ݺߣ

ݺߣShare a Scribd company logo
DINAMIKA PARTIKEL 
Dinamika partikel adalah cabang mekanika yang mempelajari gerak suatu partikel 
dengan meninjau penyebab geraknya. Gerak dari suatu partikel dipengaruhi oleh sifat-sifat dan 
susunan benda lain yang ada disekitarnya. Persoalan pengaruh lingkungan yang mempengaruhi 
gerak suatu partikel telah dipecahkan oleh Issac Newton (1642-1727) yang digambarkan dengan 
menggunakan hanya tiga hukum sederhana yang dinamakan dengan hukum Newton tentang 
gerak. 
1. Hukum I Newton 
Hukum pertama Newton menyatakan bahwa sebuah benda dalam keadaan diam atau 
bergerak dengan kecepatan konstan akan tetap diam atau bergerak dengan kecepatan konstan 
kecuali ada gaya eksternal yang berpengaruh pada benda tersebut. 
Kecenderungan dari sifat benda seperti itu disebutkan bahwa benda mempunyai 
kelembaman, sehubungan dengan itu, hukum I Newton sering disebut hukum 
kelembaman/inersia. 
Hukum pertama Newton tidak membuat perbedaan antara benda yang diam dengan benda 
yang bergerak dengan kecepatan konstan, pertanyaan apakah suatu benda sedang diam atau 
bergerak denan kecepatan konstan bergantung pada kerangka dimana benda tersebut diamati. 
Hukum pertama Newton berlaku pada kerangka acuan yang inersial, yaitu kerangka acuan yang 
bergerak dengan kecepatan konstan atau diam. 
2. Hukum II Newton 
Pada hakikatnya, hukum pertama dan hukum kedua Newton dianggap sebagai definisi gaya. 
Gaya adalah suatu pengaruh pada sebuah benda yang menyebabkan benda mengubah 
kecepatannya atau mengalami percepatan. Arah gaya sama dengan arah pecepatan yang 
ditimbulkan oleh gaya tersebut jika gaya itu adalah satu-satunya gaya yang bekerja pada benda 
yang bermassa. Massa adalah sifat intrinsik sebuah benda yang mengukur resistansinya terhadap 
percepatan. Jika gaya F dikerjakan pada benda bermassa m1, dan menghasilkan percepatan a1, 
maka 
F = m1a1
Jika gaya yang sama dikerjakan pada benda kedua yang massanya m2 dan menghasilkan 
percepatan a2 maka 
F = m2a2 
Dengan menggabungkan kedua persamaan diatas kita dapatkan 
F = m1a1= m2a2 
Atau 
Hubungan tersebut dapat digunakan untuk menentukan perbandingan massa-massa partikel 
yang diukur dari pengukuran yang terjadi pada m1 dan m2. Jika m1 dipilih sebagai satuan massa 
maka massa partikel lain dapat ditentukan. Massa dari benda yang ditentukan dengan cara 
tersebut dinamakan dengan perbandingan massa Inersia 
Dari definisi tentang gaya dan massa diatas, Newton menyatakan dalam hukum II Newton, 
yaitu “laju perubahan momentum benda terhadap waktu berbanding lurus dengan resultan gaya 
yang bekerja pada benda dan besarnya sama dengan gaya tersebut 
Dari persamaan diatas dapat dilihat bahwa percepatan berbanding lurus dengan gaya yang 
bekerja dan berbanding terbalik dengan massa benda. Atau dapat dikatakan besar percepatan 
benda bila dikalikan dengan massanya akan sama dengan besar gaya yang bekerja pada benda 
tersebut. 
Momentum sebuah partikel secara matematis didefinisikan sebagai hasil kali massa dengan 
kecepatan, sedangkan secara fisisnya momentum sebuah partikel dianggap sebagai ukuran 
kesulitan untuk mendiamkan suatu benda. 
