Dokumen tersebut membahas tentang sosialisasi dan kepribadian. Sosialisasi dijelaskan sebagai proses belajar tentang nilai-nilai masyarakat untuk menjadi anggota masyarakat. Dokumen ini menjelaskan tahapan sosialisasi, bentuk sosialisasi primer dan sekunder, faktor yang mempengaruhinya, serta peran keluarga sebagai agen sosialisasi utama.
1 of 46
More Related Content
Eka nur fitriyani x.2 (sosialisasi dan kepribadian)
1. SOSIALISASI DAN
KEPRIBADIAN
TUGAS SOSIOLOGI UNTUK MEMENUHI
NILAI
OLEH EKA NUR FITRIYANI
KELAS X-2
>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>
2. PENGERTIAN SOSIALISASI
Sosialisasi adalah suatu proses belajar
tentang cara-cara hidup yang sesuai
dengan nilai dan norma untuk
berkembang menjadi individu atau
anggota masyarakat.
>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>
3. PENGERTIAN SOSIALISASI MENURUT
TOKOH
a. Charlotte Buhler Sosialisasi adalah proses yang membantu individu-individu belajar
dan menyesuaikan diri, bagaimana cara hidup dan berpikir kelompoknya agar dia
dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya.
b. Bruce J. Cohen Sosialisasi adalah proses-proses manusia mempelajari tata cara
kehidupan dalam masyarakat untuk memperoleh kepribadian dan membangun
kapasitasnya agar berfungsi dengan baik sebagai individu maupun sebagai anggota
suatu kelompok.
c. Peter Berger Sosialisasi adalah suatu proses di mana seorang anak belajar menjadi
seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat.
d. Prof. Dr. Nasution, S.H. Sosialisasi adalah proses membimbing individu ke dalam
dunia sosial (sebagai warga masyarakat yang dewasa).
e. Sukandar Wiraatmaja Sosialisasi adalah proses belajar mulai bayi untuk mengenal
dan memperoleh sikap, pengertian, gagasan dan pola tingkah laku yang disetujui
oleh masyarakat.
f. Jack Levin dan James L. Spates Sosialisasi adalah proses pewarisan dan
pelembagaan kebudayaan ke dalam kepribadian individu.
>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>
4. TAHAPAN SOSIALISASI
1. Batita 0-3 tahun
2. Balita 3-5 tahun
3. Anak-anak 5-12 tahun
4. Remaja 12-17 tahun
5. Dewasa 17-36 tahun
6. Setengah tua 37-51 tahun
7. Tua 51-. tahun
>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>
5. TAHAPAN-TAHAPAN SOSIALISASI
a. Tahap pertama (Preparatory Stage)
Tahap pertama ini adalah merupakan tahapan persiapan untuk pertama
kali mengenal lingkungan sosialnya, yaitu dimulai dengan orang-orang
yang terdekat dengan dirinya seperti ibu, ayah dan keluarga. Tahap ini
juga merupakan persiapan untuk mengenal dunia sosialnya, termasuk
persiapan untuk pemahaman tentang diri. Contoh proses pembelajaran
pada tahap ini adalah berbahasa atau berbicara, misalnya bayi
mengenal bahasa yang disesuaikan dengan maknanya yang akan
digunakan sesuai yang diajarkan oleh ibunya. Pada tahap ini manusia
hanya bisa belajar meniru saja, misalnya seorang ibu mengajarkan kata
mama, papa, bobo, walaupun tidak diajarkan makna kata-kata itu si
bayi dapat meniru kata-kata tersebut dalam secara bertahap akan
memahami makna kata-kata tersebut.
