Dokumen tersebut membahas tentang elastisitas, termasuk definisi elastisitas, contoh benda elastis seperti karet dan pegas, hukum Hooke, tegangan dan regangan, modulus elastisitas, energi potensial pegas, susunan pegas seri dan paralel, serta perbedaan elastisitas dan plastisitas.
Convert to study materialsBETA
Transform any presentation into ready-made study materialselect from outputs like summaries, definitions, and practice questions.
1 of 11
Downloaded 31 times
More Related Content
Elastisitas
1. Elastistas
Karet, pegas, pelat logam merupakan contoh benda elastis(lentur), karena
memiliki sifat elastisitas, yaitu sifat suatu benda yang jika diberi gaya luar akan
mengalami perubahan bentuk dan bila gaya luar yang bekerja dihilangkan, maka
benda kembali kebentuk semula. Apabila batas elastisitas tercapai dalam konstanta
Young atau Modulus Young, maka benda akan mencapai batas deformasi yang berarti
tidak dapat kembali ke bentuk semula (disebut plastis). Elastisitas benda kemudian
dinyatakan dalam tegangan, regangan, dan menjadi dasar fenomena benda yang
disebut pegas sebagaimana Hukum Hooke.
Benda elastis juga dapat bersifat plastis(tidak dapat kembali kebentuk semula). Ini
berarti batas elastisitas benda sudah terlampaui, yang disebabkan gaya yang bekerja
diperbesar terus mengakibatkan karet atau pegas patah.
Hukum Hooke
Pengertian Hukum Hooke
Hukum Hooke menyatakan hubungan antara gaya yang meregangkan suatu zat
elastis dan pertambahan panjang zat elastis. "Pada daerah elastisitas benda, gaya yang
bekerja pada benda sebanding dengan pertambahan panjang benda".disebut Hukum
Hooke.
Elastisitasadalah kecenderungan pada suatu benda untuk berubah dalam bentuk baik
panjang, lebar maupun tingginya, tetapi massanya tetap, hal itu disebabkan oleh gaya-
gaya yang menekan atau menariknya, pada saat gaya ditiadakan bentuk benda
kembali seperti semula.
Tanda (-) menunjukkan bahwa arah gaya (F) berlawanan dengan arah simpangan (
y). Grafik hubungan antara gaya (F) dengan pertambahan panjang ( y) pegas.
Contoh Konsep Hukum Hooke :
Sebuah pegas panjangnya mula-mula 20 cm. Oleh karena pegas ditarik dengan gaya
20 N, panjang pegas menjadi 25 cm. Tentukan konstanta pegas!
2. Pembahasan :
Diketahui : F = 20 N
xo = 20 cm = 0,2 m
x = 25 cm = 0,25 m
x = 0,25-0,2 = 0,05 m
Ditanyakan : K?
Jawab :
F = k. y (dalam perhitungan tanda (-) tidak dipakai)
k =
k = = 400 Nm-1
Tegangan (Stress) dan Regangan (Strain)
1. Tegangan Sress)
Tegangan adalah Perbandingan antara gaya tarik yang bekerja terhadap luas penampang
benda . Tegangan dinotasikan dengan (sigma), satuannya Nm-2.
1. Bentuk awal benda sebelum diberi gaya
2. Bentuk benda tertegang setelah diberi gaya pada bidang A
Secara matematika konsep Tegangan (Stress) dituliskan :
Contoh penggunaan konsep Tegangan (Stress):
Sebuah kawat yang panjangnya 2m dan luas penampang 5mm2 ditarik gaya 10N. Tentukan
besartegangan yang terjadi pada kawat!
Pembahasan:
3. Diketahui :
A = 5mm2 = 5.10-4 m2
F = 10N
Ditanyakan : ?
Jawab :
=
=
= 2.104Nm-2
1. Regangan (Strain)
Regangan adalah Perbandingan antara pertambahan panjang L terhadap panjang mula-
mula(Lo).
Regangan dinotasikan dengan e dan tidak mempunyai satuan.
1. Keadaan awal benda yang panjangnya Lo diberi gaya (F) pada bidang A
2. Keadaan benda bertambah panjang sejauh
Secara matematika konsep Regangan (Strain) dituliskan
Contoh penggunaan konsep Regangan (Strain):
Sebuah kawat panjangnya 100 cm ditarik dengan gaya 12N, sehingga panjang kawat menjadi
112 cm. Tentukan regangan yang dihasilkan kawat!
