1. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sebuah keniscayaan bahwa manusia dalam kehidupannya di dunia ini
pasti
tidak
akan
pernah
lepas
dari
kehidupan
berekonomi.
Manusia
membutuhkan makanan yang harus mereka konsumsi untuk bisa bertahan
hidup, makanan yang manusia makan juga harus didistribusikan dari para
produsen sehingga sampai pada konsumen yang membutuhkan. Produksi,
distribusi dan konsumsi menjadi kegiatan inti dari ekonomi yang pasti dilakukan
manusia demi memenuhi kebutuhannya. Dalam mendukung lancarnya itu semua
diperlukan
sistem
yang
mengatur
kegiatan
ekonomi
sehingga
mampu
menghasilkan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat. Tentu saja setiap
masyarakat, negara dan bangsa mempunyai kultur atau latar belakang yang
berbeda-beda sehingga dalam mengatur kegiatan ekonominya juga memiliki
sistem yang berbeda-beda meskipun ada juga yang menggunakan sistem yang
sama sesuai dengan keadaan lingkungan di mana sistem ini akan digunakan.
Dalam ekonomi, terdapat berbagai macam sistem yang merupakan hasil
dari kemampuan untuk menginterpretasikan yang berbeda-beda sesuai dengan
kultur dan lingkungan yang mempengaruhi cara berpikir untuk menemukan
sebuah sistem. Kehidupan berekonomi juga tak lepas dari berbagai masalah
yang terus mengahantui seperti pengentasan kemiskinan, menyediakan
kesempatan bagi setiap orang untuk mendapatkan penghasilan, memenuhi
1
2. kebutuhan dasar setiap individu, pemerataan distribusi pendapatan dan
kesejahteraan.
[1] Ini mendorong masyarakat membentuk sistem yang diharapkan
nantinya mampu mengatasi atau mencegah terjadinya masalah-masalah yang
disebutkan di atas. Sistem ekonomi dengan pusat perencanaan adalah negara,
yang diklaim mampu untuk memenuhi tujuan pokok, tidak hanya gagal untuk
mewujudkannya tetapi juga menghadapi krisis ekonomi yang serius, meyakinkan
kegagalan sistem. Kemudian sistem ekonomi pasar menawarkan bahwa sistem
pasar lebih baik dari sebelumnya, tetapi walaupun performanya lebih baik,
mereka juga gagal dalam mewujudkan tujuan pokok yang diinginkan. Kegagalan
mereka
yang
sangat
menonjol
dari
ketidastabilan
ekonomi
dan
ketidakseimbangan ekonomi makro, tingkat inflasi yang tinggi tercermin dalam
fluktuasi ekonomi yang sering terjadi tingginya tingkat inflasi dan pengangguran.
[2] Negara-negara muslim, mereka juga dalam keadaan sangat goyah
seperti halnya dunia lainnya. Kemiskinan dan ketidakmerataan menjadi lebih
kentara. Kebutuhan-kebutuhan pokok masih belum terjangkau oleh sebagian
besar penduduknya, sementara sebagian golongan atas dan orang kaya hidup
dalam kemewahan. Adanya kemiskinan bersamaan dengan golongan hidup
mewah cenderung menggerogoti jalinan ukhuwah dan solidaritas sosial serta
berfungsi sebagai salah satu penyebab utama kejahatan, kekerasan, kerusuhan
sosial dan ketidakstabilan politik. Mayoritas negara-negara ini juga dihadapkan
pada ketidakseimbangan makroekonomi. Kegagalan negara-negara muslim lebih
menegaskan lagi karena islam memberikan tekanan tanpa kompromi terhadap
martabat manusia, ukhuwah, dan keadilan sosial sampai ekonomi yang tetap
menjadi slogan kosong sampai elemen pokok dari kebahagiaan itu dipenuhi.
2
3. [3]Beberapa sistem telah berhasil dalam beberapa periode atau rentan
waktu saja tetapi setelah itu menghilang. Seperti yang sudah dijelaskan
sebelumnya
bahwa
pengentasan
kemiskinan,
pertumbuhan
ekonomi, full
employment, kestabilan harga, ditribusi pendapatan menjadi masalah-masalah
yang harus diusahakan untuk tidak terjadi dalam sebuah perekonomian. Tidak
hanya di negara-negara Asia, bahkan negara-negara barat sedang mencari
solusi sistem yang mampu memecahkan permasalahan yang sedang atau
diprediksikan akan terjadi. Dalam makalah ini akan diuraikan berbagai sistem
yang ada di dunia kapilaisme, sosiaisme, Islam ditambah juga sistem
ekonomi komunisme yang merupakan varian dari sistem sosialisme dan sistem
ekonomi fasisme. Beberapa kebaikan dari beberapa sistem dan juga
kelemahannya juga akan diuraikan dalam malakah ini sehingga diketahui sistem
yang memang harus diikuti atau dijadikan pedoman ekonomi agar mampu
mengatasi berbagai permasalahan yang belum bisa diselesaikan oleh sistem
yang telah gagal.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Sistem
2. Perbedaan antara sistem ekonomi sosialis, kapitalis dan
islam
3
4. BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN SISTEM
Pengertian sistem adalah merujuk pada sehimpunan gagasan (ide) yang
tersusun diorganisasikan, suatu himpunan gagasan, prinsip, doktrin, hukum dsb.
