat kepadanya,
sebagai berikut, Siapa saja kafir Dzimmi yang melewatimu,
pungutlah dari harta mereka yang digunakan untuk berdagang, yaitu
setiap 10 Dinar dipungut 1 Dinar. Dan jika kurang dari 10 Dinar maka
hitunglah sampai genap 10 Dinar, apabila kurang dari 3 Dinar maka
jangan di pungut sedikitpun.
Umar bin Khaththab dan para Khalifah sesudahnya memungut
usyur dari perdagangan yang melewati perbatasan Negara, yaitu 村
usyur dari pedagang kaum Muslim, 遜 usyur dari pedagang kafir
Dzimmi, dan usyur dari pedagang penduduk darul harbi.
Belanja Daulah Mamluk
1. Pembangunan Infrastruktur
2. Penggajian Pejabat Negara
3. Pertahanan Kemanan
4. Pelayanan Masyarakat
Peredaran Mata Uang
 Mata Uang yang beredar di tengah masyarakat pada
masa Daulah Mamluk adalah Fulus (tembaga)
mendampingi Dinar (emas) dan Dirham (Perak)
 Mata Uang Fulus dicetak dengan tujuan untuk transaksi-
transaksi kecil.
 Kurs Dinar, Dirham, dan Fulus
 48 Fulus untuk setiap 1 Dirham
 12 Dirham ekivalen dengan 1 Dinar.
Masa Kemunduran Daulah Mamluk
Turunnya Pendapatan dari sektor Perdagangan.
Sejak ditemukannya Tanjung Harapan oleh Pelaut
Eropa, jalur perdagangan poros Mesir berpindah ke
Tanjung Harapan, Afrika Selatan. Akibatnya pendapatan
dari sektor Perdagangan dan Usyur mengalami
penurunan secara drastis.
 Inilah yang memicu dificit anggaran daulah Mamluk
Tanjung Harapan (Cape of Good Hope) adalah sebuah tanjung
bebatuan yang terletak di pantai yang menghadap Samudera
Atlantik di Afrika Selatan
Masa Kemunduran Daulah Mamluk
Kesalahan kebijakan Fiskal dan Moneter, sehingga
menimbulkan Inflasi hingga 100%
Pemerintah Mamluk tergoda mendapat keuntungan besar dari
pencetakan mata uang Fulus (tembaga), sehingga Fulus dicetak
dalam skala yang lebih luas.
Akibatnya kurs Fulus tehadap dirham mengalami peningkatan
dari 48 fulus per dirham, menjadi 24 Fulus per dirham.
Akibat berikutnya berbagai komoditas mengalami peningkatan
harga. Al Maqrizi menuliskan, barang yang semula berharga 遜
dirham, naik menjadi 1 dirham.
Masa Kemunduran Daulah Mamluk
Turunnya Pendapatan dari Sektor Pertanian
akibat terjadinya kemarau Panjang.
Akibatnya, Sebagaian besar petani gagal panen
dan perdagangan hasil pertanian menurun,
 Kondisi ini semakin memukul pendapatan
pemerintah.
Masa Kemunduran Daulah Mamluk
 Defisit anggaran yang terjadi, disikapi pemerintah
mamluk dengan kebijakan fiskal yang kurang tepat,
yakni menaikkan pajak.
 Kebijakan ini mendorong laju inflasi semakin tinggi,
sehingga beban hidup rakyat semakin berat.
 Trust rakyat kepada Pemerintahan Daulah Mamluk
menurun bahkan melahirkan misi perubahan (revolusi)
Datangnya Dinasti Utsmaniyah
 Satu sisi, buruknya layanan pemerintah mamluk dirasakan
masyarakat, di sisi yang lain dinasti Utsmaniyah yang pada
waktu itu menjadi salah satu kesultanan di daerah Turki
tampak wibawa dan kuat.
 Kondisi inilah semakin menguatkan misi perubahan (revolusi),
pembelaan rakyat kepada pemerintah sangat rendah,
sehingga Dinasti Mamluk kalah melawan pasukan Usmani
dalam pertempuran menentukan di luar kota Kairo 1517M.
 Daulah Mamluk jatuh dan digantikan oleh Dinasti Utsmaniyah
yang berpusat di Turki.
Peninggalan Daulah mamlukiyah
Salah satu
peninggalan
Dinasti
Mamluk,
Benteng
Qaitbey di
Alexandria.
