Makalah ini membahas tentang desertifikasi, yang didefinisikan sebagai degradasi lahan di daerah kering yang disebabkan oleh faktor iklim dan aktivitas manusia. Penyebab utama desertifikasi adalah lahan kering, perubahan penggunaan lahan, dan perubahan iklim global. Cara mengatasi desertifikasi meliputi reboisasi, penanaman tembok erosi, dan penyuburan tanah. Kasus desertifikasi di Indonesia terjadi di daerah Gunung Kidul akibat tanahnya
Dokumen tersebut membahas beberapa metode irigasi permukaan, yaitu basin, border, dan furrow irrigation. Irigasi permukaan merupakan metode pemberian air yang paling kuno dimana air didistribusikan secara langsung ke permukaan tanah dan diperbolehkan meresap ke dalam tanah. Metode-metode tersebut memanfaatkan prinsip gravitasi untuk mendistribusikan air secara merata di lahan pertanian.
Laporan Pembuatan Peta Kontur, Peta Lereng, dan Tracing JalanSally Indah N
油
Laporan ini membahas pembuatan peta lereng berdasarkan data peta kontur untuk memenuhi tugas kuliah. Terdapat penjelasan mengenai tujuan, alat, bahan, kajian literatur tentang pengertian lereng dan peta lereng, langkah pembuatan peta lereng melalui perhitungan persentase kemiringan, dan kesimpulan bahwa peta kontur dapat dijadikan acuan pembuatan peta lereng dengan menggunakan warna yang sesuai dengan tingkat ke
Praktikum ini bertujuan menentukan kerapatan butir tanah, kerapatan massa tanah, dan porositas pada dua jenis tanah, yaitu tanah entisol dan tanah inseptisol. Hasilnya menunjukkan bahwa tanah entisol memiliki kerapatan butir 3,09 g/cm3, kerapatan massa 1,54 g/cm3, dan porositas 50,16%, sedangkan tanah inseptisol memiliki kerapatan butir 0,25 g/cm3, kerapatan massa 1,37 g
Cara Instalisasi Alat Penakar Curah Hujan ObservatoriumHendry Ferdinans
油
Alat penakar curah hujan ( Jenis Obs/Observatorium)
Hujan merupakan salah satu parameter cuaca yang dibutuhkan untuk kepentinganBMKG dalam menentukan kondisi lingkungan dan masyarakat yang memerlukan data curahhujan.
Dokumen tersebut membahas jenis-jenis tanah yang ada di Indonesia. Terdapat 10 jenis tanah yaitu tanah vulkanis, tanah aluvial, tanah laterit, tanah litosol, tanah gambut, tanah mergel, tanah regosol, tanah kapur, tanah grumosol dan tanah margalit. Setiap jenis tanah memiliki ciri khas dan fungsi yang berbeda-beda.
Analisis Satuan Kemampuan Lahan (SKL) melibatkan penilaian morfologi, kemudahan dikerjakan, dan kestabilan lereng lahan untuk menentukan kemampuan lahan di suatu wilayah. Faktor-faktor yang dinilai meliputi jenis tanah, kemiringan, ketinggian, dan penggunaan lahan eksisting untuk menghasilkan peta SKL dengan nilai kemampuan lahan dari yang paling rendah hingga paling tinggi.
Makalah ini membahas tentang survei tanah dan manfaatnya. Survei tanah dilakukan untuk mengklasifikasikan dan memetakan tanah dengan mengelompokkan tanah yang sama atau hampir sama sifatnya. Terdapat beberapa tahapan dalam survei tanah mulai dari persiapan, pendahuluan, utama, hingga pengolahan data. Metode yang digunakan antara lain metode grid kaku dan metode fisiografik. Manfaat survei tanah diantar
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanamanPurwandaru Widyasunu
油
Dokumen tersebut membahas tentang kimia tanah, termasuk tentang mineral liat, koloid tanah, reaksi tanah (pH), kapasitas tukar kation (KTK), dan kejenuhan basa (KB). Juga membahas tentang unsur hara esensial yang diperlukan tanaman seperti nitrogen, fosfor, dan kaliumn beserta sumber dan fungsinya.
PROBLEMATIKA HUBUNGAN AIR, TANAH DAN TANAMAN.pdfZianfaradis2
油
Hubungan antara air, tanah, dan tanaman merupakan hubungan yang saling terkait. Air diperlukan tanaman untuk berbagai proses seperti fotosintesis, transpirasi, dan pertumbuhan. Tanah berperan menyimpan air yang dibutuhkan tanaman. Status lengas tanah yang bervariasi dapat mempengaruhi ketersediaan air bagi tanaman.
Cara pembuatan peta gis secara sederhanaBagus ardian
油
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut memberikan panduan langkah-langkah pembuatan peta GIS secara sederhana menggunakan software ArcGIS dan Google Maps.
2. Langkah awalnya adalah menyiapkan perangkat lunak dan data pendukung seperti peta citra satelit, informasi letak fasilitas, dan baseline.
3. Kemudian dilakukan georeferencing peta citra Google Maps, membuat shapefile, dan menambahkan informasi sp
Laporan ini mendeskripsikan hasil praktikum dasar ilmu tanah yang meliputi pengambilan contoh tanah latosol, analisis morfologi, kadar lengas, bahan organik, kapur, tekstur, struktur, konsistensi dan pH tanah. Tujuan praktikum adalah untuk mengetahui sifat-sifat fisik dan kimia tanah latosol.
Suhu tanah dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti waktu, kedalaman tanah, sumber energi, iklim, topografi dan karakteristik tanah. Suhu tanah sangat penting karena mempengaruhi aktivitas biologi, kimia, pertumbuhan tanaman dan pelapukan tanah. Suhu tanah dapat dikendalikan dengan penambahan atau pengurangan air tanah, penutupan tanah, dan pemberian mulsa.
Pedoman Teknik Analisis Aspek Fisik+Lingkungan, Aspek Ekonomi, Aspek Sosial dan Budaya. Berisi definisi aspek, meliputi apa saja, dan kebutuhan data yang akan dicari dalam rencana tata ruang.
