際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
DHF
Dengue Haemorraghic Fever
Nama Kelompok
Ach Aris Pratama
130012088 )
Afni Latifatul F
)
Ega lina Pribadi
)
M.Iqbal Sumbarta
130012111 )
Pungki Herlinda
)
Ummi Halida

(
( 130012091
( 130012096
(

( 130012114
( 130012125
Hematologi
Darah adalah medium transport tubuh. Darah terdiri dari komponen cair

dan komponen padat. Komponen cair darah disebut plasma, berwarna
kekuning-kuningan yang terdiri dari :
1. Air : terdiri dari 91  92 %
2. Zat padat yang terdiri dari 7  9 % (protein, bahan anorganik, bahan
organik )
3. Komponen padat darah , yang terdiri dari :
a.

Sel darah merah , yang berbentuk cakram bikonkaf dengan
diameter sekitar 8,6 袖m . Pembentukan eritrosit dirangsang oleh
glikoprotein dan eritropoetin dari ginjal. Jumlah eritrosit normal
yaitu : laki-laki : 4,5  5,5 106 / mm3 dan prempuan : 4,1  5,1 106
/ mm3. fungsi eritrosit adalah mengangkut dan melakukan
pertukaran oksigen dan karbondioksida. Pada orang dewasa umur
eritrosit adalah 120 hari.
b. Trombosit
Trombosit adalah sel darah tak berinti yang berasal dari sitoplasma
megakariosit . Sel ini memegang peranan penting pada hemostasis

karena trombosit membentuk sumbat hemostatik untuk menutup luka.
Pembentukan sumbat hemostatik terjadi melalui beberapa tahap yaitu
adhesi trombosit, agregrasi trombosit dan reaksi pelepasan.
Pada struktur trombosit terdiri dari membran trombosit yang
kaya akan fosfolipid, diantaranya adalah faktor trombosit 3
yang

meningkatkan

pembekuan

selama

hemostasis.

Fosfolipid membran ini berfungsi sebagai suatu permukaan
untuk berinteraksi dengan protein-protein plasma yang
berperan

dalam

proses

koagulasi

darah.

Sitoplasma

trombosit mengandung mikrofilamen, terdiri dari trombostenin
, suatu protein kontraktif mirip dengan aktinomiosin yang
berperan dalam kontraksi jaringan otot.
c. Sel darah putih
Pertahanan tubuh melawan infeksi adalah peranan utama sel darah
putih. Jumlah normalnya adalah 4.000  11.000 / mm3. 5 jenis sel darah
putih yaitu :
Plasma Darah
Merupakan

cairan

darah

yang

berwarna

kekuning



kuningaan, yang mengandung 91 % air , sari  sari makanan,
garam  garam mineral, sisa- sisa metabolisme ,dan protein

darah: albumin, globulin, dan fibrinogen.
Didalam plasma darah terdapat antibodi, macam antibodi
berdasarkan cara kerjanya:
a)

antibodi yang menggumpalkan antigen yaitu presipitin

b)

antibodi yang menguraikan antigen yaitu lisin

c)

antibodi yang menawarkan racun yaitu antitoksin
Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C
Imunologi
Imunitas

merupakan

lini

pertama

tubuh

terhadap infeksi, namun imunitas tersebut
dapat memicu respon imun

didapat yang

timbul lebih lambat dan lebbih spesifik .

Begitu

terfaktifkan,

sel

imun

akan

berkomuniasi dengan sitokinin dan kemokin.
Sel-sel ini akan membunuh virus, bakteri dan
sel asing lain dengan mengeluarkan berbagai
sitoknin

lain

dan

mengaktifkan

sistem
Sitokinin
Sitokin adalah molekul-molekul mirip hormon yang
biasanya bekerja dengan cara parenkin untuk mengatur
sistem imun. Sitokinin tidak hanya dikeluarkan oleh

limfosit dan makrofag tetapi di keluarkan oeh sel
endotel, neuron, sel glia, dan jenis sel lain.
Banyak dari reseptor untuk sitokini dan faktor pertumbuhan
hematopoitik,

serta

reseptor

untuk

prolaktin,

dan

hormon

pertumbuhan

menjadi anggota dari super famili reseptor-sitokin

yang memiliki tiga subfamili :
A.

Anggota subfamili 1, meliputi IL-4 dan IL-7 merupakan homodimer.

B.

Anggota subfamili 2, meliputi reseptor untuk IL-3, IL-5, dan IL-6
merupakan heterodimer.

C.

Anggota subfamili 3, memiliki rantai yang sama dengan IL-2R.
Sitokinin dan makna
klinisnya
Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C
Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C
Sistem Komplemen
Yaitu kemampuan imunitas bawaan dan didapatkan untuk membunuh sel,sebagian
diperantai oleh suatu enzim. Sistem ini diaktifkan oleh tiga jalur atau jenjang enzimenzim

yang berbeda
1.

Jalur klasik, yang dipicu oleh kompleks imun

2.

Jalur lektin pengikat-manosa, yang terpicujia lektin mengikat gugus manosa pada
bakteri

3.

Jalur alternatif atau properdin yang terpicu dengan klontak dengan berbagai bakteri,
virus , jamur dan sel tumor .