Hukum kedua Newton dalam kaitannya dengan momentum dapat dituliskan 
3. Hukum III Newton 
Hukum ketiga Newton kadang-kadang dinamakan hukum interaksi atau aksi reaksi. Hukum 
ini menggambarkan sifat penting dari gaya, yaitu bahwa gaya selalu terjadi bersama-sama. 
Misalkan F12 adalah gaya yang dikerjakan oleh partikel 1 pada partikel 2, dan F21 adalah gaya 
oleh partikel 2 pada partikel 1.
Persamaan ini dikenal dengan Hukum kekekalan momentum, dengan penjelasan “jika 
resultan gaya eksternal yag bekerja pada sistem sama dengan nol, maka vektor momentum total 
sistem tetap konstan. 
Momentum Sudut 
Pada gerak rotasi momen inersia I merupakan analogi dari massa m dan kecepatan sudut 
merupakan analogi dari kecepatan linear v, maka rumus momentum sudut dapat ditulis sebagai 
L = r x p 
= r. p sin q 
= r . m 
= r. mwr 
= mr2w 
Momentum sudut merupakan besaran vektor. Arah momentum sudut mengikuti aturan tangan 
kanan, yaitu apabila keempat jari tangan kanan (selain jempol) dikepalkan mengikuti arah rotasi 
benda, maka jempol yang teracung menunjukkan arah momentum sudut. 
Hubungan momentum sudut dengan momen gaya 
Mengingat hubungan impuls dengan momentum Fdt = dp pada gerak linear, maka secara 
analogi, pada gerak rotasi diperoleh 
Ndt=dL 
Keterangan : 
L = Momentum sudut (kg.m2/s) 
I = Momen inersia (kg.m2) 
N = Momen gaya (N.m) 
Kekekalan Momentum Sudut 
F = m.a
Jika SF = 0 maka dp = 0 atau p = konstanta hukum kekekalan momentum linear dari 
persamaan diatas dapat diturunkan kaitan momentum sudut dengan momen gaya yaitu: 
Jika t = 0 maka L = konstan atau dengan kata lain momentum sudut sistem kekal. Dari 
persamaan diatas kita peroleh jika tidak ada momen gaya luar yang bekerja pada sistem , maka 
momentum sudut L konstan, atau dengan kata lain dapat disebut prinsip kekekalan momentum 
sudut. Secara matematis, kekekalan momentum sudut ditulis sebagai 
L1=L2 
GAYA FUNGSI POSISI 
Usaha dan Energi 
Konsep usaha yang dikerjakan oleh sebuah gaya, energi potensial dan energi kinetik sangat 
penting dalam masalah dinamika. Usaha yang dilakukan pada sebuah partikel dw oleh sebuah 
gaya hingga partikel tersebut berpindah sepanjang lintasan sejauh dr dinyatakan: 
Persamaan diatas juga dapat dituliskan dalam bentuk Karena adalah energi kinetik partikel 
maka, diketahui bahwa besarnya usaha yang dikerjakan pada sebuah partikel sama dengan 
perubahan energi kinetik partikel. Usaha dw bernilai negatif, ketika momentum partikel yang 
bergerak berlawanan arah dengan gaya yang bekerja, sehingga usaha akan mengurangi energi 
kinetik partikel. 
Usaha oleh gaya F yang mengalami pergeseran dari titik ke titik dinyatakan dalam integrasi 
: Usaha adalah jumlah dari perubahan energi kinetik partikel 
Fungsi dinamakan energi potensial. Integral dari usaha 
Untuk gerak satu dimensi jika menimbulkan gaya hanya fungsi dari posisi kemudian 
jumlah dari energi kinetik dan energi potensial adalah konstanta dan usahanya sama dengan nol, 
ketika partikel tersebut bergerak mengelilingi suatu lintasan tertutup dan kembali ke posisi 
semula, contohnya gaya pegas dan gaya gravitasi. Sedangkan gaya desipatif adalah gaya yang 
usahanya tidak sama dengan nol dan bergantung pada lintasan, contohnya gaya gesek.
