際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
ETIKA BISNIS
1. Pendahuluan Teoritika Etika Bisnis
a) Teori Pengertian Etika
Etika berasal dari dari kata Yunani Ethos (jamak  ta etha), berarti adat istiadat.
Etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun
pada suatu masyarakat Etika juga berkaitan dengan nilai-nilai, tatacara hidup yg baik,
aturan hidup yg baik dan segala kebiasaan yg dianut dan diwariskan dari satu orang ke
orang yang lain atau dari satu generasi ke generasi yg lain.


Norma Umum
Norma adalah memberi pedoman tentang bagaimana kita harus hidup dan
bertindak secara baik dan tepat, sekaligus menjadi dasar bagi penilaian mengenai
baik buruknya perilaku dan tindakan kita.
Macam-Macam Norma:
 Norma Khusus adalah aturan yang berlaku dalam bidang kegiatan atau
kehidupan khusus, misalnya aturan olah raga, aturan pendidikan dan
lain-lain.
 Norma Umum sebaliknya lebih bersifat umum dan sampai pada tingkat
tertentu boleh dikatakan bersifat universal. Yang terbagi menjadi 3,
yaitu:
o Norma Sopan santun / Norma Etiket adalah norma yang
mengatur pola perilaku dan sikap lahiriah dalam pergaulan
sehari-hari
o Norma Hukum adalah norma yang dituntut keberlakuannya
secara tegas oleh masyarakat karena dianggap perlu dan niscaya
demi keselamatan dan kesejahteraan manusia dalam kehidupan
bermasyarakat.
o Norma Moral yaitu aturan mengenai sikap dan perilaku manusia
sebagai manusia.



Teori Etika Deontologi
Istilah deontologi berasal dari kata Yunani deon yang berarti kewajiban. Yang
menjadi dasar baik buruknya perbuatan adalah kewajiban. Pendekatan deontologi
sudah diterima dalam konteks agama, sekarang merupakan juga salah satu teori
etika yang terpenting.
Ada tiga prinsip yg harus dipenuhi :
 Supaya tindakan punya nilai moral, tindakan ini harus dijalankan
berdasarkan kewajiban.
 Nilai moral dari tindakan ini tidak tergantung pada tercapainya tujuan
dari tindakan itu melainkan tergantung pada kemauan baik yang
mendorong seseorang untuk melakukan tindakan itu, berarti kalaupun
tujuan tidak tercapai, tindakan itu sudah dinilai baik.

ETIKA BISNIS ~ Sarina H. Manaroinsong #16210388 @4EA21

Page 1
 Sebagai konsekuensi dari kedua prinsip ini, kewajiban adalah hal yang
niscaya dari tindakan yang dilakukan berdasarkan sikap hormat pada
hukum moral universal


Teori Etika Teleologi
Berasal dari kata Yunani, telos = tujuan, sehingga teori etika teleologi adalah
mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang mau dicapai
dengan tindakan itu, atau berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh tindakan itu.
Dua aliran etika teleologi :
 Egoisme Etis.
Inti pandangan egoisme adalah bahwa tindakan dari setiap orang pada
dasarnya bertujuan untuk mengejar pribadi dan memajukan dirinya
sendiri. Egoisme ini baru menjadi persoalan serius ketika ia cenderung
menjadi hedonistis, yaitu ketika kebahagiaan dan kepentingan pribadi
diterjemahkan semata-mata sebagai kenikmatan fisik yg bersifat vulgar.
 Utilitarianisme
Berasal dari bahasa latin utilis yang berarti bermanfaat.
Menurut teori ini suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat,
tapi manfaat itu harus menyangkut bukan saja satu dua orang melainkan
masyarakat sebagai keseluruhan. Teori ini cocok sekali dengan pemikiran
ekonomis, karena cukup dekat dengan Cost-Benefit Analysis. Manfaat
yang dimaksudkan utilitarianisme bisa dihitung sama seperti kita
menghitung untung dan rugi atau kredit dan debet dalam konteks bisnis