Protein yang dihasilkan memiliki tiga fungsi membantu mematikan organisme penyerng

melalui opsoniasi, keotaksis, dan akhirnya lisis sel . Sebagian berfungsi sebagai jembatan
penghubung antara imunitas bawaan dan imunitas didapat denan mengaktifkan sel B dan
memebantu memori imunologik dan membantu menhancurkan produk sisa setelah
apoptosis. Lisis sel, yakni salah satu cara utama sistem komplemen mematikan sel, terjadi
Perkembangan sistem
kekebalan

Prekusor
Limfosit
Sumsum tulang

Limfosit B
Ekuivalen bursa
(hati, sumsung
tulang)

Timus
Limfosit T

Sel B
memori

Sel T
sitotoksin
(kebanyakan
CD8)

Imunitas Selular

Sel T CD
4

Sel T
memori

Sel plasma

IgG
IgA
IgM
IgD
IgE

Imunitas
Humoral
Immunoglubin


Imunoglobulin G

Terbanyak dalam serum (75%). Dapat menembus plasenta membentuk imunitas bayi
sampai berumur 6 sampai dengan 9 bulan. Mempunyai sifat opsonin berhubungan
erat dengan fagosit, monosit dan makrofag. Berperan pada imunitas seluler yang
dapat merusak antigen seluler berinteraksi dengan komplemen, sel K, eosinofil dan

neutrofil.


Imunoglobulin A
Sedikit dalam serum. Banyak terdapat dalam saluran nafas, cerna, kemih, air mata,
keringat, ludah dan air susu. Fungsinya menetralkan toksin dan virus, mencegah

kontak antara toksin/ virus dng sel sasaran dan mengumpalkan/ mengganggu gerak
kuman yang memudahkan fagositosis.


Imunoglobulin M
Tidak dapat menembus plasenta, dibentuk pertama kali oleh tubuh akibat
rangsangan antigen sifilis, rubela, toksoplasmosis. Fungsinya mencegah
gerakan mikroorganisme antigen memudahkan fagositosis dan Aglutinosis
kuat terhadap antigen



Imunoglobulin E
Jumlah paling sedikit dalam serum. Mudah diikat oleh sel mastosit, basofil
dan eosinofil. Kadar tinggi pada kasus: alergi, infeksi cacing,
skistosomiasis, trikinosis. Proteksi terhadap invasi parasit seperti cacing



Imunoglobulin D
Sedikit ditemukan dalam sirkulasi. Tidak dapat mengikat komplemen.
Mempunyai aktifitas antibodi terhadap makanan dan autoantigen.
Struktur Ig G
Struktur Ig G
Imunitas humoral


MELALUI MEDIATOR PRODUK LIMFOSIT BANTIBODI
BERDASARKAN SELEKSI KLONAL



KESEIMBANGAN AB DIATUR OLEH Th DAN Ts



MEKANISME:
- PENGOLAHAN DAN PRESENTASI AG
MAKROFAG MEMFAGOSITEKSPRESI FRAGMEN AG DIPERMUKAAN BERSAMA
MHC KLS II
- INTERAKSI SEL B DENGAN SEL T
 KONTAK LANGSUNG MELALUI TCR DG KOMPLEKS AG-MHC ATAU MELALUI

MOLEKUL ADESI
SEL B MEMPRESENTASIKAN AG PD SEL T  SEL T (IL-2) MENGAKTIVASI
/PROLIFERASI /DIFERENSIASI SEL B
-

PRODUKSI AB

-

AB BERIKATAN DG AG  KOMPLEKS IMUN  MENGAKTIVASI

KOMPLEMEN AG
Imunitas selular


MENGHANCURKAN M.O INTRASELULER YG TIDAK DAPAT DIJANGKAU Ab



FUNGSI UTAMA SUB POPULASI LIMFOSIT T



MEKANISME
-

AKTIVASI SEL T
PENGENALAN M.O MELALUI MHC KLS II DI PERMUKAAN MAKROFAG OLEH

Th
 SINYAL MENGINDUKSI LIMFOSIT MEMPRODUKSI LIMFOKIN
( INTERFERON )  MEMBANTU MENGHANCURKAN M.O
-

SUBPOPULASI Tc :
MENGHANCURKAN M.O SCR LANGSUNG MELALUI PENGENALAN

EKSPRESI MHC KLS I
MEMPRODUKSI -IFN UTK MENCEGAH PENYEBARAN M.O
-

AKTIVASI SEL NK, MAKROFAG DAN ADCC
DHF
Dengue Haemorraghic
Fever
Definisi


Dengue haemoragic fever adalah penyakit demam akut yang
disertai dengan adanya manifestasi perdarahan, yang
bertendensi mengakibatkan renjatan yang dapat menyebabkan
kematian (Arief Mansjoer &Suprohaita; 2000; 419).



