Teknik pemeriksaan fisik meliputi 4 cara yaitu inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi. Inspeksi melibatkan melihat dan mengamati pasien secara sistematis. Palpasi melibatkan memeriksa dengan perabaan menggunakan jari. Perkusi melibatkan mengetuk permukaan tubuh pasien untuk mengetahui kondisi organ dalam. Auskultasi melibatkan mendengarkan suara dalam tubuh menggunakan alat stetoskop
Pemeriksaan Lengkap Genetalia Wanita dan Priananda yudip
Ìý
Modul ini memberikan panduan lengkap tentang prosedur pemeriksaan fisik genitalia wanita, meliputi persiapan, alat dan bahan yang diperlukan, tahapan pemeriksaan bagian luar dan dalam genitalia beserta cara melakukan palpasi organ-organ terkait. Tujuan dari modul ini adalah membantu mahasiswa mempelajari dan melakukan pemeriksaan fisik genitalia wanita dengan benar dan sistematis.
Format penilaian ujian praktikum laboratorium program studi ilmu keperawatan S2 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Cimahi memberikan prosedur pemeriksaan fisik pada bayi dan anak yang meliputi 18 langkah persiapan, 58 item pemeriksaan, dan penilaian berdasarkan jumlah item yang dilakukan.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai prosedur pemeriksaan fisik abdomen, meliputi tujuan, teknik, dan langkah-langkah inspeksi, auskultasi, palpasi, dan pemeriksaan khusus organ-organ dalam abdomen seperti hati, limpa, aorta, maupun pemeriksaan ascites.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Pemeriksaan diagnostik meliputi pemeriksaan fisik, laboratorium, dan penunjang seperti USG dan CTG untuk menilai kondisi ibu hamil dan janin. Pemeriksaan fisik meliputi antropometri dan kepala hingga kaki, sedangkan laboratorium meliputi tes darah dan urine untuk mendeteksi hormon kehamilan. USG dan CTG berguna untuk memantau pertumbuhan janin.
Dokumen tersebut membahas tentang pemeriksaan fisik ibu hamil, meliputi definisi pemeriksaan fisik, tujuan pemeriksaan, alat dan komponen pemeriksaan, serta tahapan pemeriksaan selama kehamilan. Pemeriksaan fisik ibu hamil bertujuan untuk mengetahui kesehatan ibu dan janin, serta perubahan yang terjadi, dan dilakukan secara sistematis menggunakan berbagai alat dan tekn
PEMERIKSAAN FISIK :
1. KONSEP DASAR PEMERIKSAAN FISIK
2. PEMERIKSAAN FISIK PER SISTEM
3. PEMERIKSAAN FISIK HEAD TO TOE
4. PEMERIKSAAN FISIK BAYI DAN BALITA
5. 6 KESADRAN YANG TERJADI PADA BAYI NORMAL
6. APGAR SCORE
Dokumen tersebut merupakan satuan acara pembelajaran (SAP) mata kuliah Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk mahasiswa DIII Kebidanan. SAP ini membahas tentang pemeriksaan fisik ibu secara head to toe, meliputi tujuan pembelajaran, pokok bahasan, kegiatan belajar mengajar, evaluasi, dan referensi.
Diagnostik Menjelaskan persiapan untuk pemeriksaan diagnostikaulia rahmah
Ìý
Menjelaskan persiapan untuk pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan laboratorium adalah suatu tindakan dan prosedur tindakan dan pemeriksaan khusus dengan mengambil bahan atau sample dari penderita dapat berupa urine (air kencing), darah, sputum ( dahak ), atau sample dari hasil biopsy.
[Ringkasan]
Dokumen tersebut berisi daftar diagnosa keperawatan NANDA (North American Nursing Diagnosis Association), NOC (Nursing Outcomes Classification), dan NIC (Nursing Interventions Classification) yang digunakan di Ruang I RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten pada bulan September 2008. Daftar tersebut mencakup 36 diagnosa keperawatan yang umum dijumpai beserta definisi masalah, tanda-tanda dan gejala, serta rencana intervensi keperawatan.
Dokumen ini membahas tentang pemeriksaan fisik yang dilakukan pada bayi baru lahir dan anak, meliputi prinsip, peralatan, prosedur, pengukuran antropometri, dan bagian-bagian tubuh yang diperiksa seperti kepala, muka, mata, hidung, mulut, telinga, leher, dada, abdomen, tangan, kaki dan bagian-bagian tubuh lainnya.
Pemeriksaan fisik pada sistem muskuloskeletalOkta-Shi Sama
Ìý
Dokumen tersebut menjelaskan tahapan pemeriksaan fisik sistem muskuloskeletal yang meliputi inspeksi dan palpasi berbagai sendi dan otot untuk mendeteksi gangguan. Tahapannya meliputi orientasi, kerja, dan penutupan dengan memeriksa bagian kepala, leher, tangan, siku, bahu, kaki, lutut, pinggul, dan tulang belakang.
