際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
3
Most read
12
Most read
15
Most read
EXPLORE
SEARCH AND RESCUE
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SAR MUHAMMADIYAH
Materi Diklat SAR Muhammadiyah 1
PENDAHULUAN
Pada awal tahun 1980-an beberapa kelompok pendaki gunung mulai mencoba
mengembangkan Explorer Search And Rescue (ESAR).
Sistem ini berasal dari Amerika Serikat yang diperuntukan bagi para penjelajah
daerah-daerah berhutan, padang kering dan sungai.
Materi Diklat SAR Muhammadiyah 2
MAKSUD DAN TUJUAN
Memberikan pengetahuan tentang teknik operasional dalam ESAR sasuai dengan
apa yang dibutuhkan.
MAKSUD DAN TUJUAN
Memberikan pengetahuan tentang teknik operasional dalam ESAR sasuai dengan
apa yang dibutuhkan.
TEKNIK  TEKNIK PENCARIAN (1)
Materi Diklat SAR Muhammadiyah 3
Dalam pencarian terdiri dari empat unsur yang dapat dijadikan standar dalam
menentukan ketrampilan tertentu yang dibutuhkan bagi suatu operasi SAR :
No. Unsur Pengetahuan
1. Locate
(menentukan lokasi korban)
Pengetahuan tentang navigasi darat, data
peristiwa, keadaan korban, keadaan medan
dll.
2. Reach
(mencapai korban)
Ketrampilan mendaki gunung, RC, hidup di
alam, mencari jejak, penguasan peta dan
kompas, dll.
3. Stabilize
(menentramkan korban)
Pengetahuan dan ketrampilan PPPK, gawar
darurat.
4. Evacuate
(membawa kembali korban)
Sama dengan reach serta penguasaan P3K.
TEKNIK  TEKNIK PENCARIAN (2)
Materi Diklat SAR Muhammadiyah 4
Teknik pencarian disini merupakan teknik pencarian yang dilakukan di darat.
Walaupun tidak secara khusus untuk di darat, teknik ini juga yang membedakan
antara SAR dan ESAR. Teknik pencarian ini bertumpu pada lima tahap.
1. Tahap Awal (Preliminary Mode)
2. Tahap Pemagaran (Confinement Mode)
3. Tahap Pengenalan (Detection Mode)
4. Tahap Pelacakan (Tracking Mode)
5. Tahap Evakuasi (Evacuation Mode)
1. Tahap Awal (Preliminary Mode)
Materi Diklat SAR Muhammadiyah 5
Yaitu mengumpulkan informasi-informasi awal, saat dari mulai tim-tim pencari
diminta bantuannya sampai kedatangannya di lokasi.
Melakukan perencanaan pencarian awal, perhitungan-perhitungan,
mengkoordinasikan regu pencari, memebentuk pos pengendali perencanaan,
mencari identitas subjek, perencanaan operasi dan evakuasi.
2. Tahap Pemagaran (Confinement Mode)
Materi Diklat SAR Muhammadiyah 6
Yaitu memantapkan garis batas untuk mengurung orang yang dinyatakan atau
dikhawatirkan hilang agar berada di dalam areal pencarian (search area).
Untuk lebih jelasnya akan dibahas dalam bagian tersendiri.
3. Tahap Pengenalan (Detection Mode)
Materi Diklat SAR Muhammadiyah 7
Yaitu pemeriksaan-pemeriksaan terhadap tempat-tempat yang dicurigai. Apabila
dirasa perlu, dilakukan pencarian dengan cara menyapu (sweep searches).
Bisa juga dilakukan pemeriksaan terhadap tempat-tempat yang diketemukan tanda-
tanda atau barang-barang yang ditinggalkan oleh survivor.
Untuk lebih jelasnya akan dibahas dalan bagian tersendiri.
4. Tahap Pelacakan (Tracking Mode)
Materi Diklat SAR Muhammadiyah 8
Yaitu mengikuti dan melacak jejak yang ditinggalkan oleh survivor atau pelacakan
terhadap barang-barang yang tercecer dari survivor.
Tracking bisa benar-benar dilakukan oleh orang-orang yang terlatih dan
berpengalaman serta mempunyai kemampuan melacak yang tinggi antara lain
membaca jejak, medan peta kompas, mengerti maksud dan tujuan korban, makna
dari benda-benda yang terjatuh dan sengaja ditinggal korban atau dengan
menggunakan anjing pelacak.
Dari beberapa pengalaman, pelacakan dengan anjing pelacak masih belum bisa
dilakukan secara baik untuk kondisi alam Indonesia. Hal ini dikarenakan faktor
alam yang sulit dan ekstrim serta cepat berubah.
