Dokumen tersebut membahas tentang anggota kelompok drama SMAN 65 Jakarta, pengertian drama, sejarah drama, jenis drama berdasarkan penyajian lakon, sarana, dan keberadaan naskah serta beberapa contoh seni teater tradisional Indonesia seperti lenong, ludruk, makyong, mamanda, dan wayang.
1 of 16
Download to read offline
More Related Content
Drama Indonesia
3. Anggota Kelompok:
 Putri Hasquita
 Raihan Hilmy
 Rakha Perdana
 Ramadhanissa Adinda
 Ridho Rinaldi
 Rio Prabowo
 Ruhma Hafia
 Sabila Izzati
XII IPS
SMAN 65 JAKARTA
TA. 2014-2015
4.  Drama berasal dari kata Yunani, yaitu draomai yang berarti
berbuat, bertindak, bereaksi, dan sebagainya. Jadi, kata drama
dapat diartikan sebagai perbuatan atau tindakan. Seraca
umum, pengertian drama adalah karya sastra yang ditulis dalam
bentuk dialog dengan maksud dipertunjukkan oleh aktor.
Pementasan naskah drama dikenal dengan istilah teater. Dapat
dikatakan bahwa drama berupa cerita yang diperagakan para
pemain di panggung. Pada umumnya, drama mempunyai dua
arti, yaitu drama dalam arti luas dan drama dalam arti sempit.
5.  Dalam arti luas,
Pengertian drama adalah semua bentuk tontonan yang mengandung
cerita yang dipertunjukkan di depan orang banyak.
 Dalam arti sempit,
Pengertian drama adalah kisah hidup manusia dalam masyarakat
yang diproyeksikan ke atas panggung.
6.  Sejarah drama sebagai tontonan sudah ada sejak zaman dahulu. Nenek
moyang kita sudah memainkan drama sejak ribuan tahun yang lalu. Bukti
tertulis yang bisa dipertanggung jawabkan mengungkapkan bahwa drama
sudah ada sejak abad ke-5 SM. Hal ini didasarkan temuan naskah drama kuno
di Yunani. Penulisnya Aeschylus yang hidup antara tahun 525 - 456 SM. Isi
lakonnya berupa persembahan untuk memohon kepada dewa-dewa.
 Sejarah lahirnya drama di Indonesia tidak jauh berbeda dengan kelahiran
drama di Yunani. Keberadaan drama di negara kita juga diawali dengan
adanya upacara keagamaan yang diselenggarakan oleh para pemuka agama.
Intinya, mereka mengucapkan mantra dan doa.
7. Ada beberapa jenis drama tergantung dasar yang
digunakannya. Dalam pembagian jenis drama, biasanya
digunakan tiga dasar, yakni:
• berdasarkan penyajian lakon drama
• berdasarkan sarana
• dan berdasarkan keberadaan naskah drama
8. Berdasarkan Penyajian Lakon
 Tragedi : Drama yang penuh dengan kesedihan.
 Komedi : Drama penggeli hati yang penuh dengan
kelucuan.
 Tragekomedi : Perpaduan antara drama tragedi dan komedi.
 Opera : Drama yang dialognya dinyanyikan dengan
diiringi musik.
 Melodrama : Drama yang dialognya diucapkan dengan
diiringi melodi/musik.
 Farce : Drama yang menyerupai dagelan, tetapi tidak
sepenuhnya dagelan.
 Tablo : Jenis drama yang mengutamakan gerak, para
pemainnya tidak mengucapkan dialog, tetapi hanya
melakukan gerakan- gerakan.
 Sendratari : Gabungan antara seni drama dan seni tari.
9. Berdasarkan Sarana Pementasannya
 Drama Panggung : Drama yang dimainkan oleh para aktor
dipanggung.
 Drama Radio : Drama radio tidak bisa dilihat dan
diraba, tetapi hanya bisa didengarkan
oleh penikmat.
 Drama Televisi : Hampir sama dengan drama panggung,
hanya bedanya drama televisi tak dapat diraba.
 Drama Film : Drama film menggunakan layar lebar
dan biasanya dipertunjukkan di
bioskop.
 Drama Wayang : Drama yang diiringi pegelaran wayang.
 Drama Boneka : Para tokoh drama digambarkan dengan
boneka yang dimainkan oleh beberapa orang.
10. Berdasarkan Keberadaan Naskah
Drama
Drama Tradisional : Tontonan drama yang tidak
menggunakan naskah.
Drama Modern : Tontonan drama yang menggunakan
naskah.
11. CONTOH SENI TEATER
1. Lenong.
Seperti ludruk, hidup di daerah Jakarta.
2. Ludruk.
Hidup di daerah Jawa Timur, ceritanya merupakan
kejadian sehari – hari atau
mengambil tokoh – tokoh tertentu.
3. Makyong.
Pertunjukan rakyat di daerah Riau, pelakunya
memakai topeng dan kuku
buatan yang panjang.
4. Mamanda.
Pertunjukan rakyat di daerah Kalimantan, lebih
bersifat komedi.
5. Wayang
Wayang merupakan seni tradisional Indonesia yang terutama
berkembang di Pulau Jawa dan Bali. Pertunjukan wayang
telah diakui oleh UNESCO pada tanggal 7 November 2003,
sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang
cerita narasi dan warisan yang indah dan sangat berharga.