b) Bisnis Sebuah Profesi Etis
 Etika Terapan : Memiliki ruang lingkup yang luas, karena hampir setiap bidang
kehidupan dan kegiatan manusia dapat mempunyai etika khusus atau etika
terapannya sendiri-sendiri. Etika khusus lalu dibagi lagi menjadi tiga, yaitu etika
individual, etika sosial, dan etika lingkungan hidup
 Etika Profesi : Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan untuk menafkahi hidup
dengan mengandalkan keahlian dan keterampilan yang tinggi dan dengan
melibatkan komitmen pribadi yang mendalam. Professional adalah orang yang
melakukan suatu pekerjaan purna waktu dan hidup dari pekerjaan itu dengan
mengandalkan keahlian dan keterampilang yang tinggi serta mempunyai
komotmen pribadi yang mendalam atas pekerjaan itu. Pekerjaannya membentuk
identitas dan kematangan dirinya, dan karena itu dirinya berkembang bersama
dengan perkembangan dan kemajuan pekerjaannya itu.
 Menuju Bisnis Sebagai Etika Yang Luhur dengan mendukun, membentuk, dan
memerkuat organisasi profesi. Melalui organisasi profesi tersebut bisnis bisa
dikembangkan sebagai sebuah profesi dalam pengertian sebenar-benarnya
sebagaimana dibahas disini, kalau bukan menjadi profesi luhur.

2. Bisnis dan Etika
a) Mitos Bisnis Amoral
Mengungkapkan suatu keyakinan bahwa antara bisnis dan moralitas atau etika
tidak ada hubungan sama sekali. Etika justru bertentangan dengan bisnis dan akan
ETIKA BISNIS ~ Sarina H. Manaroinsong #16210388 @4EA21

Page 2
membuat pelaku bisnis kalah dalam persaingan bisnis yang ketat. Orang bisnis tidak
perlu memperhatikan imbauan-imbauan, norma-norma dan nilai moral.
Mitos bisnis amoral tidak sepenuhnya benar, karena:
 Beberapa perusahaan ternyata bisa berhasil karena memegang teguh kode
etis dan komitmen moral tertentu.
 Bisnis adalah bagian aktivitas yang penting dari masyarakat, sehingga norma
atau nilai yang dianggap baik dan berlaku di masyarakat ikut dibawa serta
dalam kegiatan bisnis.
 Harus dibedakan antara legalitas dan moralitas.
Suatu praktek atau kegiatan bisnis mungkin saja diterima secara legal karena ada
dasar hukum, tetapi tidak diterima secara moral (monopoli?)
Etika harus dibedakan dari ilmu empiris. Etika tidak mendasarkan norma atau
prinsipnya pada kenyataan faktual yang terus berulang. Menurut Hume :dari
kenyataan yang ada tidak bisa ditarik sebuah perintah normative. Contoh : sogok,
suap,kolusi, monopoli, nepotisme. Berbagai aksi protes yang mengecam berbagai
pelanggaran dalam kegiatan bisnis menunjukkan bahwa bisnis harus dijalankan secara
baik dan tetap mengindahkan norma-norma moral.
b) Keutamaan Etika bisnis
 Dalam bisnis modern, para pelaku bisnis dituntut untuk menjadi orang-orang
profesional di bidangnya. Perusahaan yang unggul bukan hanya memiliki kinerja
dalam bisnis,manajerial dan finansial yang baik akan tetapi juga kinerja etis dan
etos bisnis yang baik
 Dalam persaingan bisnis yang sangat ketat,maka konsumen benar-benar raja.
Kepercayaan konsumen dijaga dengan memperlihatkan citra bisnis yang baik dan
etis.
 Dalam sistem pasar terbuka dengan peran pemerintah yang menjamin
kepentingan dan hak bagi semua pihak, maka perusahaan harus menjalankan
bisnisnya dengan baik dan etis.
 Perusahaan modern sangat menyadari bahwa karyawan bukanlah tenaga yang
harus dieksploitasi demi mendapat keuntungan.
Kenneth Blanchard dan Norman Vincent Peale: perlakuan yang baik terhadap
karyawan telah menaikkan keuntungan perusahaan sebesar 20% atau telah
menurunkan harga produk perusahaan tersebut sebesar 20%.
c) Sasaran dan Lingkup Etika Bisnis
 Etika bisnis bertujuan untuk menghimbau pelaku bisnis agar menjalankan
bisnisnya secara baik dan etis.
 Untuk menyadarkan masyarakat khususnya konsumen, buruh atau karyawan dan
masyarakat luas akan hak dan kepentingan mereka yang tidak boleh dilanggar oleh
praktek bisnis siapapun juga.
 Etika bisnis juga berbicara mengenai sistem ekonomi yang sangat menentukan etis
tidaknya suatu praktek bisnis.