Foto by
Muassis
Mesjid Al
Azhar,
dibangun
oleh Dinasti
Fatimid,
tetapi
diperindah
oleh Dinasti
Mamluk
Masjid yang dahulunya
merangkap sebagai
bangunan madrasah itu
adalah masjid yang paling
megah, besar dan Tinggi
di Mesir. Masjid ini adalah
salah satu karya agung
yang pernah dibuat oleh
para arsitek dari
Kesultanan Mamluk
Masjid itu dibangun atas
perintah dari Sultan
Hassan bin Al-Nasir
Muhammad bin Qalawun
pada 1356 M.
Wallahu alam bish shawab
Wassalamualaikum Wr Wb
Pertanyaan
1. Mas Agung, apakah Islam sudah menguasai lagi sisi pilitik dan
ekonomi.

More Related Content

Daulah mamlukiyyah

  • 1. Di Mesir dan Sekitarnya Muhammad Ismail Daulah Mamlukiyyah
  • 2. Tujuan Penulisan Makalah 1. Bagaimana situasi Dunia Islam pada fase awal berdirinya Daulah Mamlukiyah? 2. Bagaimana Kekausaan Dinasti Mamlukiyah?. 3. Bagaimana perkembangan peradaban Islam pada masa Daulah Mamlukiyah?. 4. Bagaimana Kebijakan Fiskal dan Moneter Daulah Mamlukiyah? 5. Bagaimana Kemunduran Daulah Mamlukiyah dan keruntuhannya?.
  • 3. Teknik Analisa Data Untuk menganalisa Sejarah Peradaban Islam Daulah Mamlukiyyah ini, pemakalah menggunakan pendekatan sosio-economic, yakni fenomena (kejayaan/kemunduran) yang terjadi pada masa Daulah Mamlukiyah di lihat dari sudut pandang sosial ekonomi pada saat itu.
  • 4. Asal Usul Dinasti Mamluk Mereka pada mulanya adalah orang-orang yang ditawan oleh penguasa dinasti Ayyubiyah sebagai budak, kemudian dididik dan dijadikan tentaranya. Oleh penguasa Ayyubiyah yang terakhir, Al-Malik Al-Salih, mereka dijadikan pengawal untuk menjamin kelangsungan kekuasaannya. Pada penguasa ini mereka mendapat hak- hak istimewa, baik dalam karier ketentaraan maupun dalam imbalan-imbalan material.
  • 5. Berdirinya Daulah Mamluk Ketika Al-Malik Al-Salih meninggal (1249 M), anaknya Turansyah naik tahta sebagai sultan. Golongan Mamalik merasa terancam karena Turansyah lebih dekat kepada tentara asal Kurdi daripada mereka. Pada tahun 1250 M, Mamalik di bawah pimpinan Aybak dan Baybars berhasil membunuh Turansyah. Istri Al-Malik Al-Salih, Syajarah Al-Durr, yang juga berasal dari kalangan Mamalik berusaha mengambil kendali pemerintahan, sesuai dengan kesepakatan golongan Mamalik
  • 6. Berdirinya Daulah Mamluk Pemproklamiran Syajarah al-Durr sebagai Sultan bagi dinasti Baru Mamalik mendapat kecaman dari para bangsawan Ayyubiyah di Syiriah dan Khalifah Mutashim di Bagdagh. Kepemimpinan Syajarah Al-Durr berlangsung sekitar tiga bulan. Ia kemudian menikah dengan seorang tokoh Mamalik bernama Aybak. Akan tetapi segera setelah itu Aybak membunuh Syajarah Al-Durr dan mengambil sepenuhnya kendali pemerintahan sebagai Sultan Mamluk.
  • 7. Situasi Awal Daulah Mamlukiyah A. Kondisi Akhir Daulah Abbasiyah
  • 10. B. Serangan Mongol ke dunia Islam Situasi Awal Daulah Mamlukiyah KhurosanKhurosan
  • 11. Pertempuran Ayn Jalut Pada tahun 1260, ketika pasukan Mongol berhasil menduduki Nablus dan Gaza. Panglima tentara Mongol, Kitbugha, mengirim utusan ke Mesir meminta supaya Sultan Qutuz yang menjadi raja kerajaan Mamalik di sana untuk menyerah. Permintaan itu ditolak oleh Qutuz, bahkan utusan Kitbugha dibunuhnya. Kitbugha kemudian melintasi Yordania menuju Galilie. Pasukan ini bertemu dengan pasukan Mamalik yang dipimpin langsung oleh Saifuddin Qutuz dan Baybars di Ain Jalut. Pertempuran dahsyat terjadi, pasukan Mamalik berhasil menghancurkan tentara Mongol, 3 September 1260.