Erosi adalah proses pelepasan material padat dari batuan induknya oleh berbagai faktor seperti air, angin, es, gravitasi, dan organisme. Faktor-faktor seperti curah hujan, sifat tanah, lereng, dan tutupan tanah mempengaruhi tingkat erosi. Erosi dapat berdampak merusak lingkungan seperti penipisan tanah pertanian dan pendangkalan perairan. Untuk mencegah erosi berlebihan perlu dilakukan berbagai
Makalah ini membahas tentang limpasan hujan dan pengukurannya. Secara singkat, makalah ini menjelaskan tentang:
1. Pemahaman limpasan hujan (runoff) dan bagan siklusnya
2. Metode Mock untuk menghitung ketebalan dan debit limpasan hujan
3. Teknik pengukuran debit sungai
Menetukan Laju Erosi oleh Karina Dwidha P. ( A1H009043 )Helmas Tanjung
油
Dokumen tersebut membahas metode untuk memprediksi laju erosi tanah, khususnya menggunakan model Universal Soil Loss Equation (USLE). Model USLE memprediksi laju erosi berdasarkan faktor erosivitas hujan, erodibilitas tanah, panjang dan kemiringan lereng, penutup lahan, dan tindakan konservasi tanah. Dokumen tersebut juga menjelaskan cara menentukan nilai masing-masing faktor dan mengklasifikasikan tingkat b
Dokumen tersebut membahas tentang sifat biologi tanah pada lahan hutan dan non-hutan. Ia menjelaskan definisi biologi tanah dan organisme tanah, jenis dan klasifikasi organisme tanah, sumber bahan organik, dan pengaruh bahan organik terhadap sifat biologi tanah. Penelitian dilakukan untuk menganalisis sifat tanah di kebun kopi di Sumatera Utara. Hasilnya menunjukkan adanya variasi ketinggian, su
Dokumen ini membahas sejarah survei dan pemetaan serta perkembangan peralatannya. Dimulai dari survei awal di Mesir Kuno menggunakan tali untuk pengukuran, kemudian perkembangan ilmu geometri di Yunani Kuno. Bangsa Romawi lebih maju dengan peralatan seperti groma dan libella. Pada abad ke-18 dan 19, survei mengalami kemajuan pesat untuk kebutuhan pemetaan dan batas-batas nasional. Saat ini survei menggun
Kandungan air tanah sangat penting untuk pertumbuhan tanaman dan stabilitas konstruksi. Praktikum ini mengukur tiga parameter kandungan air tanah yaitu kadar lengas kering angin, kapasitas lapang, dan persediaan air maksimum menggunakan metode gravimetri.
Tiga Cara Memotong file Raster Sesuai Batas Polygon Menggunakan ArcGISbramantiyo marjuki
油
Dokumen ini memberikan tiga metode untuk membuat hillshade per kabupaten dari data digital elevasi model (DEM) pulau atau provinsi menggunakan ArcGIS. Metode pertama menggunakan toolbar Image Analysis, metode kedua menggunakan alat Clip Raster, dan metode ketiga melakukan batch clipping untuk memotong DEM menjadi banyak layer hillshade per kabupaten sekaligus.
Laporan ini menjelaskan praktikum pengukuran tanah menggunakan alat theodolit untuk mengukur beda tinggi dan jarak kontur. Mahasiswa belajar cara mengoperasikan theodolit di lapangan dan mengolah data pengukuran untuk gambar profil lapangan. Mereka melakukan pengukuran di dua titik dan mendapatkan beda tinggi dan jarak antara titik-titik tersebut.
Buku ajar-klasifikasi-tanah-dan-kesesuaian-lahanDanur Qahari
油
Buku ajar ini membahas tentang klasifikasi tanah dan kesesuaian lahan. Buku ini disusun untuk membantu mahasiswa dalam mata kuliah Klasifikasi Tanah dan Kesesuaian Lahan dengan menjelaskan konsep-konsep klasifikasi tanah, sistem klasifikasi yang digunakan di Indonesia, evaluasi sumberdaya lahan, dan kesesuaian lahan untuk pertanian dan non pertanian.
Materi tentang Ozon-Desertifikasi-Erosi-Polusi-Hujan Asam-Pemanasan Global-Gl...Hafsoh Ulfiana Fauziah
油
Dokumen tersebut membahas tentang ozon, dampak berlubangnya lapisan ozon, dan upaya penanggulangannya. Ozon berfungsi melindungi bumi dari radiasi ultraviolet matahari. Lapisan ozon mengalami kerusakan yang disebabkan gas-gas seperti klorofluorokarbon. Kerusakan lapisan ozon meningkatkan radiasi ultraviolet yang berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan. Upaya pelestarian dilakukan dengan mengurangi penggunaan z
Makalah ini membahas tentang survei tanah dan manfaatnya. Survei tanah dilakukan untuk mengklasifikasikan dan memetakan tanah dengan mengelompokkan tanah yang sama atau hampir sama sifatnya. Terdapat beberapa tahapan dalam survei tanah mulai dari persiapan, pendahuluan, utama, hingga pengolahan data. Metode yang digunakan antara lain metode grid kaku dan metode fisiografik. Manfaat survei tanah diantar
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanamanPurwandaru Widyasunu
油
Dokumen tersebut membahas tentang kimia tanah, termasuk tentang mineral liat, koloid tanah, reaksi tanah (pH), kapasitas tukar kation (KTK), dan kejenuhan basa (KB). Juga membahas tentang unsur hara esensial yang diperlukan tanaman seperti nitrogen, fosfor, dan kaliumn beserta sumber dan fungsinya.
PROBLEMATIKA HUBUNGAN AIR, TANAH DAN TANAMAN.pdfZianfaradis2
油
Hubungan antara air, tanah, dan tanaman merupakan hubungan yang saling terkait. Air diperlukan tanaman untuk berbagai proses seperti fotosintesis, transpirasi, dan pertumbuhan. Tanah berperan menyimpan air yang dibutuhkan tanaman. Status lengas tanah yang bervariasi dapat mempengaruhi ketersediaan air bagi tanaman.
Cara pembuatan peta gis secara sederhanaBagus ardian
油
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut memberikan panduan langkah-langkah pembuatan peta GIS secara sederhana menggunakan software ArcGIS dan Google Maps.
2. Langkah awalnya adalah menyiapkan perangkat lunak dan data pendukung seperti peta citra satelit, informasi letak fasilitas, dan baseline.