Pemeriksaan fisik merupakan proses medis untuk menilai kesehatan pasien dengan memeriksa tubuh secara sistematis melalui inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi untuk menemukan tanda-tanda penyakit dengan nilai normal yang sesuai.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai pemeriksaan laboratorium dan diagnostik, termasuk jenis-jenis pemeriksaan, persiapan spesimen, dan cara pelaksanaannya. Pemeriksaan laboratorium digunakan untuk diagnosis penyakit, sedangkan pemeriksaan diagnostik seperti USG, rontgen, dan Pap smear digunakan untuk mendiagnosis penyakit lebih lanjut.
Dokumen ini membahas tentang kehamilan lewat waktu, yang didefinisikan sebagai kehamilan di atas 42 minggu. Diagnosis didasarkan pada riwayat medis, pemeriksaan fisik dan obstetrik, serta tes seperti USG dan kardiotokografi. Terapi yang direkomendasikan adalah induksi persalinan dengan obat atau balon, atau seksi sesar jika ditemukan tanda hipoksia janin. Ibu perlu dirawat inap selama proses pengakhiran
Pemeriksaan vital sign terdiri dari suhu tubuh, nadi, tekanan darah, frekuensi nafas, dan perfusi perifer yang memberikan informasi penting tentang status kesehatan pasien dan berguna untuk mengidentifikasi masalah kesehatan akut."
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai prosedur pemeriksaan fisik abdomen, meliputi tujuan, teknik, dan langkah-langkah inspeksi, auskultasi, palpasi, dan pemeriksaan khusus organ-organ dalam abdomen seperti hati, limpa, aorta, maupun pemeriksaan ascites.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Pemeriksaan diagnostik meliputi pemeriksaan fisik, laboratorium, dan penunjang seperti USG dan CTG untuk menilai kondisi ibu hamil dan janin. Pemeriksaan fisik meliputi antropometri dan kepala hingga kaki, sedangkan laboratorium meliputi tes darah dan urine untuk mendeteksi hormon kehamilan. USG dan CTG berguna untuk memantau pertumbuhan janin.
Dokumen tersebut membahas tentang pemeriksaan fisik ibu hamil, meliputi definisi pemeriksaan fisik, tujuan pemeriksaan, alat dan komponen pemeriksaan, serta tahapan pemeriksaan selama kehamilan. Pemeriksaan fisik ibu hamil bertujuan untuk mengetahui kesehatan ibu dan janin, serta perubahan yang terjadi, dan dilakukan secara sistematis menggunakan berbagai alat dan tekn
PEMERIKSAAN FISIK :
1. KONSEP DASAR PEMERIKSAAN FISIK
2. PEMERIKSAAN FISIK PER SISTEM
3. PEMERIKSAAN FISIK HEAD TO TOE
4. PEMERIKSAAN FISIK BAYI DAN BALITA
5. 6 KESADRAN YANG TERJADI PADA BAYI NORMAL
6. APGAR SCORE
Dokumen tersebut merupakan satuan acara pembelajaran (SAP) mata kuliah Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk mahasiswa DIII Kebidanan. SAP ini membahas tentang pemeriksaan fisik ibu secara head to toe, meliputi tujuan pembelajaran, pokok bahasan, kegiatan belajar mengajar, evaluasi, dan referensi.
Diagnostik Menjelaskan persiapan untuk pemeriksaan diagnostikaulia rahmah
Ìý
Menjelaskan persiapan untuk pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan laboratorium adalah suatu tindakan dan prosedur tindakan dan pemeriksaan khusus dengan mengambil bahan atau sample dari penderita dapat berupa urine (air kencing), darah, sputum ( dahak ), atau sample dari hasil biopsy.
[Ringkasan]
Dokumen tersebut berisi daftar diagnosa keperawatan NANDA (North American Nursing Diagnosis Association), NOC (Nursing Outcomes Classification), dan NIC (Nursing Interventions Classification) yang digunakan di Ruang I RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten pada bulan September 2008. Daftar tersebut mencakup 36 diagnosa keperawatan yang umum dijumpai beserta definisi masalah, tanda-tanda dan gejala, serta rencana intervensi keperawatan.
Dokumen ini membahas tentang pemeriksaan fisik yang dilakukan pada bayi baru lahir dan anak, meliputi prinsip, peralatan, prosedur, pengukuran antropometri, dan bagian-bagian tubuh yang diperiksa seperti kepala, muka, mata, hidung, mulut, telinga, leher, dada, abdomen, tangan, kaki dan bagian-bagian tubuh lainnya.
Pemeriksaan fisik pada sistem muskuloskeletalOkta-Shi Sama
Ìý
Dokumen tersebut menjelaskan tahapan pemeriksaan fisik sistem muskuloskeletal yang meliputi inspeksi dan palpasi berbagai sendi dan otot untuk mendeteksi gangguan. Tahapannya meliputi orientasi, kerja, dan penutupan dengan memeriksa bagian kepala, leher, tangan, siku, bahu, kaki, lutut, pinggul, dan tulang belakang.
