際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
ANALISIS PELESAPAN DAN FONEM BAHASA INDONESIA
TERHADAP BAHASA DAYAK RIBUN DI DESA SOSOK
KECAMATAN TAYAN HULU
(KAJIAN FONOLOGI)
O
L
E
H
RUPINUS SYAMSUL BAHRI
(511100077)
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
PONTIANAK
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis hutarakan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya serta hidayahnya penulis dapat menyelesaikan desain penelitian
berjudul  Analsis Pelesapan Dan Fonem Bahasa Indonesia Terhadap Bahasa
Dayak Ribun di Desa Sosok Kecamatan Tayan Hulu (Kajian Fonologi) dalam
mata kuliah penelitian bahasa. Tepat pada waktu yang telah telah ditentukan, yang
mana didalam desain penelitian ini terdapat beberapa penjelesan yang dapat
menambah wawasan kita semua.
Banyak sekali kesulitan yang saya temukan dalam menyelesaikan desain
penelitian ini, namun berkat bantuan dari Dosen Al-Ashadi, M.Pd. yang banyak
membantu dan memberikan infomasi serta literatur yang dapat saya gunakan
dalam penyusunan desain penelitian ini.
Demikian desain penelitian ini saya buat sesuai dengan kemampuan saya
atas kekurangannya saya mohon. Semoga desain penelitian saya ini dapat
bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca.
Pontianak, April 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ ii
BAGIAN I RENCANA PENELITIAN
A. Latar Belakang ............................................................................1
B. Masalah Penelitian ......................................................................3
C. Tujuan Penelitian .......................................................................3
D. Manfaat Penelitian ......................................................................4
E. Ruang Lingkup Penelitian...........................................................5
F. Metodologi Penelitian.................................................................5
BAGIAN II ANALISIS PELESAPAN DAN FONEM BAHASA
INDONESIA TERHADAP BAHASA DAYAK RIBUN DI DESA
SOSOK KECAMATAN TAYAN HULU
A. Hakikat Fonologi.........................................................................7
B. Tujuan Fonologi ..........................................................................7
C. Dasar-Dasar Fonetik....................................................................8
D. Dasar-Dasar Fonemik..................................................................8
E. Pelesapan .....................................................................................9
F. Definisi Fonem dan Jenisnya......................................................9
G. Prosedur Analisis Fonem..10
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................11
BAGIAN 1
RENCANA PENELITIAN
A. Latar Belakang
Suku Dayak Ribun adalah salah satu suku dayak yang berada di
kalmantan barat, suku dayak ribun sebagian besar bermukim di daerah
kabupaten sanggau yang tersebar di kecamatan tayan hulu yaitu daerah meliau
dan parindu.dayk ribun juga memiliki keunikan dari segi bahasa, adat dan
budaya yang berbda dari suku-suku dayak lainnya yang ada di sanggau.
Kebudayaan dayak ribun juga hampir saja hilang dan tenggelam, karena tidak
adanya sikap untuk melestarikan warisan nenek moyang dengan adanya
perkembangan zaman membuat tradisi adat istiadat dan budaya mereka sedikit
demi sedikit hampir hilang dan tenggelam, tetapi segelintir masyarakat masih
mau untuk melestarikan adat dan budaya suku dayak ribun ini.
Pada masa lalu suku ini juga masih memgegang kuat mengayau yang
artinya masih menyimpan tengkorak-tengkorak musuh mereka dalam suatu
perkampungan. Suku ni juga pada masanhya suka sekali melakukan berperang
dengan komuntas di luar mereka. Suku dayak ribun sebagian besar sekarang
ini memeluk agama Kristen khatolik dan sebagian memeluk agama Kristen
protestan, dan selebih nya masih mempertahankan adat istiadat neenk
moyangnya.
Kehidupan pertanian juga akrab dengan suku Dayak Ribun seperti
berladang di lahan tebang tebas, sementara itu laki-laki di suku ini juga kerap
melakukan perburuan binatang di hutan mau itu babi hutan maupun rusa dan
memnafaatkan hasil hutan untuk di bawa pulang. Untuk saat ini anak-anak
dayak ini sudah ada kemajuan dalam bidang pendidikan yang sudah sampai
pada universitas dan bekerja di sector pemerintahan dan swasta.
Perkembangan zaman membuat suku ini memiliki pemikiran yang
lebih maju dan mereka dengan cepat menyesuaikan diri dengan perkembangan
zaman ini, dengan adanya perkembangan iptek suku ini dapat mengetahui
dunia luar dan dapat merasakan bangku pendidikan, serta mengajarkan bahasa
Indonesia untuk kalangan mereka yang belum pernah mengetahui bahasa
Indonesia.
Pelesapan pada bahasa dayak ribun ini lafal lingual tertentu yang
sudah di sebutkan sebelumnya, yang bisa berupa kata, frasa, klausa atau
kalimat dalam pengucapan bahasa dayak ini. Serta adanya fonem terhadap
bahasa dayak ini yang dimana satuan terkecil bahasa yang masih
menunjukkan perbedaan makna. Yang berbentuk bunyi dalam pengucapannya.
