Dokumen tersebut membahas strategi pengembangan desa pusat pertumbuhan di Provinsi Riau dengan mempertimbangkan aspek pertumbuhan ekonomi, pemerataan, dan keberlanjutan. Dokumen ini menjelaskan pendekatan dan metodologi yang digunakan untuk mengidentifikasi potensi ekonomi 55 desa terpilih di 11 kabupaten/kota, serta merekomendasikan model pengembangan desa pusat pertumbuhan berbasis agribisnis.
2. PENDAHULUAN
PERUBAHAN STRATEGI PEMBANGUNAN
pertumbuhan ekonomi, pemerataan pembangunan dan
pelestarian lingkungan untuk mencapai tujuan
pertumbuhan ekonomi yang maksimal dan menjamin
kesinambungan
TUJUAN PEMBANGUNAN
mencakup aspek pertumbuhan, pemerataan dan keberlanjutan yang
berdimensi lokasi dalam ruang dan berkaitan dengan aspek-aspek
sosial ekonomi wilayah.
PROBLEM KETIMPANGAN PEMBANGUNAN
antar wilayah (Desa dan Kota)
antar sektor (Pertanian dan Non-Pertanian)
3. AMANAT RPJP 2005 2025 (UU NO. 17 TAHUN 2007)
PEMIHAKAN (AFFIRMATIVE ACTION)
proses intervensi pembangunan bagi masyarakat
pedesaan (wilayah administrasi terkecil) menjadi
fokus pembangunan nasional
Salah satu agendanya adalah industrialisasi dan
modernisasi ekonomi perdesaan
DALAM JANGKA PENDEK,
peluang implementasi industrialisasi dan modernisasi ekonomi
perdesaan lebih besar bila dilakukan di desa-desa tertentu yang
memiliki kriteria sebagai Desa Pusat Pertumbuhan.
INDIKATOR KETIMPANGAN DESA DAN KOTA
Tingginya proporsi angka kemiskinan dan pengangguran (tidak
kentara) pada wilayah perdesaan
4. DESA SEBAGAI PUSAT PERTUMBUHAN
Membangun dan mengembangkan pendekatan
pembangunan dan pemberdayaan masyarakat dan desa
secara TERPADU yang dapat menberikan kenyamanan,
keadailan secara sosial dan kemakmuran secara ekonomi.
Meningkatkan kinerja KELEMBAGAAN DAN SOCIAL
KAPITAL kawasan perdesaan yang dapat menumbuh
kembangkan kultur dan budaya dengan tetap memperkuat
kohesi sosial, mendorong gerakan demokratisasi lokal
dalam bingkai NKRI.
PENEKANAN PADA 3 ASPEK
Meningkatkan keberdayaan masyarakat desa dalam MENDAYAGUNAKAN
POTENSI diri secara maksimum untuk kemakmuran dan kesejahteraan
masyarakat desa itu sendiri.
5. PENGEMBANGAN KAWASAN PEDESAAN TERPADU BERBASIS KOMUNITAS
(PKPTBK)
INTEGRASI 3 (TIGA) KOMPONEN UTAMA
Manajemen tata ruang mikro
pedesaan dalam bentuk Pola Tata
Desa (PTD).
Revitalisasi Pusat Pertumbuhan
Terpadu Antar Desa (PPTAD).
Pemberdayaan Masyarakat
Kawasan Perdesaan (PMKP).
6. TUJUAN KEGIATAN
Mengidentifikasi potensi ekonomi yang dominan masing-
masing desa pusat pertumbuhan.
Mengetahui hubungan ekonomi desa dengan ketersediaan
sumber daya alam yang ada.
Mengetahui pola pengembangan Ekonomi Desa Pusat
Pertumbuhan.
Mendesain strategi pengembangan kegiatan ekonomi desa
pusat pertumbuhan.
RUANG LINGKUP
Inventarisasi desa sebagai pusat pertumbuhan setiap Kabupaten/Kota di
lingkungan wilayah adminstrasi Provinsi Riau.