3. Kemudian dilakukan georeferencing peta citra Google Maps, membuat shapefile, dan menambahkan informasi sp
Laporan ini mendeskripsikan hasil praktikum dasar ilmu tanah yang meliputi pengambilan contoh tanah latosol, analisis morfologi, kadar lengas, bahan organik, kapur, tekstur, struktur, konsistensi dan pH tanah. Tujuan praktikum adalah untuk mengetahui sifat-sifat fisik dan kimia tanah latosol.
Suhu tanah dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti waktu, kedalaman tanah, sumber energi, iklim, topografi dan karakteristik tanah. Suhu tanah sangat penting karena mempengaruhi aktivitas biologi, kimia, pertumbuhan tanaman dan pelapukan tanah. Suhu tanah dapat dikendalikan dengan penambahan atau pengurangan air tanah, penutupan tanah, dan pemberian mulsa.
Pedoman Teknik Analisis Aspek Fisik+Lingkungan, Aspek Ekonomi, Aspek Sosial dan Budaya. Berisi definisi aspek, meliputi apa saja, dan kebutuhan data yang akan dicari dalam rencana tata ruang.
Erosi adalah proses pelepasan material padat dari batuan induknya oleh berbagai faktor seperti air, angin, es, gravitasi, dan organisme. Faktor-faktor seperti curah hujan, sifat tanah, lereng, dan tutupan tanah mempengaruhi tingkat erosi. Erosi dapat berdampak merusak lingkungan seperti penipisan tanah pertanian dan pendangkalan perairan. Untuk mencegah erosi berlebihan perlu dilakukan berbagai
Makalah ini membahas tentang limpasan hujan dan pengukurannya. Secara singkat, makalah ini menjelaskan tentang:
1. Pemahaman limpasan hujan (runoff) dan bagan siklusnya
2. Metode Mock untuk menghitung ketebalan dan debit limpasan hujan
3. Teknik pengukuran debit sungai
Menetukan Laju Erosi oleh Karina Dwidha P. ( A1H009043 )Helmas Tanjung
油
Dokumen tersebut membahas metode untuk memprediksi laju erosi tanah, khususnya menggunakan model Universal Soil Loss Equation (USLE). Model USLE memprediksi laju erosi berdasarkan faktor erosivitas hujan, erodibilitas tanah, panjang dan kemiringan lereng, penutup lahan, dan tindakan konservasi tanah. Dokumen tersebut juga menjelaskan cara menentukan nilai masing-masing faktor dan mengklasifikasikan tingkat b
Dokumen tersebut membahas tentang sifat biologi tanah pada lahan hutan dan non-hutan. Ia menjelaskan definisi biologi tanah dan organisme tanah, jenis dan klasifikasi organisme tanah, sumber bahan organik, dan pengaruh bahan organik terhadap sifat biologi tanah. Penelitian dilakukan untuk menganalisis sifat tanah di kebun kopi di Sumatera Utara. Hasilnya menunjukkan adanya variasi ketinggian, su
Dokumen ini membahas sejarah survei dan pemetaan serta perkembangan peralatannya. Dimulai dari survei awal di Mesir Kuno menggunakan tali untuk pengukuran, kemudian perkembangan ilmu geometri di Yunani Kuno. Bangsa Romawi lebih maju dengan peralatan seperti groma dan libella. Pada abad ke-18 dan 19, survei mengalami kemajuan pesat untuk kebutuhan pemetaan dan batas-batas nasional. Saat ini survei menggun
Kandungan air tanah sangat penting untuk pertumbuhan tanaman dan stabilitas konstruksi. Praktikum ini mengukur tiga parameter kandungan air tanah yaitu kadar lengas kering angin, kapasitas lapang, dan persediaan air maksimum menggunakan metode gravimetri.
Tiga Cara Memotong file Raster Sesuai Batas Polygon Menggunakan ArcGISbramantiyo marjuki
油
Dokumen ini memberikan tiga metode untuk membuat hillshade per kabupaten dari data digital elevasi model (DEM) pulau atau provinsi menggunakan ArcGIS. Metode pertama menggunakan toolbar Image Analysis, metode kedua menggunakan alat Clip Raster, dan metode ketiga melakukan batch clipping untuk memotong DEM menjadi banyak layer hillshade per kabupaten sekaligus.
Laporan ini menjelaskan praktikum pengukuran tanah menggunakan alat theodolit untuk mengukur beda tinggi dan jarak kontur. Mahasiswa belajar cara mengoperasikan theodolit di lapangan dan mengolah data pengukuran untuk gambar profil lapangan. Mereka melakukan pengukuran di dua titik dan mendapatkan beda tinggi dan jarak antara titik-titik tersebut.
Buku ajar-klasifikasi-tanah-dan-kesesuaian-lahanDanur Qahari
油
Buku ajar ini membahas tentang klasifikasi tanah dan kesesuaian lahan. Buku ini disusun untuk membantu mahasiswa dalam mata kuliah Klasifikasi Tanah dan Kesesuaian Lahan dengan menjelaskan konsep-konsep klasifikasi tanah, sistem klasifikasi yang digunakan di Indonesia, evaluasi sumberdaya lahan, dan kesesuaian lahan untuk pertanian dan non pertanian.
Materi tentang Ozon-Desertifikasi-Erosi-Polusi-Hujan Asam-Pemanasan Global-Gl...Hafsoh Ulfiana Fauziah
油
Dokumen tersebut membahas tentang ozon, dampak berlubangnya lapisan ozon, dan upaya penanggulangannya. Ozon berfungsi melindungi bumi dari radiasi ultraviolet matahari. Lapisan ozon mengalami kerusakan yang disebabkan gas-gas seperti klorofluorokarbon. Kerusakan lapisan ozon meningkatkan radiasi ultraviolet yang berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan. Upaya pelestarian dilakukan dengan mengurangi penggunaan z
Penanganan dan pemisahan sampah di sumbernya merupakan tahap kritis dalam pengelolaan sampah yang melibatkan pemisahan sampah organik dan non-organik serta penerapan konsep 3R. Tanggung jawab penanganan bervariasi mulai dari penghuni rumah, pengelola gedung, hingga developer tergantung jenis permukiman. Pemisahan dan penyimpanan sampah di sumber diperlukan sebelum pengangkutan ke TPS atau TPA selanjutnya.