5. Tahap Evakuasi (Evacuation Mode)
Materi Diklat SAR Muhammadiyah 9
Yaitu memberikan pertolongan pertama dan membawa survivor ke titik
penyerahan untuk perawatan lebih lanjut.
Tiga hal pokok yang harus dilakukan pencari apabila berhasil menemukan
Survivor dalam keadaan hidup:
a. Memberikan pertolongan pertama bila diperlukan. Dalam hal ini personil
harus benar-benar memiliki kemampuan pertolongan pertama, karena kalau
salah menangani akan mengakibatkan korban bertambah parah bahkan bisa
meninggal.
b. Meyakinkan pada survivor bahwa Ia akan selamat
c. Mengabarkan ke pangkalan pengendali/SMC tentang kondisi dan lokasi
ditemukannya survivor.
Bila survivor dalam keadaan meninggal :
a. Tidak boleh merubah posisi survivor sebelum ada perintah dari SMC
b. Menjaga survivor dari segala gangguan yang mungkin terjadi
c. Melaporkan ke pangkalan/SMC untuk dievakuasi
TAHAP PEMAGARAN (Confinement Mode)
Materi Diklat SAR Muhammadiyah 10
Dasar pemikirannya adalah menjebak survivor dalam area yang jelas dan kita
dapat mengetahui batasan-batasannya, sehingga :
1. Area tersebut dapat dilakukan pencarian atau disapu.
2. Sebagai petunjuk bagi survivor untuk menuju tempat yang dapat diketahui tim
pencari.
Metode Confinement :
1. Trail Blocking (razia pada jalan setapak)
2. Road Blocks (razia pada jalan keluar)
3. Look Outs
4. Camp In
5. Track Traps (jalur jebakan)
6. String Lines
TAHAP PENGENALAN (Detection Mode)
Materi Diklat SAR Muhammadiyah 11
Detection adalah usaha untuk mencari korban atau benda yang tercecer/terjatuh
atau sengaja ditinggalkan survivor. Pada keadaan inilah pasukan atau tenaga dari
tim ESAR terutama diperlukan atau digunakan.
Metode detection, dikelompokkan ke dalam tiga kategori.
Penamaan dari ketiga kategori di bawah ini telah digunakan dalam ESAR untuk
beberapa tahun ini, diambil karena hal ini secara umum bertalian terhadap tahapan
dari pengembangan operasi pencarian.
Tipe I umumnya mendahului tipe II, tipe II muncul sebelum tipe III.
TAHAP PENGENALAN (Detection Mode)
Materi Diklat SAR Muhammadiyah 12
Yaitu pemeriksaan tidak resmi yang segera dilakukukan terhadap areal yang
dianggap paling memungkinkan.
Penamaan lain untuk tipe ini adalah Reconnaisance atau Hayt Searching/
pencarian terburu-buru.
Metode ini digunakan pada :
a. Tahap pencarian awal
b. Memeriksa ulang daerah dimana diduga survivor berada
Sasaran Metode ini :
a. Pemeriksaan yang segera atas area yang spesifik dimana survivor diduga
berada
b. Memperoleh informasi mengenai areal pencarian
Teknik yang digunakan :
Sebuah tim kecil yang terdiri dari 3-6 orang yang mampu bergerak cepat untuk
memeriksa daerah pencarian. Bila menemukan barang yang tercecer dan bila SMC
(SAR Mission Coordinator) menghendaki barang tersebut dibawa, maka sebuah
marker akan dipasang dan ditempatkan di lokasi penemuan.
Type I Search
TAHAP PENGENALAN (Detection Mode)
Materi Diklat SAR Muhammadiyah 13
cepat dan sistematis atas area yang luas, dengan metode penyapuan yang akan
menghasilkan hasil akhir yang tinggi dari setiap pencari per jam kerjanya.
Nama lain dari tipe ini adalah open grids (pencarian grid renggang/penyapuan
renggang).
Metode ini digunakan pada :
a. Tahap awal operasi pencarian, terutama bila jangka waktu orang yang
bertahan hidup diperkirakan sangat pendek
b. Bila areal pencarian luas dan tidak ada areal tertentu yang dapat dicurigai dan
tidak tersedia cukup tenaga pencari yang dapat mengcover keseluruhan area.
Sasaran Metode ini :
pencarian yang tepat dan cepat pada areal yang luas.
Type II Search (1)
TAHAP PENGENALAN (Detection Mode)
Materi Diklat SAR Muhammadiyah 14
Teknik yang digunakan :
Sebuah tim kecil yang terdiri dari 3-6 orang, yang sejajar dengan jarak yang cukup
lebar antara 10 sampai 20 meter dengan arah yang telah ditentukan.