Fonem adalah kesatuan bunyi terkecil suatu bahasa yang berfungsi
membedakan makna. Satu-satunya cara yang bisa ditempuh untuk
membedakan kesatuan bunyi terkecil mana yang berfungsi membedakan
makna adalah dengan melakukan pembuktian secara empiria, yaitu dengan
membandingkan bentuk-bentuk linguistic bahasa yang diteliti. Sebelum
ditemukan sejumlah fonem dalam bahasa Indonesia terlebih akan dirumuskan
mengenai pengertian tentang fonem. Fonem adalah unsur bahasa yang terkecil
dan dapat membedakan arti atau makna (Gleason,1961: 9).
Pada masa lalu maupun masa sekarang masih banyak suku dayak yang
masih memegang erat tradisi dan budayanya yang lekat pada kampung atau
desa tertentu, agar adat dan budaya mereka tidak pernah hilang walaupun
masa dan zaman semakin berkembang dari teknologi maupun transformasi
yang sudah ada dalam kehidupan ini. Kita sebagai penerus atau pemuda
pemudi selalu semangat untuk melestarikan kebudayaan dan adat istiadat yang
ada pada daerah kita ini. Karena banyaknya pemuda dan pemudi zaman
sekarang yang melupakan sebagian besar tradisi dan budaya yang ada serta
masih lekat dalam kehidupan ini. Maka dari itu kita bersama- sama untuk
melestarikan kebudayaan ini, serta melakukan pembaharuan dan pengetahuan
yang luas kepada para suku yang belum pernah mengetahui arti pendidikan
dan pengetahuan luar, maka dari itu kita harus dapat mengimbanginya dalam
melakukan suatu perubahaan dan pembaharuan dalam suku yang masih
tertinggal zaman
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam proposal ini ialah  bagaimanakah analisis
pelesapan dan fonem bahasa Indonesia terhadap bahasa dayak ribun di
desa sosok kecamatan tayan hulu 
Adapun sub masalah dalam proposal ini ialah :
1. Bagaimana penerapan pelesapan dan fonem bahasa Indonesia
terhadap bahasa Dayak Ribun sehingga menunjang peningkatan
berbahasa yang baik di desa sosok kecamatan tayan hulu ?
2. Apakah ada peningkatan terhadap bahasa Dayak Ribun setelah di
terapkan pelesapan dan fonem bahasa indonesia di desa sosok
kecamatan tayan hulu ?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka secara umum tujuan
dalam penelitian kebahasaan analisis pelesapan dan fonem bahasa
Indonesia terhadap bahasa dayak ribun di desa sosok kecamatan tayn hulu
. Adapun tujuan dari tujuan penelitian ini terperinci tujuan penelitian
kebhasaan ini adalah untuk mendeskripsikan.
1. Tujuan umum
Menganalisis suatu bahasa dayak yang bersifat umum di kalangan
masyarakat umum dan melakukan adanya perubahan atau perbaikan
dalam lafal suatu bahasa yang akan di analisis.
2. Tujuan khusus
a. Menemukan suatu permasalahan yang ada pada bahasa tersebut
dalam suatu desa .
b. Menemukan dan melakukan pengenalan bahasa indonesia terhadap
suku tersebut
c. Memperoleh segi positif dan negatifnya dalam melakukan
penelitian pada suatu analisis
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian dalam penelitian ini yaitu:
1. Manfaat Bersifat Teoritis
Secara akademis penelitian ini diharapkan dapat memberikan
solusi suatu perubahan dan adanya pengembangan khusus dalam dunia
kebahasaan. Pengembangan tersebut berkaitan untuk pengembangan,
inspirasi, dan kemajuan dalam rangka menciptakan suatu penemuan
yang baru dan adanya intropeksi antar peneliti dan objeklnya, sehingga
menghasilkan perubahan yang bermutu dan bermakna bagi
masyarakat dan peneliti sendiri
2. Manfaat Bersifat Praktis
Secara praktis penelitian ini diharapkan memberikan referensi
terhadap pemerintah sebagai komponen perumusan kebijakan. Oleh
karena itu, hasil penelitian diharapkan menjadi bahan atau tujuan
pengembangan perubahan dan kemajuan masyarakat dalam mencapai
tujuan yang mereka inginkan.
E. Ruang Lingkup Penelitian
1. Variabel tunggal
Variabel tunggal merupakan variabel yang menyebabkan atau
mempengaruhi, yaitu faktor-faktor yang di ukur, di manipulasi atau di
pilih oleh peneliti untuk menentukan hubungan antara fenomena yang
di observasikan atau di amati. Variabel ini sering di sebut variabel
stimulus, predictor. Variabel bebas merupakan variabel yang
mempengaruh atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependen. Menurut Hadari Nawawi ( 2007: 60 ) varabel bebas
adalah  sejumlah faktor yang pada glirannya gejala atau faktor yang
keduanya itu di sebut variabel terikat.