This document provides an overview of a Master Seminar on Integrated Farming Systems presented by S. Sabarinathan. It discusses the current challenges facing agriculture like increasing population and food demand, soil degradation, and climate change. Integrated Farming Systems is presented as a solution to issues like declining agricultural growth and productivity. IFS aims to diversify production, increase income, improve nutrition, and conserve resources. The document outlines the components, objectives, and benefits of IFS, as well as factors that determine the appropriate systems. It provides examples of IFS models and concludes by emphasizing the role IFS can play in sustainable development.
Dokumen tersebut membahas tentang akibat konversi hutan di Indonesia, termasuk kerusakan lingkungan seperti banjir, kekeringan, tanah longsor, efek rumah kaca, kerusakan lapisan ozon, dan kepunahan spesies. Dokumen tersebut juga menyarankan strategi perlindungan hutan yang berkelanjutan seperti reboisasi, tebang pilih, dan sosialisasi UU penebangan hutan.
Dokumen tersebut membahas tentang akibat konversi hutan, termasuk banjir dan kekeringan, efek rumah kaca, kerusakan lapisan ozon, dan kepunahan spesies. Dokumen tersebut juga menyarankan strategi perlindungan hutan seperti reboisasi, penebangan secara selektif, dan sosialisasi UU penebangan hutan.
Dokumen tersebut membahas tentang kelompok 2 yang menguraikan unsur-unsur lingkungan hidup, kerusakan lingkungan akibat alam dan manusia, serta upaya pelestarian lingkungan."
Makalah ini membahas upaya pelestarian hutan untuk mencegah pemanasan global. Hutan memiliki fungsi penting sebagai paru-paru bumi dan merupakan sumber daya alam yang perlu dilestarikan. Kerusakan hutan seperti kebakaran dan penebangan liar perlu dicegah karena berdampak buruk bagi lingkungan dan iklim.
Faktor-faktor yang mempengaruhi persebaran flora dan fauna antara lain faktor iklim, tanah, fisiografi, dan biotik. Flora dan fauna dapat menyebar melalui udara, air, darat, dan pengangkutan manusia. Persebaran dapat disebabkan tekanan populasi, persaingan, dan perubahan habitat, namun dapat dihambat oleh kondisi iklim, tanah, geografi, dan lingkungan.
Dokumen tersebut membahas tentang kenampakan permukaan bumi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Kenampakan permukaan bumi terdiri atas wilayah daratan dan perairan, yang masing-masing memiliki berbagai bentuk seperti dataran tinggi, pegunungan, pantai, dan lain-lain. Faktor-faktor yang mempengaruhinya antara lain tenaga endogen dan eksogen, iklim, kondisi geologi, serta faktor biotik.
Jenis - Jenis Perubahan Hutan (Pengetahuan Lingkungan) by Muhammad KennedyMuhammad Kennedy Ginting
油
Jenis - Jenis Perubahan Hutan merupakan salah satu materi dalam mata kuliah Pengetahuan Lingkungan. Disini akan membahas tentang lignkungan pada saat sekarang.
MATERI PRESENTASI BIOLOGI UNTUK SISWA SMP KELAS VII. SUDAH SAYA SUSUN RUNTUT, MENARIK DAN DETAIL. KUNJUNGI SAYA PADA http://aguspurnomosite.blogspot.com
Dokumen tersebut membahasakan pentingnya menjaga alam sekitar dengan menjelaskan beberapa akibat buruk jika alam sekitar tidak dijaga, seperti: (1) pencemaran udara, air dan tanah dapat mengganggu kesehatan manusia dan ekosistem, (2) kepupusan spesies flora dan fauna, dan (3) gangguan terhadap sistem ekologi bumi.
Dokumen tersebut membahas tentang kemarau, termasuk definisi kemarau, faktor-faktor yang menyebabkan kemarau, dampak kemarau terhadap lingkungan dan manusia, serta langkah-langkah yang dapat diambil untuk menghadapi kemarau.
Makalah ini membahas kerusakan lingkungan yang dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, seperti perpindahan penduduk, pembakaran hutan, pembangunan industri, dan pembuangan limbah yang tidak memadai. Upaya konservasi lingkungan perlu dilakukan, karena lingkungan adalah tempat hidup manusia dan berbagai makhluk lain.
Makalah ini membahas tentang sedimentasi yang didefinisikan sebagai proses pengendapan material yang ditransport oleh air, angin, es atau gletser di suatu cekungan. Terdapat beberapa jenis sedimentasi seperti lithougenus, biogeneuos, hidreogenous, dan cosmogerous. Faktor yang mempengaruhi sedimentasi antara lain karakteristik hujan, kemiringan lereng, tanaman penutup, dan sifat fisik batuan.
PENYEBAB KERUSAKAN ALAM LINGKUNGAN pptx yes.pptxMIM2MENONGO
油
Desertifikasi
1. Desertifikasi
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Lingkungan Hidup.
Oleh :
1. Dwi Sekti Cambodianna
2. Nurhalima
3. Wardah Ulfah Fauziah
Program Studi Pendidikan Matematika
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PPROF. DR. HAMKA (FKIP)
Jl. Tanah Merdeka, Kp. Rambutan, Ps. Rebo, Jakarta Timur.
Telepon (021) 8400341 - 87796977 Fax. (021) 8411531
2015
2. KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr. Wb.
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberi petunjuk dan kekuatan
iman sehingga kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah ini yang berjudul
DESERTIFIKASI.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan pada Nabi besar Muhammad SAW.
Makalah ini dibuat bertujuan untuk menyelesaikan tugas dari bapak Alfian Tanjung
selaku dosen mata kuliah Kemuhammadiyahan.
Tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan segala nikmat-Nya dalam melancarkan
pembuatan makalah ini
2. Gufron Amirullah yang telah memberikan tugas makalah ini selaku dosen
pengampuh Pendidikan Lingkungan Hidup
3. Orang tua kami yang selalu mendoakan langkah-langkah kami dalam menghadapi
berbagai kegiatan.
4. Teman seperjuagan atas kerjasamanya dalam tugas ini.
Semoga makalah ini dapat berguna bagi diri kami sendiri, teman-teman dan siapa saja
yang ingin memanfaatkannya sebagai referensi keilmuan. Atas segala kekurangan dalam
penulisan makalah ini dan kritik atau saran yang membangun maupun tidak sangat kami
butuhkan agar dapat menyempurnakan makalah dilain waktu, dari lubuk yang paling dalam
kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Wassalamualaikum wr. Wb.
