ºÝºÝߣ

ºÝºÝߣShare a Scribd company logo
Delayed Treatment of Traumatized
Primary Teeth with Distinct Pulp
Response: Follow-Up until Permanent
Successors Eruption
Nabilah Kusuma Wardhani | 190160100011019
Pembimbing 1: drg. Edina Hartami, Sp. KGA
Pembimbing 2: Dr. drg. M. Chair Effendi, SU, Sp. KGA
1
JOURNAL READING IKGA 20 MEI 2020
2
JOURNAL READING IKGA 20 MEI 2020
TRAUMA GIGI SULUNG
Traumatic dental injury: kerusakan mengenai jaringan
keras gigi atau periodontal secara mekanis.
Penyebab utama trauma pada gigi sulung, dilaporkan
adalah terjatuh (31,7 – 64,2%) dan terbentur (20%).
Macam: Fraktur gigi, avulsi, Konkusi, Subluksasi,
Luksasi ekstrusif, Luksasi lateral, Luksasi intrusif.
3
KLASIFIKASI TRAUMA: menurut
ellis dan davey
Kelas I : Fraktur Enamel
Kelas II : Fraktur hingga Dentin
Kelas III : Fraktur hingga Pulpa
Kelas IV : Fraktur hingga gigi nonvital
Kelas V : Kehilangan gigi
Kelas VI : Fraktur Akar
Kelas VII : Perubahan posisi gigi
Kelas VIII : Fraktur mahkota seluruhnya
Kelas IX : Fraktur gigi sulung
4
PERAWATAN
TRAUMA GIGI SULUNG
Sebaiknya segera dilakukan, menghindari:
1. Resiko rasa sakit
2. Nekrosis pulpa
3. Kehilangan gigi
Perlu dilakukan anamnesis untuk memastikan apakah terdapat
trauma yang serius.
5
PERAWATAN
TRAUMA GIGI SULUNG
Anamnesis
Pemeriksaan ekstraoral
Palpasi, Pemeriksaan head and neck, pembengkakan, perdarahan,
simetris/asimetris, perubahan warna
Pemeriksaan intraoral
Perubahan posisi gigi, pembengkakan intraoral, tes vitalitas, tes perkusi
Pemeriksaan penunjang: radiologi
6
PERAWATAN
TRAUMA GIGI SULUNG
1. Fraktur enamel dentin pada anak yang tidak kooperatif:
membersihkan daerah yang tajam. Kooperatif: tumpat
dengan GIC
2. Fraktur enamel dentin pulpa, mahkota lengkap: Ekstraksi
Bila kooperatif lagi, bisa dilakukan PSA dan penambalan
3. Fraktur mahkota akar, fraktur akar: Ekstraksi
7
Seorang anak laki-laki berusia 4 tahun
yang sehat datang bersama ibunya ke
Klinik Pediatrik dari Bauru Dental School,
Universitas Sao Paulo (Brazil). Keluhan
utama gangguan estetika dari gigi insisif
sentral sulung rahang atas.
8
JOURNAL READING IKGA 20 MEI 2020
DESKRIPSI KASUS
3 Bulan
yang lalu
9
mengalami trauma gigi
Klinik gigi
emergensi
RIWAYAT KASUS
1. Tidak ada intervensi yang dilakukan karena perilaku anak yang tidak
kooperatif.
2. Dokter gigi pada saat itu menjelaskan bahwa tidak ada perawatan yang
dibutuhkan karena gigi akan segera tanggal.
3. Orang tua tidak dianjurkan untuk mencari perawatan gigi yang
terspesialisasi.
10
PEMERIKSAAN INTRAORAL
tidak ada
lesi karies
fraktur enamel-dentin-pulpa
dengan polip pulpa di gigi 51
fraktur mahkota-akar dengan
keterlibatan pulpa di gigi 61
fistula diamati di daerah
apikal akar gigi 61
11
PEMERIKSAAN RADIOGRAFI
lesi periapikal dengan kerusakan
folikel dental pada gigi 21
perbedaan tinggi antara
benih gigi permanen
tidak menunjukkan perubahan
periapikal di gigi 51 dan 61
Gambaran radiografi periapikal
setelah pulpotomi gigi 51 dan
ekstraksi dari gigi 61.