Dengue Haemorrhagic Fever ialah suatu penyakit yang
disebabkan oleh virus dengue (arbovirus) yang masuk ke dalam
tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypti.(Suriadi, 2001 : 57)
Etiologi


Virus dengue yang menjadi penyebab penyakit ini
termasuk ke dalam Arbovirus (Arthropodborn virus)
group B, tetapi dari empat tipe yaitu virus dengue tipe
1,2,3 dan 4 keempat tipe virus dengue tersebut
terdapat di Indonesia dan dapat dibedakan satu dari
yang lainnya secara serologis virus dengue yang
termasuk dalam genus flavivirus ini berdiameter 40
nonometer dapat berkembang biak dengan baik pada
berbagai macam kultur jaringan baik yang berasal dari
sel  sel mamalia
Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C
PATOFISIOLOGI
Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C
Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C
Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C
Klasifikasi
Menurut derajat ringannya penyakit, Dengue Haemoragic Fever (DHF) dibagi menjadi 4
tingkat (UPF IKA, 1994 ; 201) yaitu :
I.

Derajat I

Panas 2  7 hari , gejala umum tidak khas, uji taniquet hasilnya positif
II.

Derajat II
Sama dengan derajat I di tambah dengan gejala  gejala pendarahan spontan
seperti petekia, ekimosa, epimosa, epistaksis, haematemesis, melena, perdarahan

gusi telinga dan sebagainya.
III.

Derajat III
Penderita syok ditandai oleh gejala kegagalan peredaran darah seperti nadi lemah
dan cepat (> 120 / menit) tekanan nadi sempit (< 20 mmHg) tekanan darah menurun

(120 / 80 mmHg) sampai tekanan sistolik dibawah 80 mmHg.
IV.

Derajat IV
Nadi tidak teraba,tekanan darah tidak terukur (denyut jantung > - 140 mmHg)
anggota gerak teraba dingin, berkeringat dan kulit tampak biru.
Tanda dan Gejala

Demam pelana Kuda


Manifestasi perdarahan : uji rumpeleede positif, ptekiae,
ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis,
melena



Keluhan pada saluran pencernaan : mual, muntah,
anoreksia, diare atau konstipasi, nyeri ulu hati



Nyeri sendi , nyeri kepala, nyeri otot, rasa sakit di
daerah belakang bola mata (retro orbita), hepatomegali,
splenomegali



Kadang ditemui keluhan batuk pilek dan sakit menelan.



Gejala klinik lain yaitu nyeri epigasstrium, muntah 
muntah, diare
Pemeriksaan Penunjang


Darah



Trombosit menurun.



HB meningkat lebih 20 %



HT meningkat lebih 20 %



Leukosit menurun pada hari ke 2 dan ke 3



Protein darah rendah



Ureum PH bisa meningkat



NA dan CL rendah



Serology : HI (hemaglutination inhibition test).



Uji test tourniket (+)
Penatalaksanaan


Penatalaksanaan penderita dengan DHF adalah sebagai berikut :



Tirah baring atau istirahat baring.



Diet makan lunak.



Minum banyak (2  2,5 liter/24 jam) dapat berupa : susu, teh manis,
sirup dan beri penderita sedikit oralit, pemberian cairan merupakan
hal yang paling penting bagi penderita DHF.



Pemberian cairan intravena (biasanya ringer laktat, NaCl Faali)
merupakan cairan yang paling sering digunakan.



Monitor tanda-tanda vital tiap 3 jam (suhu, nadi, tensi, pernafasan)
jika kondisi pasien memburuk, observasi ketat tiap jam.



Periksa Hb, Ht dan trombosit setiap hari.


Pemberian obat antipiretik sebaiknya dari golongan asetaminopen.



Monitor tanda-tanda perdarahan lebih lanjut.



Pemberian antibiotik bila terdapat kekuatiran infeksi sekunder.



Monitor tanda-tanda dan renjatan meliputi keadaan umum,
perubahan tanda-tanda vital, hasil pemeriksaan laboratorium yang
memburuk.



Bila timbul kejang dapat diberikan Diazepam.



Pada kasus dengan renjatan pasien dirawat di perawatan intensif
dan segera dipasang infus sebagai pengganti cairan yang hilang
dan bila tidak tampak perbaikan diberikan plasma atau plasma
ekspander atau dekstran sebanyak 20  30 ml/kg BB.



Pasien terus menerus muntah, tidak dapat diberikan minum
sehingga mengancam terjadinya dehidrasi.
Pencegahan
Pencegahan dilakukan dengan m elakukan
fogging dan 3 M plus yaitu:


Menguras tempat  tempat penampungan air
secara teratur sekurang  kurangnya sekali
seminggu atau penaburan bubuk abate ke
dalamnya.



Menutup rapat tempat penampungan air.



Mengubur atau menyingkirkan barang  barang
bekas yang dapat menampung air
PLUS +
Tidak menggantung baju
 Memelihara Ikan
 Hidari Gigitan nyamuk
 Membubuhkan obat abate
Diagnosa Banding


Demam chiku nguya
Dimana serangan demam lebih mendadak dan lebih pendek tapi suhu di atas

400C disertai ruam dan infeksi konjungtiva ada rasa nyeri sendi dan otot.


Demam tyfoid
Biasanya timbul tanda klinis khas seperti pola demam, bradikardi relatif, adanya
leukopenia, limfositosis relatif.