>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>
6. Tahapan sosialisasi
b. Tahap Kedua (Play Stage)
Tahap ini merupakan langkah kedua dari tahap pertama yaitu pada
tahap ini anak mulai dari meniru dengan lebih baik lagi atau
sempurna. Selain itu pada tahap ini anak sudah dapat memahami
peranan dirinya serta apa yang diharapkan dari dirinya dan
peranan yang dimiliki orang lain. Sebagai contoh, anak perempuan
sering meniru pola tingkah laku ibunya seperti memasak, belanja
atau berdandan. Ketika anak mulai bergaul dengan anak lainnya
maka ia berperan sebagai teman sebayanya. Pada tahapan ini
anak sudah dapat membedakan individu berdasarkan statusnya,
seperti paman, bibi, kakek, nenek, tetangga dan guru.
>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>
7. Tahapan sosialisasi
c. Tahap Siap Bertindak ( game stage)
Pada tahapan ini, anak mulai bersikap mandiri dan memiliki ego
berdasarkan kesadaran sendiri. Tingkat interaksi pada tahap
siap bertindak ini meningkat sehingga anak mampu mengambil
peranan dalam masyarakat yang lebih luas. Kemampuan untuk
menyesuaikan dan menempatkan dirinya semakin jelas, serta
kemampuanuntuk menerima atau menyesuaikan dengan nilai
dan norma yang berada di luar keluarganya pun dapat
dijalaninya dengan kesadaran sebagai bagian aktif dari
masyarakat. Contoh, seorang anak di sekolah berusaha
mentaati tata tertib di sekolah.
>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>
8. Tahapan sosialisasi
d. Tahap penerimaan norma kolektif (generelized other)
Pada tahapan ini seseorang sudah dapat menempatkan diri
pada masyarakat yang lebih luas lagi, beinteraksi secara luas
begitu pun dengan rasa tenggang rasanya. Dirinya sadar
sebagai individu yang mempunyai hak dan kewajiban, individu
yang dapat dikenakan sanksi hukum apabila melanggar tata
nilai dan norma dimasyarakatnya. Sebagai contoh, pada
tahapan ini seseorang sadar akan hak dan kewajibannya
sebagai warga negara dan bangsa Indonesia. Kesadarannya
sebagai bagian adari satu kesatuan masyarakat bangsa juga
akan mendorong kemampuan untuk mempertahankan
keanggotaan dan keutuhan dari masyarakatnya itu. Tahapan ini
manusia sudah dianggap sebagai manusia dewasa yang
mantap.
>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>
9. TUJUAN SOSIALISASI
Dapat menjadi anggota masyarakat yang baik
Mengetahui diri kita seperti apa dalam masyarakat
Memberikan keterampilan kepada seseorang untuk dapat hidup
bermasyarakat
Mengembangkan kemampuan berekomunikasi secara efektif
Membantu mengendalikan fungsi organik yang dipelajari melalui latihan-
latihan mawas diri yang tepat
Menanamkan nilai-nilai dan kepercayaan kepada seseorang yang
mempunyai tugas pokok dalam masyarakat.
Memberikan keterampilan dan pengetahuan kepada seseorang untuk dapat
hidup bermasyarakat.
Membuat seseorang mampu mengembalikan fungsi-fungsi melalui latihan
introspeksi yang tepat.
>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>
10. BENTUK SOSIALISASI
a. Sosialisasi Primer
Menurut Peter Berger dan Luckman, sosialisasi primer
adalah sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa
kecil, di mana ia menjadi anggota masyarakat. Biasanya
pada usia 1 5 tahun, secara bertahap mulai mampu
membedakan dirinya dengan orang lain di sekitar
keluarganya. Peran orang-orang terdekat sangat penting
untuk membentuk karakter kepribadian sesuai yang
diharapkan. Ini merupakan proses penting karena apapun
yang diserap anak di masa ini menjadi ciri mendasar
kepribadian anak setelah dewasa. Oleh karena itu, penting
untuk memberikan pola pengasuhan yang baik dan jauh
dari suasana kekerasan baik fisik maupun psikis agar kelak
karakter anak menjadi baik
>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>
11. ANAK-ANAK BELAJAR DARI
KEHIDUPANNYA DALAM KELUARGA
Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki
Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi
Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, ia belajar rendah diri
Jika anak dibesarkan dengan hinaan, ia belajar menyesali diri
Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar menahan diri
Jika anak dibesarkan dengan dorongan, ia belajar percaya diri
Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai
Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baiknya perlakuan, ia belajar keadilan
Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia belajar menaruh kepercayaan
Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia belajar menyenangi dirinya
Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan, ia belajar
menemukan cinta dalam kehidupan
Dorothy Law Nolte
>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>
12. Bentuk sosialisasi.
b. Sosialisasi Sekunder
Menurut Peter Berger dan Luckman, sosialisasi
sekunder adalah proses berikutnya yang
memperkenalkan individu yang telah disosialisasikan ke
dalam sektor baru dari dunia objektif masyarakatnya.
Salah satu bentuknya adalah resosialisasi dan
desosialisasi. Dalam proses resosialisasi, seseorang
diberikan identitas diri baru dan desosialisasi adalah
ketika seseorang mengalami pencabutan identitas diri
yang lama. Hal ini biasa terjadi di lingkungan tempat
kerja. Di lingkungan pekerjaan inilah individu dikenalkan
dan disosialisasikan dengan dunia (objeknya) yang
baru sehingga mereka dapat berperan dalam
lingkungan masyarakat yang lebih luas.
>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>
13. FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI SOSIALISASI
a. Faktor Internal
Yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri
seseorang. Faktor intrinsik ini menyangkut motivasi,
minat serta kemampuan yang dimiliki seseorang dalam
rangka menyesuaikan diri dengan tata pergaulan yang
ada dalam masyarakat.
b. Faktor Eksternal
Faktor yang berasal dari luar individu yang melakukan
proses sosialisasi dalam masyarakat. Faktor ekstrinsik
dapat berupa norma, nilai, struktur sosial, ekonomi,
struktur budaya, dan lain-lain.
>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>
14. BENTUK AGEN SOSIALISASI
1. Orang tua dan keluarga
Orang tua atau keluarga merupakan lingkungan pertama
sejak manusia dilahirkan dan lingkungan paling lama yang
kita tinggali. Pola interaksi keluarga ini sangat berperanan
besar sebagai media sosialisasi bagi para anggota
keluarganya. Hubungan individu di masyarakat sangat
dipengaruhi keluarga karena keluarga memiliki peranan:
a. Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang utama dan
utama dibandingkan dengan lembaga pendidikan manapun.
b. Keluarga merupakan kelompok pergaulan hidup manusia
dengan volume terkecil dan kadar tertinggi.
c. Keluarga merupakan mata rantai untuk hubungan jasmani
dan rohani manusia yang berlawanan jenis.
d. Keluarga merupakan mata rantai dalam regenerasi dan
pewarisan budaya.
>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>
15. Bentuk agen sosialisasi : orangtua dan keluarga
Dalam lingkungan keluarga dikenal dua macam sosialisasi yaitu;
a. Sosialisasi Represif ( Represive socialization) : Sosialisasi ini
menekankan dan mengharapkan ketaatan anak terhadap orang
tuanya. Dalam proses sosialisasi ini orang tua menjadi pusat dan
banyak melakukan dominasi terhadap proses pembelajaran sosial
anak. Sosialisasi represif ini memiliki ciri-ciri;
1. Adanya hukuman terhadap pelanggaran atau sikap anak yang tidak
disetujui oleh orang tuanya.
2. Adanya penghargaan dan imbalan berupa materil.
3. Adanya kepatuhan anak terhadap orang tua.
4. Adanya dominasi orang tua yang sangat kuat
5. Komunikasi bersifat satu arah
6. Komunikasi bersifat sebagai perintah.
b. Sosialisasi Partisipasi ( Participatory Socialization ): Sosilisasi ini
berlawanan dengan sosialisasi represif karena menekankan pada
anak sebagai pusat proses sosialisasi. Dalam proses sosialisasi ini
interaksi anak menjadi proses sosialisasi di keluarga dan orang tua
mengikuti segala pola tingkah laku anak.