Ada baiknya ada seorang pemimpin tim yang bergerak mengawasi penyapuan,
tugasnya :
a. Memperhatikan apakah penegang kompas dapat menjaga sudut kompas yang
sejajar
b. Mengatasi hal-hal yang muncul mendadak
c. Memeriksa penemuan-penemuan yang ditemukan oleh tim
Type II Search (2)
Ada cara umum untuk mencegah regu pencari saling tumpang tindih satu sama lain
atau tidak bisa menjaga jarak yang telah ditentukan diantara mereka yaitu dengan
memakai pita atau ribbon dan menggunakan kompas.
Pada metode I dan II pada selang waktu tertentu regu berhenti untuk
memperhatikan sekilas sekitarnya serta memanggil survivor sambil menanti
kemungkinan jawaban.
TAHAP PENGENALAN (Detection Mode)
Materi Diklat SAR Muhammadiyah 15
Contoh pencarian dan penyapuan pada metode tipe II
Type II Search (3)
Keterangan:
1. Tim terdiri dari 6 orang memeriksa kedua tepi sungai kecil.
2. A & B, personil ujung kiri dan kanan memasang marker (catatan petunjuk
lapangan), dan string line/ribbon.
3. C adalah petugas kompas/compass-man yang selalu memeriksa bahwa
pencarian sesuai arah kompas.
4. X adalah pimpinan SRU yang mondar-mandir sekitar barisan sambil
memeriksa dan memastikan jarak personil terjaga dan juga melihat situasi
sekitar medan, apakah perlu ada perubahan arah atau sistem pencarian.
5. Z adalah navigator, yang bertugas membantu kompas man untuk memastikan
agar sudut pencarian tidak melenceng.
Bila alat komunikasi cukup, maka idealnya X, A, dan B masing-masing membawa
HT.
TAHAP PENGENALAN (Detection Mode)
Materi Diklat SAR Muhammadiyah 16
Kriterianya adalah kecermatan, pencarian dengan sistematika yang ketat atas area
yang lebih kecil menggunakan metode penyapuan yang cermat.
Dinamakan juga close grids (pencarian grid rapat/ penyapuan rapat).
Metode ini digunakan pada :
a. Besarnya kemungkinan objek yang ditemukan dalam areal pencarian pada
metode tipe II, lebih rendah dari apa yang diharapkan
b. Bila areal pencarian terbatas dan tenaga yang tersedia mencukupi
Sasaran Metode ini :
pencarian yang cermat atas areal yang spesifik
Type III Search (1)
TAHAP PENGENALAN (Detection Mode)
Materi Diklat SAR Muhammadiyah 17
Teknik yang digunakan :
Penyapuan dengan jarak yang sempit. Jumlah anggota tim 3-9 orang dengan jarak
kira-kira antar personil 3 sampai 5 meter. Pita-pita atau sring line banyak
digunakan untuk mengontrol dalam memberi tanda yang jelas antara areal yang
sudah dicari dan yang belum.
Contoh pencarian dan penyapuan pada metode tipe III
Type III Search (2)
 Tim yang menggunakan kompas man untuk pencarian dan penyapuan.
 C = Kompas man
 Tiga tim menggunakan kompas sebagai unit kontrol dalam penyapuan.
 C = Kompas man
 Tiga tim pada penyapuan sejajar menggunakan ribbon (potongan tali
rafiah/pita) sebagai unit kontrol dalam penyapuan.(lihat gambar)
SIKAP MENTAL SELAMA PENCARIAN
Materi Diklat SAR Muhammadiyah 18
Cepat tanggap. Pentingnya cepat tanggap untuk mencegah:
a) Sangat cepatnya meluasnya areal pencarian yang potensial
b) Meningkatnya kesulitan pencarian berkaitan dengan mobilitas dan reaksi
Dalam melakukan pencarian jangan terlalu terburu-buru, hendaknya dilakukan
dengan kecermatan dan keteletian. Hal ini untuk mengindari kemungkinan
survivor tidak terdeteksi saat dilakukan penyapuan.
Pencarian adalah hal yang menarik. Bila pencarian kita anggap sebagai hal
menarik, maka hasilnya akan lebih efektif. Kesungguhan, perhatian penuh dan
sikap agresif dalam mengawasi merupakan komponen yang berharga bagi kerja
pencarian.
Pentingnya mencari jejak atau barang yang tercecer. Penemuan jumlah jejak dan
barang yang tercecer di dalam area, diperkirakan akan lebih banyak dari survivor.
Penemuan juga dapat merupakan pemasukan yang penting bagi penyempitan areal
pencarian.