Pemeriksaan fisik merupakan proses medis untuk menilai kesehatan pasien dengan memeriksa tubuh secara sistematis melalui inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi untuk menemukan tanda-tanda penyakit dengan nilai normal yang sesuai.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai pemeriksaan laboratorium dan diagnostik, termasuk jenis-jenis pemeriksaan, persiapan spesimen, dan cara pelaksanaannya. Pemeriksaan laboratorium digunakan untuk diagnosis penyakit, sedangkan pemeriksaan diagnostik seperti USG, rontgen, dan Pap smear digunakan untuk mendiagnosis penyakit lebih lanjut.
Dokumen ini membahas tentang kehamilan lewat waktu, yang didefinisikan sebagai kehamilan di atas 42 minggu. Diagnosis didasarkan pada riwayat medis, pemeriksaan fisik dan obstetrik, serta tes seperti USG dan kardiotokografi. Terapi yang direkomendasikan adalah induksi persalinan dengan obat atau balon, atau seksi sesar jika ditemukan tanda hipoksia janin. Ibu perlu dirawat inap selama proses pengakhiran
Pemeriksaan vital sign terdiri dari suhu tubuh, nadi, tekanan darah, frekuensi nafas, dan perfusi perifer yang memberikan informasi penting tentang status kesehatan pasien dan berguna untuk mengidentifikasi masalah kesehatan akut."
Pemeriksaan fisik merupakan peninjauan sistematis dari kepala hingga kaki untuk mengumpulkan data kesehatan pasien melalui inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi. Pemeriksaan fisik memberikan informasi objektif untuk membuat diagnosis dan merencanakan perawatan."
Pemeriksaan penunjang merupakan pemeriksaan medis tambahan untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai suatu kondisi kesehatan. Terdapat berbagai jenis pemeriksaan penunjang seperti laboratorium, radiologi, dan sitologi. Pemeriksaan-pemeriksaan tersebut digunakan untuk mendiagnosis penyakit, mengetahui risiko, memantau perkembangan penyakit, serta memantau pengobatan.
Pemeriksaan fisik merupakan tahap ketiga dalam pengumpulan data keperawatan untuk mengidentifikasi masalah klien dan menentukan rencana tindakan. Teknik pemeriksaan fisik meliputi inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi untuk menilai status kesehatan dan fungsi tubuh klien. Pengkajian dapat menggunakan pendekatan head to toe, sistem tubuh, atau pola fungsi kesehatan.
Modul ini membahas tentang pemeriksaan fisik pada ibu dan anak, termasuk pengertian pemeriksaan fisik, teknik-tekniknya, dan cara melakukan pengukuran tanda-tanda vital serta pemeriksaan fisik pada berbagai bagian tubuh. Tujuannya agar mahasiswa dapat memahami cara melakukan pemeriksaan fisik secara sistematis untuk mengetahui kondisi kesehatan ibu dan anak.
4) PENILAIAN PERTAMA pada kecelakaan kerja.pptvebiadrias5
Ìý
Kecelakaan kerja bisa dialami oleh siapa saja dan di mana saja. Bahkan, kamu yang bekerja di kantor pun tidak dapat menghindarinya. Misalnya, terbentur dan tersandung sehingga mengakibatkan luka dan butuh perawatan. Apalagi, buat kamu yang bekerja dengan risiko tinggi, maka kemungkinan mengalami kecelakaan kerja pun bisa lebih tinggi.
Lantas, kecelakaan kerja itu apa sih dan apa saja penyebabnya? Cari tahu jawaban lengkapnya di kelanjutan artikel ini, yuk!
Arti Kecelakaan Kerja
Kecelakaan kerja merupakan insiden yang terjadi di tempat kerja atau yang berhubungan dengan pekerjaan. Di mana, kecelakaan tersebut dapat mengakibatkan Penyakit Akibat Kerja (PAK), cedera, bahkan sampai kematian.
Sementara, menurut Permenaker No. 5 Tahun 2021, kecelakaan kerja diartikan kecelakaan yang terjadi dalam hubungan kerja, termasuk kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan dari rumah menuju tempat kerja atau sebaliknya, serta penyakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja.
Jenis Kecelakaan Kerja
Ada beberapa jenis kecelakaan yang sering terjadi di tempat kerja. Berikut adalah daftarnya:
Tertimpa objek, biasanya terjadi di pabrik atau proyek lapangan yang banyak materialnya. Kecelakaannya sering disebabkan karena objeknya yang tanpa sengaja jatuh akibat human error atau masalah pada objek tersebut.
Terjatuh dan terpeleset, sering terjadi di lokasi yang areanya licin dan tidak rata. Meskipun terlihat ringan, akan tetapi kondisinya bisa menjadi serius apalagi kalau jatuhnya dari atas ketinggian.
Terkena benda tajam, terjadi di sektor pekerjaan yang banyak menggunakan benda tajam maupun mesin. Maka dari itu, perlu lebih berhati-hati ketika bekerja karena kamu bisa terkena benda tajam tersebut.
Kecelakaan lalu lintas, alami kecelakaan lalu lintas ketika melakukan perjalanan berangkat, pulang, dan ke tempat kerja. Kecelakaan ini umumnya sering terjadi pada pekerjaan yang bergerak di bidang pengangkutan dan perniagaan.