Dari pendapat dia atas dapat di simpulkan bahwa dalam penelitian
ini variabel tunggal sebagai suatu faktor yang dapat memanipulasi
suatu pengembangan suatu kebahasaan yang di terapakan di
masyarakat.
F. Metodologi Penelitian
1. Metode penelitian
Metode dan rancangan penelitian dalam penelitian kebahasaan ini
yaitu kualitatif yang adanya pelesapan dan fonem yang bisa membantu
suatu proses berjalannya suatu analisis suatu penelitian kebahsaan di
atas, serta terdapat manfaat yang baik buat peneliti untuk menganalisis
suatu penelitan ini.
2. Populasi dan Sampel Penelitian
Adapun pengambilan populasi dan sampel penelitian dari data
yang di ambil dari objek secara observasi langsung ke penduduk yang
ada di desa tersebut dan mendapatkan suatu informasi bagi si peneliti.
Berdasarkan hasil di atas dapat di simpulkan bahwa dengan
mengambil populasi dan sampel seorang peneliti akan mendapatkan
data dan mengetahui populasi penduduk dan sampel yang di butuhkan
oleh peneliti
3. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
a. Teknik Pengumpulan Data
Teknik dalam pengumpulan data dalam suatu penelitian yang di
ambil dari data yang sudah dibuat dan telah di kumpulkan oleh
pengurus desa tersebut seperti RW, RT, dan masyarakat yang ada
sebagai objek, baik itu secara tertulis atau lisan.
b. Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data dengan cara memberikan alat yang mudah
di mengerti agar warga yang belum paham dengan bahasa
Indonesia dan mempermudah saya untuk mengambil data dari
warga yang belum paham dengan bahasa Indonesia dalam
pelesapan dan fonem pengucapan mereka
4. Teknik analisis data
Dalam penelitian ini kita harus menggunakan teknik analisis data
yang dimana teknik analisisnya menggunakan teknik observasi
langsung, serta ini sangat berperan penting dalam suatu penelitian
proposal yang saya buat untuk mendapatkan suatu data yang baik dan
akurat dalam suatu penelitian ini, dengan menganalisis menggunakan
pelesapan dan fonem kebahasaan Indonesia yang dimana kita dapat
menilai atau mendata masyarakat yang masih kurang pandai
menggunakan bahasa Indonesia dan melakukan suatu perubahan yang
tadinya tidak tau menjadi tau dalam ilmu kebahasaan mereka dalam
masyarakat luar maupun dalam.
BAGIAN II
ANALISIS PELESAPAN DAN FONEM BAHASA INDONESIA TERHADAP
BAHASA DAYAK RIBUN DI DESA SOSOK KECAMATAN TAYAN HULU
A. Hakikat Fonologi
Istilah fonologi ini berasal dari gabungan dua kata yunani yaitu phone
yang berarti bunyi dan logos yang berarti tatanan di sebut juga tata bunyi,
bunyi yang di pelajari dalam fonologi bukan bunyi sembarangan bunyi,
melainkan bunyi bahasa yang dapat membedakan arti dalam bahasa lisan
maupun tulisyang digunakan oleh manusia. Menurut Kridalaksana (2002),
dalam kamus linguistik fonolog adalah bidang dalam linguistic yang
menyelidiki bunyi-bunyi bahasa menurut fungsinya.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia (depdikbud, 1988 : 244), fonologi
dimaknai sebagai ilmu tentang bunyi bahasa, terutama yang mencakup
sejarah dan teori perubahan bunyi.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa fonologi adalah bagian tata bahasa atau
bdang ilmu bahasa yang menganalisis bunyi bahasa secara umum.
B. Tujuan Fonologi
Fonologi sebagaian dari studi lnguistik berdasarkan tujuan kajiannya di
bedakan atas fonologi teoritis dan fonologi praktis.
a. Tujuan Teoritis
Fonetik adalah untuk menemukan kaidah-kaidah bunyi secara umum
dan fonetik juga adalah untuk menemukan kaidah-kaidah bunyi bahasa
tertentu misalnya fonem dalam bahasa Dayak Ribun.
b. Tujuan praktis
Fonetik adalah menemukan kaidah-kaidah umum bunyi bahasa untuk
keperluan meemcahkan masalah praktis, misalnya lafal untuk
penderita tunawicara, serta untuk memecahkan masalah dalam ejaan.
C. Dasar-Dasar Fonetik
Menurut prosesnya terjadinya bunyi bahasa dibedakan atas tiga,yaitu
fonetik artikulasi, mfonetik akustik dan fonetik auditoris.