1. Ekstraksi Gigi 61
2. Perawatan endodontik untuk polip
pulpa pada gigi 51
Pulpotomi koronal untuk gigi 51 dan pengisian
ruang pulpa oleh MTA (mineral trioksida
agregat) (Angelus®, Londrina, PR, Brazil),
diikuti oleh basis/liner menggunakan semen
kalsium hidroksida (calcium hydroxide cement)
dan restorasi resin komposit
12
JOURNAL READING IKGA 20 MEI 2020
PERAWATAN
13
JOURNAL READING IKGA 20 MEI 2020
PERAWATAN
Follow-up
H+1 bulan,
H+3 bulan dan
setiap 6 bulan
Tidak terdapat
perubahan
kondisi klinis
dan radiografi
H+1 bulan: Oral hygiene baik, perangkat prostetik akrilik pada palatal
dengan gigi insisif sentral sulung artifisial di regio gigi 61 untuk tujuan
estetika dipersiapkan.
14
PADA 3 TAHUN FOLLOW-UP…
Gigi 11 dan 21 menunjukkan hipokalsifikasi
Gigi 11 menunjukkan perubahan posisi
Gigi 16 dan 36 menunjukkan hipokalsifikasi
(Pasien berusia 7 tahun)
Gigi permanen: 11,21,31,41, 16,26,36,46
Intensitas trauma lebih tinggi di
gigi 61, menunjukkan tidak ada
penyembuhan pulpa
15
JOURNAL READING IKGA 20 MEI 2020
DISKUSI
Fraktur enamel dan
dentin muncul di area
palatal gigi.
Pulpa terekspos perubahan termal dan mastikasi
selama 3 bulan tanpa ada keluhan gigi sensitif
dan sakit
Pulpa resisten terhadap nekrosis,
namun menunjukkan polip pulpa
16
JOURNAL READING IKGA 20 MEI 2020
DISKUSI
Penelitian sebelumnya
menunjukkan bahwa
perawatan yang tertunda
tidak berhubungan
dengan adanya polip
pulpa
Polip pulpa muncul di
palatal, dianggap karena
perawatan yang tertuda
Perawatan untuk
polip pulpa adalah
pulpotomi servikal
--dengan bahan
MTA
--dilakukan
amputasi pulpa
koronal
17
JOURNAL READING IKGA 20 MEI 2020
Hasilnya, dalam teori tidak ada perubahan
dalam:
1. Warna
2. Mineralisasi,
3. Struktur atau posisi,
4. Waktu erupsi
Namun, dalam kasus ini, gigi permanen
pengganti gigi sulung dengan pulpotomi
menunjukkan perubahan pada mineralisasi
dan posisi.
18
HIPOKALSIFIKASI/ HIPOMINERALISASI
Adalah gangguan pada mineralisasi atau
kalsifikasi enamel.
Hipomineralisasi terjadi pada 16 dan 36.
Hipomineralisasi gigi insisif dapat diduga menjadi
bagian dari hipomineralisasi gigi insisif molar/
molar incisor hypomineralization (MIH).
19
Dokter gigi harus menentukan
diagnosis dan perawatan secara
cepat  waktu mempengaruhi
prognosis kasus.
Pada laporan kasus ini, pasien tidak
menerima perawatan segera yang
ideal setelah mengalami trauma, hal
ini mengakibatkan luka periapikal
dari gigi insisif sulung kiri.
DISKUSI
20
DISKUSI
Nekrosis pulpa, kerusakan dental folikel dari gigi permanen 
menghambat perkembangan gigi permanen.
Hal ini mempengaruhi adanya hipomineralisasi enamel dari gigi 21.
Sebagai tambahan, derajat komplikasi dari gigi permanen penggantinya
utamanya tergantung pada tahap perkembangan gigi permanen dan
intensitas dari trauma.
21
Penelitian sebelumnya menunjukkan 53% dari gigi permanen
pengganti terpengaruh karena trauma pada gigi sulung pada
anak usia 3 dan 4 tahun.
Maka dari itu, tipe trauma dan intensitas trauma yang tinggi bisa menjadi
alasan dari hipomineralisasi dari gigi 21 pada kasus saat ini.
DISKUSI
22
Menurut tipe trauma dan intensitas trauma,
keterlibatan respon pulpa dapat ditemukan di
pasien yang sama. Perawatan yang terlambat
mempengaruhi kondisi pulpa, perawatan yang
tepat dari trauma gigi sulung juga masih
memungkinkan berdampak pada gigi permanen
penggantinya.