Ad

Recommended

PPT
mengenal-desa-wisata.ppt
fathurrahman268888
PPTX
teknik dan Instrumen Penilaian NON TES
Andina Aulia Rachma
DOCX
instrumen lembar penilaian diri (sikap)
Pristiadi Utomo
PPTX
Ranah sikap afektif
Sukiman Fitk
PPT
identifikasi-bahaya-dan-penilaian-risiko.ppt
dennisjuntak
PPT
Konsep dasar bank syariah
Yusuf Arif Setiawan
PPTX
sanitasi lingkungan pariwisata
aprinias
DOCX
Penilaian ranah afektif
Edi Candra
PPTX
TEKNIK PENCARIAN e sar dan jungle survival
KomKansarNatuna
PPT
Pengolahan Data Gempabumi Untuk Penentuan Nilai Percepatan Tanah Maksimum (PG...
Demianus Nawipa
DOCX
Makalah demokrasi
Emyranti Pristiyana
DOCX
Ada beberapa pengertian tentang asesmen menurut para ahli
dhimas123
PDF
Manajemen tambang materi 2
Sylvester Saragih
DOCX
Laporan kp pengeboran
Muntazar cliff
PPT
Psikologi maslow
elmakrufi
PDF
Supernova and blackhole
SWSW12345
DOCX
Format lopran lengkap kristal & mineral
Fridolin bin stefanus
PPT
9. psikologi individual
onnel_91
DOCX
Bentuk asal fluvial
'Oke Aflatun'
PPTX
Teori belajar b.f skinner
hanifulmuttaqin87
PPTX
Agresi militer belanda ii
hery purwanto
PPT
PPT PTK PenelitianTindakan Kelas.ppt
Hendriyani9
DOCX
Konsep Anak dengan ADHD
Wulan Yulian
PPT
Konsep Dasar Tunanetra
M. ALI AMIRUDDIN
PDF
Bab 6 tata surya
Esti Widiawati
PPT
于舒仂于舒 仍亢弍舒
Ievgen Molchanov
PPTX
Trait and Factor
heraagnita
PPTX
Behavioristik Theory "Bf Skinner"
Rosalina S
PPTX
TEKNIK PENCARIAN JR XIV DAN XV-1 pada korban hilang
PeriHeriyanto1
PPTX
TEKNIK PENCARIAN DARAT
Gie Hartanto

More Related Content

What's hot (20)

PPTX
TEKNIK PENCARIAN e sar dan jungle survival
KomKansarNatuna
PPT
Pengolahan Data Gempabumi Untuk Penentuan Nilai Percepatan Tanah Maksimum (PG...
Demianus Nawipa
DOCX
Makalah demokrasi
Emyranti Pristiyana
DOCX
Ada beberapa pengertian tentang asesmen menurut para ahli
dhimas123
PDF
Manajemen tambang materi 2
Sylvester Saragih
DOCX
Laporan kp pengeboran
Muntazar cliff
PPT
Psikologi maslow
elmakrufi
PDF
Supernova and blackhole
SWSW12345
DOCX
Format lopran lengkap kristal & mineral
Fridolin bin stefanus
PPT
9. psikologi individual
onnel_91
DOCX
Bentuk asal fluvial
'Oke Aflatun'
PPTX
Teori belajar b.f skinner
hanifulmuttaqin87
PPTX
Agresi militer belanda ii
hery purwanto
PPT
PPT PTK PenelitianTindakan Kelas.ppt
Hendriyani9
DOCX
Konsep Anak dengan ADHD
Wulan Yulian
PPT
Konsep Dasar Tunanetra
M. ALI AMIRUDDIN
PDF
Bab 6 tata surya
Esti Widiawati
PPT
于舒仂于舒 仍亢弍舒
Ievgen Molchanov
PPTX
Trait and Factor
heraagnita
PPTX
Behavioristik Theory "Bf Skinner"
Rosalina S
TEKNIK PENCARIAN e sar dan jungle survival
KomKansarNatuna
Pengolahan Data Gempabumi Untuk Penentuan Nilai Percepatan Tanah Maksimum (PG...