yang membentuk suatu kesatuan yang logik dan dikenal sebagai isi buah pikiran
tertentu, agama, atau bentuk pemerintahan tertentu. Sistem mengandung ciri-ciri
sebagai berikut[4] :
1. Setiap sistem mempunyai tujuan
2. Setiap sistem mempunyai batas, akan tetapi sistem itu bersifat
terbuka, dalam arti berinteraksi dengan lingkungannya
3. Setiap suatu sistem terdiri dari beberapa sub sistem yang biasa
pula disebut bagian, unsur atau komponen
4. Sistem tidak hanya sekedar sekumpulan dari bagian atau unsur
melainkan juga merupakan suatu kebulatan yang utuh dan padu
atau mempunyaiwholisme (keterpaduan)
5. Terdapat saling hubungan dan saling ketergantungan baik dalam
sistem (internal) maupun antara sistem dengan lingkungannya
(eksternal)
6. Setiap sistem melakukan kegiatan atau proses transformasi atau
proses mengubah masukan (input) menjadi keluaran (output),
sehingga sistem disebut juga dengan
istilah processor atau transformator
4
5. 7. Dalam setiap sistem terdapat mekanisme kontrol dengan
memanfaatkan tersedianya umpan balik .
8. Adanya mekanisme kontrol memungkinkan setiap sistem
melakukan adaptasi terhadap lingkungannya secara otomatis.
Pada dasarnya sistem ekonomi dibagi menjadi dua yaitu sistem ekonomi
islam dan sistem ekonomi konvensional. Dan banyak negara yang telah
menggunakan sistem ekonomi islam untuk mengatur kehidupan manusia baik
kehidupan didunia dan di akhirat karena perekonomian adalah bagian dari
kehidupan manusia maka harus ada sumber mutlak yaitu Alquran dan sunah.
Seperti yang telah kita ketahui tentang definisi sistem ekonomi islam yaitu
sebuah sistem yang dibangun di atas nilai-nilai islam dengan prinsip tauhid dan
keadilan dan sistem ekonomi islam menjamin keselarasan antara pertumbuhan
ekonomi. Sumber (epistimologi) dan tujuan kehidupan kehidupan ekonomi islam
berasaskan kepada Alquran dan Sunah. Perkara asas muamalah dijelaskan di
dalamya termasuk bentuk suruhan dan larangan. Suruhan dan larangan tersebut
bertujuan untuk membangun keseimbangan rohani dan jasmani manusia dengan
berasaskan tauhid.
Sistem ekonomi konvensional secara bahasa dapat didefinisikan sebagai
suatu masalah atau pekara yang sudah diterima, digunakan dan dipraktikan
dalam masyarakat. Apabila dihubungkan dengan ekonomi maka sistem ekonomi
konvensional merupakan suatu sistem yang sudah dipraktekan secara luas di
masyarakat. Dengan kata lain sistem ekonomi konvensional merupakan sistem
yang ditentukan oleh manusia di dalam suatu masyarakat yang bersifat dinamis
sehingga dapat berubah sesuai ketentuan dan kebutuhan masyarakat. Dalam
5
6. sejarah dunia ada beberapa sistem ekonomi konvensional yaitu Kapitalis dan
Sosialis.
B. PERBEDAAN SISTEM EKONOMI SOSIALIS, KAPITALIS DAN ISLAM
1. Sistem Ekonomi Sosialis
Sosialis adalah suatu sistem perekonomian yang memberikan
kebebasan yang cukup besar kepada setiap orang untuk melaksanakan
kegiatan ekonomi tetapi dengan campur tangan pemerintah. Pemerintah
masuk ke dalam perekonomian untuk mengatur tata kehidupan
perekonomian negara serta jenis-jenis perekonomian yang menguasai
hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara seperti air, listrik,
telekomunikasi, gas, dan lain sebagainya.
Sistem ekonomi sosialis adalah suatu sistem ekonomi dengan
kebijakan atau teori yang bertujuan untuk memperoleh suatu distribusi
yang lebih baik dengan tindakan otoritas demokratisasi terpusat dan
kepadanya perolehan produksi kekayaan yang lebih baik daripada yang
kini berlaku sebagaimana yang diharapkan.
