際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
DEMOKRASI TERPIMPIN 
1959 - 1966 
Era Orde Lama 
DEMOKRASI TERPIMPIN (1959-1966)
DEMOKRASI TERPIMPIN 1959-1956 
Ketatanegaraan 
Konstitusi : 
UUD 1945 
Sistem Pemerintahan : 
PRESIDENSIAL 
Bentuk Negara : 
KESATUAN 
Bentuk Pemerintahan : 
REPUBLIK 
Sistem Politik : 
DEMOKRASI TERPIMPIN
DEMOKRASI TERPIMPIN 1959-1956 
Adalah sebuah tatanan Negara dimana segala 
peraturan pemerintahan dikuasai oleh 
Presiden yaitu Soekarno
DEMOKRASI TERPIMPIN 1959-1956 
LATAR BELAKANG 
1. Munculnya banyak gerakan di daerah 
menuntut Integritas Nasional 
2. Kabinet Konstituante yang sering berganti 
menyebabkan pelaksanaan pemerintahan 
tidak stabil. 
3. Konstituante gagal menyusun UUD 
pengganti UUDS 1950
DEMOKRASI TERPIMPIN 1959-1956 
Konsep sistem Demokrasi Terpimpin pertama kali diumumkan 
oleh Presiden Soekarno dalam pembukaan sidang konstituante pada 
tanggal 10 November 1956. Pada saat itu kondisi pemerintahan sangat 
kacau. 
Untuk mengatasi situasi yang tidak menentu itu, Presiden Sukarno 
pada tanggal 21 Februari 1957 mengajukan gagasan yang disebut 
Konsepsi Presiden mengenai: 
a. pembentukan kabinet gotong royong yang terdiri dari wakil semua 
partai ditambah golongan fungsional 
b. pembentukan Dewan Nasional (nantinya bernama DPA) yang 
beranggotakan seluruh partai dan golongan fungsional dalam 
masyarakat, dewan ini berfungsi memberi nasihat kepada kabinet 
baik diminta ataupun tidak. 
Akan tetapi beberapa partai menolak Konsepsi Presiden tersebut. 
Pada tanggal 22 April 1959 di depan sidang Konstituante Presiden 
Sukarno mengharapkan agar kembali kepada UUD 1945. Harapan 
presiden ini juga menimbulkan pro dan kontra. Akibatnya meskipun 
sudah bersidang lebih kurang tiga tahun Konstituante tidak dapat 
menjalankan tugasnya. Latar belakang dikeluarkannya Dekrit Presiden 
adalah Konstituante gagal menyusun UUD baru.
DEMOKRASI TERPIMPIN 1959-1956 
Maka pada 5 Juli 1959, Presiden 
mengeluarkan dekrit yang berisi : 
1. Berlakunya kembali UUD 1945 dan tidak 
berlakunya UUDS 1950 
2. Pembubaran Konstituante 
3. Dibentuknya DPAS dan MPRS 
Tujuan : Menyelamatkan dan menyelesaikan 
masalah Negara.
DEMOKRASI TERPIMPIN 1959-1956 
Adapun ciri-ciri demokrasi terpimpin sebagai 
berikut: 
1. Dominasi presiden, Presiden Soekarno 
berperan besar dalam penyelenggaraan 
pemerintahan. 
2. Terbatasnya peran partai politik. 
3. Meluasnya peran militer sebagai unsur 
politik. 
4. Berkembangnya pengaruh Partai Komunis 
Indonesia.
DEMOKRASI TERPIMPIN 1959-1956 
Sejatinya Era ini sangat berdampak positif 
karena telah mengembalikan Indonesia pada 
jati dirinya. Namun selama pelaksanaannya 
terjadi berbagai penyimpangan 
Inkonstitusional.
DEMOKRASI TERPIMPIN 1959-1956 
Kemajuan dan Dampak Positif : 
1. Menyelamatkan negara dari perpecahan dan 
krisis politik berkepanjangan. 
2. Memberikan pedoman yang jelas, yaitu UUD 
1945 bagi kelangsungan Negara. 
3. Merintis pembentukan lembaga tertinggi 
negara, yaitu MPRS dan lembaga tinggi 
negara berupa DPAS yang selama masa 
Demokrasi Parlemen tertertunda 
pembentukannya
DEMOKRASI TERPIMPIN 1959-1956 
Kemunduran dan penyimpangan-penyimpangan : 
1. Pada tahun 1960 Presiden dengan penetapan Presiden 
membubarkan DPR hasil pemilu pertama karena menolak 
untuk menyetujui RAPBN yang diajukan Presiden. 
2. Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara telah 
mengangkat Ir. Soekarno sebagai Presiden seumur hidup. Hal 
ini jelas bertentangan dengan UUD 45 Bab III pasal 7. 
3. Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat dan Ketua Dewan 
Perwakilan rakyat Gotong Royong diangkat sebagai menteri. 