Jakarta, 18 September 2015
Penyusun
Kelompok 4
3. BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Menurut The United Nations Confention To Combat Desertification
(UNCCD) desertifikasi adalah degradasi lahan didaerah kering yang diakibatkan
oleh faktor-faktor yang bervariasi, termasuk didalamnya adalah fariasi iklim dan
aktifitas manusia. Kini dampak pemanasan global dan perubahan iklim dunia
bukan lagi sekedar ancaman. Namun, anomali iklim tersebut sudah menjadi
kenyataan yang menimpa kehidupan kelompok masyarakat lintas budaya di
berbagai belahan dunia. Salah satu kelompok masyarakat yang paling rentan
mengalami gangguan iklim yang kian tak menentu tersebut adalah petani.
Sesungguhnya ketidaknormalan iklim seperti kemarau panjang yang menimpa kita
dewasa ini bukan hal baru karena di waktu lalu pun hal itu terjadi. Namun dalam
perkembangannya dewasa ini, ketidak normalan iklim seperti kemarau panjang
tersebut cenderung makin kerap terjadi dan krisis air makin meningkat. Akibat
bencana kekeringan, para petani sawah cendering makin tak berdaya
menghadapinya. Hal tersebut antara lain disebabkan kian rusaknya ekosistem
lokal dan telah pudar atau hilangnya berbagai strategi lokal dan kearifan ekologi
petani sawah dalam mengelola lingkungannya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan desertifikasi
2. Apa penyebab dari desertifikasi
3. Bagaimana cara mengatasi desertifikasi
4. Kasus-kasus desertifikasi di Indonesia
C. TUJUAN
1. Untuk menjelaskan mengenai definisi desertifikasi
2. Untuk menjelaskan penyebab terjadinya desertifikasi
3. Untuk menjelaskan cara mengatasi desertifikasi
4. Untuk memberikan berbagai kasus-kasus nyata yang ada di Indonesia
4. BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI DESERTIFIKASI
Desertifikasi berasal dari desert yang berarti gurun. Menurut The United
Nations Confention To Combat Desertification (UNCCD) desertifikasi adalah
degradasi lahan didaerah kering yang diakibatkan oleh faktor-faktor yang bervariasi,
termasuk didalamnya adalah fariasi iklim dan aktifitas manusia. Sebagaimana dikutip
dari IYDD (International Year of Desert and Desertification) dalam buletin yang
diterbitkan oleh GER (Global Education Room, South Australia) desertifikasi berarti
penambahan daerah gurun yang sudah ada dan dapat juga berarti proses dimana
daerah luas yang sebelumnya subur dan produktif menjadi kering kerontang dan tidak
dapat lagi digunakan untuk bercocok tanam. Sedangkan menurut kami, desertifikasi
adalah kondisi dimana tanah kering karena kekurangan air yang disebabkan oleh
perubahan iklim dan ulah manusia.
Desertifikasi secara alamiah disebabkan karena erosi berat oleh tanah. Erosi adalah
peristiwa pengikisan tanah yang disebabkan oleh faktor iklim (intensitas hujan,
kecepatan angin, rentang suhu dan frekuensi badai), faktor biologi (tipe sedimen, tipe
batuan, dan kemiringan lahan), faktor biologis (tutupan vegetasi lahan, makhluk yang
tinggal yang di lahan tersebut dan tata guna lahan oleh manusia).
Tumbuhan yang dapat tumbuh di daerah yang tandus adalah :
1. Kacang tanah
2. Kacang mete
3. Pohon jati
4. Kaktus
5. Singkong
6. Akasia
7. Kurma
5. B. PENYEBAB TIMBULNYA DESERTIFIKASI
1. Lahan Kering
Lahan kering adalah daerah yang tidak terkena air sama sekali dan juga
daerah yang tidak dapat mengimbangi curah hujan dengan evaporasi. Lahan
kering secara umum dimanfaatkan sebagai lahan penggembalaan, meskipun di
negara-negara maju lahan sudah dijadikan sebagai lahan pertanian modern
dengan dukungan sistem irigasi yang mencukupi. Indonesia termasuk salah satu
negara yang memilikilahan kering berupa padang rumput dibagian timur wilayah
negara ini.
2. Perubahan Pengubahan Lahan
Peningkatan populasi manusia melibihi kapasitas daya dukung lingkungannya
menyebabkan manusia semakin mengeksploitasi alam. Terjadinya perubahan
yang besar-besaran pada pola penggunaan lahan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan manusia. Penggunaan lahan memberikan kontribusi terhadap
perubahan iklim karena fluktasinya CO2 atmosfer, akibatnya terjadi perubahan
pola penutupan lahan. Tumbuhan-tumbuhan yang tahan terhadap kadar CO2
yang tinggi sajalah yang dapat bertahan hidup.
Sebaliknya, desertifikasi yang ditimbulkan oleh perubahan pola iklim lebih
lanjut akan berdampak pada iklim dan dapat dideskripsikan utamanya pada
perubahan penggunaan lahan dan penutupan lahan yang mendorong terjadinya
degradasi lahan, penggembalaan berlebihan, pembakaran biomassa dan emisi ke
atmosfer , konstribusi pertanian terhadap polusi udara, pembukaan hutan yang
mempercepat erosi. Gangguan lahan karena antropogenikdan erosi, dan
pengaruh irigasi pertanian pada kondisi permukaan tanah ekosistem lahan kering
(Sivakumar; 2007).
Menurut sivakumar, Desertifikasi lahan kering terancamnya produktifitas
pangan jangka panjang dunia, termasuk tidak terdeteksinya produksi pangan,
kelaparan, peningkatan biaya sosial, penurunan kuantitas dan kualitas suplai air
bersih, peningkatan kemiskinan dan ketidakstabilan politik, penurunan
produktifitas tanah.
6. 3. Perubahan Iklim Global
Iklim global akhir-akhir ini mengalami perubahan yang drastis. Cuaca dan
iklim berfluktasi dan berubah karena alam, dan juga karena ulah manusia.