Sistem Sosialis ( Socialist Economy) berpandangan bahwa
kemakmuran individu hanya mungkin tercapai bila berfondasikan
kemakmuran bersama. Sebagai Konsekuensinya, penguasaan individu
atas aset-aset ekonomi atau faktor-faktor produksi sebagian besar
merupakan kepemilikan sosial.
a. Prinsip Dasar Ekonomi Sosialis
1) Pemilikan harta oleh negara
2) Kesamaan ekonomi
6
7. 3) Disiplin Politik
b. Ciri-ciri Ekonomi Sosialis:
1) Lebih mengutamakan kebersamaan (kolektivisme).
2) Peran pemerintah sangat kuat
3) Sifat manusia ditentukan oleh pola produksi
2. Sistem Ekonomi Kapitalis
Kapitalisme adalah sistem perekonomian yang memberikan
kebebasan secara penuh kepada setiap orang untuk melaksanakan
kegiatan perekonomian seperti memproduksi barang, manjual barang,
menyalurkan barang dan lain sebagainya. Dalam sistem ini pemerintah
bisa
turut
ambil
bagian
untuk
memastikan
kelancaran
dan
keberlangsungan kegiatan perekonomian yang berjalan, tetapi bisa juga
pemerintah tidak ikut campur dalam ekonomi.
Dalam perekonomian kapitalis setiap warga dapat mengatur
nasibnya sendiri sesuai dengan kemampuannya. Semua orang bebas
bersaing dalam bisnis untuk memperoleh laba sebesar-besarnya. Semua
orang bebas malakukan kompetisi untuk memenangkan persaingan
bebas dengan berbagai cara.
Ciri-ciri sistem ekonomi Kapitalis :
a. Pengakuan yang luas atas hak-hak pribadi
b. Perekonomian diatur oleh mekanisme pasar
c. Manusia dipandang sebagai mahluk homo-economicus, yang
selalu mengejar kepentingann (keuntungan) sendiri
d. Paham individualisme didasarkan materialisme, warisan zaman
Yunani Kuno (disebut hedonisme)
7
8. 3. Sistem Ekonomi Islam
M.A. Manan (1992:19) di dalam bukunya yang berjudul Teori dan
Praktik Ekonomi Islam menyatakan bahwa ekonomi islam adalah ilmu
pengetahuan sosial yang mempelajari masalah ekonomi rakyat yang di
ilhami oleh nilai-nilai islam. Sementara itu, H. Halide berpendapat bahwa
yang di maksud dengan ekonomi islam ialah kumpulan dasar-dasar
umum ekonomi yang dii simpulkan dari Al-Quran dan sunnah yang ada
hubungannya dengan urusan ekonomi (dalam Daud Ali, 1988:3).
Sistem ekonomi islam adalah sekumpulan dasar-dasar umum
ekonomi yang di simpulkan dari Al-Quran dan sunnah, dan merupakan
bangunan perekonomian yang di dirikan atas landasan dasar-dasar
tersebut yang sesuai dengan kondisi lingkungan dan masa.
a. Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam:
1) Berbagai sumber daya dipandang sebagai pemberian atau
titipan dari Allah swt kepada manusia.
2) Islam mengakui pemilikan pribadi dalam batas-batas
tertentu.
3) Kekuatan penggerak utama ekonomi Islam adalah kerja
sama.
4) Ekonomi Islam menolak terjadinya akumulasi kekayaan
yang dikuasai oleh segelintir orang saja.
5) Ekonomi Islam menjamin pemilikan masyarakat dan
penggunaannya direncanakan untuk kepentingan banyak
orang.
8
9. 6) Seorang mulsim harus takut kepada Allah swt dan hari
penentuan di akhirat nanti.
7) Zakat harus dibayarkan atas kekayaan yang telah
memenuhi batas (nisab)
8) Islam melarang riba dalam segala bentuk.
b. Ciri-ciri Ekonomi Islam:
1) Aqidah sebagai substansi (inti) yang menggerakkan dan
mengarahhkan kegiatan ekonomi
2) Syariah sebagai batasan untuk memformulasi keputusan
ekonomi
3) Akhlak
berfungsi
sebagai
parameter
dalam
proses
optimalisasi kegiatan ekonomi.
