際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
Definisi, Etiologi dan Faktor Resiko ASMA
Definisi
Asma merupakan penyakit gangguan inflamasi
kronis saluran pernapasan yang dihubungkan
dengan hiperresponsif, keterbatasan aliran udara
yang reversible dan gejala pernapasan.
(Bambang Sigit Riyanto, 2009)
Inflamasi kronik menyebabkan peningkatan
hiperesponsif jalan napas yang menimbulkan
gejala episodik berulang berupa mengi, sesak
napas, dada terasa berat dan batuk-batuk
terutama malam dan atau dini hari. (PDPI, 2003)
ETIOLOGI
Melibatkan beberapa faktor :
 Autonom,
 Imunologis,
 Infeksi,
 Endokrin
 dan psikologis
ETIOLOGI
AUTONOM
 Aktivitas bronkokontriktor neural diperantarai
oleh bagian kolinergik sistem saraf otonom.
Ujung sensoris vagus pada epitel jalan nafas,
disebut reseptor batuk atau iritan, tergantung
pada lokasinya, mencetuskan refleks arkus
cabang aferen, yang pada ujung cabang
eferen merangsang kontraksi otot polos
bronkus (Sundaru, 2006).
 Neurotransmisi peptida intestinal vasoaktif
(PIV) memulai relaksasi otot polos bronkus.
(Sundaru, 2006)
ETIOLOGI
 IMUNOLOGI
 Terjadi stlah pemaparan terhadap faktor
lingkungan.
 Kadar IgE total maupun spesifik penderita 
terhadap antigen yang terlibat.
 Paling sering ditemukan pada usia 2 tahun
pertama juga orang dewasa (asma yang
timbul lambat) asma intrinsik (Sundaru,
2006)
ETIOLOGI
 FAKTOR ENDOKRIN
 Asma lebih buruk dlm hubungannya dgn
kehamilan, menstruasi /saat wanita menopause.
 asma membaik pada beberapa anak saat
pubertas, hal ini dikaitkan dengan hormonal.
 FAKTOR PSIKOLOGIS
 Faktor psikologis emosi  gejala-gejala asma
pada bbrp anak & dewasa yg menderita
penyakit asma (Sundaru, 2006)
FAKTOR RESIKO
FAKTOR RESIKO
REFERENSI
 Riyanto, B dkk. 2009. Asma. In:Sudoyo, A.W.,
Setiyohadi, B., Alwi, I., Simadibrata, M., Set iati,
S., Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi V.
Jakarta: Interna Publishing Pusat Penerbitan Ilmu
Penyakit Dalam
 PDPI. 2003. Asma Pedoman dan
Penatalaksanaan di Indonesia.
 Sundaru, H, dan Sukanto, 2006. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. ( Edisi 4 ) . Jakarta : Departemen
Ilmu Penyakit Dalam.

More Related Content

Definisi, Etiologi dan Faktor Resiko ASMA

  • 2. Definisi Asma merupakan penyakit gangguan inflamasi kronis saluran pernapasan yang dihubungkan dengan hiperresponsif, keterbatasan aliran udara yang reversible dan gejala pernapasan. (Bambang Sigit Riyanto, 2009) Inflamasi kronik menyebabkan peningkatan hiperesponsif jalan napas yang menimbulkan gejala episodik berulang berupa mengi, sesak napas, dada terasa berat dan batuk-batuk terutama malam dan atau dini hari. (PDPI, 2003)
  • 3. ETIOLOGI Melibatkan beberapa faktor : Autonom, Imunologis, Infeksi, Endokrin dan psikologis
  • 4. ETIOLOGI AUTONOM Aktivitas bronkokontriktor neural diperantarai oleh bagian kolinergik sistem saraf otonom. Ujung sensoris vagus pada epitel jalan nafas, disebut reseptor batuk atau iritan, tergantung pada lokasinya, mencetuskan refleks arkus cabang aferen, yang pada ujung cabang eferen merangsang kontraksi otot polos bronkus (Sundaru, 2006). Neurotransmisi peptida intestinal vasoaktif (PIV) memulai relaksasi otot polos bronkus. (Sundaru, 2006)
  • 5. ETIOLOGI IMUNOLOGI Terjadi stlah pemaparan terhadap faktor lingkungan. Kadar IgE total maupun spesifik penderita terhadap antigen yang terlibat. Paling sering ditemukan pada usia 2 tahun pertama juga orang dewasa (asma yang timbul lambat) asma intrinsik (Sundaru, 2006)
  • 6. ETIOLOGI FAKTOR ENDOKRIN Asma lebih buruk dlm hubungannya dgn kehamilan, menstruasi /saat wanita menopause. asma membaik pada beberapa anak saat pubertas, hal ini dikaitkan dengan hormonal. FAKTOR PSIKOLOGIS Faktor psikologis emosi gejala-gejala asma pada bbrp anak & dewasa yg menderita penyakit asma (Sundaru, 2006)
  • 9. REFERENSI Riyanto, B dkk. 2009. Asma. In:Sudoyo, A.W., Setiyohadi, B., Alwi, I., Simadibrata, M., Set iati, S., Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi V. Jakarta: Interna Publishing Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam PDPI. 2003. Asma Pedoman dan Penatalaksanaan di Indonesia. Sundaru, H, dan Sukanto, 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. ( Edisi 4 ) . Jakarta : Departemen Ilmu Penyakit Dalam.