1. Fonetik artikulasi, yaitu mempelajari bagaimanamekanisme alat-alat
bicara manusia bekerja dalam menghasilkan bunyi bahasa, serta
bagaimana bunyi itu diklasifikaskan.
a. Alat ucap, merupakan hal pertama yang dibicarakan dalam fonetik
atikulasi untuk menghasilakan bunyi bahasa .
b. Proses fonasi
Terjadinya bunyi suara pada umumnya dimulai dengan proses
pemompa udara keluar dari paru-paru melalui pangkal tenggorokan
yang didalamnya terdapat pita suara.
c. Tulisan fonetik
d. Klasifikasi bunyi
e. Unsur-unsur suprasegmental
D. Dasar-dasar fonemik
Fonemik adalah cabang studi fonologi yang mempelajaribunyi bahasa
dengan memperhatikan fungsi bunyi tersebut sebagai pembeda makna.
a. Identifikasi fonem
Fonem merupakan bunyi bahasa yang dapat membedakan makna
kata, dalam fonemik perbedaan bunyi itu mempunyai fungsi sebagai
pembeda makna atau tidak, maka bunyi tersebut kita sebut fonem.
b. Klasifikasi fonem
Jika terdapat bunyivokal dan kosonannya maka juga ada fonem
vocal dan fonem konsonan.
c. Khazanah fonem
Khazanah fonem adalah banyaknya fonem yang terdapat dalam
satu bahasa. Misalnya jumlah fonem yang terdapat dalam satu bahasa,
yaitu terdiri lima buah fonemvocal yaitu (a,i,u,e,o) dan 21 buah
konsonan yaitu (b,c,d,f,g,h,j,k,l,m,n,p,q,r,s,t,v,w,x,y,z).
Dalam kajannya, fonemik akan berusaha mendeskripsikan
perbedaan bunyi-bunyi itu serta menjelaskan sebab-sebabnya.
Sebaliknya, perbedaan bunyi (p) dan(b)yang terdapat, misalnya pada
kata (baru)adalah menjadicontoh sasaran studi fonemik sebab
perbedaan bunyi (p) dan (b) itu menyebabkan perbedaan makna kata
(paru) dan (baru) itu. ( chaer, 1994: 102).
E. Pelesapan
Pelesapan (ellipsis) adalah pelesapan satuan lingual tertentu yang
telah disebutkan sebelumnya. Unsur atau satuan yang dilesapkan dapat
berupa kata, frasa, klausa, atau kalimat.
F. Definisi Fonem dan Jenisnya
Fonem adalah kesatuan bunyi terkecil suatu bahasa yang berfungsi
membedakan makna. Satu-satunya cara yang bisa ditempuh untuk
membedakan kesatuan bunyi terkecil mana yang berfungsi membedakan
makna adalah dengan melakukan pembuktian secara empiria, yaitu dengan
membandingkan bentuk-bentuk linguistic bahasa yang diteliti.
Pengertian fonem juga bisa diarahkan pada distribusinya yaitu perilaku
bentuk linguistic terkecil dalam bentuk linguistic yang lebih besar.
Bunyi-bunyi yang mempunyai kesamaan fonetis dan masing-
masingnya berdistribusi komplementer merupakan alofon dari fonem yang
sama. Sebagai bentuk linguistic terkecil yang membedakan makna, wujud
fonem tidak hanya berupa bunyi-bunyi segmental 9baik vocal maupun
konsonan), tetapi bisa juga berupa unsure-unsur suprasegmental (baik
nada, tekanan, durasi, maupun jeda). Walaupun kehadiran unsure-unsur
suprasegmetal ini tidak bisa dipisahkan dengan bunyi-bunyi segmental,
selama ia bisa dibuktikan secara empiris sebagai unsure yang bisa
membedakan makna, ia juga dapat disebut fonem.
G. Prosedur Analisis Fonem
Berikut ini adalah prosedur yang banyak dilakukan para linguis
dalam analisis fonem terhadap bahasa yang diteliti.
1. Mencatat korpus data setepat mungkin dalam transkripsi fonetis
2. Mencatat bunyi yang ada dalam korpus data ke dalam peta bunyi
3. Memasangkan bunyi-bunyi yang dicurigai karena mempunyai
kesamaan fonetis
4. Mencatat bunyi-bunyi selebihnya karena tidak mempunyai kesamaan
fonetis
5. Mencatat bunyi-bunyi yang berdistribusi komplemeter
6. Mencatat bunyi-bunyi yang bervariasi bebas
7. Mencatat bunyi-bunyi yang berkontras dalam lingkungan yang sama
(identis)
8. Mencatat bunyi-bunyi yang berkontras dalam lingkungan yang mirip
(analogis
9. Mencatat bunyi-bunyi yang berubah karena lingkungan
10. Mencatat bunyi-bunyi dalam inventori fonetis dan fonemis, condong
menyebar secara simetris
11. Mencatat bunyi-bunyi yang berfluktuasi
12. Mencatat bunyi-bunyi yang selebihnya sebagai fonem tersendiri
DAFTAR PUSTAKA
Muslich, Mansur.2008. fonologi bahasa Indonesia.tinjauan deskriptif
system bunyi bahasa Indonesia.jakarta.Bumi Askara.
Chaer,Abdul. 1994. Linguistic umum. Jakarta. Rineka.