Mengkaji potensi sumber daya alam desa sebagai desa pusat pertumbuhan.
Melihat pola kelembagaan yang ada didesa pusat pertumbuhan.
Menentukan pilihan strategi dalam pengembangan desa pusat pertumbuhan.
7. WILAYAH KAJIAN
WILAYAH I
KOTA PEKANBARU
KABUPATEN KAMPAR
KABUPATEN ROKAN HULU
KABUPATEN PELALAWAN
WILAYAH II
KABUPATEN BENGKALIS
KABUPATEN SIAK
WILAYAH III
KOTA DUMAI
KABUPATEN ROKAN HILIR
WILAYAH IV
KABUPATEN HULU
KABUPATEN KUANTAN SINGINGI
KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
55 DESA TERPILIH
PADA 11
KABUPATEN/KOTA
8. PENDEKATAN DAN METODOLOGI
PENDEKATAN
Kriteria utama Desa Pusat Pertumbuhan
memiliki trend pertumbuhan pembangunan
(aspek sosial dan ekonomi) tinggi yang dicirikan
dengan adanya kegiatan perdagangan dan jasa,
seperti pasar, industri kecil/rumah dan pusat-pusat
pelayanan jasa lainnya.
Perkembangan aktivitas ekonomi mampu
menimbulkan trickle-down effect terhadap desa
sedang dan tertinggal di sekitarnya.
9. ASPEK KAJIAN PENGEMBANGAN DPP
Potensi ekonomi dominan
Kendala dan faktor pendukung dalam pengembangan
kegiatan ekonomi (input, teknologi, pasar, infrastruktur dan
kelembagaan).
Keterkaitan (interlinkage) aktivitas ekonomi dominan
tersebut dengan sumberdaya di desa sekitarnya?
Fragmentasi produksi komoditas dominan dengan desa
sekitarnya?
Realisasi trickle- down effect pengembangan ekonomi dan
inovasi kelembagaan terhadap desa sekitarnya terealisir?
11. TAHAPAN KAJIAN
PRA-STUDY DETAIL (DATA SEKUNDER)
INVENTARISASI WILAYAH PROVINSI
LEVEL ADMINISTRASI
KLASIFIKASI 4 WILAYAH
KABUPATEN/KOTA
KECAMATAN
DESA/KELURAHAN
DAFTAR DESA
SAMPLING FRAMESAMPLING TECHNIQUE
CLUSTER RANDOM
SAMPLING
PEMILIHAN KABUPATEN MASING-MASING WILAYAH
(PROPORTIONALALLOCATION)
PEMILIHAN KECAMATAN MASING-MASING KABUPATEN
(EQUAL ALLOCATION)
PEMILIHAN DESA PUSAT PERTUMBUHAN
(EQUAL ALLOCATION)
3
T
A
H
A
P
12. TAHAPAN KAJIAN
STUDY DETAIL
WILAYAH FOKUS KAJIAN (STUDY KASUS)
DESA TERPILIH (DPP)DESA TETANGGA DESA TETANGGA
SURVEY LAPANGAN
PENGUMPULAN DATASEKUNDER PRIMER
1. MONOGRAFI DESA DAN
2. KECAMATAN DALAM ANGKA
3. REVIEW KEBIJAKAN
1. KUISONER
2. INTERVIEW
3. PWNGAMATAN LANGSUNG
4. FICUS GROUP DISCUSSION
TABULASI DAN
PENGOLAHAN DATA
ANALISIS DATA
PEMETAAN SOSIAL
RENCANA STRATEGIS
TATARUANG DPP
REKOMENDASI MODEL PENGEMBANGAN DESA
PUSAT PERTUMBUHAN PROVINSI RIAU
13. KERANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DESA
Potensi Kawasan Interlink dalam
pengembangan yang siap jual/
mempunyai nilai ekonomi
Kawasan Pengembangan Usaha
dan Industri yang menghasilkan
produk baik hulu dan hilir
Infrastruktur jalan
Aksesibiltas jalur laut