Anemia aplastik
Penderita tampak anemis, timbul juga perdarahan pada stadium lanjut, demam
timbul karena infeksi sekunder, pemeriksaan darah tepi menunjukkan
pansitopenia.



Purpura trombositopenia idiopati (ITP)
Purpura umumnya terlihat lebih menyeluruh, demam lebih cepat menghilang,
tidak terjadi hemokonsentrasi.
SISTEM PELAYANAN KESEHATAN

Definisi
Jaminan pemeliharan kesehatan bagi keluarga
miskin dan kurang mampu (GAKIN) adalah
jaminan pemeliharaan kesehatan yang diberikan

kepada keluarga miskin dan kurang mampu yang
membutuhkan pelayanan kesehatan meliputi
rawat jalan dan rawat inap sebagaimana yang
ditetapkan, baik di Puskesmas maupun di
Rumah Sakit yang ditunjuk di Wilayah.
Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C
Prosedur rawat inap bagi peserta GAKIN/SKTM di Rumah Sakit
Prosedur Mendapatkan Layanan Program
JPK GAKIN








Prosedur Mendapatkan Layanan Program JPK GAKIN
Pemegang Kartu GAKIN
Kartu GAKIN, RASKIN, BLT PKH, Kader Kesehatan
(Program Pemerintah lainnya)
Foto kopi kartu keluarga (KK)
Rujukan dari puskesmas, tidak perlu apabila emergensi
KTP

2. Pasien Panti
 Sertifikat panti
 Surat keterangan kepalah panti atau rumah singgah
 Daftar nama penghuni panti




3. KLB/Kebanjiran/Kebakaran
Surat keterangan dari posko atau Puskesmas









4. Orang Terlantar
Surat keterangan Polisi
Surat keterangan dari direktur Rumah Sakit
Surat keterangan dari Dinas Bintal dan Kessos
Rujukan







5. Pasien SKTM
Kartu BBM (BLT/PKH)
Surat keterangan tidak mampu
Rujukan
DOKUMENTASI KEPERAWATAN















Pengkajian
Tanggal masuk
: 10 November 2007
Jam Masuk
: 19.00 WIB
Ruang
: Menular Anak
No. Reg. Med : 1005905
Pengkajian
: 11 November 2007;19.00 WIB
IDENTITAS KLIEN
Nama Klien
: An. Y
Tgl Lahir
: 01 Januari 1998
Jenis Kelamin : laki-laki
Suku/bangsa
: Jawa/Indonesia
Agama
: Islam
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
:Alamat
: Gubeng Jaya Sby
IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
 Nama Orang Tua : Tn. Y.E
 Umur
: 28 tahun
 Jenis Kelamin
: Laki-laki
 Suku/Bangsa
:Jawa/Indonesia
 Agama
:Islam
 pendidikan
: SLTA
 Pekerjaan
: Karyawan


STATUS KESEHATAN
 Riwayat Penyakit Sekarang



Klien masuk rumah sakit dengan dibawa oleh keluarga/orang tua
setelah sebelumnya mengalami demam semenjak hari rabu siang
(sepulang sekolah)/telah lima hari demam. Demam yang dialami klien

tidak berkurang (relatif menetap). Penyebab demam tidak diketahui
keluarga, demam tidak berkurang dengan pemberian obat-obatan
turun panas dan kompres.Pada hari minggu pagi anak mengalami
epistaksis dan kemudian dibawa ke RS Dr. Sutomo.


Saat ini klien kurang nafsu makan.Klien selalu merasa kenyang
setelah makan 2-3 sendok makan dan mengatakan perutnya terasa
penuh.Kondisi ini terjadi semenjak empat hari yang lalu.Klien dan
keluarga mengatakan tidak tahu penyebab tidak nafsu makan.Dengan
kondisinya saat ini klien merasa badannya agak lemas.
Riwayat Penyakit Keluarga
Orang tua tidak ada yang menderita penyakit jantung, penyakit kencing
manis
Riwayat Kesehatan Lingkungan

Klien dan keluarga tinggal di daerah yang berpenduduk padat dengan
tingkat sosial ekonomi menengah kebawah, pada jarak 10 meter
dari rumah klien terdapat tetangga yang terjangkit penyakit Demam
Berdarah.Penyemprotan nyamuk sering dilakukan dan terakhir kali
sekitar 2 遜 bulan yang lalu.Tempat penampungan air yang ada
dirumah adalah bak mandi yang setiap hari digunakan dan tempat
minuman burung yang biasa diganti tiap dua hari sekali.Keluarga

biasa mengantung baju di belakang pintu.
 PEMERIKSAAN FISIK








Status Present
Keadaan umum
Kesadaran
Tekanan darah
Nadi
RR
Suhu

: Tampak sakit sedang
: Compos mentis
: 100/70 mmHg
: 80 x/menit
: 24 x/menit
: 37,8