Demianus Nawipa
Makalah demokrasi
Emyranti Pristiyana
Ada beberapa pengertian tentang asesmen menurut para ahli
dhimas123
Manajemen tambang materi 2
Sylvester Saragih
Laporan kp pengeboran
Muntazar cliff
Psikologi maslow
elmakrufi
Supernova and blackhole
SWSW12345
Format lopran lengkap kristal & mineral
Fridolin bin stefanus
9. psikologi individual
onnel_91
Bentuk asal fluvial
'Oke Aflatun'
Teori belajar b.f skinner
hanifulmuttaqin87
Agresi militer belanda ii
hery purwanto
PPT PTK PenelitianTindakan Kelas.ppt
Hendriyani9
Konsep Anak dengan ADHD
Wulan Yulian
Konsep Dasar Tunanetra
M. ALI AMIRUDDIN
Bab 6 tata surya
Esti Widiawati
于舒仂于舒 仍亢弍舒
Ievgen Molchanov
Trait and Factor
heraagnita
Behavioristik Theory "Bf Skinner"
Rosalina S

Similar to ESAR (7)

PPTX
TEKNIK PENCARIAN JR XIV DAN XV-1 pada korban hilang
PeriHeriyanto1
PPTX
TEKNIK PENCARIAN DARAT
Gie Hartanto
PPTX
Pertemuan 6 - Tracking.pptx
alwazir1
PPS
Pengetahuan Dasar SAR
Ago Philosophi Part II
PPS
Pengetahuan Dasar SAR
gunawansr
PPT
Managemen SAR
Pramuka Jepara
PPTX
Teknik pertolongan di evakuasi di gunung
MuhammadRizaldyFitra
TEKNIK PENCARIAN JR XIV DAN XV-1 pada korban hilang
PeriHeriyanto1
TEKNIK PENCARIAN DARAT
Gie Hartanto
Pertemuan 6 - Tracking.pptx
alwazir1
Pengetahuan Dasar SAR
Ago Philosophi Part II
Pengetahuan Dasar SAR
gunawansr
Managemen SAR
Pramuka Jepara
Teknik pertolongan di evakuasi di gunung
MuhammadRizaldyFitra
Ad

Recently uploaded (20)

PDF
MODUL PEMBELAJARAN DEEP LEARNING IPAS KELAS 6 CP 032 REVISI 2025 KURIKULUM ME...
AndiCoc
PDF
Modul Ajar Biologi Kelas 10 Deep Learning
Adm Guru
PDF
Berkenalan Dengan Energi Materi IPAS Kelas III Semester Ganjil.pdf
z9ydinna
PDF
Modul Ajar IPS Kelas 9 Deep Learning
Adm Guru
PDF
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Deep Learning
Tribuana Edu
PPTX
Paparan Ke dua Kebijakan PBB-P2 Tahun 2025
KosongDelapan102
PDF
5553230048_4B_TP
ajenghanas3
PDF
Modul Ajar PAI Kelas 7 Deep Learning New
Adm Guru
PDF
Modul Ajar Matematika Kelas 7 Deep Learning
Adm Guru
PDF
PRESENTASI Tentang Dunia Usaha dan juga Manfaat komputer dalam Dunia Usaha
febrianalkadir123
PDF
MODUL PEMBELAJARAN DEEP LEARNING MATEMATIKA KELAS 6 CP 032 REVISI 2025 KURIKU...
AndiCoc
PDF
Modul Ajar PAI Kelas 8 Deep Learning New
Adm Guru
PDF
NORMA & KEHIDUPAN | Pendidikan Pancasila
Nadia Nuraa
PDF
Modul Ajar B Indonesia Kelas 8 Deep Learning
Adm Guru
PDF
Review The Gifts of Imperfection Sri Yusmustika kasim tangka.pdf
netrasenja
PDF
Modul Ajar B Inggris Kelas 7 Deep Learning
Adm Guru
PDF
Modul Ajar B Indonesia Kelas 7 Deep Learning
Adm Guru
PDF
Peta Jalan Dekarbonisasi Industri Nikel Indonesia 20252045
Dadang Solihin
PDF
Modul Ajar Prakarya Pengolahan Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Kelas
PDF
Modul Ajar PJOK Kelas 8 Deep Learning pdf
Adm Guru
MODUL PEMBELAJARAN DEEP LEARNING IPAS KELAS 6 CP 032 REVISI 2025 KURIKULUM ME...
AndiCoc
Modul Ajar Biologi Kelas 10 Deep Learning
Adm Guru
Berkenalan Dengan Energi Materi IPAS Kelas III Semester Ganjil.pdf
z9ydinna
Modul Ajar IPS Kelas 9 Deep Learning
Adm Guru
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Deep Learning
Tribuana Edu
Paparan Ke dua Kebijakan PBB-P2 Tahun 2025
KosongDelapan102
5553230048_4B_TP
ajenghanas3
Modul Ajar PAI Kelas 7 Deep Learning New
Adm Guru
Modul Ajar Matematika Kelas 7 Deep Learning
Adm Guru
PRESENTASI Tentang Dunia Usaha dan juga Manfaat komputer dalam Dunia Usaha
febrianalkadir123
MODUL PEMBELAJARAN DEEP LEARNING MATEMATIKA KELAS 6 CP 032 REVISI 2025 KURIKU...