Kridalaksana, Harimurti. 2001. Kamus linguistic. Jakarta. Gramedia
Pustaka Utama.

More Related Content

Disain Penelitian Kebahasaan

  • 1. ANALISIS PELESAPAN DAN FONEM BAHASA INDONESIA TERHADAP BAHASA DAYAK RIBUN DI DESA SOSOK KECAMATAN TAYAN HULU (KAJIAN FONOLOGI) O L E H RUPINUS SYAMSUL BAHRI (511100077) INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA PONTIANAK 2014
  • 2. KATA PENGANTAR Puji syukur penulis hutarakan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya serta hidayahnya penulis dapat menyelesaikan desain penelitian berjudul Analsis Pelesapan Dan Fonem Bahasa Indonesia Terhadap Bahasa Dayak Ribun di Desa Sosok Kecamatan Tayan Hulu (Kajian Fonologi) dalam mata kuliah penelitian bahasa. Tepat pada waktu yang telah telah ditentukan, yang mana didalam desain penelitian ini terdapat beberapa penjelesan yang dapat menambah wawasan kita semua. Banyak sekali kesulitan yang saya temukan dalam menyelesaikan desain penelitian ini, namun berkat bantuan dari Dosen Al-Ashadi, M.Pd. yang banyak membantu dan memberikan infomasi serta literatur yang dapat saya gunakan dalam penyusunan desain penelitian ini. Demikian desain penelitian ini saya buat sesuai dengan kemampuan saya atas kekurangannya saya mohon. Semoga desain penelitian saya ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca. Pontianak, April 2014 Penyusun
  • 3. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ..............................................................................................i DAFTAR ISI............................................................................................................ ii BAGIAN I RENCANA PENELITIAN A. Latar Belakang ............................................................................1 B. Masalah Penelitian ......................................................................3 C. Tujuan Penelitian .......................................................................3 D. Manfaat Penelitian ......................................................................4 E. Ruang Lingkup Penelitian...........................................................5 F. Metodologi Penelitian.................................................................5 BAGIAN II ANALISIS PELESAPAN DAN FONEM BAHASA INDONESIA TERHADAP BAHASA DAYAK RIBUN DI DESA SOSOK KECAMATAN TAYAN HULU A. Hakikat Fonologi.........................................................................7 B. Tujuan Fonologi ..........................................................................7 C. Dasar-Dasar Fonetik....................................................................8 D. Dasar-Dasar Fonemik..................................................................8 E. Pelesapan .....................................................................................9 F. Definisi Fonem dan Jenisnya......................................................9 G. Prosedur Analisis Fonem..10 DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................11
  • 4. BAGIAN 1 RENCANA PENELITIAN A. Latar Belakang Suku Dayak Ribun adalah salah satu suku dayak yang berada di kalmantan barat, suku dayak ribun sebagian besar bermukim di daerah kabupaten sanggau yang tersebar di kecamatan tayan hulu yaitu daerah meliau dan parindu.dayk ribun juga memiliki keunikan dari segi bahasa, adat dan budaya yang berbda dari suku-suku dayak lainnya yang ada di sanggau. Kebudayaan dayak ribun juga hampir saja hilang dan tenggelam, karena tidak adanya sikap untuk melestarikan warisan nenek moyang dengan adanya perkembangan zaman membuat tradisi adat istiadat dan budaya mereka sedikit demi sedikit hampir hilang dan tenggelam, tetapi segelintir masyarakat masih mau untuk melestarikan adat dan budaya suku dayak ribun ini. Pada masa lalu suku ini juga masih memgegang kuat mengayau yang artinya masih menyimpan tengkorak-tengkorak musuh mereka dalam suatu perkampungan. Suku ni juga pada masanhya suka sekali melakukan berperang dengan komuntas di luar mereka. Suku dayak ribun sebagian besar sekarang ini memeluk agama Kristen khatolik dan sebagian memeluk agama Kristen protestan, dan selebih nya masih mempertahankan adat istiadat neenk moyangnya. Kehidupan pertanian juga akrab dengan suku Dayak Ribun seperti berladang di lahan tebang tebas, sementara itu laki-laki di suku ini juga kerap melakukan perburuan binatang di hutan mau itu babi hutan maupun rusa dan memnafaatkan hasil hutan untuk di bawa pulang. Untuk saat ini anak-anak dayak ini sudah ada kemajuan dalam bidang pendidikan yang sudah sampai pada universitas dan bekerja di sector pemerintahan dan swasta. Perkembangan zaman membuat suku ini memiliki pemikiran yang lebih maju dan mereka dengan cepat menyesuaikan diri dengan perkembangan