Tindakan ini bertentangan dengan UUD 45, sebab kedudukan 
DPR selaku lembaga legislatif sejajar dengan kedudukan 
Presiden selaku eksekutif. Dengan diangkatnya Ketua MPRS 
dan DPRGR sebagai menteri, di mana dalam UUD 45 
dinyatakan bahwa kedudukan menteri adalah sebagai 
pembantu Presiden, maka tindakan tersebut secara terang-terangan 
telah merendahkan martabat lembaga legislatif.
DEMOKRASI TERPIMPIN 1959-1956 
4. Membuat Poros Jakarta  Peking  Pyong Yang, jelas menyimpang 
dari Politik Luar Negeri RI yang bebas aktif. 
5. MPRS Mengangkat Ir.Soekarno sebagai Presiden seumur hidup. 
6. Penyimpangan Ideologis , yakni konsep Pancasila berubah jadi 
NASAKOM (Nasionalis,Agama dan Komunis). 
7. Kaburnya Politik Luar Negri Bebas Aktif(mengakibatkan indonesia 
keluar dari PBB) 
8. DPR hasil pemilu 1955 dibubarkan oleh Presiden (padahal menurut 
Konstitusi, Presiden tidak dapat membubarkan/memberhentikan 
Presiden). 
9. Kekuasaan Pemerintah sewenang-wenang,karena MPR,DPR,dan 
DPA belum dibentuk, jadi segala hal dilaksanakan berdasarkan 
perintah Presiden. 
10. MPR dan DPR dibawah Kekuasaan Presiden
DEMOKRASI TERPIMPIN 1959-1956 
Berpihaknya Soekarno pada PKI membawa 
bencana besar bagi Indonesia. Dan Keadaan yang 
tidak menentu pada masa Orde Lama benar-benar 
dimanfaatkan oleh Partai Komunis Indonesia untuk 
melakukan pemberontakan. Banyak peristiwa penting 
dalam pemberontakan PKI tersebut, diantaranya 
terbunuhnya jenderal-jenderal yang dekat dengan 
presiden Soekarno Puncaknya dekenal dengan 
peristiwa G30SPKI. Dengan adanya momen tersebut, 
maka Soeharto melakukan penumpasan terhadap 
pemberontakan PKI. Di sisi lain, banyak aksi 
demonstrasi yang dilakukan oleh rakyat dan 
mahasiswa menuntut perubahan. Dengan demikian, 
runtuhnya Orde Lama sudah di depan mata dan 
Soeharto tampil sebagai aktor perubahan yang 
mengusung Orde Baru.
DEMOKRASI TERPIMPIN 1959-1956 
TERIMA KASIH

More Related Content

Demokrasi terpimpin 1959-1966

  • 1. DEMOKRASI TERPIMPIN 1959 - 1966 Era Orde Lama DEMOKRASI TERPIMPIN (1959-1966)
  • 2. DEMOKRASI TERPIMPIN 1959-1956 Ketatanegaraan Konstitusi : UUD 1945 Sistem Pemerintahan : PRESIDENSIAL Bentuk Negara : KESATUAN Bentuk Pemerintahan : REPUBLIK Sistem Politik : DEMOKRASI TERPIMPIN
  • 3. DEMOKRASI TERPIMPIN 1959-1956 Adalah sebuah tatanan Negara dimana segala peraturan pemerintahan dikuasai oleh Presiden yaitu Soekarno
  • 4. DEMOKRASI TERPIMPIN 1959-1956 LATAR BELAKANG 1. Munculnya banyak gerakan di daerah menuntut Integritas Nasional 2. Kabinet Konstituante yang sering berganti menyebabkan pelaksanaan pemerintahan tidak stabil. 3. Konstituante gagal menyusun UUD pengganti UUDS 1950
  • 5. DEMOKRASI TERPIMPIN 1959-1956 Konsep sistem Demokrasi Terpimpin pertama kali diumumkan oleh Presiden Soekarno dalam pembukaan sidang konstituante pada tanggal 10 November 1956. Pada saat itu kondisi pemerintahan sangat kacau. Untuk mengatasi situasi yang tidak menentu itu, Presiden Sukarno pada tanggal 21 Februari 1957 mengajukan gagasan yang disebut Konsepsi Presiden mengenai: a. pembentukan kabinet gotong royong yang terdiri dari wakil semua partai ditambah golongan fungsional b. pembentukan Dewan Nasional (nantinya bernama DPA) yang beranggotakan seluruh partai dan golongan fungsional dalam masyarakat, dewan ini berfungsi memberi nasihat kepada kabinet baik diminta ataupun tidak. Akan tetapi beberapa partai menolak Konsepsi Presiden tersebut. Pada tanggal 22 April 1959 di depan sidang Konstituante Presiden Sukarno mengharapkan agar kembali kepada UUD 1945. Harapan presiden ini juga menimbulkan pro dan kontra. Akibatnya meskipun sudah bersidang lebih kurang tiga tahun Konstituante tidak dapat menjalankan tugasnya. Latar belakang dikeluarkannya Dekrit Presiden adalah Konstituante gagal menyusun UUD baru.