ETIKA BISNIS ~ Sarina H. Manaroinsong #16210388 @4EA21

Page 3
d) Prinsip-prinsip Etika Bisnis
 Prinsip otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil
keputusan dan bertindak berdasarkan kesadaran sendiri tentang apa yang
dianggapnya baik untuk dilakukan.
 Prinsip Kejujuran, antara lain:
 Kejujuran dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak.
 Kejujuran dalam penawaran barang dan jasa dengan mutu dan harga
sebanding.
 Kejujuran dalam hubungan kerja intern dalam suatu perusahaan.
 Prinsip Keadilan menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai
dengan aturan yang adil dan sesuai dengan kriteria yang rasional, objektif dan
dapat dipertanggung jawabkan.
 Prinsip Saling Menguntungkan menuntut agar bisnis dijalankan sedemikian rupa
sehingga menguntungkan semua pihak & menuntut agar persaingan bisnis
haruslah melahirkan win solution.
 Prinsip Integritas Moral dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri pelaku bisnis
atau perusahaan agar menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama baiknya
atau nama baik perusahaan.
e) Etos Bisnis
Etos bisnis adalah suatu kebiasaan atau budaya moral menyangkut kegiatan bisnis
yang dianut dalam suatu perusahaan dari satu generasi ke generasi yang lain. Inti etos
ini adalah pembudayaan atau pembiasaan penghayatan akan nilai, norma, atau prinsip
moral tertentu yang dianggap sebagai inti kekuatan dari suatu perusahaan yang juga
membedakannya dari perusahaan yang lain. Etos bisnis dibangun atas dasar visi atau
filsafat bisnis pendiri perusahaan sebagai penghayatan tentang bisnis yang baik.
f)

Realisai Moral bisnis
 Norma etis berbeda antara satu tempat dengan tempat yang lain. Kalau di
Amerika, bertindaklah sebagaimana dilakukan orang Amerika( kubu
komunitarian ). Artinya perusahaan harus mengikuti norma dan aturan moral yang
berlaku di negara itu.
 Norma sendirilah yang paling benar dan tepat. Bertindaklah di mana saja sesuai
dengan prinsip yang dianut dan berlaku di negaramu sendiri. Pandangan
ini
mewakili kubu moralisme universal, bahwa pada dasarnya norma dan nilai moral
berlaku universal (prinsip yang dianut sendiri juga berlaku di negara lain).
 Tidak ada norma moral yang perlu diikuti sama sekali (De George menyebutnya
sebagai denganimmoralis naif). Pandangan ini sama sekali tidak benar.

g) Pendekatan-Pendekatan stakeholders
Pendekatan stakeholder ialah cara mengamati dan menjelaskan secara analitis
bagaimana berbagai unsur akan dipengaruhi dan juga mempengaruhi keputusan dan
tindakan bisnis, memetakan hubungan-hubungan yang terjalin.
Pendekatan Stakeholder
dalam kegiatan bisnis pada umumnya
untuk
memperlihatkan siapa saja yang mempunyai kepentingan, terkait, dan terlibat dalam
bisnis itu.
ETIKA BISNIS ~ Sarina H. Manaroinsong #16210388 @4EA21

Page 4
Kelompok stakeholders:
 Kelompok primer yaitu pemilik modal atau saham, kreditor, karyawan,
pemasok, konsumen, penyalur dan pesaing atau rekanan. Perusahaan harus
menjalin relasi bisnis yang baik dan etis dengan kelompok ini.
 Kelompok sekunder yaitu pemerintah setempat, pemerintah asing, kelompok
sosial, media massa, kelompok pendukung, masyarakat.