Penyebab Kecelakaan Kerja
Terjadinya kecelakaan kerja bisa disebabkan karena beberapa hal, di antaranya adalah sebagai berikut:
Abai dengan prosedur keselamatan
Pekerjaan dengan risiko tinggi seperti bekerja dari ketinggian biasanya memiliki prosedur keselamatan dan wajib untuk ditaati oleh pekerja. Misalnya saja, memakai Alat Pelindung Diri (APD) ketika bekerja. Akan tetapi, kalau mengabaikannya, maka bisa saja membahayakan diri sendiri dan pekerja lain.
Kurang pelatihan dan edukasi
Sebelum bekerja, biasanya akan akan ada pelatihan dan edukasi terkait pekerjaan yang akan dilakukan. Misalnya, cara bekerja menggunakan mesin atau benda tajam di lokasi kerja. Namun, pekerja yang tidak mendapatkan pelatihan dan edukasi yang cukup, maka risiko mengalami kecelakaan kerja bisa lebih tinggi. Oleh sebab itu, sangat penting mengikuti pelatihan.
Kondisi fisik yang tidak fit
Kecelakaan di tempat kerja bisa juga disebabkan karena kondisi fisik yang tidak fit. Sebagai contoh, kurang tidur di malam sebelumnya sehingga mengakibatkan tubuh jadi kelelahan. Kala
Este documento parece ser una lista de nombres y direcciones. Contiene más de 200 entradas con los nombres de personas y parejas, seguidos de sus direcciones. Las direcciones incluyen nombres de calles, pueblos y ciudades en Indonesia.
Proposal ini meminta dana sebesar Rp1.750.000 untuk seragam, biaya pendaftaran, dan konsumsi tim sepak bola Garlo FC dalam mengikuti turnamen di Laiworu pada 3 Maret 2017 guna mengembangkan bakat pemuda dan memajukan sepak bola di masyarakat.
Surat pernyataan yang berisi 10 poin pernyataan dari Lilis Fitra Saswati Arsil tentang statusnya yang tidak pernah dihukum, diberhentikan tidak hormat, menjadi calon pegawai, menjadi pengurus partai, terikat kerja, bersedia tidak menikah dan ditempatkan di seluruh Indonesia, serta bersedia mengembalikan biaya seleksi dan pelatihan jika mengundurkan diri.
Surat pernyataan yang ditandatangani oleh Fajar Aswati yang menyatakan bahwa dirinya tidak pernah dihukum, diberhentikan tidak hormat, menjadi calon pegawai negeri, menjadi pengurus partai politik, sedang terikat kontrak kerja, bersedia tidak menikah selama 6 bulan, ditempatkan di seluruh Indonesia, mengembalikan biaya seleksi jika mengundurkan diri, dan mengganti biaya enam kali lipat jika mengundurkan
This document contains reports from midwives at the Paramata Raha Midwifery Academy in Muna Regency on their targets for antenatal care, infant care, postnatal care, and family planning in 2017. The reports provide the midwife's name, student ID number, and academic institution for each of their assigned targets.
Dokumen tersebut membahas tentang makromolekul yang terdiri dari berbagai jenis seperti karbohidrat, lipid, dan protein. Karbohidrat dibagi menjadi monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Lipid terdiri dari lemak, fosfolipid, dan steroid. Sedangkan protein tersusun atas kombinasi asam amino yang dihubungkan oleh ikatan peptida. Ketiga makromolekul ini memainkan peran penting dalam struktur dan metabolisme sel.
Pemimpin perlu memahami karakteristik karyawan sesuai teori X, Y, dan Z McGregor. Teori X mengasumsikan karyawan malas, teori Y mengasumsikan karyawan akan bekerja keras jika kondisinya tepat, teori Z menekankan partisipasi karyawan. Pemimpin harus mengembangkan kompetensi karyawan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Membangun budaya kepemimpinan penting agar kaderisasi terj
Tes akhir semester mata pelajaran Seni Budaya di SMK Kelautan dan Perikanan Raha meliputi berbagai aspek seni seperti seni rupa, musik, tari, dan drama. Soal-soalnya mencakup pengetahuan tentang sejarah seni, tokoh-tokoh seniman, unsur-unsur karya seni, dan fungsi seni dalam kehidupan. Ujian ini dimaksudkan untuk menilai pemahaman siswa terhadap berbagai aspek seni.
1. Karsinoma tulang adalah pertumbuhan sel ganas abnormal pada tulang dan jaringan terkaitnya.
2. Penyebabnya belum jelas tetapi kemungkinan termasuk genetik, radiasi, bahan kimia, dan trauma.
3. Gejalanya berupa nyeri tulang, bengkak, dan fraktur patologis yang dapat menyebar ke organ lain.
Undangan sosialisasi program tanaman jagung kuning kecamatan Lasalepa yang akan diselenggarakan pada tanggal 7 Maret 2017 pukul 09.00 di Balai Pertemuan Desa Labone. Kehadiran para tokoh masyarakat, tokoh agama, kelompok tani, dan aparat desa sangat diharapkan.