  • 5. zaman ini, dengan adanya perkembangan iptek suku ini dapat mengetahui dunia luar dan dapat merasakan bangku pendidikan, serta mengajarkan bahasa Indonesia untuk kalangan mereka yang belum pernah mengetahui bahasa Indonesia. Pelesapan pada bahasa dayak ribun ini lafal lingual tertentu yang sudah di sebutkan sebelumnya, yang bisa berupa kata, frasa, klausa atau kalimat dalam pengucapan bahasa dayak ini. Serta adanya fonem terhadap bahasa dayak ini yang dimana satuan terkecil bahasa yang masih menunjukkan perbedaan makna. Yang berbentuk bunyi dalam pengucapannya. Fonem adalah kesatuan bunyi terkecil suatu bahasa yang berfungsi membedakan makna. Satu-satunya cara yang bisa ditempuh untuk membedakan kesatuan bunyi terkecil mana yang berfungsi membedakan makna adalah dengan melakukan pembuktian secara empiria, yaitu dengan membandingkan bentuk-bentuk linguistic bahasa yang diteliti. Sebelum ditemukan sejumlah fonem dalam bahasa Indonesia terlebih akan dirumuskan mengenai pengertian tentang fonem. Fonem adalah unsur bahasa yang terkecil dan dapat membedakan arti atau makna (Gleason,1961: 9). Pada masa lalu maupun masa sekarang masih banyak suku dayak yang masih memegang erat tradisi dan budayanya yang lekat pada kampung atau desa tertentu, agar adat dan budaya mereka tidak pernah hilang walaupun masa dan zaman semakin berkembang dari teknologi maupun transformasi yang sudah ada dalam kehidupan ini. Kita sebagai penerus atau pemuda pemudi selalu semangat untuk melestarikan kebudayaan dan adat istiadat yang ada pada daerah kita ini. Karena banyaknya pemuda dan pemudi zaman sekarang yang melupakan sebagian besar tradisi dan budaya yang ada serta masih lekat dalam kehidupan ini. Maka dari itu kita bersama- sama untuk melestarikan kebudayaan ini, serta melakukan pembaharuan dan pengetahuan yang luas kepada para suku yang belum pernah mengetahui arti pendidikan dan pengetahuan luar, maka dari itu kita harus dapat mengimbanginya dalam
  • 6. melakukan suatu perubahaan dan pembaharuan dalam suku yang masih tertinggal zaman B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam proposal ini ialah bagaimanakah analisis pelesapan dan fonem bahasa Indonesia terhadap bahasa dayak ribun di desa sosok kecamatan tayan hulu Adapun sub masalah dalam proposal ini ialah : 1. Bagaimana penerapan pelesapan dan fonem bahasa Indonesia terhadap bahasa Dayak Ribun sehingga menunjang peningkatan berbahasa yang baik di desa sosok kecamatan tayan hulu ? 2. Apakah ada peningkatan terhadap bahasa Dayak Ribun setelah di terapkan pelesapan dan fonem bahasa indonesia di desa sosok kecamatan tayan hulu ? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka secara umum tujuan dalam penelitian kebahasaan analisis pelesapan dan fonem bahasa Indonesia terhadap bahasa dayak ribun di desa sosok kecamatan tayn hulu . Adapun tujuan dari tujuan penelitian ini terperinci tujuan penelitian kebhasaan ini adalah untuk mendeskripsikan. 1. Tujuan umum Menganalisis suatu bahasa dayak yang bersifat umum di kalangan masyarakat umum dan melakukan adanya perubahan atau perbaikan dalam lafal suatu bahasa yang akan di analisis.
  • 7. 2. Tujuan khusus a. Menemukan suatu permasalahan yang ada pada bahasa tersebut dalam suatu desa . b. Menemukan dan melakukan pengenalan bahasa indonesia terhadap suku tersebut c. Memperoleh segi positif dan negatifnya dalam melakukan penelitian pada suatu analisis D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian dalam penelitian ini yaitu: 1. Manfaat Bersifat Teoritis Secara akademis penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi suatu perubahan dan adanya pengembangan khusus dalam dunia kebahasaan. Pengembangan tersebut berkaitan untuk pengembangan, inspirasi, dan kemajuan dalam rangka menciptakan suatu penemuan yang baru dan adanya intropeksi antar peneliti dan objeklnya, sehingga menghasilkan perubahan yang bermutu dan bermakna bagi masyarakat dan peneliti sendiri 2. Manfaat Bersifat Praktis Secara praktis penelitian ini diharapkan memberikan referensi terhadap pemerintah sebagai komponen perumusan kebijakan. Oleh karena itu, hasil penelitian diharapkan menjadi bahan atau tujuan pengembangan perubahan dan kemajuan masyarakat dalam mencapai tujuan yang mereka inginkan. E. Ruang Lingkup Penelitian 1. Variabel tunggal