Perubahan karena manusia berpangkal dari pertambahan penduduk yang
membawa konsekuensi bertambahnya jumlah energi secara langsung ke dalam
udara, pembukaan tanah yang menyebabkan terjadinya perubahan permukaan
bumi, pengotoran udara yang menyebabkan terjadinya perubahan energi yang
menuju/keluar ke/dari permukaan bumi. Tipe dan kondisi permukaan bumi akan
menentukan iklim disuatu tempat, karena permukaan bumi akan mempengaruhi
jumlah dan keragaman pemanasan yang dihasilkan. Perbedaan pemanasan itu
justru menjadi faktor pembentuk iklim karena distribusi panas yang tidak merata
menjadi sebab langsung dari gerakan udara horizontal yang kita kenal sebagai
angin, sedangkan gerakan udara horizontal yang kita kenal sebagai angin,
sedangkan gerakan yang vertikal akan menciptakan awan presipitasi.
Menurut Lavee et al (1998), perubahan iklim menyebabkan menurunnya
ketersediaan air tanah dan akan lanjut menyebabkan perubahan vegetasi
penutup tanah, akibatnya hanya vegetasi yang tahan kekeringan saja yang akan
bertahan hidup. Vegetasi yang memiliki sistem perakaran
4. MENGATASI DESERTIFIKASI
Ada banyak cara yang bisa kita lakukan untuk mencegah dan mengembalikan
tanah menjadi keadaan sebelumnya, yaitu:
1. Reboisasi, yaitu menaman pohon dari berbagai jenis tanaman , maka dalam
beberapa tahun, daerah yang terkena efek desertfikasi akan kembali subur dan
berfungsi layaknya sedia kala.
2. Penanaman tembok erosi, dengan menanam pohon besar disekitar are yang
terkena dampak desertifikasi, maka hal ini akan mencegah dampak yang lebih
buruk akibat erosi yang disebabkan oleh angin maupun air.
3. Penyuburan tanah, dengan menambah unsur hara dan pupuk dalam tanah yang
terkena desertifikasi, maka diharapkan tanah tersebut akan mampu menunjang
tanaman diatasnya dan melebatkan hutan di daerah tersebut.
7. 5. KASUS-KASUS YANG TERJADI TERKAIT DESERTIFIKASI
1. Kondisi Daerah Gunung Kidul
Di indonesia terkenal dengan tanahnya yang subur, setidaknya dikalangan
masyarakat indonesia itu sendiri. Berbagai tanaman tumbuh di indonesia.
Meskipun demikian tidak semuanya wilayah di indonesia memiliki tanah yang
subur. Ada beberapa daerah yang tanahnya berada pada kategori tanah tandus.
Tinggal di wilayah yang tepat dilewati oleh garis katulistiwa memberikan
banyak keuntungan. Sinar matahari yang cukup dan curah hujan yang juga
cukup membuat tanah di negara ini tergolong sebagai tanah yang subur.
Berbagai tumbuhan yang tidak ada di eropa, tumbuh subur disini sayangnya,
memang tidak semua wilayah Indonesia bisa merasakan nikmatnya hidup diatas
tanah yang subur. Ada beberapa masyarakat indonesia yang hidup di wilayah
dengan keadaan tanah yang tidak bagus atau bahkan jelek sama sekali atau
tanah tandus.
Tanah tandus berkapur di gunung kidul merupakan salah satu contoh kasus
desertifikasi yang berada di indonesia. Daerah ini kekurangan air pada setiap
musim kemarau setiap tahunnya. Air bersih yang berwana bening dan tidak
berbau adalah sesuatu yang sangat istimewa dan berharga sama dengan seekor
kambing untuk setiap tanki bermuatan 6.000 liter.
Banyak pihak yang dirugikan jika tanah dalam keadaan tandus. Terutama
dan yang paling terlihat kesusahan adalah para petani. Digunung kidul, salah
satu kabupaten yang terletak di Selatan Yogyakarta terdapat berbagai jenis
tanaman yaitu singkong, pohon jati, jagung, kacang tanah dan kacang mete.
Bukannya penduduk tidak ingin menanam jenis tanaman palawija, tapi jenis
tanah gunung kidul yang tandus dan berkapur membuat petani tidak mempunyai
banyak pilihan. Dengan kata lain, mereka terpaksa menanam tanaman-tanaman
tersebut karena hanya tanaman jenis itulah yang dapat tumbuh di daerahnya.
Memikirkan jalan lain dan memutar otak adalah hal lain yang harus
dilakukan oleh para petani gunung kidul salah satu cara yang dilakukan petani
untuk sedikit menyuburkan tanah tandusnya adalah dengan menanam kacang
tanah. Kacang tanah dari gunung kidul cukup baik.
8. Selain kacang tanah, petani juga memanfaatkan kotoran ternak, sebagai
pupuk kandang yang juga cukup bermanfaat bagi pembentukan unsur hara
tanah. Pupuk kandang membantu para penati untuk sedikit untuk menyuburkan
tanah dikampung mereka.
2. Kekeringan Dan Strategi Petani
Sungguh malang nasib yang menimpa para petani sawah. Akibat musim
kering 2007, dari Januari hingga bulan juli 268.518 hektar sawah mengalami
kekeringan. Di Jawa Barat, hingga 31 Juli 2007, tercatat 17.331 hektar sawah
terkena kekeringan dan 45.584 hektarterancam kekeringan.
Konsekuensinya, ribuan hektar tanaman padi gagal dipanen petani. Banyak
keluarga petani sawah kehilangan pendapatan dengan nilai kerugian mencapai
juttaan rupiah per keluarga. Di Sukabumi Selatan, akibat kekeringan, banyak
buruh petani sawah yang menganggur dan kehilangan sumber pendapatan
mereka karena tidak punya pekerjaan lain di luar menjadi buruh tani (Kompas,
21/8/2007).
Akibat bencana kekeringan, para petani sawah cendering makin tak berdaya
menghadapinya. Hal tersebut antara lain disebabkan kian rusaknya ekosistem
lokal dan telah pudar atau hilangnya berbagai strategi lokal dan kearifan ekologi
petani sawah dalam mengelola lingkungannya.
Pada masa silam, hingga akhir 1960-an, sebelum ada Revolusi Hijau,
petani sawah di Jawa Barat mempunyai berbagai strategi dan kearifan ekologi
dalam bercocok tanaman padi sawah. Misalnya,untuk menjamin keberhasilan
bercocok tanam padi, para petani sawah pada setiap musimnnya senantiasa
memilih macam-macam varietas padi lokal yang akan ditanam di lahan
sawahnya.