Contoh problem gaya konservatif 
1. Gaya pegas 
2. Gaya konservatif 
2. Gaya Gravitasi 
Dulu, diasumsikan bahwa g adalah konstan. Kenyataannya, gaya gravitasi antara dua pertikel 
berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara keduanya (Hukum Gravitasi Newton). 
dimana G adalah konstanta gravitasi Newton, M adalah massa bumi, dan r adalah jarak 
antara pusat bumi dengan benda. Dapat didefinisikan bahwa gaya sama dengan besarnya ketika 
suatu benda berada pada permukaan bumi, sehingga , adalah percepatan gravitasi pada 
permukaan bumi. R adalah jari-jari bumi (diasumsikan bola),. Dengan mengabaikan beberapa 
gaya seperti hambatan udara. 
Misalkan sebuah benda dilempar ke atas dengan laju awal diatas permukaan bumi, dengan. 
Untuk penyelesaian, diperoleh hubungan, 
GERAK KARENA GAYA SEBAGAI FUNGSI WAKTU 
Jika gaya bekerja pada sebuah partikel , yang diketahu secara jelas sebagai sebuah fungsi 
waktu, maka persamaan gerak, untuk massa konstan adalah : 
Persamaan tersebut bisa diintegralkan secara langsung untuk memperoleh 
Integral F(t) dt, dinamakan impuls. Ini akan sama dengan perubahan momentum yang 
diberikan oleh suatu gaya F(t) yang bekerja pada suatu benda pada interval waktu tertentu. ( Ini 
bisa kita rubah dengan nilai awal dari t sampai t0). 
Kedudukan/posisi suatu partikel sebagai sebuah fungsi waktu bisa diperoleh dengan 
mengintegralkan dua kali F(t), 
Gaya sebagai fungsi kecepatan 
Sering terjadi bahwa gaya yang terjadi pada sebuah benda merupakan fungsi dari kecepatan 
benda. Contoh nyata, yaitu pada kasus hambatan viskositas yang bekerja pada benda yang 
brgerak dalam fluida. Jika gaya dapat dinyatakan hanya sebagai fungsi kecepatan saja.
Massa dan Berat 
Massa dan berat merupakan dua hal yang berbeda, meskipun dalam keseharian orang sering 
mencampuradukkan pengertian keduanya. Misalnya, ada seseorang yang mengatakan berat 
tubuhnya60 kg, padahal yang dimaksud tubuhnya bermassa 60 kg. 
Perbedaan massa dan beratMassa : 
1. Menyatakan banyaknya materi yang terkandung pada suatu benda. 
2. Besarnya di mana-mana tetap 
3. Termasuk besaran skalar (besaran yang hanya memiliki besar saja, tidak memperhitungkan 
arah) 
4. Satuan dalam internasional (SI) adalah kilogram 
5. Diukur dengan menggunakan neraca Ohauss 
Berat 
1. Menyatakan besarnya gaya tarik gravitasi bumi yang bekerja pada suatu benda 
2. Besarnya berubah-ubah sesuai kedudukannya (tergantung pada percepatan gravitasi di tempat 
tersebut). 
Semakin jauh dari pusat bumi berat suatu benda semakin berkurang. Demikian juga berat benda 
di kutub akan lebih besar dibandingkan berat benda di khatulistiwa. 
3. Termasuk besaran vektor (besaran yang memiliki besar dan arah) 
4. Satuan dalam internasional (SI) adalah newton 
5. Diukur dengan menggunakan neraca pegas (dinamometer) 
Misalnya, sebuah apel yang bermassa 200 g akan mempunyai berat yang berbeda-beda ketika 
ditimbang pada tempat yang berbeda. 