AndiCoc
Modul Ajar PAI Kelas 8 Deep Learning New
Adm Guru
NORMA & KEHIDUPAN | Pendidikan Pancasila
Nadia Nuraa
Modul Ajar B Indonesia Kelas 8 Deep Learning
Adm Guru
Review The Gifts of Imperfection Sri Yusmustika kasim tangka.pdf
netrasenja
Modul Ajar B Inggris Kelas 7 Deep Learning
Adm Guru
Modul Ajar B Indonesia Kelas 7 Deep Learning
Adm Guru
Peta Jalan Dekarbonisasi Industri Nikel Indonesia 20252045
Dadang Solihin
Modul Ajar Prakarya Pengolahan Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Kelas
Modul Ajar PJOK Kelas 8 Deep Learning pdf
Adm Guru
Ad

ESAR

  • 1. EXPLORE SEARCH AND RESCUE PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SAR MUHAMMADIYAH Materi Diklat SAR Muhammadiyah 1
  • 2. PENDAHULUAN Pada awal tahun 1980-an beberapa kelompok pendaki gunung mulai mencoba mengembangkan Explorer Search And Rescue (ESAR). Sistem ini berasal dari Amerika Serikat yang diperuntukan bagi para penjelajah daerah-daerah berhutan, padang kering dan sungai. Materi Diklat SAR Muhammadiyah 2 MAKSUD DAN TUJUAN Memberikan pengetahuan tentang teknik operasional dalam ESAR sasuai dengan apa yang dibutuhkan. MAKSUD DAN TUJUAN Memberikan pengetahuan tentang teknik operasional dalam ESAR sasuai dengan apa yang dibutuhkan.
  • 3. TEKNIK TEKNIK PENCARIAN (1) Materi Diklat SAR Muhammadiyah 3 Dalam pencarian terdiri dari empat unsur yang dapat dijadikan standar dalam menentukan ketrampilan tertentu yang dibutuhkan bagi suatu operasi SAR : No. Unsur Pengetahuan 1. Locate (menentukan lokasi korban) Pengetahuan tentang navigasi darat, data peristiwa, keadaan korban, keadaan medan dll. 2. Reach (mencapai korban) Ketrampilan mendaki gunung, RC, hidup di alam, mencari jejak, penguasan peta dan kompas, dll. 3. Stabilize (menentramkan korban) Pengetahuan dan ketrampilan PPPK, gawar darurat. 4. Evacuate (membawa kembali korban) Sama dengan reach serta penguasaan P3K.
  • 4. TEKNIK TEKNIK PENCARIAN (2) Materi Diklat SAR Muhammadiyah 4 Teknik pencarian disini merupakan teknik pencarian yang dilakukan di darat. Walaupun tidak secara khusus untuk di darat, teknik ini juga yang membedakan antara SAR dan ESAR. Teknik pencarian ini bertumpu pada lima tahap. 1. Tahap Awal (Preliminary Mode) 2. Tahap Pemagaran (Confinement Mode) 3. Tahap Pengenalan (Detection Mode) 4. Tahap Pelacakan (Tracking Mode) 5. Tahap Evakuasi (Evacuation Mode)
  • 5. 1. Tahap Awal (Preliminary Mode) Materi Diklat SAR Muhammadiyah 5 Yaitu mengumpulkan informasi-informasi awal, saat dari mulai tim-tim pencari diminta bantuannya sampai kedatangannya di lokasi. Melakukan perencanaan pencarian awal, perhitungan-perhitungan, mengkoordinasikan regu pencari, memebentuk pos pengendali perencanaan, mencari identitas subjek, perencanaan operasi dan evakuasi.
  • 6. 2. Tahap Pemagaran (Confinement Mode) Materi Diklat SAR Muhammadiyah 6 Yaitu memantapkan garis batas untuk mengurung orang yang dinyatakan atau dikhawatirkan hilang agar berada di dalam areal pencarian (search area). Untuk lebih jelasnya akan dibahas dalam bagian tersendiri.
  • 7. 3. Tahap Pengenalan (Detection Mode) Materi Diklat SAR Muhammadiyah 7 Yaitu pemeriksaan-pemeriksaan terhadap tempat-tempat yang dicurigai. Apabila dirasa perlu, dilakukan pencarian dengan cara menyapu (sweep searches). Bisa juga dilakukan pemeriksaan terhadap tempat-tempat yang diketemukan tanda- tanda atau barang-barang yang ditinggalkan oleh survivor. Untuk lebih jelasnya akan dibahas dalan bagian tersendiri.
  • 8. 4. Tahap Pelacakan (Tracking Mode) Materi Diklat SAR Muhammadiyah 8 Yaitu mengikuti dan melacak jejak yang ditinggalkan oleh survivor atau pelacakan terhadap barang-barang yang tercecer dari survivor. Tracking bisa benar-benar dilakukan oleh orang-orang yang terlatih dan berpengalaman serta mempunyai kemampuan melacak yang tinggi antara lain membaca jejak, medan peta kompas, mengerti maksud dan tujuan korban, makna dari benda-benda yang terjatuh dan sengaja ditinggal korban atau dengan menggunakan anjing pelacak. Dari beberapa pengalaman, pelacakan dengan anjing pelacak masih belum bisa dilakukan secara baik untuk kondisi alam Indonesia. Hal ini dikarenakan faktor alam yang sulit dan ekstrim serta cepat berubah.
