2. Definisi
Asma merupakan penyakit gangguan inflamasi
kronis saluran pernapasan yang dihubungkan
dengan hiperresponsif, keterbatasan aliran udara
yang reversible dan gejala pernapasan.
(Bambang Sigit Riyanto, 2009)
Inflamasi kronik menyebabkan peningkatan
hiperesponsif jalan napas yang menimbulkan
gejala episodik berulang berupa mengi, sesak
napas, dada terasa berat dan batuk-batuk
terutama malam dan atau dini hari. (PDPI, 2003)
4. ETIOLOGI
AUTONOM
Aktivitas bronkokontriktor neural diperantarai
oleh bagian kolinergik sistem saraf otonom.
Ujung sensoris vagus pada epitel jalan nafas,
disebut reseptor batuk atau iritan, tergantung
pada lokasinya, mencetuskan refleks arkus
cabang aferen, yang pada ujung cabang
eferen merangsang kontraksi otot polos
bronkus (Sundaru, 2006).
Neurotransmisi peptida intestinal vasoaktif
(PIV) memulai relaksasi otot polos bronkus.
(Sundaru, 2006)
5. ETIOLOGI
IMUNOLOGI
Terjadi stlah pemaparan terhadap faktor
lingkungan.
Kadar IgE total maupun spesifik penderita
terhadap antigen yang terlibat.
Paling sering ditemukan pada usia 2 tahun
pertama juga orang dewasa (asma yang
timbul lambat) asma intrinsik (Sundaru,
2006)
6. ETIOLOGI
FAKTOR ENDOKRIN
Asma lebih buruk dlm hubungannya dgn
kehamilan, menstruasi /saat wanita menopause.
asma membaik pada beberapa anak saat
pubertas, hal ini dikaitkan dengan hormonal.
FAKTOR PSIKOLOGIS
Faktor psikologis emosi gejala-gejala asma
pada bbrp anak & dewasa yg menderita
penyakit asma (Sundaru, 2006)
9. REFERENSI
Riyanto, B dkk. 2009. Asma. In:Sudoyo, A.W.,
Setiyohadi, B., Alwi, I., Simadibrata, M., Set iati,
S., Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi V.
Jakarta: Interna Publishing Pusat Penerbitan Ilmu
Penyakit Dalam
PDPI. 2003. Asma Pedoman dan
Penatalaksanaan di Indonesia.
Sundaru, H, dan Sukanto, 2006. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. ( Edisi 4 ) . Jakarta : Departemen
Ilmu Penyakit Dalam.