Perbedaan Konsep Ekonomi Kapitalis, Islam dan Sosialis
Konsep
Kapitalis
Islam
Sosialis
Sumber
kekayaan
Sumber
kekayaan sangat
langka( scarcity
of resources)
Sumber
Kekayaan alam
semesta dari
ALLAH SWT
Sumber
kekayaan sangat
langka( scarcity
of resources)
Kepemilikan
Setiap pribadi di
bebaskan untuk
memiliki semua
kekayaan yang
di peroleh nya
Sumber
kekayayan yang
kita miliki adalah
titipan dari ALLAH
SWT
Sumber
kekayaan di
dapat dari
pemberdayaan
tenaga kerja
(buruh)
Kepuasan
pribadi
Untuk mencapai
ke
makmuran/sucess
(Al-Falah), di
dunia dan akhirat
Ke setaraan
penghasilan di
antara kaum
buruh
Tujuan Gaya
hidup
perorangan
9
10. Tabel di atas menerangkan 3 konsep sistem per ekonomian yaitu: Kapitalis,
Islam dan Sosialis.
Konsep dari ekonomi kapitalis di mana sumber kekayaan itu sangat
langka dan harus di peroleh dengan cara bekerja keras di mana setiap pribadi
boleh memiliki kekayaan yang tiada batas, untuk mencapai tujuan hidup nya.
Dalam sistem ekonomi kapitalis perusahaan di miliki oleh perorangan. Terjadi
nya pasar (market) dan terjadinya demand and supply adalah ciri khas dari
ekonomi kapitalis. Keputusan yang diambil atas isu yang terjadi seputar masalah
ekonomi sumbernya adalah dari kalangan kelas bawah yang membawa masalah
tersebut ke level yang lebih atas.
Sementara Islam mempunyai suatu konsep yang berbeda mengenai
kekayaan, semua kekayaan di dunia adalah milik dari Allah SWT yang dititipkan
kepada kita, dan kekayaan yang kita miliki harus di peroleh dengan cara yang
halal, untuk mencapai Al-falah (makmur dan success) dan Saada Haqiqiyah
(kebahagian yang abadi baik di dunia dan akhirat. Dalam Islam yang ingin punya
property atau perusahaan harus mendapat kan nya dengan usaha yang keras
untuk mencapai yang nama nya Islamic Legal Maxim, yaitu mencari keuntungan
yang sebanyak banyak nya yang sesuai dengan ketentuan dari prinsip prinsip
syariah. Yang sangat penting dalam transaksi Ekonomi Islam adalah tidak ada
nya unsur Riba (interest) Maisir (judi) dan Gharar (ke tidak pastian).
Lain halnya dengan konsep ekonomi sosialis, di mana sumber kekayaan
itu sangat langka dan harus di peroleh lewat pemberdayaan tenaga kerja (buruh),
di semua bidang, pertambangan, pertanian, dan lainnya. Dalam sistem Sosialis,
semua Bidang usaha dimiliki dan diproduksi oleh Negara. Tidak terciptanya
market (pasar) dan tidak terjadinya supply dan demand, karena Negara yang
10
11. menyediakan semua kebutuhan rakyatnya secara merata. Perumusan masalah
dan keputusan di tangani langsung oleh negara.
11
12. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah
merujuk pada sehimpunan gagasan (ide) yang tersusun
diorganisasikan, suatu himpunan gagasan, prinsip, doktrin, hukum
dsb. yang membentuk suatu kesatuan yang logik dan dikenal
sebagai isi buah pikiran tertentu, agama, atau bentuk
pemerintahan tertentu.
Dan perbedaan yang mendasar dari sistem ekonomi
sosialis, kapitalisme dan islam sendiri bisa terlihat dari konsepnya
seperti sumber kekayaan, kepemilikan dan gaya hidup
perorangan.
B. Saran dan Kritik
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang
menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak
kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan
dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan
judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca dapat memberikan kritik dan
saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah
ini dan dan penulisan makalah di kesempatan kesempatan
berikutnya.
12
14. Catatan Kaki
[1] Muhammad Umer Chapra, Islam and The Economic Chalenge, (Riyadh: The
Islamic Foundation and The International Institute of Islamic Thought, 1992 ), hal.
1.
[2] Ibid., hal. 2.
[3] Muhammad Umer Chapra, Islam and The Economic Chalenge,diterjemahkan
oleh Ikhwan Abidin Basri dengan judul Islam dan Tantangan Ekonomi, (Jakarta:
Gema Insani Press, 2000), hal. 3.
[4] Lihat Imamudin Yuliadi, Ekonomi Islam: Filosofi, Teori dan Implementasi,(Cet.
II; Yogyakarta: LPPI UMY, 2007), hal. 72 73, dikutip dari Muhammad Anas
Zarqa, Methodology of Islamic Economics, dalam Ausaf Ahmad, et.al.,Lectures
on Islamic Economics, (Jeddah: Islamic Research and Training Institute Islamic
Development Bank, 1987), hal. 49.
14