>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>
16. Bentuk agen sosialisasi : orangtua dan keluarga
Ciri-ciri dari sosialisasi represif ini adalah;
1).Adanya imbalan apabila anak bertingkah laku baik
2) Adanya dominasi dan otonomi pada anak
3) Adanya komunikasi sebagai interaksi
4) Adanya komunikasi verbal
5) Adanya perhatian orang tua terhadap keinginan anak nya
6) Sosialisasi berpusat pada anak
7) Antar anggota keluarga memiliki tujuan yang sama.
Sebagai media sosialisasi keluarga pun memiliki peranan untuk
menghambat proses sosialisasi. Keluraga yang memiliki kendala-kendala akan
mempengaruhi sikap dan kepribadian anggota keluarganya, yaitu;
1) Keluarga modern merupakan kesatuan konsumtif, sehingga hubungan antar
individu dalam keluarga menjadi sangat berkurang.
2) Keluarga sebagai lembaga (institute) sudah berubah menjadi keluarga yang
bersifat persekutuan (companionship) yang sangat longgar ikatannya.
3) Semakin banyak keluarga yang hidup terpisah dan meningkatnya perceraian ,
sehingga longgar intensitas interelasi sosialnya.
>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>
17. Lanjutan Bentuk Agen Sosialisasi
2. Teman sepermainan
Teman sepermainan merupakan lingkungan sosial kedua yang
akan ditemui oleh seorang individu setelah keluarga. Teman
seper-mainan merupakan kelompok sosial yang jumlahnya kecil
memiliki kesamaan usia, memiliki kesamaan kegiatan yaitu
bermain, biasanya kelompok ini memiliki tujuan yang sama yaitu
mencari kepuasaan rohani yaitu tujuan rekreatif. Intensitas
interaksi sosial antar kelompok ini sangat tinggi, ditandai
dengan rasa saling memiliki satu sama lain dan senang
melakukan kegiatan bersama-sama. Kelompok sosial ini bukan
berdasarkan atas hubungan darah, keturunan ataupun
kekerabatan tetapi atas dasar seringnya terjadi pertemuan antar
anggota kelompok dan kesamaan kepentingan. Teman
sepermainan disebut dengan sahabat, pada usia remaja pola
hubungan antar sehabat ini memberikan pengaruh yang besar
dalam proses sosialisasi dan pembentukan kepribadian.
>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>
18. Bentuk agen sosialisasi : teman sepermainan
Adakalanya seorang sahabat menjadi faktor pendorong seorang
individu untuk melakukan tindakan sosial. Kelompok persahabatan
ini memberikan peranan positif, bagi proses sosialisasi dan
perkembangan kepribadian anak di antaranya yaitu:
A. Pengakuan terhadap eksistensi individu
B. Membantu proses kemantapan dan kepribadian individu dalam
masyarakat.
C. Kelompok sosial ini dapat memberikan rasa nyaman terhadap
individu, maksudnya individu dapat mencurahkan ekspresi atas
segala perasaan yang dialaminya.
D. Pada hubungan persahabatan ini, individu dapat
mengembangkan keterampilannya.
E. Individu yang bergabung dengan kelompok persahabatan akan
lebih cepat mengalami proses pendewasaan, karena individu
senantiasa berinterksi dan membangun interelasi dengan anggota
kelompoknya.
>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>
19. Bentuk agen sosialisasi : teman sepermainan
Pengaruh negatif teman sepermainan :
1. Pembentukan kelompok sosial yang terjadi karena
adanya kesamaan kepribadian dan kepentingan
akan menimbulkan eksklusifisme kelompok.
Contoh, Tawuran dan perkelahian di kalangan
remaja
2. Penyimpangan tata nilai dan norma yang dianut oleh
anggota kelompok. Apabila nilai dan norma yang
dianut oleh kelompok sosial ini tidak sesuai dengan
tata nilai dan norma yang dianut oleh masyarakat.