  • 6. DEMOKRASI TERPIMPIN 1959-1956 Maka pada 5 Juli 1959, Presiden mengeluarkan dekrit yang berisi : 1. Berlakunya kembali UUD 1945 dan tidak berlakunya UUDS 1950 2. Pembubaran Konstituante 3. Dibentuknya DPAS dan MPRS Tujuan : Menyelamatkan dan menyelesaikan masalah Negara.
  • 7. DEMOKRASI TERPIMPIN 1959-1956 Adapun ciri-ciri demokrasi terpimpin sebagai berikut: 1. Dominasi presiden, Presiden Soekarno berperan besar dalam penyelenggaraan pemerintahan. 2. Terbatasnya peran partai politik. 3. Meluasnya peran militer sebagai unsur politik. 4. Berkembangnya pengaruh Partai Komunis Indonesia.
  • 8. DEMOKRASI TERPIMPIN 1959-1956 Sejatinya Era ini sangat berdampak positif karena telah mengembalikan Indonesia pada jati dirinya. Namun selama pelaksanaannya terjadi berbagai penyimpangan Inkonstitusional.
  • 9. DEMOKRASI TERPIMPIN 1959-1956 Kemajuan dan Dampak Positif : 1. Menyelamatkan negara dari perpecahan dan krisis politik berkepanjangan. 2. Memberikan pedoman yang jelas, yaitu UUD 1945 bagi kelangsungan Negara. 3. Merintis pembentukan lembaga tertinggi negara, yaitu MPRS dan lembaga tinggi negara berupa DPAS yang selama masa Demokrasi Parlemen tertertunda pembentukannya
  • 10. DEMOKRASI TERPIMPIN 1959-1956 Kemunduran dan penyimpangan-penyimpangan : 1. Pada tahun 1960 Presiden dengan penetapan Presiden membubarkan DPR hasil pemilu pertama karena menolak untuk menyetujui RAPBN yang diajukan Presiden. 2. Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara telah mengangkat Ir. Soekarno sebagai Presiden seumur hidup. Hal ini jelas bertentangan dengan UUD 45 Bab III pasal 7. 3. Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat dan Ketua Dewan Perwakilan rakyat Gotong Royong diangkat sebagai menteri. Tindakan ini bertentangan dengan UUD 45, sebab kedudukan DPR selaku lembaga legislatif sejajar dengan kedudukan Presiden selaku eksekutif. Dengan diangkatnya Ketua MPRS dan DPRGR sebagai menteri, di mana dalam UUD 45 dinyatakan bahwa kedudukan menteri adalah sebagai pembantu Presiden, maka tindakan tersebut secara terang-terangan telah merendahkan martabat lembaga legislatif.
  • 11. DEMOKRASI TERPIMPIN 1959-1956 4. Membuat Poros Jakarta Peking Pyong Yang, jelas menyimpang dari Politik Luar Negeri RI yang bebas aktif. 5. MPRS Mengangkat Ir.Soekarno sebagai Presiden seumur hidup. 6. Penyimpangan Ideologis , yakni konsep Pancasila berubah jadi NASAKOM (Nasionalis,Agama dan Komunis). 7. Kaburnya Politik Luar Negri Bebas Aktif(mengakibatkan indonesia keluar dari PBB) 8. DPR hasil pemilu 1955 dibubarkan oleh Presiden (padahal menurut Konstitusi, Presiden tidak dapat membubarkan/memberhentikan Presiden). 9. Kekuasaan Pemerintah sewenang-wenang,karena MPR,DPR,dan DPA belum dibentuk, jadi segala hal dilaksanakan berdasarkan perintah Presiden. 10. MPR dan DPR dibawah Kekuasaan Presiden
  • 12. DEMOKRASI TERPIMPIN 1959-1956 Berpihaknya Soekarno pada PKI membawa bencana besar bagi Indonesia. Dan Keadaan yang tidak menentu pada masa Orde Lama benar-benar dimanfaatkan oleh Partai Komunis Indonesia untuk melakukan pemberontakan. Banyak peristiwa penting dalam pemberontakan PKI tersebut, diantaranya terbunuhnya jenderal-jenderal yang dekat dengan presiden Soekarno Puncaknya dekenal dengan peristiwa G30SPKI. Dengan adanya momen tersebut, maka Soeharto melakukan penumpasan terhadap pemberontakan PKI. Di sisi lain, banyak aksi demonstrasi yang dilakukan oleh rakyat dan mahasiswa menuntut perubahan. Dengan demikian, runtuhnya Orde Lama sudah di depan mata dan Soeharto tampil sebagai aktor perubahan yang mengusung Orde Baru.