  • 8. Variabel tunggal merupakan variabel yang menyebabkan atau mempengaruhi, yaitu faktor-faktor yang di ukur, di manipulasi atau di pilih oleh peneliti untuk menentukan hubungan antara fenomena yang di observasikan atau di amati. Variabel ini sering di sebut variabel stimulus, predictor. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruh atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen. Menurut Hadari Nawawi ( 2007: 60 ) varabel bebas adalah sejumlah faktor yang pada glirannya gejala atau faktor yang keduanya itu di sebut variabel terikat. Dari pendapat dia atas dapat di simpulkan bahwa dalam penelitian ini variabel tunggal sebagai suatu faktor yang dapat memanipulasi suatu pengembangan suatu kebahasaan yang di terapakan di masyarakat. F. Metodologi Penelitian 1. Metode penelitian Metode dan rancangan penelitian dalam penelitian kebahasaan ini yaitu kualitatif yang adanya pelesapan dan fonem yang bisa membantu suatu proses berjalannya suatu analisis suatu penelitian kebahsaan di atas, serta terdapat manfaat yang baik buat peneliti untuk menganalisis suatu penelitan ini. 2. Populasi dan Sampel Penelitian Adapun pengambilan populasi dan sampel penelitian dari data yang di ambil dari objek secara observasi langsung ke penduduk yang ada di desa tersebut dan mendapatkan suatu informasi bagi si peneliti. Berdasarkan hasil di atas dapat di simpulkan bahwa dengan mengambil populasi dan sampel seorang peneliti akan mendapatkan data dan mengetahui populasi penduduk dan sampel yang di butuhkan oleh peneliti 3. Teknik dan Alat Pengumpulan Data a. Teknik Pengumpulan Data
  • 9. Teknik dalam pengumpulan data dalam suatu penelitian yang di ambil dari data yang sudah dibuat dan telah di kumpulkan oleh pengurus desa tersebut seperti RW, RT, dan masyarakat yang ada sebagai objek, baik itu secara tertulis atau lisan. b. Alat Pengumpulan Data Alat pengumpulan data dengan cara memberikan alat yang mudah di mengerti agar warga yang belum paham dengan bahasa Indonesia dan mempermudah saya untuk mengambil data dari warga yang belum paham dengan bahasa Indonesia dalam pelesapan dan fonem pengucapan mereka 4. Teknik analisis data Dalam penelitian ini kita harus menggunakan teknik analisis data yang dimana teknik analisisnya menggunakan teknik observasi langsung, serta ini sangat berperan penting dalam suatu penelitian proposal yang saya buat untuk mendapatkan suatu data yang baik dan akurat dalam suatu penelitian ini, dengan menganalisis menggunakan pelesapan dan fonem kebahasaan Indonesia yang dimana kita dapat menilai atau mendata masyarakat yang masih kurang pandai menggunakan bahasa Indonesia dan melakukan suatu perubahan yang tadinya tidak tau menjadi tau dalam ilmu kebahasaan mereka dalam masyarakat luar maupun dalam.
  • 10. BAGIAN II ANALISIS PELESAPAN DAN FONEM BAHASA INDONESIA TERHADAP BAHASA DAYAK RIBUN DI DESA SOSOK KECAMATAN TAYAN HULU A. Hakikat Fonologi Istilah fonologi ini berasal dari gabungan dua kata yunani yaitu phone yang berarti bunyi dan logos yang berarti tatanan di sebut juga tata bunyi, bunyi yang di pelajari dalam fonologi bukan bunyi sembarangan bunyi, melainkan bunyi bahasa yang dapat membedakan arti dalam bahasa lisan maupun tulisyang digunakan oleh manusia. Menurut Kridalaksana (2002), dalam kamus linguistik fonolog adalah bidang dalam linguistic yang menyelidiki bunyi-bunyi bahasa menurut fungsinya. Menurut kamus besar bahasa Indonesia (depdikbud, 1988 : 244), fonologi dimaknai sebagai ilmu tentang bunyi bahasa, terutama yang mencakup sejarah dan teori perubahan bunyi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa fonologi adalah bagian tata bahasa atau bdang ilmu bahasa yang menganalisis bunyi bahasa secara umum. B. Tujuan Fonologi Fonologi sebagaian dari studi lnguistik berdasarkan tujuan kajiannya di bedakan atas fonologi teoritis dan fonologi praktis. a. Tujuan Teoritis Fonetik adalah untuk menemukan kaidah-kaidah bunyi secara umum dan fonetik juga adalah untuk menemukan kaidah-kaidah bunyi bahasa tertentu misalnya fonem dalam bahasa Dayak Ribun. b. Tujuan praktis Fonetik adalah menemukan kaidah-kaidah umum bunyi bahasa untuk keperluan meemcahkan masalah praktis, misalnya lafal untuk penderita tunawicara, serta untuk memecahkan masalah dalam ejaan.