Individu akan dikucilkan oleh masyarakat luas
apabila lebih memilih untuk menganut tata nilai dan
norma anggota kelompok daripada yang dianut oleh
masyarakat. Contoh. Nilai-nilai pergaulan bebas
yang dianut oleh suatu sosial tertentu.
>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>
20. Lanjutan Bentuk Agen Sosialisasi
3. Sekolah
Pada lingkungan sekolah, guru adalah pemegang kontrol
terhadap proses sosialisasi anak. Sebagai sebuah lembaga
(institute) sekolah memiliki peranan sosial akademik, peranan
sosial religius, peranan sosial kultural dan peranan sosial
ekonomi. Di sekolah individu akan banyak mendapatkan
pengetahuan tentang berbagai hal di dalam kehidupan manusia.
Pemahaman anak akan diri dan lingkungan akan meningkat
seiring dengan proses pembelajaran di sekolah. Kreativitas,
minat dan potensi anak juga akan berkembang di sekolah
karena fungsi sekolah salah satunya yaitu membantu
perkembangan kepribadian anak. Peranan sekolah tidak kalah
pentingnya dengan peranan orang tua dan keluarga. Sekolah
membantu anak menemukan jati dirinya dan memberikan bekal
untuk menjalankan peran, status, hak dan kewajibannya pada
kehidupannya di masa depan.
>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>
21. Lanjutan Bentuk Agen Sosialisasi
4. Media Massa
Media massa merupakan salah satu unsur teknologi
yang memiliki peranan sebagai media sosialisasi.
Melalui media akan terjadi transformasi sosial dan
budaya terhadap masyarakat luas. Alat komunikasi
ini memiliki fungsi untuk menyampaikan pesan tanpa
terikat oleh nilai dan norma yang ada di masyarakat.
>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>
22. Cara-cara sosialisasi
1. Pelaziman (Conditioning)
Sebagian besar prilaku anak diperoleh dengan cara pelaziman. Anak mempertahankan suatu
prilaku apabila dengan prilaku itu anak mendapatkan imbalan. Sebaliknya prilaku anak akan
berhenti apabila prilaku itu mendapat hukuman. Dalam pelaziman hampir sebagian besar
perilaku diperoleh anak secara positif. Dalam hal pelaziman ini peranan orang tua sangat
besar.
2. Imitasi
Pada proses imitasi ini terjadi proses yang agak majemuk, anak akan melihat model yang akan
ditiru perbuatannya.
3. Identifikasi
Identifikasi adalah proses peniruan secara mendalam. Anak tidak hanya meniru aspek luarnya
saja tetapi ia ingin menjadikan dirinya identik (sama) dengan tokoh idealnya. Dalam
perkembangan proses diri, identifikasi memegang peranan penting sebab melakukan
identifikasi seseorang mengkategorikan dirinya dalam kategori tertentu.
4. Internalisasi
Pada internalisasi anak, anak mengikuti aturan bukan karena takut dihukum atau akan
mendapatkan hadiah, bukan pula karena meniru tokoh idealnya. Ia mengikuti aturan karena
merasa pasti bahwa norma itu telah menjadi bagian dari dirinya, ia menyadari bahwa perilaku
tersebut diharapkan oleh masyarakat.
>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>
23. FAKTOR PENGHAMBAT SOSIALISASI
Kemampuan berbahasa : bisu, cacat bibir
sumbing, gagap, pendiam.
Kendala dalam bergaul
Kehidupan yang terisolir
Hambatan alam/bencana alam
Perbedaan perlakuan
Perubahan sosial karena modernisasi
Terjadinya kesenjangan kebudayaan
Terjadinya kesenjangan antar kelompok sosial
>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>
24. PENGERTIAN KEPRIBADIAN
Menurut Yinger (1965) seperti dikutip
Horton dan Hunt dalam Sosiology,
kepribadian didefinisikan sebagai
keseluruhan sikap atau kelakuan
seseorang individu dengan system
tendendsi (kecenderungan) tertentu yang
telah dimiliki dan saling mempengaruhi
dengan rangkaian situasi atau keadaan
yang ditemui sehari-hari.
