4. SIFAT-SIFAT PENTING
ANTISEPTIKA/DESINFEKTANSIA
ï‚—Memiliki sifat antibakterial luas
ï‚—Tidak mengiritasi jaringan hewan dan manusia
ï‚—Sifat racun rendah, tidak berbahaya bagi manusia +
ternak.
ï‚—Memiliki daya tembus tinggi
ï‚—Tetap aktif meskipun terdapat cairan tubuh, nanah, darah,
feses dan sel-sel mati.
ï‚—Tidak merusak alat-alat, lantai dan dinding
ï‚—Tidak meninggalkan warna
ï‚—Murah diperlukan jumlah besar
ï‚—Mampu menembus rongga-rongga, liang-liang
ï‚—Tidak berbau atau bisa menghilangkan bau
ï‚—Setelah dicuci tidak beresidu
5. ï‚—Harus bisa dicampur air dan senyawa lain untuk
desinfeksi.
ï‚—Memiliki stabilitas dlm jangka waktu lama
ï‚—Efektif pada berbagai temperatur
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
EFEKTIFITAS DESINFEKTANSIA/ANTISEPTIKA
ï‚—Konsentrasi aman, efisien dan Efektif.
ï‚—Konsentrasi tinggi mahal, tidak praktis, membakar
kulit, bahaya bagi ternak.
Waktu kontak : 20 – 30 menit
ï‚—Tanggal kadaluwarsa
7. MACAM-MACAM ANTISEPTIK/DESINFEKTAN
1. Fisis : panas, sinar.
ï‚—Panas dilewatkan pemanas atau dengan air panas
disemprotkan
ï‚—Sinar : U.V, sinar gamma
2. Kimiawi : spray, sabun, aerosol, fumigasi
Jenis-jenis desinfektan kimia:
ï‚—Kresol :
- murah, efektif : bakteri, virus, tdk bunuh spora
- korosif, toksik, konsentrasi tinggi tinggalkan warna
- tidak boleh digunakan saat terdapat ternak hidup, telur atau
daging yang diproses.
8. ï‚—Fenol
- cocok untuk mesin penetas dan peralatan lain.
- membunuh bakteri, virus, fungi
ï‚—Amonium kuarterner
- dekontaminasi kandang + peralatan, tempat penetasan
- dua bagian struktur kimianya : hidrofobik dan hidrofilik
- efektif melawan bakteri gram neg + pos, fungi dan
virus.
- tidak efektif untuk bakteri Mycobacterium tuberculosis
- materi organik, spt feses aktivitas menurun
9. Khlorin
ï‚—Cocok untuk rumah potong
ï‚—Menjernihkan air pada peternakan
ï‚—Kaporit/hipoklorit sanitasi sapi perah, aktif
dalam air hangat.
ï‚—Efektif melawan bakteri, banyak virus.
ï‚—Aktivitas menurun bila ada materi organik : amoniak
dan senyawa-senyawa amino.
ï‚—Larutan chlorin efektif sebagai bakterisidal kolam
renang.
ï‚—Khlor (Cl2) dalam air membentuk asam hipoklorit
( HOCl) dan asam Hidrokhloride, dengan reaksi :
Cl2 + H2O ↔ HOCl + HCl
10. ï‚—Asam HOCl berperan sebagai desinfektan, bereaksi
dengan bervariasi senyawa, baik dengan senyawa
anorganik maupun organik
ï‚—HOCl bisa terurai menjadi menjadi ion H+ dan OCl-,
dengan reaksi :
HOCl H+ + Cl-
ï‚—Derajat ionisasi dipengaruhi oleh pH.
ï‚—Ionisasi meningkat pada pH asam sampai netral
ï‚—Ionisasi akan dihambat pada pH alkalis.
Formalin
ï‚—Cocok untuk fumigasi telur dlm lemari yg dirancang
khusus
ï‚—Korosif +berpotensi karsinogenik
11. Iodofor
ï‚—Antiseptik dan desinfektan
ï‚—Kombinasi iodine dan agen-agen yang larut di
dalamnya
ï‚—Dilarutkan dlm air iodine terbebaskan
ï‚—Kurang toksik dibanding desinfektan lain
ï‚—Tdk efektif apbl ada materi organik
ï‚—Meninggalkan bekas warna pada pakaian + permukaan
lain.
ï‚—Antiseptik kulit dan bisa menyebabkan inaktivasi
protein mikroba. Contoh : Povidon-iodine (Betadine)
ï‚—Pada level Iodophor tinggi, daya hambat Iodophor
terhadap bakteri menurun
12. ï‚—Konsentrasi antiseptika yang tinggi akan mengurangi
jumlah air, padahal air memiliki peran aktivitas
katalitik terhadap denaturasi protein mikroba.
ï‚—Konsentrasi 10 ml/L lebih bagus daya hambatnya thd S.
aureus drpd 20 ml/L dan 30 ml/L.
DESINFEKTAN BERUPA ASAM
1. Asam anorganik : HCl dan H2SO4 0,1 N
ï‚—Korosif tdk dianjurkan.
Asam borat 2 – 5% jaringan kulit. Tidak merusak
jaringan, namun daya hambat thd kuman
rendah.
13. 2. Asam organik : asam salisilat, benzoat salep
ï‚—membunuh jamur
DESINFEKTAN BERUPA ALKALI
1. Caustic soda/NaOH (sodium hidrokside)
ï‚—Sangat aktif jika dicampur air panas
ï‚—Merusak cat, plitur dan tekstil
ï‚—Pada saat pemakaian perlu penggunaan sarung tangan,
pakaian khusus dan sepatu karet.
2. CaO (lime/Quiclime)
ï‚—Ditambah air, CaO menjadi Ca(OH)2 melarutkan
kuman
ï‚—Campuran CaO dan belerang yg direbus bunuh
parasit.
14. 3. Khlorhexidine (Nolvasan-S)
ï‚—Sediaan khlor sintetis, alkalis, mudah larut
dlm air
ï‚—Tidak toksik, virusidal, terutama rabies
ï‚—Efektif melawan bakteri gram (-) dan (+).
15. 4. Alkohol
ï‚—Mampu membunuh sel vegetatif bakteri dan jamur,
tetapi tdk sporosidal
ï‚—Alkohol sebagai desinfektan etil dan isopropil
alkohol
ï‚—Keduanya efektif pada konsentrasi 70%.
ï‚—Konsentrasi > atau = 90%, < 50% efektifitas
menurun
ï‚—Penurunan efektifitas pada alkohol 90%
kurangnya jumlah air.
ï‚—Pada alkohol < 50% kurangnya jumlah alkohol
menurunkan efektifitas.