Dalam mengelola ekosistem sawah, untuk menghindari ancaman bahaya
hama dan mengesifiensikan penggunaan air irigasi, mereka biasanya senantiasa
menjaga kebersamaan untuk tanam dan panen padi. Untuk menjaga
kebersamaan tersebut para petani biasanya mengembangkan berbagai strategi.
Contohnya, petani memiliki lahan sawah di daerah pegunungan menanam padi
lebih awal dibandingkan dengan mereka yang memiliki lahan sawah di daerah
lembah.
9. Kendati wakti tanam sedikit berbeda, waktu panennya dapat bersamaan.
Mengingat daratan tinggi memiliki udara dingi dan pencahayaan matahari
kurang, biasanya umur padi lebih lama dibandingkan padi yang tumbuh rendah.
Berdasarkan umur padi aneka ragam varietas padi lokal secara umum
dibedakan petani menjadi dua golongan utama, yaitu pare biasa dengan umur
panen sekitar 5-6 bulan dan pare bunar yang memiliki umur panen kurang dari
5-6 bulan.biasanya para petani memilih menanam macam-macam varietas pare
hawara untuk berbagai kepentingan. Misalnya, pare hawara tersebut diselip-
selipkan di daerah yang kosong atau gagal ditanam padi. Jadi, kedati waktu
tanam pare bunar terlambat, maka waktu panennya dapat bersamaan dengan
varietas padi ditanam sebelumya.
Masa tanam dan panen padi senantiasa diusahakan para petani sawah agar
waktunya bersamaan. Sebab, menanam padi yang tidak guyub, lebih awal atau
lebih lambat daripada petani umumnya, biasanya dianggap jelek oleh para
petani karena rentan terhadap serangan hama.
Selain itu, ketidak teraturan pola tanam padi kia sulit dalam pengaturan
pemanfaatan air irigasi di usum halodo (musim kemarau). Sebab pada usum
halodo pemberian air biasanya digilir dari sawah-sawah di daerah hulu hingga
sawah di daerah hilir sungai. Pada masa silam, pengaturan air irigasi tersier di
desa biasanya dilakukan oleh petugas ulu-ulu desa.
Saat ini ada tendensi bahwa petani sawah kurang memiliki lagi informasi
dan pengetahuan lokal yang mendalam tentang lingkungannya. Hal itu antara
lain dikarenakan pada masa Revolusi Hijau mereka dipaksakan untuk bercocok
tanam padi secara modern tanpa dilandasi kesesuaian dengan faktor-faktor
ekologi lokal dan kesesuaian budaya setempat .
Akibatnya, mereka mengadopsi tanaman padi baru, pare pendek, dengan
penggunaan pupuk kimia sintetis dan pestisida. Pola tanam padi pun menjadi
tidak teratur. Pada suatu hamparan sawah dapat ditemukan lahan sawah yang
baru dicangkul, ditanami padi, usai panen padi, dan lain-lain. Akibatnya, sering
ledakan hama dan kekurangan air pada musim kemarau.
Selain itu dalam menghadapi kekeringan, petani sawah cenderung kian tak
berdaya. Sebab, dalam menanam padi, mereka sangat tergantung pada varietas
pare pendek yang dihasilkan dari suatu laboraturium modern, yang dirancang
10. khusus untuk ditanam di lahan sawah yang subur serta cukup air, pupuk kimia
sintetis, dan pestisida.
Padahal, kenyataannya kondisi ekologi sawah para petani sangat beraneka
ragam. Maka usaha tani sawah makin dipengaruhi dan dibelenggu faktor-faktor
eksternal. Sebagai contoh, mereka menjadi sangat tergantung pada pasokan
benih padi, pupuk kimia sintetis, pestisida dan air irigasi yang semuanya di luar
kendali petani sawah.
Karea itu, tak mengherankan apabila kini terjasi kelangkaan pupuk dan
pestisida hampir setiap musim tanam padi. Para petani sawah mengalami
kesulitan air biasa, ditambah pula dengan seringnya terjadi becana kekeringan
seperti tahun 2007. Hal tersebut membuat para petani sawah kian menderita.
Sayangnya, bantuan konkret pemerintah terhadap para petani korban
kekeringan tersebut tidak (belum) ada. Kini kesannya pemerintah malah lebih
memperhatikan keselamatan nasib target produksi padi secara naional (makro)
daripada mempedulikan nasib petanikorban kekeringan. Kekerigan
menyebabkan kerugian jutaan rupiah bagi tiap keluarga korban tanpa ada
kompensasi sedikitpun dari pemerintah.
3. Bencana merapi dan adaptasi warga
Pada 26 Oktober 2010 sore Gunung Merapi di wilayah Jawa Tengah dan
DI Yogyakarta meletus. Demi keselamatan, sebagian besar penduduk yang
bertempat tinggal di sekitar gunung diungsikan ketempat yang lebih aman.
Gunung Merapi dikenal kerap meletus. Karena itu, tak mengherankan bila
gunung tersebut dikenal sebagai salah satu gunung api paling aktif di dunia.
Letusannya kadang-kadang dahsyatnya dan adakalanya ringan.
Berdasarkan sejarah ekologi/lingkungan, Gunung Merapitercatat meletus
pertama kali pada 1006 dan mengubur Candi Borobudur. Lantas, sejak 1548
hingga 1968 tercatat rata-rata 7,5 tahun sekali terjadi letusan Merapi. Tahun
1672 letusannya menyebabkan 3.000 korban jiwa. Pada 1930 letusan Merapi
menyebabkan 1.367 jiwa meninggal, 2.410 ternak mati, 13 desa musnah,
serta29 desa rusak sebagian.
Selain itu, pada 1954 letusan Merapi menyebabkan 64 orang meninggal dan
57 luka-luka. Kemudian, tahun 1961 letusannya menyebabkan 5 orang
meninggal, 19 ternak mati, dan sekitar 109 rumah hancur. Sementara itu, korban
11. jiwa akibat letusan Gunung Merapi, biasanya berbagai upaya dilakukan
pemerintah, seperti program transmigrasi. Contohnya, pada 1961 tercatat 4.517
penduduk dari kawasan yang terkena bencana di transmigrasikan ke Sumatera.