>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>
25. PENGERTIAN KEPRIBADIAN
Sementara itu ,
mendefenisikan kepribadian sebagai
kecendrungan psikologis seseorang untuk
melakukan tingkah pekerti (prilaku)
social tertentu, baik tingkah pekerti yang
bersifat tertutup maupun terbuka
>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>
26. PENGERTIAN KEPRIBADIAN
Selanjutnya Soetandyo Wignjosobroto mengatakan kepribadian
merupakan kecenderungan psikologi karena kepribadian lebih
bersifat instingtif dan refleks daripada bersifat sadar.
Tindakan yang dihasilkan oleh kepribadian secara garis besar
dibagi menjadi dua jenis yaitu :
Tingkah pekerti tertutup, yang meliputi kegiatan berperasaan,
berkehendak, berfikir dan bersikap, serta
Tingkah pekerti terbuka meliputi berbagai aktifitas fisik atau
raga, yang dikenal dengan sebutan prbuatan.
Manusia berperasaan, berfikir, maupun berbuat sesuatu,
sebenarnya bukan murni kehendak diri mereka sendiri.Proses
penerimaan pegaruh dari lingkungan disebut sebagai proses
belajar (learning process) atau proses sosialisasi.
>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>
27. Menurut terdapat lima
factor yang dapat mempengaruhi
Pembentukan kepribadian seseorang.
Faktor-faktor tersebut adalah sebagai
berikut.
>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>
29. Cara-cara manusia melakukan aktivitas
berbeda-beda tergantung pada kondisi fisik
manusia bersangkutan. Kemampuan dan
ketidakmampuan melakukan aktivitas fisik
dapat melahirkan rasa bangga atau rasa
rendah diri. Kondisi-kondisi fisik individu,
lambat laun membentuk kepribadian individu
bersangkutan.
Contohnya, beberapa orang memiliki kelainan
fisik merasa rendah diri dalam bergaul dengan
orang lain atau orang yang mengalami lumpuh
kaki lebih memilih untuk mengurung diri di
rumah sehingga menyembabkan dirinya
introvert (tertutup).
>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>
31. Lingkungan fisik dalam arti geografis, mempengaruhi
pembentukan kepribadian seseorang dengan jalan
melatih masyarakat yang tinggal dilingkungan
tersebut. Alam melatih daya tahan masyarakat dengan
cuacanya yang tidakbersahabat, melatih kesabaran
masyarakat dengan keterbatasan jumlah sumber daya
alam, dan melatih kreativitas masyarakat dengan
keterbatasan jenisnya.
Contohnya, lingkungan fisik yang kering dan tandus
akan membentuk sifat masyarakatnya menjadi keras
dan pantang menyerah. Anggota masyarakat
setempat, sejak masih kecil telah terbiasa berkerja
keras sehingga kepribadian mereka juga menjadi keras
dan tidak mudah menyerah.
>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>
33. Kebudayaan yang terdapat pada masyarakat dalam
keseharian seperti menanam padi di sawah, memasak
menggunakan api, bersekolah, dan naik mobil menuju
tempat kerja merupakan unsur-unsur kebudayaan
yang lazim ditemui dalam kehidupan sehari-hari.
Pada dasarnya, seperti dikemukakan
, individu belajar dari orang-orang atau
masyarakat di tempat mereka berada. Masyarakat
mewariskan kebudayaan yang mereka miliki kepada
individu. Akibat pengaruh dari masyarakat,
kepribadian anak atau individu akan berkembang dan
menjadi mirip dengan tipe kepribadian masyarakat
dimana tempat dia berada.