1. PRINSIP PENDOKUMENTASIAN KEBIDANAN DENGAN PENDEKATAN SOAP
Mata Kuliah : Dokumentasi Kebidanan
Kode Mata Kuliah : Bd. 213
Sub Pokok Bahasan :
1. Proses Penatalaksanaan Kebidanan
2. Metode Pendokumentasian SOAP
Mata Kuliah : KDPK (Keterampilan Dasar Praktik Kebidanan)
Kode Mata Kuliah : Bd. 208
Sub Pokok Bahasan :
1.
2.
3.
4.
Prinsip dasar pemeriksaan fisik
Teknik pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik persistem
Pemeriksaan fisik head to toe
Dosen : Irmayanti, SST
PENDAHULUAN
Kebutuhan fisioogis merupakan kebutuhan yang sangat primer dan mutlak dipenuhi untuk
memlihara keseimbangan biologis dan kelangsungan kehidupan bagi tiap manusia. Kebutuhan
ini merupakan syarat dasar, apabila kebutuhan ini tidak terpenuhi maka dapat mempengaruhi
kebuthan yang lain. Keadaan fisik dari klien wajib diketahui dan dikaji oleh perawat maupun
bidan yang memberikan asuhan, pemeriksaan fisik merupakan salah satu data penunjang agar
diagnose dapat ditegakkan kira-kira masalah apa yang dialami oleh klien.
ISI
PRINSIP DASAR DAN TEKNIK PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis adalah sebuah proses dari seorang ahli medis
memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit. Hasil pemeriksaan akan dicatat
dalam rekam medis. Rekam medis dan pemeriksaan fisik akan membantu dalam penegakkan
diagnosis dan perencanaan perawatan pasien
Prinsip umum dari pemeriksaan fisik adalah dilakukan secara komprehensif. Hal-hal yang harus
dipertimbangkan yaitu:
1. Penjagaan kesopanan
2. Cara mengadakan hubungan dengan pasien
2. 3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Pencahayaan dan lingkungan yang memadai
Tahap pertumbuhan/perkembangan pasien
Pencatatan data
Pengambilan tindakan yang sesuai dgn masalah klien
Pasien dalam posisi duduk/sesuai jenis pemeriksaan
Hanya membuka bagian tubuh yg diperiksa, menutup bag.lain
Sistematis
10. Bandingkan satu bag tubuh dgn bag. Tubuh lain
11. Penjelasan sederhana kpd klien
12. Data didokumentasikan dgn tepat (DO & DS)
Ada empat teknik pemeriksaan fisik, yang biasa disebut dengan teknik IPPA(Inspeksi, Palpasi,
Perkusi & Auskultasi) yaitu:
1. Inspeksi
Adalah pemeriksaan dengan cara melihat atua melakukan observasi terhadap keadaan klien.
Tujuan dari teknik ini ialah mendeteksi tanda-tanda fisik yang berhubungan dengan status fisik.
Teknik inspeksi dilakukan ketika pertama kali bertemu klien dan yang diamati yaitu tingkah laku
dan keadaan tubuh klien serta hal umum dan khusus.
Langkah kerja:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Atur Pencahayaan
Suhu dan ruangan nyaman
Buka bagian yg diinspeksi
Bila perlu gunakan kaca pembesar
Jelaskan hasil pada klien dan keluarga
Perhatikan kesan pertama klien
Sistematis
1. Palpasi
Adalah teknik pemeriksaan fisik dengan sentuhan, rabaan maupun sedikit tekanan pada bagian
tubuh yang akan diperiksa dan dilakukan secara teroganisir dari satu bagian ke bagian yang lain.
Tujuan dari pemeriksaan ini adalah mendeterminasi ciri-ciri jaringan atau organ. Dapat
dilakukan bersamaan dengan teknik inspeksi dan perkusi.
Teknik palpasi dibagi menjadi dua:
1. Palpasi ringan
3. Caranya: ujung-ujung jari pada satu/dua tangan digunakan secara simultan.Tangan diletakkan
pada area yang dipalpasi, jari-jari ditekan kebawah perlahan-lahan sampai ada hasil.
1. Palpasi dalam (bimanual)
Caranya: untuk merasakan isi abdomen, dilakukan dua tangan.Satu tangan untuk merasakan
bagian yang dipalpasi, tangan lainnya untuk menekan ke bawah. Dengan Posisi rileks, jari-jari
tangan kedua diletakkan melekat pd jari2 pertama.
Langkah kerja:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Area palpasi terbuka
Cuci tangan
Beritahu klien
Dikerjakan semua jari tp telunjuk dan ibu jari > sensitif.
u/ mendeterminasi bentuk dan struktur organ gunakan jari 2,3, dan 4 bersamaan.
U/ palpasi abdomen gunakan telapak tangan, beri tekanan ringan dgn jari2.
Sistematis, uraikan ciri-ciri ttg ukuran, bentuk, konsistensi dan permukaan.
1. Perkusi
Adalah pemeriksaan dengan cara mengetuk. Tujuan pemeriksaan perkusi yaitu menentukan
batas-batas organ atau bagian tubuh dengan cara merasakan vibrasi yang ditimbulkan akibat
adanya gerakan yang diberikan ke bawah jaringan (udara, cairan, atau zat padat).