Lantas, pada bencaa letusan Merapi tahun 1994 pemerintah bermaksud pula
memindahkan penduduk korban gunung api tersebut. Namun, mayoritas
penduduk yang bermukim di lereng Merapi menolaknya.
Pada umumnya hampir setiap letusan Gunung Merapi menimbulkan
bahaya pada penduduk. Ketika gunung tersebut meletus, selain keluar magma,
biasanya pula keluar awan panas yang oleh penduduk disebut wedhus gembel
atau ampa-ampa. Wedhus gembel biasanya meluncur ke bawah lereng gunung
dengan kecepatan 200-300 kilometer per jam dan temperature 200-300 derajat
celsius.
Awan panas itu lebih mengancam penduduk dibandingkan dengan
muntahan lava yang mengalir lebih lambat.
Jadi, penduduk yang bermukim di lereng Gunung Merapi umumnya
menyatakan bahwa sesungguhnya hanya dua bahaya Merapi, yaitu awan panas
serta campuran abu dan air (lahar dingin) yang mengalir ke bawah lereng
dengan cepat serta merusak harta benda dan jiwa.
Contohnya, tahun 1994 letusan Gunung Merapi mengeluarkan awan panas
yang bergerak cepat sejauh 6 KM ke bawah, ke bagian selatan lereng Merapi,
mengikuti palung Sungai Boyong dan 4 KM ke bawah tenggara lereng,
mengikuti palung Sungai Krasak. Penduduk yang bermukim dipuluhan desa di
selatan dan tenggara lereng melarikan diri ke bawah lembah gunung. Bencana
tersebut menyebabkan 46 orang meninggal di lapangan ataupun sesudahnya
serta 4.452 orang diungsikan ke pengungsian.
Meskipun demikian, faktor penyebabnya, penduduk lekat secara budaya
dengan Merapi dilandasi mistik. Akan tetapi, penduduk lokal juga telah
menganalisis secara seksama resiko dan manfaat lingkungannya selain resiko
yang akan dihadapi di kawasan transmigrasi. Mereka menyadari adanya
peluang ditimpa bencana Merapi dengan berbagai konsekuensinya, termasuk
korban jiwa dan harta. Namun, pada waktu yang sama, mereka juga telah
memperoleh manfaat nyata, yaitu berbagai keuntungan sosial, ekonomi, dan
budaya dalam mengelola dan adaptasi dengan lingkungan Merapi secara turun
temurun.
12. Berdasarkan sejarah ekologi, sebelum abad ke-20 hampir semua penduduk
pegunungan Jawa, tak terkecuali penduduk lereng Gunung Merapi, bertani
dengan sistem ladang berotasi (disebut ngahuma di Sunda). Mereka menggarap
lahan hutan (wono) secara berpindah-pindah hutan. Hal ini dimaksud untuk
mengistirahatkan/memberakan (followed) lahan bekas ladang usai panen padi
gogo agar kesuburannya pulih tanpa memberikan pupuk anorganik. Mereka juga
mengembalakan ternak secara bebas di desa.
Namun, sejalan dengan kebijakan pemerintah kolonial Belanda, lereng
Merapi tidak saja dilihat bahaya letusan,tetapi juga digunakan untuk
kepentingan koservasi tanah dari bahaya erosi. Konsekuensinya, penduduk
harus mengubah sistem pertanian ladang di kawasan hutan deengan sistem
tegalan menetap.
Dengan sistem pertanian baru tersebut, petani harus memelihara ternak sapi
di kandang dan menyabit rumput alang-alang dari lingkungan sekitarnya. Ketika
musim hujan, biasanya penduduk cukup menyabit rumput di lahan-lahan sekitar
desanya. Namun, pada musim kemarau mereka harus maik ke lereng sisi
Gunung Merapi yang subur karena kelembabannya.
Untuk menyabit rumput, penduduk perlu kerja intensif. Sebab, untuk
menuju tempat menyabit rumput, penduduk perlu berjalak kaki 60-90 menit.
Sementara itu, untuk menyabit 55-60 kg rumput butuh waktu sekitar satu jam.
Populsi ternak sapi telah menjadi komponen utama penduduk di lereng Merapi,
utamanya sebagai penghasil susu dan laku dipasarkan. Adapun kotorannya
sangat berguna untuk pupuk organik di lahan pertanian aatupun padang rumput.
Jadi, dalam kondisi letusan berkala Gunung Merapi yang ringan, kehadiran
wedhus gembel dapat menguntungkan penduduk.
Karena wedhus gembel secara rutin membakar rumput alang-alang, ketika
musim hujan tiba, rumput alang-alang tersebut akan tumbuh subur. Itu sangat
penting bagi sumber pakan ternak. Sayangnya, kini adaptasi penduduk untuk
harmonis dengan dinamika Merapi yang sering meletus makin sulit diupayakan.
Letusan gunung secara dahsyat. Misalnya, kian sulit diprediksi. Sebab, kini berbagai
indikator di alam, seperti migrasi binatang liar yang biasa turun dari hutan ke dusun-dusun
menjelang Merapi, kian Langka ditemukan. Binatang itu telah punah atau langka di alam.
13. BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Desertifikasi adalah kondisi dimana tanah kering karena kekurangan air yang
disebabkan oleh perubahan iklim dan ulah manusia. Penyebab dari desertifikasi
adalah lahan yang kering dan perubahan iklim global dan perubahan pengubahan
lahan.
B. SARAN
Untuk mengatasi desertifikasi agar tidak mengalami kekeringan maka perlu
diadakannya reoboisasi, membuat tembok erosi, dan penyuburan tanah dengan cara
menambah unsur hara dan pupuk dalam tanah. Serta disarankan untuk menanam
tanaman yang dapat tumbuh di daerah tandus seperti singkong, kacang tanah, kacang
mete, akasia, dan lain-lain.
14. DAFTAR PUSTAKA
Iskandar Johan.(2014). Manusia Dan Lingkungan Dengan Berbagai Perubahannya.
Yogyakarta: Graha Ilmu
Munir.H. Moch.(1996).Tanah-Tanah Utama Di Indonesia. Jakarta: PT Dunia pustaka jaya
Sugito.J. (1993). Bertanam ubi-ubian. Jakarta: PT Penebar Swadaya