3. Etika Utilitarianisme Dalam Bisnis
a) Kriteria dan Prinsip Etika Utilitarianisme
Prinsip- prinsip aliran utilitarianisme, menurut Jeremy Bentham (1748-1832)
didasarkan kepada dua prinsip, yaitu:
 asosiasi (association principle)
 kebahagiaan terbesar (greatest happiness principle)
Utilitarianisme sangat berperan dalam Ilmu ekonomi dan bisnis, sejak awal
abad ke XIX, banyak pakar ekonomi berpendapat perilaku ekonomi dapat dijelaskan
melalui asumsi, bahwa manusia senantiasa berusaha untuk memaksimalkan manfaat
dirinya sendiri maupun kinerjanya, sedangkan nilai manfaat diukur dari harga yang
diperoleh.
Prinsip Utilitarianisme juga sangat cocok dengan konsep yang sering terjadi
dalam tujuan bisnis yaitu efisiensi. Efisiensi terjadi jika maksimalisasi produksi dapat
dicapai lewat pemanfaatan sumber daya yang ada tanpa memerlukan penambahan
asset apapun. Kegiatan dinilai efisien apabila hasilnya sesuai dengan yang telah
direncanakan dengan mengunakan sumber daya yang ada seminimal mungkin.
Dengan menggunakan semboyan kelompok utilitarianisme, efisiensi merupakan hasil
berupa manfaat (benefit) yang sebesar-besarnya dengan menggunakan cost yang
serendah-rendahannya, seperti yang dijabarkan oleh ilmu ekonomi secara umum.
b) Nilai Positif Etika Utilitarianisme
 Rasionalitas
Prinsip moral yang diajukan etika utilitarianisme tidak didasarkan pada aturanaturan kaku yang tidak dipahami atau tidak diketahui keabsahannya. Etika
utilitarianisme memberikan kriteria yang objektif dan rasional.
 Utilitarianisme sangat menghargai kebebasan setiap pelaku moral.
Tidak ada paksaan bahwa orang harus bertindak dengan cara tertentu yang
tidak diketahui alasannya.
 Universalitas
Mengutamakan manfaat atau akibat dari suatu tindakan bagi banyak orang.
Suatu tindakan dinilai bermoral apabila tindakan tersebut memberi manfaat
terbesar bagi banyak orang.
c) Utilitarianisme Sebagai Proses dan standar Penilaian
 Pertama, etika utilitarianisme digunakan sbg proses untuk mengambil keputusan,
kebijaksanaan atau untuk bertindak.
ETIKA BISNIS ~ Sarina H. Manaroinsong #16210388 @4EA21

Page 5


Kedua, etika utilitarianisme sebagai standar penilaian bagi tindakan atau
kebijaksanaan yang telah dilakukan.

d) Analisa keuntungan dan kerugian
Utilitarianisme mengatakan bahwa tindakan yang benar adalah yang
memaksimalkan utiliti, yaitu memuaskan preferensi yang berpengetahuan sebanyak
mungkin. Dalam pandangan kaum utilitarian-aturan, perilaku tak adil dalam
mendeskriminasi kelompok-kelompok minoritas menyebabkan meningkatnya
ketakutan pihak lain dengan mengalami aturan yang mengijinkan diskriminasi.
Keuntungan dan kerugian, cost and benefits, yang dianalisis tidak dipusatkan pada
keuntungan dan kerugian perusahaan. Analisis keuntungan dan kerugian tidak
ditempatkan dalam kerangka uang dan untuk jangka panjang.
e) Kelemahan Etika Utilitarianisme
 Manfaat merupakan konsep yang begitu luas sehingga dalam kenyataan praktis
akan menimbulkan kesulitan yamg tidak sedikit.
 Tidak pernah menganggap serius nilai suatu tindakan pada dirinya sendiri dan
hanya memperhatikan nilai suatu tindakan sejauh berkaitan dengan akibatnya.
 Tidak pernah menganggap serius kemauan baik seseorang
 Variabel yang dinilai tidak semuanya dapat dikualifikasi.
 Seandainya ketiga kriteria dari etika utilitarisme saling bertentangan, maka akan
ada kesulitan dalam menentukan prioritas di antara ketiganya.