Pembahasan :
Diketahui : Lo = 100 cm
4. L = 112 cm
L = 112 cm - 100 cm = 12cm
Ditanyakan : e
Jawab : e =
e =
e = 0,12
Regangan tidak memiliki satuan atau dimensi karena pertambahan panjang L dan L adalah
sama. Tegangan berbanding lurus dengan regangan
Grafik Tegangan terhadap Regangan
Kebanyakan benda adalah elastis sampai ke suatu besar gaya tertentu disebut batas elastis.
1. Benda akan kembali seperti semula jika gaya yang dikerjakan lebih kecil daripada
batas elastis.
2. Benda tidak akan kembali ke semula jika gaya yang diberikan melampaui batas
elastis.
Keterangan grafik :
Dari O ke B, deformasi (perubahan bentuk) kawat adalah elastis dari O ke A, berlaku Hukum
Hooke dan A disebut batas Hukum Hooke.
B adalah batas elastis, di atas titik itu deformasi kawat adalah plastis.
C adalah titik tekuk (Yield point). Di titik itu hanya memerlukan gaya yang kecil untuk
pertambahan panjang yang besar. Tegangan paling besar yang kita berikan sebelum kawat
patah disebut tegangan maksimum (ultimate tensile strees).
E adalah titik patah, jika kawat mencapai titik E maka kawat akan patah.
Modulus Elastisitas
Modulus Elastisitas adalah Perbandingan antara tegangan dan regangan dari suatu benda .
Modulus elastisitas dilambangkan dengan E dan satuannya Nm-2. Modulus elastisitas disebut
5. juga Modulus Young.
Secara Matematis konsep Modulus Elastisitas :
Tabel : Modulus Elastisitas berbagai zat
Contoh konsep Modulus Elastisitas :
Seutas kawat luas penampangnya 4mm2 ditarik oleh gaya 3,2N sehingga kawat tersebut
mengalami pertambahan panjang sebesar 0,04cm. Jika panjang kawat pada mulanya 80 cm,
tentukan Modulus Young kawat tersebut.
Pembahasan :
Diketahui : Lo = 80cm=0,8m
A = 4 mm2 = 4x10-6m2
F = 3,2 N
L = 0,04cm = 4.10-4m
Ditanyakan : E
Jawab :
E =
6. = = 1,6.109Nm-2
Contoh konsep Modulus Elastisitas :
Seutas kawat luas penampangnya 4mm2 ditarik oleh gaya 3,2N sehingga kawat
tersebut mengalami pertambahan panjang sebesar 0,04cm. Jika panjang kawat pada
mulanya 80 cm, tentukan Modulus Young kawat tersebut.
Pembahasan :
Diketahui : Lo = 80cm=0,8m
A = 4 mm2 = 4x10-6m2
F = 3,2 N
L = 0,04cm = 4.10-4m
Ditanyakan : E
Jawab : E =
= = 1,6.109Nm-2
Elastisitas Pada Pegas
Berdasarkan konsep Hukum Hooke , jika pada pegas digantungkan beban,
pegas mengadakan gaya yang besarnya sama dengan gaya berat benda, tetapi arahnya
7. berlawanan W = -F. Besarnya gaya F sebanding dengan pertambahan panjang pegas
x.
Pada daerah elastisitas benda, gaya yang bekerja (F) pada benda sebanding dengan
pertambahan panjang benda (x).
Sehingga secara matematis, dituliskan :
Energi Potensial Pegas
Sebuah pegas yang ditarik dengan gaya F,menyebabkan pegas meregang(bertambah
panjang). Besarnya energi yang dibutuhkan untuk meregangkan pegas sama dengan
energi yang tersimpan pada pegas, yaitu Energi Potensial Pegas
Hubungan antar pertambahan panjang pegas (x) terhadap besarnya gaya (F)
dilukiskan dalam grafik:
Besar Energi Potensial Pegas (Ep ) sama dengan Luasan segitiga yang diarsir.
Contoh Konsep Energi Potensial Pegas:
Sebuah pegas memiliki konstanta pegas 200Nm-1. Pegas diregangkan sehingga
bertambah panjang 10 cm. Tentukanlah energi potensial elastis pegas.