KESIMPULAN

More Related Content

Delayed Treatment of Traumatized Primary Teeth with Distinct Pulp Response: Follow-Up until Permanent Successors Eruption - Journal Reading

  • 1. Delayed Treatment of Traumatized Primary Teeth with Distinct Pulp Response: Follow-Up until Permanent Successors Eruption Nabilah Kusuma Wardhani | 190160100011019 Pembimbing 1: drg. Edina Hartami, Sp. KGA Pembimbing 2: Dr. drg. M. Chair Effendi, SU, Sp. KGA 1 JOURNAL READING IKGA 20 MEI 2020
  • 3. TRAUMA GIGI SULUNG Traumatic dental injury: kerusakan mengenai jaringan keras gigi atau periodontal secara mekanis. Penyebab utama trauma pada gigi sulung, dilaporkan adalah terjatuh (31,7 – 64,2%) dan terbentur (20%). Macam: Fraktur gigi, avulsi, Konkusi, Subluksasi, Luksasi ekstrusif, Luksasi lateral, Luksasi intrusif. 3
  • 4. KLASIFIKASI TRAUMA: menurut ellis dan davey Kelas I : Fraktur Enamel Kelas II : Fraktur hingga Dentin Kelas III : Fraktur hingga Pulpa Kelas IV : Fraktur hingga gigi nonvital Kelas V : Kehilangan gigi Kelas VI : Fraktur Akar Kelas VII : Perubahan posisi gigi Kelas VIII : Fraktur mahkota seluruhnya Kelas IX : Fraktur gigi sulung 4
  • 5. PERAWATAN TRAUMA GIGI SULUNG Sebaiknya segera dilakukan, menghindari: 1. Resiko rasa sakit 2. Nekrosis pulpa 3. Kehilangan gigi Perlu dilakukan anamnesis untuk memastikan apakah terdapat trauma yang serius. 5
  • 6. PERAWATAN TRAUMA GIGI SULUNG Anamnesis Pemeriksaan ekstraoral Palpasi, Pemeriksaan head and neck, pembengkakan, perdarahan, simetris/asimetris, perubahan warna Pemeriksaan intraoral Perubahan posisi gigi, pembengkakan intraoral, tes vitalitas, tes perkusi Pemeriksaan penunjang: radiologi 6
  • 7. PERAWATAN TRAUMA GIGI SULUNG 1. Fraktur enamel dentin pada anak yang tidak kooperatif: membersihkan daerah yang tajam. Kooperatif: tumpat dengan GIC 2. Fraktur enamel dentin pulpa, mahkota lengkap: Ekstraksi Bila kooperatif lagi, bisa dilakukan PSA dan penambalan 3. Fraktur mahkota akar, fraktur akar: Ekstraksi 7
  • 8. Seorang anak laki-laki berusia 4 tahun yang sehat datang bersama ibunya ke Klinik Pediatrik dari Bauru Dental School, Universitas Sao Paulo (Brazil). Keluhan utama gangguan estetika dari gigi insisif sentral sulung rahang atas. 8 JOURNAL READING IKGA 20 MEI 2020 DESKRIPSI KASUS
  • 9. 3 Bulan yang lalu 9 mengalami trauma gigi Klinik gigi emergensi RIWAYAT KASUS 1. Tidak ada intervensi yang dilakukan karena perilaku anak yang tidak kooperatif. 2. Dokter gigi pada saat itu menjelaskan bahwa tidak ada perawatan yang dibutuhkan karena gigi akan segera tanggal. 3. Orang tua tidak dianjurkan untuk mencari perawatan gigi yang terspesialisasi.
  • 10. 10 PEMERIKSAAN INTRAORAL tidak ada lesi karies fraktur enamel-dentin-pulpa dengan polip pulpa di gigi 51 fraktur mahkota-akar dengan keterlibatan pulpa di gigi 61 fistula diamati di daerah apikal akar gigi 61
  • 11. 11 PEMERIKSAAN RADIOGRAFI lesi periapikal dengan kerusakan folikel dental pada gigi 21 perbedaan tinggi antara benih gigi permanen tidak menunjukkan perubahan periapikal di gigi 51 dan 61 Gambaran radiografi periapikal setelah pulpotomi gigi 51 dan ekstraksi dari gigi 61.