Di buat oleh:
Sarina Hongland Manaroinsong
16210388
4EA21

ETIKA BISNIS ~ Sarina H. Manaroinsong #16210388 @4EA21

Page 6

More Related Content

Etika bisnis

  • 1. ETIKA BISNIS 1. Pendahuluan Teoritika Etika Bisnis a) Teori Pengertian Etika Etika berasal dari dari kata Yunani Ethos (jamak ta etha), berarti adat istiadat. Etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun pada suatu masyarakat Etika juga berkaitan dengan nilai-nilai, tatacara hidup yg baik, aturan hidup yg baik dan segala kebiasaan yg dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang yang lain atau dari satu generasi ke generasi yg lain. Norma Umum Norma adalah memberi pedoman tentang bagaimana kita harus hidup dan bertindak secara baik dan tepat, sekaligus menjadi dasar bagi penilaian mengenai baik buruknya perilaku dan tindakan kita. Macam-Macam Norma: Norma Khusus adalah aturan yang berlaku dalam bidang kegiatan atau kehidupan khusus, misalnya aturan olah raga, aturan pendidikan dan lain-lain. Norma Umum sebaliknya lebih bersifat umum dan sampai pada tingkat tertentu boleh dikatakan bersifat universal. Yang terbagi menjadi 3, yaitu: o Norma Sopan santun / Norma Etiket adalah norma yang mengatur pola perilaku dan sikap lahiriah dalam pergaulan sehari-hari o Norma Hukum adalah norma yang dituntut keberlakuannya secara tegas oleh masyarakat karena dianggap perlu dan niscaya demi keselamatan dan kesejahteraan manusia dalam kehidupan bermasyarakat. o Norma Moral yaitu aturan mengenai sikap dan perilaku manusia sebagai manusia. Teori Etika Deontologi Istilah deontologi berasal dari kata Yunani deon yang berarti kewajiban. Yang menjadi dasar baik buruknya perbuatan adalah kewajiban. Pendekatan deontologi sudah diterima dalam konteks agama, sekarang merupakan juga salah satu teori etika yang terpenting. Ada tiga prinsip yg harus dipenuhi : Supaya tindakan punya nilai moral, tindakan ini harus dijalankan berdasarkan kewajiban. Nilai moral dari tindakan ini tidak tergantung pada tercapainya tujuan dari tindakan itu melainkan tergantung pada kemauan baik yang mendorong seseorang untuk melakukan tindakan itu, berarti kalaupun tujuan tidak tercapai, tindakan itu sudah dinilai baik. ETIKA BISNIS ~ Sarina H. Manaroinsong #16210388 @4EA21 Page 1
  • 2. Sebagai konsekuensi dari kedua prinsip ini, kewajiban adalah hal yang niscaya dari tindakan yang dilakukan berdasarkan sikap hormat pada hukum moral universal Teori Etika Teleologi Berasal dari kata Yunani, telos = tujuan, sehingga teori etika teleologi adalah mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang mau dicapai dengan tindakan itu, atau berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh tindakan itu. Dua aliran etika teleologi : Egoisme Etis. Inti pandangan egoisme adalah bahwa tindakan dari setiap orang pada dasarnya bertujuan untuk mengejar pribadi dan memajukan dirinya sendiri. Egoisme ini baru menjadi persoalan serius ketika ia cenderung menjadi hedonistis, yaitu ketika kebahagiaan dan kepentingan pribadi diterjemahkan semata-mata sebagai kenikmatan fisik yg bersifat vulgar. Utilitarianisme Berasal dari bahasa latin utilis yang berarti bermanfaat. Menurut teori ini suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu harus menyangkut bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat sebagai keseluruhan. Teori ini cocok sekali dengan pemikiran ekonomis, karena cukup dekat dengan Cost-Benefit Analysis. Manfaat yang dimaksudkan utilitarianisme bisa dihitung sama seperti kita menghitung untung dan rugi atau