  • 13. Syiria dan Baghdad direbut Kembali Kemenangan ini merupakan balasan terhadap bangsa Mongol yang sebelumnya menghancurkan Baghdad sebagai pusat khilafah Islam tahun 1258 H. Mendengar Kemenangan Kaum Muslim ini, pasukan Mongol yang meguasai Syiria segera meninggalkan Damascus. Setelah kemenangan ini, nilai tambah terhadap dinasti Mamluk adalah bersatunya kembali Mesir dan Syam di bawah naungan Sultan Mamluk setelah mengalami perpecahan pada masa sultan-sultan keturunan Salahuddin Al-Ayyubi.
  • 14. Syiria dan Baghdad direbut Kembali Tidak lama setelah itu, Qutuz meninggal dunia. Baybars, seorang pemimpin militer yang tangguh dan cerdas yang diangkat oleh pasukannya menjadi sultan. Ia adalah sultan terbesar dan termasyur diantara 47 sultan Mamluk. Ia pula dipandang sebagai pembangun dinasti Mamluk. Baybars mampu berkuasa selama 17 tahun (657 H 676 H/ 1260 M 1277 M). Kejayaan yang diraih pada masa Baybars adalah memporak- porandakan tentara salib disepanjang laut tengah, Assasin di pegunungan Siria, Cyrenia. Terlebih lagi prestasi Baybars adalah menghidupkan kembali kekhalifahan Abbasiyah di Baghdad, setelah dihancurkan oleh pasukan Mongol.
  • 15. Aleppo dan Syiria jatuh Kembali Sultan Al-Nashir Faraj (801 H/ 1399 M 808 H/ 1405 M) putera Sultan Barquq, periode Mamluk Burji. Pada masa itu tampaknya Timur Lenk mengulang kembali sejarah keberingasan pasukan Mongol pada zaman Hulagu Khan ketika menguasai wilayah-wilayah tetangganya yang muslim. Pasukan Mamluk pun menyiapkan diri untuk menghadang serangan Timur Lenk tersebut. Pada tahun 1401, Aleppo dapat dikuasai oleh pasukan Timur Lenk dan disusul dengan Damaskus yang menyerah setelah tentara Mamluk dapat dikalahkan. Kota Damaskus dibumihanguskan, baik sekolah maupun mesjid dibakar.
  • 16. Perang Salib Dua Sultan Mamluk Burji, yakni Al-Asyraf Baibai (825 H/ 1422 M 841 H/ 1437 M) dan Al-Zahir Khusyqadam (865 H/ 1461 M 872 H/ 1467 M) harus terus mempertahankan wilayahnya dari serangan pasukan Salib di Kepulauan Cypus dan Rhodos (Laut Aegea, sekarang milik Yunani). Kedua ekspedisi militer ini berhasil menahan kekuatan kaum Nasrani dan dengan demikian, pasukan Mamluk kembali membuktikan keunggulannnya untuk dapat menguasai jalur perdagangan di Laut Tengah.
  • 17. Sultan-Sultan Dinasti Mamluk Kekuasaan Sultan-Sultan di kerajaan Mamluk dibagi menjadi dua periode berdasarkan daerah asalnya. Periode pertama disebut dengan Mamluk Bahri. Periode pertama ini berasal dari kawasan Kipchak (Rusia Selatan), Mongol, dan Kurdi. Mereka ditempatkan di Pulau Raudhah di Sungai Nil. Di sinilah mereka menjalani latihan militer dan pelajaran keagamaan. Karena penempatan mereka inilah mereka dikenal dengan julukan Mamluk Bahri (budak laut/air).