  • 12. 1. Ekstraksi Gigi 61 2. Perawatan endodontik untuk polip pulpa pada gigi 51 Pulpotomi koronal untuk gigi 51 dan pengisian ruang pulpa oleh MTA (mineral trioksida agregat) (Angelus®, Londrina, PR, Brazil), diikuti oleh basis/liner menggunakan semen kalsium hidroksida (calcium hydroxide cement) dan restorasi resin komposit 12 JOURNAL READING IKGA 20 MEI 2020 PERAWATAN
  • 13. 13 JOURNAL READING IKGA 20 MEI 2020 PERAWATAN Follow-up H+1 bulan, H+3 bulan dan setiap 6 bulan Tidak terdapat perubahan kondisi klinis dan radiografi H+1 bulan: Oral hygiene baik, perangkat prostetik akrilik pada palatal dengan gigi insisif sentral sulung artifisial di regio gigi 61 untuk tujuan estetika dipersiapkan.
  • 14. 14 PADA 3 TAHUN FOLLOW-UP… Gigi 11 dan 21 menunjukkan hipokalsifikasi Gigi 11 menunjukkan perubahan posisi Gigi 16 dan 36 menunjukkan hipokalsifikasi (Pasien berusia 7 tahun) Gigi permanen: 11,21,31,41, 16,26,36,46
  • 15. Intensitas trauma lebih tinggi di gigi 61, menunjukkan tidak ada penyembuhan pulpa 15 JOURNAL READING IKGA 20 MEI 2020 DISKUSI Fraktur enamel dan dentin muncul di area palatal gigi. Pulpa terekspos perubahan termal dan mastikasi selama 3 bulan tanpa ada keluhan gigi sensitif dan sakit Pulpa resisten terhadap nekrosis, namun menunjukkan polip pulpa
  • 16. 16 JOURNAL READING IKGA 20 MEI 2020 DISKUSI Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa perawatan yang tertunda tidak berhubungan dengan adanya polip pulpa Polip pulpa muncul di palatal, dianggap karena perawatan yang tertuda Perawatan untuk polip pulpa adalah pulpotomi servikal --dengan bahan MTA --dilakukan amputasi pulpa koronal
  • 17. 17 JOURNAL READING IKGA 20 MEI 2020 Hasilnya, dalam teori tidak ada perubahan dalam: 1. Warna 2. Mineralisasi, 3. Struktur atau posisi, 4. Waktu erupsi Namun, dalam kasus ini, gigi permanen pengganti gigi sulung dengan pulpotomi menunjukkan perubahan pada mineralisasi dan posisi.
  • 18. 18 HIPOKALSIFIKASI/ HIPOMINERALISASI Adalah gangguan pada mineralisasi atau kalsifikasi enamel. Hipomineralisasi terjadi pada 16 dan 36. Hipomineralisasi gigi insisif dapat diduga menjadi bagian dari hipomineralisasi gigi insisif molar/ molar incisor hypomineralization (MIH).
  • 19. 19 Dokter gigi harus menentukan diagnosis dan perawatan secara cepat  waktu mempengaruhi prognosis kasus. Pada laporan kasus ini, pasien tidak menerima perawatan segera yang ideal setelah mengalami trauma, hal ini mengakibatkan luka periapikal dari gigi insisif sulung kiri. DISKUSI
  • 20. 20 DISKUSI Nekrosis pulpa, kerusakan dental folikel dari gigi permanen  menghambat perkembangan gigi permanen. Hal ini mempengaruhi adanya hipomineralisasi enamel dari gigi 21. Sebagai tambahan, derajat komplikasi dari gigi permanen penggantinya utamanya tergantung pada tahap perkembangan gigi permanen dan intensitas dari trauma.
  • 21. 21 Penelitian sebelumnya menunjukkan 53% dari gigi permanen pengganti terpengaruh karena trauma pada gigi sulung pada anak usia 3 dan 4 tahun. Maka dari itu, tipe trauma dan intensitas trauma yang tinggi bisa menjadi alasan dari hipomineralisasi dari gigi 21 pada kasus saat ini. DISKUSI
  • 22. 22 Menurut tipe trauma dan intensitas trauma, keterlibatan respon pulpa dapat ditemukan di pasien yang sama. Perawatan yang terlambat mempengaruhi kondisi pulpa, perawatan yang tepat dari trauma gigi sulung juga masih memungkinkan berdampak pada gigi permanen penggantinya. KESIMPULAN