Status Generalis
Kepala
Bentuk
Rambut
Muka
Mata
Telinga
Hidung
hidung
Mulut

: Normal, simetris
: Hitam, lurus, distribusi merata,
: Bulat, simetris
: Konjungtiva ananemis, sklera anikterik
: Liang telinga lapang, serumen (-),
: Septum tidak deviasi, pernapasan cuping
: Bibir tidak kering, sianosis
Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C
Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C
Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C
Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C
Patofisiologi pada dhf ?
 Mengapa dhf ditandai oleh pendarahan ?
 Pada pasien dhf leukosit menurun,
apakah dapat menyebabkan infeksi ?
 Penatalaksanaan pada dhf ?
 Keluhan utama dhf pada woc ?
 Perawatan dhf derajat 2 ?
 Yang dimaksud dgn Peregangan kapsul
hati ?
 Kenapa pada derajat 4 tekanan darah
semakin meningkat

More Related Content

Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C

  • 2. Nama Kelompok Ach Aris Pratama 130012088 ) Afni Latifatul F ) Ega lina Pribadi ) M.Iqbal Sumbarta 130012111 ) Pungki Herlinda ) Ummi Halida ( ( 130012091 ( 130012096 ( ( 130012114 ( 130012125
  • 3. Hematologi Darah adalah medium transport tubuh. Darah terdiri dari komponen cair dan komponen padat. Komponen cair darah disebut plasma, berwarna kekuning-kuningan yang terdiri dari : 1. Air : terdiri dari 91 92 % 2. Zat padat yang terdiri dari 7 9 % (protein, bahan anorganik, bahan organik ) 3. Komponen padat darah , yang terdiri dari : a. Sel darah merah , yang berbentuk cakram bikonkaf dengan diameter sekitar 8,6 袖m . Pembentukan eritrosit dirangsang oleh glikoprotein dan eritropoetin dari ginjal. Jumlah eritrosit normal yaitu : laki-laki : 4,5 5,5 106 / mm3 dan prempuan : 4,1 5,1 106 / mm3. fungsi eritrosit adalah mengangkut dan melakukan pertukaran oksigen dan karbondioksida. Pada orang dewasa umur eritrosit adalah 120 hari.
  • 4. b. Trombosit Trombosit adalah sel darah tak berinti yang berasal dari sitoplasma megakariosit . Sel ini memegang peranan penting pada hemostasis karena trombosit membentuk sumbat hemostatik untuk menutup luka. Pembentukan sumbat hemostatik terjadi melalui beberapa tahap yaitu adhesi trombosit, agregrasi trombosit dan reaksi pelepasan.
  • 5. Pada struktur trombosit terdiri dari membran trombosit yang kaya akan fosfolipid, diantaranya adalah faktor trombosit 3 yang meningkatkan pembekuan selama hemostasis. Fosfolipid membran ini berfungsi sebagai suatu permukaan untuk berinteraksi dengan protein-protein plasma yang berperan dalam proses koagulasi darah. Sitoplasma trombosit mengandung mikrofilamen, terdiri dari trombostenin , suatu protein kontraktif mirip dengan aktinomiosin yang berperan dalam kontraksi jaringan otot.
  • 6. c. Sel darah putih Pertahanan tubuh melawan infeksi adalah peranan utama sel darah putih. Jumlah normalnya adalah 4.000 11.000 / mm3. 5 jenis sel darah putih yaitu :
  • 7. Plasma Darah Merupakan cairan darah yang berwarna kekuning kuningaan, yang mengandung 91 % air , sari sari makanan, garam garam mineral, sisa- sisa metabolisme ,dan protein darah: albumin, globulin, dan fibrinogen. Didalam plasma darah terdapat antibodi, macam antibodi berdasarkan cara kerjanya: a) antibodi yang menggumpalkan antigen yaitu presipitin b) antibodi yang menguraikan antigen yaitu lisin c) antibodi yang menawarkan racun yaitu antitoksin
  • 9. Imunologi Imunitas merupakan lini pertama tubuh terhadap infeksi, namun imunitas tersebut dapat memicu respon imun didapat yang timbul lebih lambat dan lebbih spesifik . Begitu terfaktifkan, sel imun akan berkomuniasi dengan sitokinin dan kemokin. Sel-sel ini akan membunuh virus, bakteri dan sel asing lain dengan mengeluarkan berbagai sitoknin lain dan mengaktifkan sistem
  • 10. Sitokinin Sitokin adalah molekul-molekul mirip hormon yang biasanya bekerja dengan cara parenkin untuk mengatur sistem imun. Sitokinin tidak hanya dikeluarkan oleh limfosit dan makrofag tetapi di keluarkan oeh sel endotel, neuron, sel glia, dan jenis sel lain.