Langkah kerja:
1. Area terbuka
2. Luruskan jari tengah tangan kiri, tekan bag. Ujung jari dan letakkan dgn kuat pada
permukaan diperkusi.
3. Upayakan jari – jari yg lain tidak menyentuh permukaan, konsisten pd permukaan yg
diperkusi.
4. Lenturkan jari tengah tangan kanan ke atas dgn lengan bawah relaks.
5. Pertahankan kelenturan tangan pada pergelangan tangan.
1. Auskultasi
Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan menggunakan alat bantu yaitu stetoskop
dengan tujuan pemeriksaannya adalah untuk dapat mendengar bunyi jantung, paru-paru, bunyi
usus serta untuk mengukur tekanan darah dan nadi.
Tingkatan kesadaran:
1. Kompos Mentis
2. Apatis
3. Samnolen
: sadar Penuh
: acuh tak acuh
: dibangunkan dengan rangsangan, …. Tidur.
4. 4. Delirium
: berteriak2, tidak sadar
5. Sopor/semikoma : tidak sadar tetapi masih merasakan rangsangan nyeri
6. Koma
: tidak sadar.
PEMERIKSAAN FISIK PERSISTEM
Merupakan pendekatan dalam pemeriksaan fisik dengan sistem-sistem tubuh sebagai acuan
pemeriksaaan.
Berikut ini merupakan detail pemeriksaan fisik, dengan pendekatan sistem tubuh adalah :
1. Sistem syaraf pusat
2. Sistem Kardiovaskular
1. Kaji LOC (level of consiousness) atau tingkat kesadaran: dengan melakukan pertanyaan
tentang kesadaran pasien terhadap waktu, tempat dan orang
2. Kaji status mental
3. Kaji tingkat kenyamanan, adanya nyeri dan termasuk lokasi, durasi, tipe dan
pengobatannya.
4. Kaji fungsi sensoris dan tentukan apakah normal atau mengalami gangguan. Kaji adanya
hilang rasa, rasa terbakar/panas dan baal.
5. Kaji fungsi motorik seperti : genggaman tangan, kekuatan otot, pergerakan dan postur
6. Kaji adanya kejang atau tremor
7. Kaji catatan penggunaan obat dan diagnostik tes yang mempengaruhiSSP.
1. Kaji nadi : frekuensi, irama, kualitas (keras dan lemah) serta tanda penurunan
kekuatan/pulse deficit
2. Periksa tekanan darah : kesamaan antara tangan kanan dan kiri atau postural hipotensi
3. Inspeksi vena jugular seperti distensi, dengan membuat posisi semi fowlers
4. Cek suhu tubuh dengan metode yang tepat, atau palpasi kulit.
5. Palpasi dada untuk menentukan lokasi titik maksimal denyut jantung
6. Auskultasi bunyi jantung S1- S2 di titik tersebut, adanya bunyi jantung tambahan,
murmur dan bising.
7. Inspeksi membran mukosa dan warna kulit, lihat tanda sianosis (pucat) atau kemerahan
8. Palpasi adanya edema di ekstremitas dan wajah
9. Periksa adanya jari-jari tabuh dan pemeriksaan pengisian kapiler di kuku
10. Kaji adanya tanda-tanda perdarahan (epistaksis, perdarahan saluran cerna, phlebitis,
kemerahan di mata atau kulit.
11. Kaji obat-obatan yang mempengaruhi sistem kardiovaskular dan test diagnostik.
1. Sistem Respirasi (Pernapasan)
1. Kaji keadaan umum dan pemenuhan kebutuhan respirasi
2. Kaji respiratory rate, irama dan kualitasnya
3. Inspeksi fungsi otot bantu napas, ukuran rongga dada, termasuk diameter anterior
dan posterior thorax, dan adanya gangguan spinal
4. Palpasi posisi trakea dan adanya subkutan emphysema
5. 5. Auskultasi seluruh area paru dan kaji suara paru normal (vesikular,
bronkovesikular, atau bronkial) dan kaji juga adanya bunyi paru patologis
(wheezing, cracles atau ronkhi)
6. Kaji adanya keluhan batuk, durasi, frekuensi dan adanya sputum/dahak, cek
warna, konsistensi dan jumlahnya dan apakah disertai darah
7. Kaji adanya keluhan SOB (shortness of breath)/sesak napas, dyspnea dan
orthopnea.