  • 11. C. Dasar-Dasar Fonetik Menurut prosesnya terjadinya bunyi bahasa dibedakan atas tiga,yaitu fonetik artikulasi, mfonetik akustik dan fonetik auditoris. 1. Fonetik artikulasi, yaitu mempelajari bagaimanamekanisme alat-alat bicara manusia bekerja dalam menghasilkan bunyi bahasa, serta bagaimana bunyi itu diklasifikaskan. a. Alat ucap, merupakan hal pertama yang dibicarakan dalam fonetik atikulasi untuk menghasilakan bunyi bahasa . b. Proses fonasi Terjadinya bunyi suara pada umumnya dimulai dengan proses pemompa udara keluar dari paru-paru melalui pangkal tenggorokan yang didalamnya terdapat pita suara. c. Tulisan fonetik d. Klasifikasi bunyi e. Unsur-unsur suprasegmental D. Dasar-dasar fonemik Fonemik adalah cabang studi fonologi yang mempelajaribunyi bahasa dengan memperhatikan fungsi bunyi tersebut sebagai pembeda makna. a. Identifikasi fonem Fonem merupakan bunyi bahasa yang dapat membedakan makna kata, dalam fonemik perbedaan bunyi itu mempunyai fungsi sebagai pembeda makna atau tidak, maka bunyi tersebut kita sebut fonem. b. Klasifikasi fonem Jika terdapat bunyivokal dan kosonannya maka juga ada fonem vocal dan fonem konsonan. c. Khazanah fonem Khazanah fonem adalah banyaknya fonem yang terdapat dalam satu bahasa. Misalnya jumlah fonem yang terdapat dalam satu bahasa, yaitu terdiri lima buah fonemvocal yaitu (a,i,u,e,o) dan 21 buah konsonan yaitu (b,c,d,f,g,h,j,k,l,m,n,p,q,r,s,t,v,w,x,y,z).
  • 12. Dalam kajannya, fonemik akan berusaha mendeskripsikan perbedaan bunyi-bunyi itu serta menjelaskan sebab-sebabnya. Sebaliknya, perbedaan bunyi (p) dan(b)yang terdapat, misalnya pada kata (baru)adalah menjadicontoh sasaran studi fonemik sebab perbedaan bunyi (p) dan (b) itu menyebabkan perbedaan makna kata (paru) dan (baru) itu. ( chaer, 1994: 102). E. Pelesapan Pelesapan (ellipsis) adalah pelesapan satuan lingual tertentu yang telah disebutkan sebelumnya. Unsur atau satuan yang dilesapkan dapat berupa kata, frasa, klausa, atau kalimat. F. Definisi Fonem dan Jenisnya Fonem adalah kesatuan bunyi terkecil suatu bahasa yang berfungsi membedakan makna. Satu-satunya cara yang bisa ditempuh untuk membedakan kesatuan bunyi terkecil mana yang berfungsi membedakan makna adalah dengan melakukan pembuktian secara empiria, yaitu dengan membandingkan bentuk-bentuk linguistic bahasa yang diteliti. Pengertian fonem juga bisa diarahkan pada distribusinya yaitu perilaku bentuk linguistic terkecil dalam bentuk linguistic yang lebih besar. Bunyi-bunyi yang mempunyai kesamaan fonetis dan masing- masingnya berdistribusi komplementer merupakan alofon dari fonem yang sama. Sebagai bentuk linguistic terkecil yang membedakan makna, wujud fonem tidak hanya berupa bunyi-bunyi segmental 9baik vocal maupun konsonan), tetapi bisa juga berupa unsure-unsur suprasegmental (baik nada, tekanan, durasi, maupun jeda). Walaupun kehadiran unsure-unsur suprasegmetal ini tidak bisa dipisahkan dengan bunyi-bunyi segmental, selama ia bisa dibuktikan secara empiris sebagai unsure yang bisa membedakan makna, ia juga dapat disebut fonem.
  • 13. G. Prosedur Analisis Fonem Berikut ini adalah prosedur yang banyak dilakukan para linguis dalam analisis fonem terhadap bahasa yang diteliti. 1. Mencatat korpus data setepat mungkin dalam transkripsi fonetis 2. Mencatat bunyi yang ada dalam korpus data ke dalam peta bunyi 3. Memasangkan bunyi-bunyi yang dicurigai karena mempunyai kesamaan fonetis 4. Mencatat bunyi-bunyi selebihnya karena tidak mempunyai kesamaan fonetis 5. Mencatat bunyi-bunyi yang berdistribusi komplemeter 6. Mencatat bunyi-bunyi yang bervariasi bebas 7. Mencatat bunyi-bunyi yang berkontras dalam lingkungan yang sama (identis) 8. Mencatat bunyi-bunyi yang berkontras dalam lingkungan yang mirip (analogis 9. Mencatat bunyi-bunyi yang berubah karena lingkungan 10. Mencatat bunyi-bunyi dalam inventori fonetis dan fonemis, condong menyebar secara simetris 11. Mencatat bunyi-bunyi yang berfluktuasi 12. Mencatat bunyi-bunyi yang selebihnya sebagai fonem tersendiri
  • 14. DAFTAR PUSTAKA Muslich, Mansur.2008. fonologi bahasa Indonesia.tinjauan deskriptif system bunyi bahasa Indonesia.jakarta.Bumi Askara. Chaer,Abdul. 1994. Linguistic umum. Jakarta. Rineka. Kridalaksana, Harimurti. 2001. Kamus linguistic. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.