Apel yang bermassa 200 g, mempunyai berat 1,96 N ketika ditimbang dipermukaan bumi 
(percepatan gravitasi 9,8 m/s2), beratnya 1,952 ketika ditimbang di atas gunung (percepatan 
gravitasi 9,76 m/s2), bahkan beratnya hanya 0,327 ketika ditimbang di bulan. 
Hubungan massa dan berat 
Massa dan berat dihubungkan dengan persamaan. 
W = m g
W = berat (N) 
m = massa benda (kg) 
g = percepatan gravitasi (m/s2) 
GAYA GESEKAN 
1. Gaya gesekan 
Gaya Gesekan Yaitu gaya sentuh yang muncul jika permukaan dua zat padat bersentuhan secara 
fisik, dimana arah gaya gesekan sejajar dengan permukaan bidang dan selalu berlawanan 
dengan arah gerak relatif antara ke dua benda tersebut. 
Ada dua jenis gaya gesekan yang bekerja pada benda, yaitu: 
a. Gaya Gesekan Statis ( fs ) 
Gaya gesekan statis bekerja saat benda dalam keadaan diam dan nilainya mulai dari nol sampai 
suatu harga maksimum. Jika gaya tarik/dorong yang bekerja pada suatu benda lebih kecil dari 
gaya gesekan statis maksimum, maka benda masih dalam keadaan diam dan gaya gesekan yang 
bekerja pada benda mempunyai besar yang sama dengan nilai gaya tarik/dorong pada benda 
tersebut. Besarnya gaya gesekan statis maksimum adalah : 
dimana μs adalah koefisien gesekan statis dan N adalah gaya Normal. 
Besarnya gaya normal ( N ) tergantung besarnya gaya tekan benda terhadap bidang secara tegak 
lurus. 
b. Gaya gesekan kinetis ( fk ) 
Gaya gesekan kinetis yaitu gaya gesekan yang bekerja pada benda ketika benda sudah bergerak. 
Nilai gaya gesekan kinetis selalu tetap, dan dirumuskan dengan :
dimana μk adalah koefisien gesekan kinetis benda 
Antara koefisien gesekan statis dan kinetis mempunyai nilai yang berbeda, nilai koefisien 
gesekan statis selalu lebih besar daripada nilai koefisien gesekan kinetis benda. 
Untuk sebuah benda diam yang terletak diatas sebuah bidang datar kasar dan diberi gaya F, maka 
:

More Related Content

Dinamika partikel

  • 1. DINAMIKA PARTIKEL Dinamika partikel adalah cabang mekanika yang mempelajari gerak suatu partikel dengan meninjau penyebab geraknya. Gerak dari suatu partikel dipengaruhi oleh sifat-sifat dan susunan benda lain yang ada disekitarnya. Persoalan pengaruh lingkungan yang mempengaruhi gerak suatu partikel telah dipecahkan oleh Issac Newton (1642-1727) yang digambarkan dengan menggunakan hanya tiga hukum sederhana yang dinamakan dengan hukum Newton tentang gerak. 1. Hukum I Newton Hukum pertama Newton menyatakan bahwa sebuah benda dalam keadaan diam atau bergerak dengan kecepatan konstan akan tetap diam atau bergerak dengan kecepatan konstan kecuali ada gaya eksternal yang berpengaruh pada benda tersebut. Kecenderungan dari sifat benda seperti itu disebutkan bahwa benda mempunyai kelembaman, sehubungan dengan itu, hukum I Newton sering disebut hukum kelembaman/inersia. Hukum pertama Newton tidak membuat perbedaan antara benda yang diam dengan benda yang bergerak dengan kecepatan konstan, pertanyaan apakah suatu benda sedang diam atau bergerak denan kecepatan konstan bergantung pada kerangka dimana benda tersebut diamati. Hukum pertama Newton berlaku pada kerangka acuan yang inersial, yaitu kerangka acuan yang bergerak dengan kecepatan konstan atau diam. 2. Hukum II Newton Pada hakikatnya, hukum pertama dan hukum kedua Newton dianggap sebagai definisi gaya. Gaya adalah suatu pengaruh pada sebuah benda yang menyebabkan benda mengubah kecepatannya atau mengalami percepatan. Arah gaya sama dengan arah pecepatan yang ditimbulkan oleh gaya tersebut jika gaya itu adalah satu-satunya gaya yang bekerja pada benda yang bermassa. Massa adalah sifat intrinsik sebuah benda yang mengukur resistansinya terhadap percepatan. Jika gaya F dikerjakan pada benda bermassa m1, dan menghasilkan percepatan a1, maka F = m1a1