8. Inspeksi membran mukosa dan warna kulit
9. Tentukan posisi yang tepat dan nyaman untuk meningkatkan fungsi pernapasan
pasien
10. Kaji apakah klien memiliki riwayat merokok (jumlah per hari) dan berapa lama
telah merokok
11. Kaji catatan obat terkait dengan sistem pernapasan dan test diagnostik
1. Sistem Pencernaan
1. Inspeksi keadaan umum abdomen : ukuran, kontur, warna kulit dan pola
pembuluh vena (venous pattern)
2. Auskultasi abdomen untuk mendengarkan bising usus
3. Palpasi abdomen untuk menentukan : lemah, keras atau distensi, adanya nyeri
tekan, adanya massa atau asites
4. Kaji adanya nausea dan vomitus
5. Kaji tipe diet, jumlah, pembatasan diet dan toleransi terhadap diet
6. Kaji adanya perubahan selera makan, dan kemampuan klien untuk menelan
7. Kaji adanya perubahan berat badan
8. Kaji pola eliminasi : BAB dan adanya flatus
9. Inspeksi adanya ileostomy atau kolostomi, yang nantinya dikaitkan dengan fungsi
(permanen atau temporal), kondisi stoma dan kulit disekitarnya, dan kesediaan
alat
10. Kaji kembali obat dan pengkajian diagnostik yang pasien miliki terkait sistem GI
1. SistemPerkemihan
1. Kaji kebiasaan pola BAK, output/jumlah urine 24 jam, warna, kekeruhan dan
ada/tidaknya sedimen
2. Kaji keluhan gangguan frekuensi BAK, adanya dysuria dan hematuria, serta
riwayat infeksi saluran kemih
3. Palpasi adanya distesi bladder (kandung kemih)
4. Inspeksi penggunaan condom catheter, folleys catheter, silikon kateter atau
urostomy atau supra pubik kateter
5. Kaji kembali riwayat pengobatan dan pengkajian diagnostik yang terkait dengan
sistem perkemihan
1. SistemIntegumen
1. Kaji integritas kulit dan membrane mukosa, turgor, dan keadaan umum kulit
(jaundice, kering)
2. Kaji warna kulit, pruritus, kering, odor
3. Kaji adanya luka, bekas operasi/skar, drain, dekubitus, dsb
6. 4. Kaji resiko terjadinya luka tekan dan ulkus
5. Palpasi adanya nyeri, edema, dan penurunan suhu
6. Kaji riwayat pengobatan dan test diagnostik terkait sistem integument
2. Sistem muskuloskeletal
1. Kaji adanya nyeri otot, kram atau spasme
2. Kaji adanya kekakuan sendi dan nyeri sendi
3. Kaji pergerakan ekstremitas tangan dan kaki, ROM (range of motion), kekuatan
otot
4. Kaji kemampuan pasien duduk, berjalan, berdiri, cek postur tubuh
5. Kaji adanya tanda-tanda fraktur atau dislokasi
6. Kaji ulang pengobatan dan test diagnostik yang terkait sistem musculoskeletal
1. Sistem Physikososial
1. perasaan pasien tentang kondisinya dan penyakitnya
2. Kaji tingkat kecemasan, mood klien dan tanda depresi
3. Kaji pemenuhan support sistem
4. Kaji pola dan gaya hidup klien yang mempengaruhi status kesehatan
5. Kaji riwayat penyalah gunaan obat, narkoba, alkohol, seksual abuse, emosional
dan koping mekanisme
6. Kaji kebutuhan pembelajaran dan penyuluhan kesehatan
PEMERIKSAAN FISIK HEAD TO TOE
Merupakan teknik pemeriksaan fisik dengan bagian tubuh klien sebagai acuan yaitu dari ujung
kepala sampai ke ujung kaki. Maksudnya disini adalah pemeriksaan fisik dilakukan secara
sistematis, mulai dari bagian kepala dan berakhir pada anggota gerak.
Sebuah pemeriksaan yang lengkap akan terdiri diri penilaian kondisi pasien secara umum dan
sistem organ yang spesifik. Dalam prakteknya, tanda vital atau pemeriksaan suhu, denyut nadi,
pernafasan dan tekanan darah selalu dilakukan pertama kali.
1. 1. Tanda vital
1. Suhu
Pemeriksaan suhu akan memberikan tanda suhu inti yang secara ketat dikontrol karena dapat
dipengaruhi oleh reaksi kimiawi.
Suhu dapat menjadi salah satu tanda infeksi atau peradangan, yakni demam (di atas > 37°C).
Suhu yang tinggi juga dapat disebabkan oleh hipertermia. Suhu tubuh yang jatuh atau hipotermia
juga dinilai. Normal untuk suhu tubuh adalah 36-37°C
1. Tekanan darah
Tekanan darah dinilai dalam 2 nilai, sebuah tekanan tinggi sistolik yang menandakan kontraksi
maksimal jantung dan tekanan rendah daistolik atau tekanan istirahat.
7. Pemeriksaan tekanan darah biasanya dilakukan pada lengan kiri, kecuali pada lengan tersebut
terdapat cedera. Perbedaan antara tekanan sistolik dan diastolik disebut tekanan denyut. Di
Indonesia, tekanan darah biasanya diukur dengan tensimeter air raksa.
Tidak ada nilai tekanan darah ‘normal’ yang tepat, namun dihitung berdasarkan rentang nilai
berdasarkan kondisi pasien. Tekanan darah amat dipengaruhi oleh kondisi saat itu, misalnya
seorang pelari yang baru saja melakukan lari maraton, memiliki tekanan yang tinggi, namun ia
dalam nilai sehat. Dalam kondisi pasien tidak bekerja berat, tekanan darah normal berkisar
120/80 mmHg. Tekanan darah tinggi atau hipertensi diukur pada nilai sistolik 140-160 mmHg.