  • 11. Banyak dari reseptor untuk sitokini dan faktor pertumbuhan hematopoitik, serta reseptor untuk prolaktin, dan hormon pertumbuhan menjadi anggota dari super famili reseptor-sitokin yang memiliki tiga subfamili : A. Anggota subfamili 1, meliputi IL-4 dan IL-7 merupakan homodimer. B. Anggota subfamili 2, meliputi reseptor untuk IL-3, IL-5, dan IL-6 merupakan heterodimer. C. Anggota subfamili 3, memiliki rantai yang sama dengan IL-2R.
  • 15. Sistem Komplemen Yaitu kemampuan imunitas bawaan dan didapatkan untuk membunuh sel,sebagian diperantai oleh suatu enzim. Sistem ini diaktifkan oleh tiga jalur atau jenjang enzimenzim yang berbeda 1. Jalur klasik, yang dipicu oleh kompleks imun 2. Jalur lektin pengikat-manosa, yang terpicujia lektin mengikat gugus manosa pada bakteri 3. Jalur alternatif atau properdin yang terpicu dengan klontak dengan berbagai bakteri, virus , jamur dan sel tumor . Protein yang dihasilkan memiliki tiga fungsi membantu mematikan organisme penyerng melalui opsoniasi, keotaksis, dan akhirnya lisis sel . Sebagian berfungsi sebagai jembatan penghubung antara imunitas bawaan dan imunitas didapat denan mengaktifkan sel B dan memebantu memori imunologik dan membantu menhancurkan produk sisa setelah apoptosis. Lisis sel, yakni salah satu cara utama sistem komplemen mematikan sel, terjadi
  • 16. Perkembangan sistem kekebalan Prekusor Limfosit Sumsum tulang Limfosit B Ekuivalen bursa (hati, sumsung tulang) Timus Limfosit T Sel B memori Sel T sitotoksin (kebanyakan CD8) Imunitas Selular Sel T CD 4 Sel T memori Sel plasma IgG IgA IgM IgD IgE Imunitas Humoral
  • 17. Immunoglubin Imunoglobulin G Terbanyak dalam serum (75%). Dapat menembus plasenta membentuk imunitas bayi sampai berumur 6 sampai dengan 9 bulan. Mempunyai sifat opsonin berhubungan erat dengan fagosit, monosit dan makrofag. Berperan pada imunitas seluler yang dapat merusak antigen seluler berinteraksi dengan komplemen, sel K, eosinofil dan neutrofil. Imunoglobulin A Sedikit dalam serum. Banyak terdapat dalam saluran nafas, cerna, kemih, air mata, keringat, ludah dan air susu. Fungsinya menetralkan toksin dan virus, mencegah kontak antara toksin/ virus dng sel sasaran dan mengumpalkan/ mengganggu gerak kuman yang memudahkan fagositosis.
  • 18. Imunoglobulin M Tidak dapat menembus plasenta, dibentuk pertama kali oleh tubuh akibat rangsangan antigen sifilis, rubela, toksoplasmosis. Fungsinya mencegah gerakan mikroorganisme antigen memudahkan fagositosis dan Aglutinosis kuat terhadap antigen Imunoglobulin E Jumlah paling sedikit dalam serum. Mudah diikat oleh sel mastosit, basofil dan eosinofil. Kadar tinggi pada kasus: alergi, infeksi cacing, skistosomiasis, trikinosis. Proteksi terhadap invasi parasit seperti cacing Imunoglobulin D Sedikit ditemukan dalam sirkulasi. Tidak dapat mengikat komplemen. Mempunyai aktifitas antibodi terhadap makanan dan autoantigen.
  • 21. Imunitas humoral MELALUI MEDIATOR PRODUK LIMFOSIT BANTIBODI BERDASARKAN SELEKSI KLONAL KESEIMBANGAN AB DIATUR OLEH Th DAN Ts MEKANISME: - PENGOLAHAN DAN PRESENTASI AG MAKROFAG MEMFAGOSITEKSPRESI FRAGMEN AG DIPERMUKAAN BERSAMA MHC KLS II - INTERAKSI SEL B DENGAN SEL T KONTAK LANGSUNG MELALUI TCR DG KOMPLEKS AG-MHC ATAU MELALUI MOLEKUL ADESI SEL B MEMPRESENTASIKAN AG PD SEL T SEL T (IL-2) MENGAKTIVASI /PROLIFERASI /DIFERENSIASI SEL B - PRODUKSI AB - AB BERIKATAN DG AG KOMPLEKS IMUN MENGAKTIVASI KOMPLEMEN AG
  • 22. Imunitas selular MENGHANCURKAN M.O INTRASELULER YG TIDAK DAPAT DIJANGKAU Ab FUNGSI UTAMA SUB POPULASI LIMFOSIT T MEKANISME - AKTIVASI SEL T PENGENALAN M.O MELALUI MHC KLS II DI PERMUKAAN MAKROFAG OLEH Th SINYAL MENGINDUKSI LIMFOSIT MEMPRODUKSI LIMFOKIN ( INTERFERON ) MEMBANTU MENGHANCURKAN M.O - SUBPOPULASI Tc : MENGHANCURKAN M.O SCR LANGSUNG MELALUI PENGENALAN EKSPRESI MHC KLS I MEMPRODUKSI -IFN UTK MENCEGAH PENYEBARAN M.O - AKTIVASI SEL NK, MAKROFAG DAN ADCC
  • 24. Definisi Dengue haemoragic fever adalah penyakit demam akut yang disertai dengan adanya manifestasi perdarahan, yang bertendensi mengakibatkan renjatan yang dapat menyebabkan kematian (Arief Mansjoer &Suprohaita; 2000; 419). Dengue Haemorrhagic Fever ialah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue (arbovirus) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypti.(Suriadi, 2001 : 57)