  • 2. Jika gaya yang sama dikerjakan pada benda kedua yang massanya m2 dan menghasilkan percepatan a2 maka F = m2a2 Dengan menggabungkan kedua persamaan diatas kita dapatkan F = m1a1= m2a2 Atau Hubungan tersebut dapat digunakan untuk menentukan perbandingan massa-massa partikel yang diukur dari pengukuran yang terjadi pada m1 dan m2. Jika m1 dipilih sebagai satuan massa maka massa partikel lain dapat ditentukan. Massa dari benda yang ditentukan dengan cara tersebut dinamakan dengan perbandingan massa Inersia Dari definisi tentang gaya dan massa diatas, Newton menyatakan dalam hukum II Newton, yaitu “laju perubahan momentum benda terhadap waktu berbanding lurus dengan resultan gaya yang bekerja pada benda dan besarnya sama dengan gaya tersebut Dari persamaan diatas dapat dilihat bahwa percepatan berbanding lurus dengan gaya yang bekerja dan berbanding terbalik dengan massa benda. Atau dapat dikatakan besar percepatan benda bila dikalikan dengan massanya akan sama dengan besar gaya yang bekerja pada benda tersebut. Momentum sebuah partikel secara matematis didefinisikan sebagai hasil kali massa dengan kecepatan, sedangkan secara fisisnya momentum sebuah partikel dianggap sebagai ukuran kesulitan untuk mendiamkan suatu benda. Hukum kedua Newton dalam kaitannya dengan momentum dapat dituliskan 3. Hukum III Newton Hukum ketiga Newton kadang-kadang dinamakan hukum interaksi atau aksi reaksi. Hukum ini menggambarkan sifat penting dari gaya, yaitu bahwa gaya selalu terjadi bersama-sama. Misalkan F12 adalah gaya yang dikerjakan oleh partikel 1 pada partikel 2, dan F21 adalah gaya oleh partikel 2 pada partikel 1.
  • 3. Persamaan ini dikenal dengan Hukum kekekalan momentum, dengan penjelasan “jika resultan gaya eksternal yag bekerja pada sistem sama dengan nol, maka vektor momentum total sistem tetap konstan. Momentum Sudut Pada gerak rotasi momen inersia I merupakan analogi dari massa m dan kecepatan sudut merupakan analogi dari kecepatan linear v, maka rumus momentum sudut dapat ditulis sebagai L = r x p = r. p sin q = r . m = r. mwr = mr2w Momentum sudut merupakan besaran vektor. Arah momentum sudut mengikuti aturan tangan kanan, yaitu apabila keempat jari tangan kanan (selain jempol) dikepalkan mengikuti arah rotasi benda, maka jempol yang teracung menunjukkan arah momentum sudut. Hubungan momentum sudut dengan momen gaya Mengingat hubungan impuls dengan momentum Fdt = dp pada gerak linear, maka secara analogi, pada gerak rotasi diperoleh Ndt=dL Keterangan : L = Momentum sudut (kg.m2/s) I = Momen inersia (kg.m2) N = Momen gaya (N.m) Kekekalan Momentum Sudut F = m.a