Tekanan darah rendah disebut hipotensi. Rentang sistolik normal adalah 100-140 mmHg,
sedangkan diastolic normal yaitu 60-90 mmHg
1. Denyut
Denyut merupakan pemeriksaan pada pembuluh nadi atau arteri. Ukuran kecepatannya diukur
pada beberapa titik denyut misalnya denyut arteri radialis pada pergelangan tangan, arteri
bracialis pada lengan atas, arteri karotis pada leher, arteri poplitea pada belakang lutut, arteri
dorsalis pedis atau arteri tibialis posterior pada kaki. Pemeriksaan denyut dapat dilakukan dengan
bantuan stetoskop.
Denyut sangat bervariasi tergantung jenis kelamin, jenis pekerjaan, dan usia. Bayi yang baru
dilahirkan (neonatus) dapat memiliki denyut 120-160 denyut per menit. Orang dewasa memiliki
denyut sekitar 60-90 kali per menit.
1. Kecepatan pernapasan
Beraneka ragam tergantung usia. Batas normalnya sekitar 16-20 penarikan napas per menit untuk
orang dewasa.
1. 2. Biometrika dasar
1. Tinggi
Tinggi merupakan salah satu ukuran pertumbuhan seseorang. Tinggi dapat diukur dengan
stasiometer atau tongkat pengukur. Pasien akan diminta untuk berdiri tegak tanpa alas kaki.
Anak-anak berusia dibawah 2 tahun diukur tingginya dengan cara dibaringkan.
1. Berat atau massa
Berat atau massa tubuh diukur dengan pengukur massa atau timbangan. Indeks massa tubuh
digunakan untuk menghitung hubungan antara tinggi dan mssa sehat serta tingkat kegemukan.
1. Nyeri
Pengukuran nyeri bersifat subyektif namun penting sebagai tanda vital. Dalam klinik, nyeri
diukur dengan menggunakan skala FACES yang dimulai dari nilai ’0′ (tidak dirsakan nyeri pada
8. pasien dapat dilihat dari ekspresi wajah pasien), hingga ’5′ (nyeri terburuk yang pernah dirasakan
pasien).
1. 3. Struktur dalam penulisan riwayat pemeriksaan
1. Tampilan umum
1)
Kondisi yang jelas tertangkap ketika pasien masuk ke ruangan konsultasi dan
berkomunikasi dengan dokter. (misalnya: pasien terlihat pincang atau pasien mengalami ketulian
sehingga sulit berkomunikasi)
2)
JACCOL, sebuah jembatan keledai, untuk tanda kekuningan (Jaudience), kemungkinan
tanda pucat pada kulit atau konjungtiva (Anaemia), tanda kebiruan pada bibir atau anggota gerak
(Cyanosis), kelainan bentuk pada kuku jari (Clubbing), pembengkakan (Oedema atau Edema),
dan, pemeriksaan pada nodus limfatikus (Lymph nodes) pada leher, ketiak, dan lipatan paha.
1. Sistem organ
1)
System kardiovaskular
a)
Tekanan darah, denyut nadi, irama jantung
b) Tekanan vena jugularis atau Jugular veins preassure (JVP), edema perifer, dan bukti
edema pulmonaris atau edema paru.
c)
Pemeriksaan jantung
2)
Paru-paru
Kecepatan pernapasan, auskultasi paru-paru
3)
Dada dan payudara
4)
Abdomen
a) Pemeriksaan abdomen misalnya pendeteksian adanya pembesaran organ (contohnya
aneurisma aorta)
b)
Pemeriksaan rectum
5)
System reproduksi
6)
System otot dan gerak
7)
System saraf, termasuk pemeriksaan jiwa
9. 8)
Pemeriksaan kepala, leher, hidung, tenggorokkan, telinga (THT)
9)
Kulit
a)
Pemeriksaan pada pertumbuhan rambut
b)
Peneriksaan tanda klinis pada kulit
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Prinsip umum pemeriksaan fisik yaitu:
2. Empat teknik pemeriksaan fisik yaitu teknik IPPA(Inspeksi, Palpasi, Perkusi &
Auskultasi)
3. Pemeriksaan fisik persistem merupakan pendekatan dalam pemeriksaan fisik dengan
sistem-sistem tubuh sebagai acuan pemeriksaaan
4. Pemeriksaan fisik head to toe adalah teknik pemeriksaan fisik dengan bagian tubuh klien
sebagai acuan yaitu dari ujung kepala sampai ke ujung kaki.
1. Penjagaan kesopanan
2. Cara mengadakan hubungan dengan pasien
3. Pencahayaan dan lingkungan yang memadai
4. Tahap pertumbuhan/perkembangan pasien
5. Pencatatan data
6. Pengambilan tindakan yang sesuai dgn masalah klien
7. Pasien dalam posisi duduk/sesuai jenis pemeriksaan
8. Hanya membuka bagian tubuh yg diperiksa, menutup bag.lain
9. Sistematis
10. Bandingkan satu bag tubuh dgn bag. Tubuh lain
11. Penjelasan sederhana kpd klien
12. Data didokumentasikan dgn tepat (DO & DS)