kredit dan debet dalam konteks bisnis b) Bisnis Sebuah Profesi Etis Etika Terapan : Memiliki ruang lingkup yang luas, karena hampir setiap bidang kehidupan dan kegiatan manusia dapat mempunyai etika khusus atau etika terapannya sendiri-sendiri. Etika khusus lalu dibagi lagi menjadi tiga, yaitu etika individual, etika sosial, dan etika lingkungan hidup Etika Profesi : Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan untuk menafkahi hidup dengan mengandalkan keahlian dan keterampilan yang tinggi dan dengan melibatkan komitmen pribadi yang mendalam. Professional adalah orang yang melakukan suatu pekerjaan purna waktu dan hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan keahlian dan keterampilang yang tinggi serta mempunyai komotmen pribadi yang mendalam atas pekerjaan itu. Pekerjaannya membentuk identitas dan kematangan dirinya, dan karena itu dirinya berkembang bersama dengan perkembangan dan kemajuan pekerjaannya itu. Menuju Bisnis Sebagai Etika Yang Luhur dengan mendukun, membentuk, dan memerkuat organisasi profesi. Melalui organisasi profesi tersebut bisnis bisa dikembangkan sebagai sebuah profesi dalam pengertian sebenar-benarnya sebagaimana dibahas disini, kalau bukan menjadi profesi luhur. 2. Bisnis dan Etika a) Mitos Bisnis Amoral Mengungkapkan suatu keyakinan bahwa antara bisnis dan moralitas atau etika tidak ada hubungan sama sekali. Etika justru bertentangan dengan bisnis dan akan ETIKA BISNIS ~ Sarina H. Manaroinsong #16210388 @4EA21 Page 2
  • 3. membuat pelaku bisnis kalah dalam persaingan bisnis yang ketat. Orang bisnis tidak perlu memperhatikan imbauan-imbauan, norma-norma dan nilai moral. Mitos bisnis amoral tidak sepenuhnya benar, karena: Beberapa perusahaan ternyata bisa berhasil karena memegang teguh kode etis dan komitmen moral tertentu. Bisnis adalah bagian aktivitas yang penting dari masyarakat, sehingga norma atau nilai yang dianggap baik dan berlaku di masyarakat ikut dibawa serta dalam kegiatan bisnis. Harus dibedakan antara legalitas dan moralitas. Suatu praktek atau kegiatan bisnis mungkin saja diterima secara legal karena ada dasar hukum, tetapi tidak diterima secara moral (monopoli?) Etika harus dibedakan dari ilmu empiris. Etika tidak mendasarkan norma atau prinsipnya pada kenyataan faktual yang terus berulang. Menurut Hume :dari kenyataan yang ada tidak bisa ditarik sebuah perintah normative. Contoh : sogok, suap,kolusi, monopoli, nepotisme. Berbagai aksi protes yang mengecam berbagai pelanggaran dalam kegiatan bisnis menunjukkan bahwa bisnis harus dijalankan secara baik dan tetap mengindahkan norma-norma moral. b) Keutamaan Etika bisnis Dalam bisnis modern, para pelaku bisnis dituntut untuk menjadi orang-orang profesional di bidangnya. Perusahaan yang unggul bukan hanya memiliki kinerja dalam bisnis,manajerial dan finansial yang baik akan tetapi juga kinerja etis dan etos bisnis yang baik Dalam persaingan bisnis yang sangat ketat,maka konsumen benar-benar raja. Kepercayaan konsumen dijaga dengan memperlihatkan citra bisnis yang baik dan etis. Dalam sistem pasar terbuka dengan peran pemerintah yang menjamin kepentingan dan hak bagi semua pihak, maka perusahaan harus menjalankan bisnisnya dengan baik dan etis. Perusahaan modern sangat menyadari bahwa karyawan bukanlah tenaga yang harus dieksploitasi demi mendapat keuntungan. Kenneth Blanchard dan Norman Vincent Peale: perlakuan yang baik terhadap karyawan telah menaikkan keuntungan perusahaan sebesar 20% atau telah menurunkan harga produk perusahaan tersebut sebesar 20%. c) Sasaran dan Lingkup Etika Bisnis Etika bisnis bertujuan untuk menghimbau pelaku bisnis agar menjalankan bisnisnya secara baik dan etis. Untuk menyadarkan masyarakat khususnya konsumen, buruh atau karyawan dan masyarakat luas akan hak dan kepentingan mereka yang tidak boleh dilanggar oleh praktek bisnis siapapun juga. Etika bisnis juga berbicara mengenai sistem ekonomi yang sangat menentukan etis tidaknya suatu praktek bisnis. ETIKA BISNIS ~ Sarina H. Manaroinsong #16210388 @4EA21 Page 3