  • 18. Periode kedua Dinasti Mamalik dinamakan Mamluk Burji, yang berasal dari etnik Syracuse di wilayah Kaukakus. Dinamakan dengan istilah Burji karena Sultan Qalaun menempatkan semua pengawalnya di benteng (al-Burj) Kairo. Periodesasi kekuasaan Sultan-sultan Dinasti Mamluk secara detil tertulis di makalah. Sultan-Sultan Dinasti Mamluk
  • 19. Peradaban Islam masa Daulah Mamluk Pembangunan Dinasti Mamalik juga banyak mengalami kemajuan di bidang pembangunan dan arsitektur. Banyak juru bina (kontraktor) dibawa ke Mesir untuk membangunkan sekolah-sekolah dan masjid-masjid yang indah.Bangunan- bangunan lain yang didirikan pada masa ini di antaranya adalah, hospital, musium, perpustakaan, villa-villa, kubah, dan menara masjid.
  • 20. Peradaban Islam masa Daulah Mamluk Layanan POS Layanan pos di era kejayaan Dinasti Mamluk tak hanya sekadar sebagai pengantar pesan, tetapi juga sebagai alat pertahanan. Guna mencegah invasi pasukan tentara Mongol di bawah komando Hulagu Khan pada medio abad ke-13 M, para insinyur Mamluk membangun menara pengawas di sepanjang rute pos Irak hingga Mesir. Di atas menara pengawas itu, selama 24 jam para penjaga telah menyiapkan tanda-tanda bahaya. Jika bahaya mengancam di siang hari, ia membakar kayu basah yang dapat mengepulkan asap hitam. Jika di malam hari, petugas akan membakar kayu kering.
  • 21. Peradaban Islam masa Daulah Mamluk Upaya itu ternyata tak sepenuhnya berhasil. Tentara Mongol mampu menembus Baghdad dan memorak-porandakan metropolis intelektual itu. Meski begitu, peringatan awal yang ditempatkan di sepanjang rute pos itu juga berhasil mencegah masuknya tentara Mongol ke Kairo, Mesir. Hanya dalam waktu delapan jam, berita pasukan Mongol akan menyerbu Kairo sudah diperoleh pasukan tentara Muslim. Itu berarti, sama dengan waktu yang diperlukan untuk menerima telegram dari Baghdad ke Kairo di era modern.
  • 22. Peradaban Islam masa Daulah Mamluk Berkat informasi berantai dari menara pengawas itu, pasukan Mamluk mampu memukul mundur tentara Mongol yang akan menginvasi Kairo. Layanan pos melalui jalur darat pada era kekuasaan Dinasti Mamluk juga sempat terhenti ketika pasukan Tentara Salib memblokir rute pos. Meski begitu, penguasa Dinasti Mamluk tak kehabisan akal. Sejak saat itu, Dinasti Mamluk mulai menggunakan merpati pos. Dengan menggunakan burung merpati sebagai pengantar pesan, pasukan Tentara Salib tak dapat mencegah masuknya pesan dari Kairo ke Irak. Merpati pos mampu mengantarkan surat dari Kairo ke Baghdad dalam waktu dua hari. Sejak itu, peradaban Barat juga mulai meniru layanan pos dengan merpati seperti yang digunakan penguasa Dinasti Mamluk.
  • 23. Peradaban Islam masa Daulah Mamluk Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Di dalam ilmu pengetahuan, Mesir menjadi tempat pelarian ilmuan- ilmuan asal Baghdad dari serangan tentera Mongol. Kerana itu, ilmu-ilmu banyak berkembang di Mesir, seperti sejarah, perubatan, astronomi, matematik, dan ilmu agama. Dalam ilmu sejarah tercatat nama-nama besar, seperti Ibn Khalikan, Ibn Taghribardi, dan Ibn Khaldun. Di bidang astronomi dikenal nama Nasir Al-Din Al-tusi. Di bidang perobatan, Abu Hasan `Ali Al-Nafis. Sedangkan, dalam bidang ilmu keagamaan, tersohor nama Ibn Taimiyah, Al-Sayuthi, dan Ibn Hajar Al-`Asqalani.
  • 24. Peradaban Islam masa Daulah Mamluk Pada Masa Dinasti Mamalik, Masjid tidak hanya dijadikan sebagai tempat ibadah, melainkan juga sebagai lembaga pendidikan. Al-Azhar adalah salah satu diantaranya. al- Azhar yang mulai dibangun pada 24 Jumadil awal tahun 359 H ( 7 Mei 970 M) ini telah melalui berbagai periode pemerintahan yang dimulai dari masa kerajaan Fatimiyah, Ayyubiyah dan kemudian sampai pada kerajaan Mamalik.