  • 25. Etiologi Virus dengue yang menjadi penyebab penyakit ini termasuk ke dalam Arbovirus (Arthropodborn virus) group B, tetapi dari empat tipe yaitu virus dengue tipe 1,2,3 dan 4 keempat tipe virus dengue tersebut terdapat di Indonesia dan dapat dibedakan satu dari yang lainnya secara serologis virus dengue yang termasuk dalam genus flavivirus ini berdiameter 40 nonometer dapat berkembang biak dengan baik pada berbagai macam kultur jaringan baik yang berasal dari sel sel mamalia
  • 31. Klasifikasi Menurut derajat ringannya penyakit, Dengue Haemoragic Fever (DHF) dibagi menjadi 4 tingkat (UPF IKA, 1994 ; 201) yaitu : I. Derajat I Panas 2 7 hari , gejala umum tidak khas, uji taniquet hasilnya positif II. Derajat II Sama dengan derajat I di tambah dengan gejala gejala pendarahan spontan seperti petekia, ekimosa, epimosa, epistaksis, haematemesis, melena, perdarahan gusi telinga dan sebagainya. III. Derajat III Penderita syok ditandai oleh gejala kegagalan peredaran darah seperti nadi lemah dan cepat (> 120 / menit) tekanan nadi sempit (< 20 mmHg) tekanan darah menurun (120 / 80 mmHg) sampai tekanan sistolik dibawah 80 mmHg. IV. Derajat IV Nadi tidak teraba,tekanan darah tidak terukur (denyut jantung > - 140 mmHg) anggota gerak teraba dingin, berkeringat dan kulit tampak biru.
  • 32. Tanda dan Gejala Demam pelana Kuda
  • 33. Manifestasi perdarahan : uji rumpeleede positif, ptekiae, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis, melena Keluhan pada saluran pencernaan : mual, muntah, anoreksia, diare atau konstipasi, nyeri ulu hati Nyeri sendi , nyeri kepala, nyeri otot, rasa sakit di daerah belakang bola mata (retro orbita), hepatomegali, splenomegali Kadang ditemui keluhan batuk pilek dan sakit menelan. Gejala klinik lain yaitu nyeri epigasstrium, muntah muntah, diare
  • 34. Pemeriksaan Penunjang Darah Trombosit menurun. HB meningkat lebih 20 % HT meningkat lebih 20 % Leukosit menurun pada hari ke 2 dan ke 3 Protein darah rendah Ureum PH bisa meningkat NA dan CL rendah Serology : HI (hemaglutination inhibition test). Uji test tourniket (+)
  • 35. Penatalaksanaan Penatalaksanaan penderita dengan DHF adalah sebagai berikut : Tirah baring atau istirahat baring. Diet makan lunak. Minum banyak (2 2,5 liter/24 jam) dapat berupa : susu, teh manis, sirup dan beri penderita sedikit oralit, pemberian cairan merupakan hal yang paling penting bagi penderita DHF. Pemberian cairan intravena (biasanya ringer laktat, NaCl Faali) merupakan cairan yang paling sering digunakan. Monitor tanda-tanda vital tiap 3 jam (suhu, nadi, tensi, pernafasan) jika kondisi pasien memburuk, observasi ketat tiap jam. Periksa Hb, Ht dan trombosit setiap hari.
  • 36. Pemberian obat antipiretik sebaiknya dari golongan asetaminopen. Monitor tanda-tanda perdarahan lebih lanjut. Pemberian antibiotik bila terdapat kekuatiran infeksi sekunder. Monitor tanda-tanda dan renjatan meliputi keadaan umum, perubahan tanda-tanda vital, hasil pemeriksaan laboratorium yang memburuk. Bila timbul kejang dapat diberikan Diazepam. Pada kasus dengan renjatan pasien dirawat di perawatan intensif dan segera dipasang infus sebagai pengganti cairan yang hilang dan bila tidak tampak perbaikan diberikan plasma atau plasma ekspander atau dekstran sebanyak 20 30 ml/kg BB. Pasien terus menerus muntah, tidak dapat diberikan minum sehingga mengancam terjadinya dehidrasi.
  • 37. Pencegahan Pencegahan dilakukan dengan m elakukan fogging dan 3 M plus yaitu: Menguras tempat tempat penampungan air secara teratur sekurang kurangnya sekali seminggu atau penaburan bubuk abate ke dalamnya. Menutup rapat tempat penampungan air. Mengubur atau menyingkirkan barang barang bekas yang dapat menampung air
  • 38. PLUS + Tidak menggantung baju Memelihara Ikan Hidari Gigitan nyamuk Membubuhkan obat abate
  • 39. Diagnosa Banding Demam chiku nguya Dimana serangan demam lebih mendadak dan lebih pendek tapi suhu di atas 400C disertai ruam dan infeksi konjungtiva ada rasa nyeri sendi dan otot. Demam tyfoid Biasanya timbul tanda klinis khas seperti pola demam, bradikardi relatif, adanya leukopenia, limfositosis relatif. Anemia aplastik Penderita tampak anemis, timbul juga perdarahan pada stadium lanjut, demam timbul karena infeksi sekunder, pemeriksaan darah tepi menunjukkan pansitopenia. Purpura trombositopenia idiopati (ITP) Purpura umumnya terlihat lebih menyeluruh, demam lebih cepat menghilang, tidak terjadi hemokonsentrasi.