  • 4. d) Prinsip-prinsip Etika Bisnis Prinsip otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadaran sendiri tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan. Prinsip Kejujuran, antara lain: Kejujuran dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak. Kejujuran dalam penawaran barang dan jasa dengan mutu dan harga sebanding. Kejujuran dalam hubungan kerja intern dalam suatu perusahaan. Prinsip Keadilan menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai dengan aturan yang adil dan sesuai dengan kriteria yang rasional, objektif dan dapat dipertanggung jawabkan. Prinsip Saling Menguntungkan menuntut agar bisnis dijalankan sedemikian rupa sehingga menguntungkan semua pihak & menuntut agar persaingan bisnis haruslah melahirkan win solution. Prinsip Integritas Moral dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri pelaku bisnis atau perusahaan agar menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama baiknya atau nama baik perusahaan. e) Etos Bisnis Etos bisnis adalah suatu kebiasaan atau budaya moral menyangkut kegiatan bisnis yang dianut dalam suatu perusahaan dari satu generasi ke generasi yang lain. Inti etos ini adalah pembudayaan atau pembiasaan penghayatan akan nilai, norma, atau prinsip moral tertentu yang dianggap sebagai inti kekuatan dari suatu perusahaan yang juga membedakannya dari perusahaan yang lain. Etos bisnis dibangun atas dasar visi atau filsafat bisnis pendiri perusahaan sebagai penghayatan tentang bisnis yang baik. f) Realisai Moral bisnis Norma etis berbeda antara satu tempat dengan tempat yang lain. Kalau di Amerika, bertindaklah sebagaimana dilakukan orang Amerika( kubu komunitarian ). Artinya perusahaan harus mengikuti norma dan aturan moral yang berlaku di negara itu. Norma sendirilah yang paling benar dan tepat. Bertindaklah di mana saja sesuai dengan prinsip yang dianut dan berlaku di negaramu sendiri. Pandangan ini mewakili kubu moralisme universal, bahwa pada dasarnya norma dan nilai moral berlaku universal (prinsip yang dianut sendiri juga berlaku di negara lain). Tidak ada norma moral yang perlu diikuti sama sekali (De George menyebutnya sebagai denganimmoralis naif). Pandangan ini sama sekali tidak benar. g) Pendekatan-Pendekatan stakeholders Pendekatan stakeholder ialah cara mengamati dan menjelaskan secara analitis bagaimana berbagai unsur akan dipengaruhi dan juga mempengaruhi keputusan dan tindakan bisnis, memetakan hubungan-hubungan yang terjalin. Pendekatan Stakeholder dalam kegiatan bisnis pada umumnya untuk memperlihatkan siapa saja yang mempunyai kepentingan, terkait, dan terlibat dalam bisnis itu. ETIKA BISNIS ~ Sarina H. Manaroinsong #16210388 @4EA21 Page 4