  • 25. Peradaban Islam masa Daulah Mamluk Bidang Administrasi Pemerintahan Administrasi pemerintahan dinasti Mamalik adalah telah dibentuknya posisi-posisi pejabat yang strategis di antaranya : Diwan Al-Jaisy (Pendataan dan Administrasi Militer) Diwan Al-Insya (Sekretariat Negara) Diwan Al-Ahbas (Lembaga Pewakafan) Diwan An-Nazar (Pemasukan dan Pengeluaran Negara) Sistem pergantian Pemerintahan Mamluk Burji dikenal dengan sistem Oligarki
  • 26. Kondisi Ekonomi Daulah Mamluk A. Fiskal Kebijakan fiskal merujuk pada kebijakan yang dibuat pemerintah untuk mengarahkan ekonomi suatu negara melalui alokasi pendapatan dan belanja pemerintah. A. Moneter Kebijakan moneter adalah tindakan yang dilakukan oleh penguasa moneter untuk mempengaruhi jumlah uang yang beredar dan kredit yang pada gilirannya akan mempengaruhi kegiatan ekonomi masyarakat
  • 27. Pendapatan Daulah Mamluk 1. Pertanian Daulah mamluk membangun sarana irigasi yang bagus sehingga hasil pertanian sangat bagus. 1. Perdagangan Dinasti Mamluk membuka hubungan dagang dengan Perancis dan Itali melalui perluasan jalur perdagangan yang sudah dirintis oleh dinasti Fatimiyyah di Mesir sebelumnya.
  • 28. Pendapatan Daulah Mamluk Keberhasilan dalam bidang ekonomi ini didukung oleh pembangunan jaringan pengangkutan dan komunikasi antara kota, baik laut maupun darat. Ketangguhan angkatan laut Mamalik sangat membantu pengembangan ekonominya.
  • 29. Pendapatan Daulah Mamluk Pendapatan Negara: a. Ghanimah, segala sesuatu yang dikuasai kaum Muslimin dari harta orang kafir dengan melalui peperangan. Hal ini diperoleh setelah pasukan Mamluk berhasil mengalahkan pasukan kafir dalam berbagai peperangan, seperti kemenangan spektakuler melawan tentara Mongol di Ayn Jalut. b. Fai, yaitu segala sesuatu yang dikuasai kaum Muslimin dari harta orang kafir dengan tanpa peperangan. Hal ini diperoleh daulah Mamluk setelah beberapa wilayah kekuasaan tentara non muslim meninggalkan daerah- nya tanpa peperangan. Dalam sejarah, setelah pasukan Mamluk berhasil mengalahkan pasukan Mongol di Ayn Jalut, tentara Mongol yang berada di daerah Syiria meninggalkan wilayah itu untuk menghindari tentara Mamluk. Tentu berbagai harta dan logistic yang ditinggal menjadi milik kaum Muslimin.
  • 30. Pendapatan Daulah Mamluk Pembayaran Warga Negara c. Jizyah, adalah hak yang Allah berikan kepada kaum Muslimin dari orang- orang non muslim sebagai tanda ketundukan mereka kepada Islam, sebagaimana firman Allah dalam Q.S. At Taubah: 29. Jizyah diambil dari mereka sebesar 1 dinar pertahun. Jizyah dipungut dari laki-laki yang mampu, sehat akalnya dan baligh, dan tidak diambil dari wanita dan anak-anak. Jika laki-laki non muslim, sehat akal dan baligh tersebut tidak mampu secara financial, maka tidak wajib membayar Jizyah. Kewajiban membayar Jizyah dihentikan ketika yang bersangkutan memeluk Islam, dan kewajibannya berubah menjadi zakat sebagaimana kaum Muslimin yang lain.
  • 31. c. Zakat Zakat. Selain zakat fitrah, harta yang wajib dizakati adalah : Ternak (Unta, sapi, dan kambing), Tanaman (hasil pertanian dan buah-buahan), Nuqud (Uang/Emas dan Perak), Keuntungan Perdagangan. c. Kharaj (Pajak Bumi) hak kaum Muslim atas tanah yang diperoleh (dan menjadi bagian ghanimah) dari kaum kuffar, baik melalui peperangan maun perjanjian damai. Ukuran Kharaj, Asy Syabiy telah menyebutkan dari Umar (Umar bin Khaththab): sesungguhnya Umar telah mengutus Utsman bin Hanif ke tanah hitam (Irak) dan menetapkan Kharaj setiap Jarib Gandum sebanyak 2 dirham, setiap Jarib Kurma sebanyak 8 dirham, setiap Jarib Tebu sebanyak 6 dirham, setiap Jarib Anggur sebanyak 10 dirham, dan setiap Jarib Zaitun sebanyak 12 Dirham. (1 Jarib sama dengan 1366 m2 , dan 1 Dirham sama dengan 2, 975 gram perak).