  • 4. Jika SF = 0 maka dp = 0 atau p = konstanta hukum kekekalan momentum linear dari persamaan diatas dapat diturunkan kaitan momentum sudut dengan momen gaya yaitu: Jika t = 0 maka L = konstan atau dengan kata lain momentum sudut sistem kekal. Dari persamaan diatas kita peroleh jika tidak ada momen gaya luar yang bekerja pada sistem , maka momentum sudut L konstan, atau dengan kata lain dapat disebut prinsip kekekalan momentum sudut. Secara matematis, kekekalan momentum sudut ditulis sebagai L1=L2 GAYA FUNGSI POSISI Usaha dan Energi Konsep usaha yang dikerjakan oleh sebuah gaya, energi potensial dan energi kinetik sangat penting dalam masalah dinamika. Usaha yang dilakukan pada sebuah partikel dw oleh sebuah gaya hingga partikel tersebut berpindah sepanjang lintasan sejauh dr dinyatakan: Persamaan diatas juga dapat dituliskan dalam bentuk Karena adalah energi kinetik partikel maka, diketahui bahwa besarnya usaha yang dikerjakan pada sebuah partikel sama dengan perubahan energi kinetik partikel. Usaha dw bernilai negatif, ketika momentum partikel yang bergerak berlawanan arah dengan gaya yang bekerja, sehingga usaha akan mengurangi energi kinetik partikel. Usaha oleh gaya F yang mengalami pergeseran dari titik ke titik dinyatakan dalam integrasi : Usaha adalah jumlah dari perubahan energi kinetik partikel Fungsi dinamakan energi potensial. Integral dari usaha Untuk gerak satu dimensi jika menimbulkan gaya hanya fungsi dari posisi kemudian jumlah dari energi kinetik dan energi potensial adalah konstanta dan usahanya sama dengan nol, ketika partikel tersebut bergerak mengelilingi suatu lintasan tertutup dan kembali ke posisi semula, contohnya gaya pegas dan gaya gravitasi. Sedangkan gaya desipatif adalah gaya yang usahanya tidak sama dengan nol dan bergantung pada lintasan, contohnya gaya gesek.
  • 5. Contoh problem gaya konservatif 1. Gaya pegas 2. Gaya konservatif 2. Gaya Gravitasi Dulu, diasumsikan bahwa g adalah konstan. Kenyataannya, gaya gravitasi antara dua pertikel berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara keduanya (Hukum Gravitasi Newton). dimana G adalah konstanta gravitasi Newton, M adalah massa bumi, dan r adalah jarak antara pusat bumi dengan benda. Dapat didefinisikan bahwa gaya sama dengan besarnya ketika suatu benda berada pada permukaan bumi, sehingga , adalah percepatan gravitasi pada permukaan bumi. R adalah jari-jari bumi (diasumsikan bola),. Dengan mengabaikan beberapa gaya seperti hambatan udara. Misalkan sebuah benda dilempar ke atas dengan laju awal diatas permukaan bumi, dengan. Untuk penyelesaian, diperoleh hubungan, GERAK KARENA GAYA SEBAGAI FUNGSI WAKTU Jika gaya bekerja pada sebuah partikel , yang diketahu secara jelas sebagai sebuah fungsi waktu, maka persamaan gerak, untuk massa konstan adalah : Persamaan tersebut bisa diintegralkan secara langsung untuk memperoleh Integral F(t) dt, dinamakan impuls. Ini akan sama dengan perubahan momentum yang diberikan oleh suatu gaya F(t) yang bekerja pada suatu benda pada interval waktu tertentu. ( Ini bisa kita rubah dengan nilai awal dari t sampai t0). Kedudukan/posisi suatu partikel sebagai sebuah fungsi waktu bisa diperoleh dengan mengintegralkan dua kali F(t), Gaya sebagai fungsi kecepatan Sering terjadi bahwa gaya yang terjadi pada sebuah benda merupakan fungsi dari kecepatan benda. Contoh nyata, yaitu pada kasus hambatan viskositas yang bekerja pada benda yang brgerak dalam fluida. Jika gaya dapat dinyatakan hanya sebagai fungsi kecepatan saja.