  • 9. 5. Tahap Evakuasi (Evacuation Mode) Materi Diklat SAR Muhammadiyah 9 Yaitu memberikan pertolongan pertama dan membawa survivor ke titik penyerahan untuk perawatan lebih lanjut. Tiga hal pokok yang harus dilakukan pencari apabila berhasil menemukan Survivor dalam keadaan hidup: a. Memberikan pertolongan pertama bila diperlukan. Dalam hal ini personil harus benar-benar memiliki kemampuan pertolongan pertama, karena kalau salah menangani akan mengakibatkan korban bertambah parah bahkan bisa meninggal. b. Meyakinkan pada survivor bahwa Ia akan selamat c. Mengabarkan ke pangkalan pengendali/SMC tentang kondisi dan lokasi ditemukannya survivor. Bila survivor dalam keadaan meninggal : a. Tidak boleh merubah posisi survivor sebelum ada perintah dari SMC b. Menjaga survivor dari segala gangguan yang mungkin terjadi c. Melaporkan ke pangkalan/SMC untuk dievakuasi
  • 10. TAHAP PEMAGARAN (Confinement Mode) Materi Diklat SAR Muhammadiyah 10 Dasar pemikirannya adalah menjebak survivor dalam area yang jelas dan kita dapat mengetahui batasan-batasannya, sehingga : 1. Area tersebut dapat dilakukan pencarian atau disapu. 2. Sebagai petunjuk bagi survivor untuk menuju tempat yang dapat diketahui tim pencari. Metode Confinement : 1. Trail Blocking (razia pada jalan setapak) 2. Road Blocks (razia pada jalan keluar) 3. Look Outs 4. Camp In 5. Track Traps (jalur jebakan) 6. String Lines
  • 11. TAHAP PENGENALAN (Detection Mode) Materi Diklat SAR Muhammadiyah 11 Detection adalah usaha untuk mencari korban atau benda yang tercecer/terjatuh atau sengaja ditinggalkan survivor. Pada keadaan inilah pasukan atau tenaga dari tim ESAR terutama diperlukan atau digunakan. Metode detection, dikelompokkan ke dalam tiga kategori. Penamaan dari ketiga kategori di bawah ini telah digunakan dalam ESAR untuk beberapa tahun ini, diambil karena hal ini secara umum bertalian terhadap tahapan dari pengembangan operasi pencarian. Tipe I umumnya mendahului tipe II, tipe II muncul sebelum tipe III.
  • 12. TAHAP PENGENALAN (Detection Mode) Materi Diklat SAR Muhammadiyah 12 Yaitu pemeriksaan tidak resmi yang segera dilakukukan terhadap areal yang dianggap paling memungkinkan. Penamaan lain untuk tipe ini adalah Reconnaisance atau Hayt Searching/ pencarian terburu-buru. Metode ini digunakan pada : a. Tahap pencarian awal b. Memeriksa ulang daerah dimana diduga survivor berada Sasaran Metode ini : a. Pemeriksaan yang segera atas area yang spesifik dimana survivor diduga berada b. Memperoleh informasi mengenai areal pencarian Teknik yang digunakan : Sebuah tim kecil yang terdiri dari 3-6 orang yang mampu bergerak cepat untuk memeriksa daerah pencarian. Bila menemukan barang yang tercecer dan bila SMC (SAR Mission Coordinator) menghendaki barang tersebut dibawa, maka sebuah marker akan dipasang dan ditempatkan di lokasi penemuan. Type I Search
  • 13. TAHAP PENGENALAN (Detection Mode) Materi Diklat SAR Muhammadiyah 13 cepat dan sistematis atas area yang luas, dengan metode penyapuan yang akan menghasilkan hasil akhir yang tinggi dari setiap pencari per jam kerjanya. Nama lain dari tipe ini adalah open grids (pencarian grid renggang/penyapuan renggang). Metode ini digunakan pada : a. Tahap awal operasi pencarian, terutama bila jangka waktu orang yang bertahan hidup diperkirakan sangat pendek b. Bila areal pencarian luas dan tidak ada areal tertentu yang dapat dicurigai dan tidak tersedia cukup tenaga pencari yang dapat mengcover keseluruhan area. Sasaran Metode ini : pencarian yang tepat dan cepat pada areal yang luas. Type II Search (1)
  • 14. TAHAP PENGENALAN (Detection Mode) Materi Diklat SAR Muhammadiyah 14 Teknik yang digunakan : Sebuah tim kecil yang terdiri dari 3-6 orang, yang sejajar dengan jarak yang cukup lebar antara 10 sampai 20 meter dengan arah yang telah ditentukan. Ada baiknya ada seorang pemimpin tim yang bergerak mengawasi penyapuan, tugasnya : a. Memperhatikan apakah penegang kompas dapat menjaga sudut kompas yang sejajar b. Mengatasi hal-hal yang muncul mendadak c. Memeriksa penemuan-penemuan yang ditemukan oleh tim Type II Search (2) Ada cara umum untuk mencegah regu pencari saling tumpang tindih satu sama lain atau tidak bisa menjaga jarak yang telah ditentukan diantara mereka yaitu dengan memakai pita atau ribbon dan menggunakan kompas. Pada metode I dan II pada selang waktu tertentu regu berhenti untuk memperhatikan sekilas sekitarnya serta memanggil survivor sambil menanti kemungkinan jawaban.