  • 32. e. Usyur hak kaum Muslimin yang diambil dari harta perdagangan ahlu dzimmah dan penduduk Darul Harbi yang melewati berbatasan Negara khilafah. Dalam hal ini, daulah Mamluk memperoleh pendapatan Negara yang sangat besar dari Usyur, mengingat para pedagang dari Eropa yang akan ke Asia pasti melewati Mesir, sebelum ditemukannya Tanjung Harapan di Afrika Selatan. Usyur ini, dalam bahasa ekonomi kontemporer semacam Pajak Perdagangan atau juga seperti cukai yang diberlakukan pada pedagang yang memasuki sebuah Negara.
  • 33. Besaran usyur adalah sepersepuluh dari harta perdagangan. Hal ini berdasarkan keterangan dari Raziq bin Hayyan ad- Damasyqi (ia berada di perbatasan Mesir), bahwa Umar bin Abdul Aziz (Khalifah Bani Umayyah) pernah menulis surat kepadanya, sebagai berikut, Siapa saja kafir Dzimmi yang melewatimu, pungutlah dari harta mereka yang digunakan untuk berdagang, yaitu setiap 10 Dinar dipungut 1 Dinar. Dan jika kurang dari 10 Dinar maka hitunglah sampai genap 10 Dinar, apabila kurang dari 3 Dinar maka jangan di pungut sedikitpun. Umar bin Khaththab dan para Khalifah sesudahnya memungut usyur dari perdagangan yang melewati perbatasan Negara, yaitu 村 usyur dari pedagang kaum Muslim, 遜 usyur dari pedagang kafir Dzimmi, dan usyur dari pedagang penduduk darul harbi.
  • 34. Belanja Daulah Mamluk 1. Pembangunan Infrastruktur 2. Penggajian Pejabat Negara 3. Pertahanan Kemanan 4. Pelayanan Masyarakat
  • 35. Peredaran Mata Uang Mata Uang yang beredar di tengah masyarakat pada masa Daulah Mamluk adalah Fulus (tembaga) mendampingi Dinar (emas) dan Dirham (Perak) Mata Uang Fulus dicetak dengan tujuan untuk transaksi- transaksi kecil. Kurs Dinar, Dirham, dan Fulus 48 Fulus untuk setiap 1 Dirham 12 Dirham ekivalen dengan 1 Dinar.
  • 36. Masa Kemunduran Daulah Mamluk Turunnya Pendapatan dari sektor Perdagangan. Sejak ditemukannya Tanjung Harapan oleh Pelaut Eropa, jalur perdagangan poros Mesir berpindah ke Tanjung Harapan, Afrika Selatan. Akibatnya pendapatan dari sektor Perdagangan dan Usyur mengalami penurunan secara drastis. Inilah yang memicu dificit anggaran daulah Mamluk
  • 37. Tanjung Harapan (Cape of Good Hope) adalah sebuah tanjung bebatuan yang terletak di pantai yang menghadap Samudera Atlantik di Afrika Selatan
  • 38. Masa Kemunduran Daulah Mamluk Kesalahan kebijakan Fiskal dan Moneter, sehingga menimbulkan Inflasi hingga 100% Pemerintah Mamluk tergoda mendapat keuntungan besar dari pencetakan mata uang Fulus (tembaga), sehingga Fulus dicetak dalam skala yang lebih luas. Akibatnya kurs Fulus tehadap dirham mengalami peningkatan dari 48 fulus per dirham, menjadi 24 Fulus per dirham. Akibat berikutnya berbagai komoditas mengalami peningkatan harga. Al Maqrizi menuliskan, barang yang semula berharga 遜 dirham, naik menjadi 1 dirham.
  • 39. Masa Kemunduran Daulah Mamluk Turunnya Pendapatan dari Sektor Pertanian akibat terjadinya kemarau Panjang. Akibatnya, Sebagaian besar petani gagal panen dan perdagangan hasil pertanian menurun, Kondisi ini semakin memukul pendapatan pemerintah.