  • 6. Massa dan Berat Massa dan berat merupakan dua hal yang berbeda, meskipun dalam keseharian orang sering mencampuradukkan pengertian keduanya. Misalnya, ada seseorang yang mengatakan berat tubuhnya60 kg, padahal yang dimaksud tubuhnya bermassa 60 kg. Perbedaan massa dan beratMassa : 1. Menyatakan banyaknya materi yang terkandung pada suatu benda. 2. Besarnya di mana-mana tetap 3. Termasuk besaran skalar (besaran yang hanya memiliki besar saja, tidak memperhitungkan arah) 4. Satuan dalam internasional (SI) adalah kilogram 5. Diukur dengan menggunakan neraca Ohauss Berat 1. Menyatakan besarnya gaya tarik gravitasi bumi yang bekerja pada suatu benda 2. Besarnya berubah-ubah sesuai kedudukannya (tergantung pada percepatan gravitasi di tempat tersebut). Semakin jauh dari pusat bumi berat suatu benda semakin berkurang. Demikian juga berat benda di kutub akan lebih besar dibandingkan berat benda di khatulistiwa. 3. Termasuk besaran vektor (besaran yang memiliki besar dan arah) 4. Satuan dalam internasional (SI) adalah newton 5. Diukur dengan menggunakan neraca pegas (dinamometer) Misalnya, sebuah apel yang bermassa 200 g akan mempunyai berat yang berbeda-beda ketika ditimbang pada tempat yang berbeda. Apel yang bermassa 200 g, mempunyai berat 1,96 N ketika ditimbang dipermukaan bumi (percepatan gravitasi 9,8 m/s2), beratnya 1,952 ketika ditimbang di atas gunung (percepatan gravitasi 9,76 m/s2), bahkan beratnya hanya 0,327 ketika ditimbang di bulan. Hubungan massa dan berat Massa dan berat dihubungkan dengan persamaan. W = m g
  • 7. W = berat (N) m = massa benda (kg) g = percepatan gravitasi (m/s2) GAYA GESEKAN 1. Gaya gesekan Gaya Gesekan Yaitu gaya sentuh yang muncul jika permukaan dua zat padat bersentuhan secara fisik, dimana arah gaya gesekan sejajar dengan permukaan bidang dan selalu berlawanan dengan arah gerak relatif antara ke dua benda tersebut. Ada dua jenis gaya gesekan yang bekerja pada benda, yaitu: a. Gaya Gesekan Statis ( fs ) Gaya gesekan statis bekerja saat benda dalam keadaan diam dan nilainya mulai dari nol sampai suatu harga maksimum. Jika gaya tarik/dorong yang bekerja pada suatu benda lebih kecil dari gaya gesekan statis maksimum, maka benda masih dalam keadaan diam dan gaya gesekan yang bekerja pada benda mempunyai besar yang sama dengan nilai gaya tarik/dorong pada benda tersebut. Besarnya gaya gesekan statis maksimum adalah : dimana μs adalah koefisien gesekan statis dan N adalah gaya Normal. Besarnya gaya normal ( N ) tergantung besarnya gaya tekan benda terhadap bidang secara tegak lurus. b. Gaya gesekan kinetis ( fk ) Gaya gesekan kinetis yaitu gaya gesekan yang bekerja pada benda ketika benda sudah bergerak. Nilai gaya gesekan kinetis selalu tetap, dan dirumuskan dengan :
  • 8. dimana μk adalah koefisien gesekan kinetis benda Antara koefisien gesekan statis dan kinetis mempunyai nilai yang berbeda, nilai koefisien gesekan statis selalu lebih besar daripada nilai koefisien gesekan kinetis benda. Untuk sebuah benda diam yang terletak diatas sebuah bidang datar kasar dan diberi gaya F, maka :