ºÝºÝߣ

ºÝºÝߣShare a Scribd company logo
SuryaniJati/tgsDTA/2 Page 1
Permasalahan : Bagaimana seharusnya follow up dari dauroh recruitment ?
Penyelesaian :
Secara umum yang seharusnya dilakukan dengan kelanjutan dari daurah
recruitmen yaitu menghimpun mereka yang telah terekrt agar mengikuti kegiatan
rutin yang bisa disebut pengkaderan. Karena berangkat dari pengertian awal daurah
dimana kegiatan yang dilakukan ini digunakan sebagai sarana awal untuk
memperkenalkan kepada banyak orang tentang nilai-nilai Islam.
Sebenarnya bisa dikatakan sudah cukup bagus mengenai follow up/
pengkaderan yang selama ini telah dilakukan ( yang berupa garis pengkaderan
formal, melalui pelatihan, kajian, up grading dsb). Karena tujuan besar dari berbagai
sarana-sarana formal ini lebih menekankan pada pemahaman-penambahan tsaqofah
serta skill tertentu, hal ini belum menjamin pembentukan kader yang militant. Jika
pembentukan kader berkualitas hnya menggantungkan pada dauroh dan follow up
yang begitu-begitu saja masih sangat jauh untuk membentuk karakter kader itu
sendiri. Penilaian pemahaman juga tidak seutuhnya bisa difollow up lewat sarana-
sarana formal ini. Sehingga dalam pembentukan kader, para pengkader yang
terdekatlah yang memiliki peran penting untuk mengawal dan membimbing kader-
kadernya. Misal di fakultas, maka pengkader yang di tingkat fakultas yang memiliki
peran penting dalam mengkader kader-kader yang ada dalam fakultas tersebut.
Pengawalan kader ini mencakup memastikan langsung setiap kader tuntas mengikuti
alur pengkaderan, memback up / mendukung kade untuk memenuhi targetan dari
tiap alur pengkaderan, memonitoring kesehatan kader di forum liqo nya dan menilai
pemahaman kader dari daurah-daurah yang diikuti.
SuryaniJati/tgsDTA/2 Page 2
Fokus dari membimbing dalam proses mengkader mencakup tiga aspek (
mengajari, mengikutsertakan, mengarahkan), yang tujuan akhirnya yaitu memastikan
bahwa seorang kader memiliki kapasitas dan kapabilitas yang baik dalam mengemban
amanah. Mengajari segala hal tentang proses dakwah kampus, atau jika spesifik
pada keterampilan atau kemampuan tertentu. Pada saat proses pengajaran ini,
seorang pengkader membersamai kader tersebut, mencoba menuntun tiap langkah
yang harus dijalan. Kemudian mengikutsertakan kader ke aktivitas/kegiatan yang
secara langsung meng-upgrade kapabilitas kader tersebut, mereka merasakan
langsung kondisi lapangan yang kelak juga akan dijalani. Terakhir dalam proses
pembimbingan adalah memberikan arahan. Ketika kader sudah melalui dua proses
sebelumnya, seorang pengkader tinggal memberikan arahan dan melihat kader yang
dibimbing mengeksekusi arahan yang telah diberikan.
Peran pengkader bukan hanya sebagai panitia dauroh, atau hanya sebagai
dauroh organizer namun lebih menjadikan proses pengkaderan berlangsung baik
dengan pengawalan dan pembimbingan kader. Dan yang tak kalah penting, teladan
dari para pengkader itu sendiri.

More Related Content

Dauroh rekrutmen

  • 1. SuryaniJati/tgsDTA/2 Page 1 Permasalahan : Bagaimana seharusnya follow up dari dauroh recruitment ? Penyelesaian : Secara umum yang seharusnya dilakukan dengan kelanjutan dari daurah recruitmen yaitu menghimpun mereka yang telah terekrt agar mengikuti kegiatan rutin yang bisa disebut pengkaderan. Karena berangkat dari pengertian awal daurah dimana kegiatan yang dilakukan ini digunakan sebagai sarana awal untuk memperkenalkan kepada banyak orang tentang nilai-nilai Islam. Sebenarnya bisa dikatakan sudah cukup bagus mengenai follow up/ pengkaderan yang selama ini telah dilakukan ( yang berupa garis pengkaderan formal, melalui pelatihan, kajian, up grading dsb). Karena tujuan besar dari berbagai sarana-sarana formal ini lebih menekankan pada pemahaman-penambahan tsaqofah serta skill tertentu, hal ini belum menjamin pembentukan kader yang militant. Jika pembentukan kader berkualitas hnya menggantungkan pada dauroh dan follow up yang begitu-begitu saja masih sangat jauh untuk membentuk karakter kader itu sendiri. Penilaian pemahaman juga tidak seutuhnya bisa difollow up lewat sarana- sarana formal ini. Sehingga dalam pembentukan kader, para pengkader yang terdekatlah yang memiliki peran penting untuk mengawal dan membimbing kader- kadernya. Misal di fakultas, maka pengkader yang di tingkat fakultas yang memiliki peran penting dalam mengkader kader-kader yang ada dalam fakultas tersebut. Pengawalan kader ini mencakup memastikan langsung setiap kader tuntas mengikuti alur pengkaderan, memback up / mendukung kade untuk memenuhi targetan dari tiap alur pengkaderan, memonitoring kesehatan kader di forum liqo nya dan menilai pemahaman kader dari daurah-daurah yang diikuti.
  • 2. SuryaniJati/tgsDTA/2 Page 2 Fokus dari membimbing dalam proses mengkader mencakup tiga aspek ( mengajari, mengikutsertakan, mengarahkan), yang tujuan akhirnya yaitu memastikan bahwa seorang kader memiliki kapasitas dan kapabilitas yang baik dalam mengemban amanah. Mengajari segala hal tentang proses dakwah kampus, atau jika spesifik pada keterampilan atau kemampuan tertentu. Pada saat proses pengajaran ini, seorang pengkader membersamai kader tersebut, mencoba menuntun tiap langkah yang harus dijalan. Kemudian mengikutsertakan kader ke aktivitas/kegiatan yang secara langsung meng-upgrade kapabilitas kader tersebut, mereka merasakan langsung kondisi lapangan yang kelak juga akan dijalani. Terakhir dalam proses pembimbingan adalah memberikan arahan. Ketika kader sudah melalui dua proses sebelumnya, seorang pengkader tinggal memberikan arahan dan melihat kader yang dibimbing mengeksekusi arahan yang telah diberikan. Peran pengkader bukan hanya sebagai panitia dauroh, atau hanya sebagai dauroh organizer namun lebih menjadikan proses pengkaderan berlangsung baik dengan pengawalan dan pembimbingan kader. Dan yang tak kalah penting, teladan dari para pengkader itu sendiri.