  • 5. Kelompok stakeholders: Kelompok primer yaitu pemilik modal atau saham, kreditor, karyawan, pemasok, konsumen, penyalur dan pesaing atau rekanan. Perusahaan harus menjalin relasi bisnis yang baik dan etis dengan kelompok ini. Kelompok sekunder yaitu pemerintah setempat, pemerintah asing, kelompok sosial, media massa, kelompok pendukung, masyarakat. 3. Etika Utilitarianisme Dalam Bisnis a) Kriteria dan Prinsip Etika Utilitarianisme Prinsip- prinsip aliran utilitarianisme, menurut Jeremy Bentham (1748-1832) didasarkan kepada dua prinsip, yaitu: asosiasi (association principle) kebahagiaan terbesar (greatest happiness principle) Utilitarianisme sangat berperan dalam Ilmu ekonomi dan bisnis, sejak awal abad ke XIX, banyak pakar ekonomi berpendapat perilaku ekonomi dapat dijelaskan melalui asumsi, bahwa manusia senantiasa berusaha untuk memaksimalkan manfaat dirinya sendiri maupun kinerjanya, sedangkan nilai manfaat diukur dari harga yang diperoleh. Prinsip Utilitarianisme juga sangat cocok dengan konsep yang sering terjadi dalam tujuan bisnis yaitu efisiensi. Efisiensi terjadi jika maksimalisasi produksi dapat dicapai lewat pemanfaatan sumber daya yang ada tanpa memerlukan penambahan asset apapun. Kegiatan dinilai efisien apabila hasilnya sesuai dengan yang telah direncanakan dengan mengunakan sumber daya yang ada seminimal mungkin. Dengan menggunakan semboyan kelompok utilitarianisme, efisiensi merupakan hasil berupa manfaat (benefit) yang sebesar-besarnya dengan menggunakan cost yang serendah-rendahannya, seperti yang dijabarkan oleh ilmu ekonomi secara umum. b) Nilai Positif Etika Utilitarianisme Rasionalitas Prinsip moral yang diajukan etika utilitarianisme tidak didasarkan pada aturanaturan kaku yang tidak dipahami atau tidak diketahui keabsahannya. Etika utilitarianisme memberikan kriteria yang objektif dan rasional. Utilitarianisme sangat menghargai kebebasan setiap pelaku moral. Tidak ada paksaan bahwa orang harus bertindak dengan cara tertentu yang tidak diketahui alasannya. Universalitas Mengutamakan manfaat atau akibat dari suatu tindakan bagi banyak orang. Suatu tindakan dinilai bermoral apabila tindakan tersebut memberi manfaat terbesar bagi banyak orang. c) Utilitarianisme Sebagai Proses dan standar Penilaian Pertama, etika utilitarianisme digunakan sbg proses untuk mengambil keputusan, kebijaksanaan atau untuk bertindak. ETIKA BISNIS ~ Sarina H. Manaroinsong #16210388 @4EA21 Page 5
  • 6. Kedua, etika utilitarianisme sebagai standar penilaian bagi tindakan atau kebijaksanaan yang telah dilakukan. d) Analisa keuntungan dan kerugian Utilitarianisme mengatakan bahwa tindakan yang benar adalah yang memaksimalkan utiliti, yaitu memuaskan preferensi yang berpengetahuan sebanyak mungkin. Dalam pandangan kaum utilitarian-aturan, perilaku tak adil dalam mendeskriminasi kelompok-kelompok minoritas menyebabkan meningkatnya ketakutan pihak lain dengan mengalami aturan yang mengijinkan diskriminasi. Keuntungan dan kerugian, cost and benefits, yang dianalisis tidak dipusatkan pada keuntungan dan kerugian perusahaan. Analisis keuntungan dan kerugian tidak ditempatkan dalam kerangka uang dan untuk jangka panjang. e) Kelemahan Etika Utilitarianisme Manfaat merupakan konsep yang begitu luas sehingga dalam kenyataan praktis akan menimbulkan kesulitan yamg tidak sedikit. Tidak pernah menganggap serius nilai suatu tindakan pada dirinya sendiri dan hanya memperhatikan nilai suatu tindakan sejauh berkaitan dengan akibatnya. Tidak pernah menganggap serius kemauan baik seseorang Variabel yang dinilai tidak semuanya dapat dikualifikasi. Seandainya ketiga kriteria dari etika utilitarisme saling bertentangan, maka akan ada kesulitan dalam menentukan prioritas di antara ketiganya. Di buat oleh: Sarina Hongland Manaroinsong 16210388 4EA21 ETIKA BISNIS ~ Sarina H. Manaroinsong #16210388 @4EA21 Page 6