>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>
35. Dalam mempengaruhi pembentukan
kepribadian individu, factor pengalaman
kelompok memiliki cara kerja yang sama
dengan cara kerja factor kebudayaan.
Prebedaannya bahwa kebudayaan
merupakan hasil olah pikir atau produk
suatu kelompok, sedangkan kelompok
merupakan pihak yang menciptakan
kebudayan.
>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>
37. Kamu tentu memahami bahwa masing-masing
siswa memiliki pengalaman sosial berbeda-
beda. Kadang-kadang memang pengalaman
mereka sama, seperti saat menerima pelajaran
bersama di dalam kelas.
Perbedaan pengalaman yang didapat akan
disikapi dengan bebeda pula. Akibatnya
masing-masing individu memiliki sikap yang
beragam. Sikap ini akan mengendap dalam
dirinya dan menjadi kepribadian yang
berbeda-beda.
>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>
38. Macam Macam Teori Perkembangan
Kepribadian adalah
A. Teori Generalized Other
B. Teori Looking Glass Self
C. Teori delapan tahap perkembangan.
>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>
39. A. Teori Generalized Other
Digagas oleh George Herbert Mead adalah kumpulan
harapan-harapan orang atau masyarakat yang
diinginkan untuk dilaksanakan oleh individu tertentu.
>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>
40. B. Teori Looking Glass Self
Digagas oleh Charles Horton Cooly kepribadian
seseorang terbentuk atas dasar pandangan orang
orang di sekelilingnya.
a. Persepsi individu tentang bagaimana dirinya terlihat
oleh orang lain
b. Persepsi individu tentang penilaian orang lain
terhadap individu bersangkutan
c. Perasaan individu tentang penilaian orang lain
terhadap dirinya.
>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>
41. C. Teori delapan tahap perkembangan.
A.Masa bayi, 0-2 tahun
B Masa kanak-kanak awal, 2-3 tahun
C Masa Bermain, 4-5 tahun
D Masa Sekolah, 6,-11 tahun
E Masa Remaja, 12 - 18 tahun
F Masa Dewasa awal, 19 -35 tahun
G Masa Dewasa Pertengahan, 35-50 tahun
H Masa Tua, 51 tahun
>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>
42. KEBUDAYAAN DAN KEPRIBADIAN
Kebudayaan berasal dari kata Buddhayah dalam bahasa
Sansekerta memiliki arti hal-hal yang bersangkutan
dengan akal (cipta).
Horton dan Hunt
Suatu kebudayaan yang dianut masyarakat ditransfer
kepada masing-masing individu sehingga kebudayaan itu
tertanam dan akan mempengaruhi kepribadian individu
tersebut
>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>
43. KEBUDAYAAN YANG MEMPENGARUHI
KEPRIBADIAN
1. Kebudayaan khusus berdasar faktor Kedaerahan
2. Perbedaan Cara hidup di kota dan desa
3. Kebudayaan khusus kelas sosial
4. Kebudayaan khusus atas dasar agama
5. Kebudayaan berdasarkan Profesi
>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>
44. Kesimpulan
Kepribadian ialah keseluruhan sikap individu dengan
sistem tendensi tertentu yg dimiliki dan saling
mempengaruhi dengan rangkaian situasi sehari hari.
Faktor faktornya :
Faktor biologis
Lingkungan fisik
Kebudayaan
Pengalaman dalam kelompok
Pengalaman yang berbeda
Menurut Peter Berger ada dua bentuk sosialisasi :
Primer dan sekunder
Agen sosialisasi :
Keluarga
Temen sepermainan
Sekolah
Media massa
>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>
45. Kesimpulan
Kelompok kerja
Teory Generalized other
Teory Looking glass self
Teory delapan tahap perkembangan
Berbagai kebudayaan
Kebudayaan khusus berdasar faktor
kedaerahan
Perbedaan cara hidup di kota dan desa
Kebudayaan khusus kelas sosial
Kebudayaan khusus berdasarkan agama
Kebudayaan berdasarkan Profesi
>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>