  • 40. SISTEM PELAYANAN KESEHATAN Definisi Jaminan pemeliharan kesehatan bagi keluarga miskin dan kurang mampu (GAKIN) adalah jaminan pemeliharaan kesehatan yang diberikan kepada keluarga miskin dan kurang mampu yang membutuhkan pelayanan kesehatan meliputi rawat jalan dan rawat inap sebagaimana yang ditetapkan, baik di Puskesmas maupun di Rumah Sakit yang ditunjuk di Wilayah.
  • 42. Prosedur rawat inap bagi peserta GAKIN/SKTM di Rumah Sakit
  • 43. Prosedur Mendapatkan Layanan Program JPK GAKIN Prosedur Mendapatkan Layanan Program JPK GAKIN Pemegang Kartu GAKIN Kartu GAKIN, RASKIN, BLT PKH, Kader Kesehatan (Program Pemerintah lainnya) Foto kopi kartu keluarga (KK) Rujukan dari puskesmas, tidak perlu apabila emergensi KTP 2. Pasien Panti Sertifikat panti Surat keterangan kepalah panti atau rumah singgah Daftar nama penghuni panti
  • 44. 3. KLB/Kebanjiran/Kebakaran Surat keterangan dari posko atau Puskesmas 4. Orang Terlantar Surat keterangan Polisi Surat keterangan dari direktur Rumah Sakit Surat keterangan dari Dinas Bintal dan Kessos Rujukan 5. Pasien SKTM Kartu BBM (BLT/PKH) Surat keterangan tidak mampu Rujukan
  • 45. DOKUMENTASI KEPERAWATAN Pengkajian Tanggal masuk : 10 November 2007 Jam Masuk : 19.00 WIB Ruang : Menular Anak No. Reg. Med : 1005905 Pengkajian : 11 November 2007;19.00 WIB IDENTITAS KLIEN Nama Klien : An. Y Tgl Lahir : 01 Januari 1998 Jenis Kelamin : laki-laki Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Agama : Islam Pendidikan : SD Pekerjaan :Alamat : Gubeng Jaya Sby
  • 46. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB Nama Orang Tua : Tn. Y.E Umur : 28 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Suku/Bangsa :Jawa/Indonesia Agama :Islam pendidikan : SLTA Pekerjaan : Karyawan
  • 47. STATUS KESEHATAN Riwayat Penyakit Sekarang Klien masuk rumah sakit dengan dibawa oleh keluarga/orang tua setelah sebelumnya mengalami demam semenjak hari rabu siang (sepulang sekolah)/telah lima hari demam. Demam yang dialami klien tidak berkurang (relatif menetap). Penyebab demam tidak diketahui keluarga, demam tidak berkurang dengan pemberian obat-obatan turun panas dan kompres.Pada hari minggu pagi anak mengalami epistaksis dan kemudian dibawa ke RS Dr. Sutomo. Saat ini klien kurang nafsu makan.Klien selalu merasa kenyang setelah makan 2-3 sendok makan dan mengatakan perutnya terasa penuh.Kondisi ini terjadi semenjak empat hari yang lalu.Klien dan keluarga mengatakan tidak tahu penyebab tidak nafsu makan.Dengan kondisinya saat ini klien merasa badannya agak lemas.
  • 48. Riwayat Penyakit Keluarga Orang tua tidak ada yang menderita penyakit jantung, penyakit kencing manis Riwayat Kesehatan Lingkungan Klien dan keluarga tinggal di daerah yang berpenduduk padat dengan tingkat sosial ekonomi menengah kebawah, pada jarak 10 meter dari rumah klien terdapat tetangga yang terjangkit penyakit Demam Berdarah.Penyemprotan nyamuk sering dilakukan dan terakhir kali sekitar 2 遜 bulan yang lalu.Tempat penampungan air yang ada dirumah adalah bak mandi yang setiap hari digunakan dan tempat minuman burung yang biasa diganti tiap dua hari sekali.Keluarga biasa mengantung baju di belakang pintu.
  • 49. PEMERIKSAAN FISIK Status Present Keadaan umum Kesadaran Tekanan darah Nadi RR Suhu : Tampak sakit sedang : Compos mentis : 100/70 mmHg : 80 x/menit : 24 x/menit : 37,8 Status Generalis Kepala Bentuk Rambut Muka Mata Telinga Hidung hidung Mulut : Normal, simetris : Hitam, lurus, distribusi merata, : Bulat, simetris : Konjungtiva ananemis, sklera anikterik : Liang telinga lapang, serumen (-), : Septum tidak deviasi, pernapasan cuping : Bibir tidak kering, sianosis
  • 54. Patofisiologi pada dhf ? Mengapa dhf ditandai oleh pendarahan ? Pada pasien dhf leukosit menurun, apakah dapat menyebabkan infeksi ? Penatalaksanaan pada dhf ? Keluhan utama dhf pada woc ? Perawatan dhf derajat 2 ? Yang dimaksud dgn Peregangan kapsul hati ? Kenapa pada derajat 4 tekanan darah semakin meningkat