  • 15. TAHAP PENGENALAN (Detection Mode) Materi Diklat SAR Muhammadiyah 15 Contoh pencarian dan penyapuan pada metode tipe II Type II Search (3) Keterangan: 1. Tim terdiri dari 6 orang memeriksa kedua tepi sungai kecil. 2. A & B, personil ujung kiri dan kanan memasang marker (catatan petunjuk lapangan), dan string line/ribbon. 3. C adalah petugas kompas/compass-man yang selalu memeriksa bahwa pencarian sesuai arah kompas. 4. X adalah pimpinan SRU yang mondar-mandir sekitar barisan sambil memeriksa dan memastikan jarak personil terjaga dan juga melihat situasi sekitar medan, apakah perlu ada perubahan arah atau sistem pencarian. 5. Z adalah navigator, yang bertugas membantu kompas man untuk memastikan agar sudut pencarian tidak melenceng. Bila alat komunikasi cukup, maka idealnya X, A, dan B masing-masing membawa HT.
  • 16. TAHAP PENGENALAN (Detection Mode) Materi Diklat SAR Muhammadiyah 16 Kriterianya adalah kecermatan, pencarian dengan sistematika yang ketat atas area yang lebih kecil menggunakan metode penyapuan yang cermat. Dinamakan juga close grids (pencarian grid rapat/ penyapuan rapat). Metode ini digunakan pada : a. Besarnya kemungkinan objek yang ditemukan dalam areal pencarian pada metode tipe II, lebih rendah dari apa yang diharapkan b. Bila areal pencarian terbatas dan tenaga yang tersedia mencukupi Sasaran Metode ini : pencarian yang cermat atas areal yang spesifik Type III Search (1)
  • 17. TAHAP PENGENALAN (Detection Mode) Materi Diklat SAR Muhammadiyah 17 Teknik yang digunakan : Penyapuan dengan jarak yang sempit. Jumlah anggota tim 3-9 orang dengan jarak kira-kira antar personil 3 sampai 5 meter. Pita-pita atau sring line banyak digunakan untuk mengontrol dalam memberi tanda yang jelas antara areal yang sudah dicari dan yang belum. Contoh pencarian dan penyapuan pada metode tipe III Type III Search (2) Tim yang menggunakan kompas man untuk pencarian dan penyapuan. C = Kompas man Tiga tim menggunakan kompas sebagai unit kontrol dalam penyapuan. C = Kompas man Tiga tim pada penyapuan sejajar menggunakan ribbon (potongan tali rafiah/pita) sebagai unit kontrol dalam penyapuan.(lihat gambar)
  • 18. SIKAP MENTAL SELAMA PENCARIAN Materi Diklat SAR Muhammadiyah 18 Cepat tanggap. Pentingnya cepat tanggap untuk mencegah: a) Sangat cepatnya meluasnya areal pencarian yang potensial b) Meningkatnya kesulitan pencarian berkaitan dengan mobilitas dan reaksi Dalam melakukan pencarian jangan terlalu terburu-buru, hendaknya dilakukan dengan kecermatan dan keteletian. Hal ini untuk mengindari kemungkinan survivor tidak terdeteksi saat dilakukan penyapuan. Pencarian adalah hal yang menarik. Bila pencarian kita anggap sebagai hal menarik, maka hasilnya akan lebih efektif. Kesungguhan, perhatian penuh dan sikap agresif dalam mengawasi merupakan komponen yang berharga bagi kerja pencarian. Pentingnya mencari jejak atau barang yang tercecer. Penemuan jumlah jejak dan barang yang tercecer di dalam area, diperkirakan akan lebih banyak dari survivor. Penemuan juga dapat merupakan pemasukan yang penting bagi penyempitan areal pencarian.