  • 40. Masa Kemunduran Daulah Mamluk Defisit anggaran yang terjadi, disikapi pemerintah mamluk dengan kebijakan fiskal yang kurang tepat, yakni menaikkan pajak. Kebijakan ini mendorong laju inflasi semakin tinggi, sehingga beban hidup rakyat semakin berat. Trust rakyat kepada Pemerintahan Daulah Mamluk menurun bahkan melahirkan misi perubahan (revolusi)
  • 41. Datangnya Dinasti Utsmaniyah Satu sisi, buruknya layanan pemerintah mamluk dirasakan masyarakat, di sisi yang lain dinasti Utsmaniyah yang pada waktu itu menjadi salah satu kesultanan di daerah Turki tampak wibawa dan kuat. Kondisi inilah semakin menguatkan misi perubahan (revolusi), pembelaan rakyat kepada pemerintah sangat rendah, sehingga Dinasti Mamluk kalah melawan pasukan Usmani dalam pertempuran menentukan di luar kota Kairo 1517M. Daulah Mamluk jatuh dan digantikan oleh Dinasti Utsmaniyah yang berpusat di Turki.
  • 42. Peninggalan Daulah mamlukiyah Salah satu peninggalan Dinasti Mamluk, Benteng Qaitbey di Alexandria. Foto by Muassis
  • 44. Masjid yang dahulunya merangkap sebagai bangunan madrasah itu adalah masjid yang paling megah, besar dan Tinggi di Mesir. Masjid ini adalah salah satu karya agung yang pernah dibuat oleh para arsitek dari Kesultanan Mamluk Masjid itu dibangun atas perintah dari Sultan Hassan bin Al-Nasir Muhammad bin Qalawun pada 1356 M.
  • 47. Pertanyaan 1. Mas Agung, apakah Islam sudah menguasai lagi sisi pilitik dan ekonomi.

Editor's Notes

  • #8: Masa khilafah Abbasiyah disebut-sebut sebagai masa keemasan Islam. Karena pada masa ini kemajuan dalam berbagai bidang sangat pesat. Namun jatuhnya kota Baghdad pada tahun 1258 M ke tangan bangsa Mongol bukan saja mengakhiri khilafah Abbasiyah di sana, tetapi juga merupakan awal dari masa kemunduran politik dan peradaban Islam, karena Baghdad sebagai pusat kebudayaan dan peradaban Islam yang sangat kaya dengan khazanah ilmu pengetahuan itu ikut lenyap dibumihanguskan Mongol yang dipimpin Hulagu Khan.
  • #10: Penyerangan ke wilayah Islam dimulai melalui daerah Khawarizmi pada tahun 606 H/1209 M. Daerah yang menjadi tujuan utama mereka adalah Turki, Ferghana dan Samarkand, karena daerah ini yang berdekatan dan yang berkasus dengan mereka. faktor politik yang memicu bangsa Mongol melakukan penyerangan ke wilayah Islam adalah pertama, karena Sultan Alauddin Muhammad Khawarizmi Syah memasukkan daerah suku Qarahatun ke dalam kekuasaannya pada tahun 1210 M., sehingga wilayahnya langsung berbatasan dengan wilayah kerajaan Jenghis Khan. Kedua, pembataian pedagang Mongol disebabkan karena tiga orang Islam saudagar besar bersama rombongan-nya dibunuh dan dirampas barang dagangannya oleh orang-orang Mongol di Ibu Kota Qoraqarun. Oleh sebab itu, amir Ghayun Khan diperintahkan oleh Sultan Alauddin agar membunuh 150 orang pedagang Mongol yang ada di Utrar
  • #11: Penaklukkan Bukhara disebutkan oleh Jenghis Khan sebagai bencana dari Tuhan yang dikirimkan sebagai hukuman atas orang-orang yang berdosa. Di Bukhara, sangat terkenal karena penduduknya yang taat dan ber-pengetahuan. Orang-orang Mongol menempatkan kuda mereka di sekeliling masjid yang suci dan menyobek-nyobek al-Quran untuk dibuang di tempat sampah, penduduk yang tidak dibantai diambil sebagai tawanan.
  • #12: Kitbugha (seorang Nasrani) adalah panglima perang yang ditunjuk oleh istri Hulagu Khan, yaitu Dokuz Khatun yang beragama Nasrani. Lihat Muhammad Masyhur Amin, 179.