Pembahasan :
Diketahui : k = 200Nm-1
x = 10cm=0,1m
Ditanyakan : Ep
Jawab : Ep = kx2
8. = 200. (0,1)2
= 1 Joule
Susunan Pegas
Beberapa buah pegas dapat disusun secara susunan pegas seri dan susunan pegas peralel.
a. Susunan Pegas Seri
Dua pegas atau lebih dirangkai seri:
Besar Konstanta pegas pengganti, pada rangkaian seri :
Contoh penerapan konsep susunan seri pegas.
Dua buah pegas disusun seri seperti pada gambar, jika masing-masing pegas mempunyai
konstanta sebesar 400Nm-1, dan massa beban 5kg. Tentukan besar pertambahan panjangnya.
Pembahasan :
Diketahui :
k1 = k2 = 400Nm-1
W = m.g = 5kg.10ms-2 = 50N
Ditanyakan : x
Jawab :
= +
ks = 200 Nm-1
= k. x
x = =
9. = 0,25m
b. Susunan Pegas Paralel
Dua pegas atau lebih disusun paralel :
Besar Konstanta pegas pengganti, pada rangkaian paralel :
kp = k1 + k2 + ....
k = konstanta pegas pengganti dalam N/m
k1= konstanta pegas 1 dalam N/m
k2= konstanta pegas 2 dalam N/m
Contoh penerapan konsep susunan seri pegas.
Dua buah pegas disusun paralel seperti pada gambar, jika masing-masing pegas mempunyai
konstanta sebesar 100Nm-1dan 200 Nm-1, digantungkan beban sehingga bertambah panjang
5cm. Tentukan gaya beban tersebut.
Pembahasan :
10. Diketahui : k1 = 100Nm-1
k2 = 200Nm-1
x = 5.10-2m
Ditanyakan : m
Jawab : kp = k1 + k2
= 100Nm-1 + 200Nm-1 = 300Nm-1
F = k.x = 300Nm-1.5.10-2m
F = 15N
Elastisitas dan Plastisitas
Hubungan antara tegangan dan regangan menyatakan elstisitas bahan tersebut. Grafik
tegangan sebagai fungsi regangan suatu logam dapat digambarkan sebagi berikut :
T
e c
g b d
a a
n
g a : batas proporsional
a b : batas elastik
n o - b : sifat elastik
b - d : sifat plastik
d : titik patah
O
Regangan
Bagian pertama (O - a) tegangan sebanding dengan regangan, a adalah batas
proporsional tersebut. Dari a sampai b tidak sebanding lagi, tetapi bila beban diambil,
kurva akan kembali ke titik a lagi. Titik a sampai b masih bersifat elastik dan b
adalah batas elastik. Bila beban di ambil setelah melewati b, misal di c, kurva tidak
kembali ke b tetepi kembali melellui garis tipis. Sehingga panjang tanpa tegangan
menjadi lebih besar dari semula. Bila beban ditambah terus sampai patah di d, d
disebut titik patah. Bila b sampai d cukup besar, bahan tersebut bersifat ulet, tetapi
kalau sangat pendek disebut rapuh.
11. 5.4. Modulus Elastik
Perbandingan antara tegangan dan regangan disebut modulus elastik bahan.
5.4.a. Modulus Young
Bila kita perhatikan tegangan dan regangan tarik/tekan, sampai batas proporsional,
perbandingan tegangan dan regangan disebut : modulus Young, Y :
Tegangan tarik Tegangan tekan
Y = =
Regangan tarik Regangan tekan
F / A
Y =
L / Lo
5.4.b. Modulus Geser
Didefinisikan sebagi perbandingan tegangan geser dan regangan geser.
Tegangan geser
S =
Regangan geser
Fわ/A h Fわ/ Fわ/A
S = = =
x / h A x tg
Modulus geser disebut juga modulus puntir, dan hanya terjadi pada zat padat.
5.4.c. Modulus Bulk (Balok)
Modulus ini menghubungkan tekanan hidrostatik dengan perubahan volumenya.
dp dp
B = - = - Vo
dV/Vo dV
Kebalikan dari modulus Bulk adalah kompresibilitas
k = 1/ B