Evaluasi mutu sari buah melibatkan pengukuran kadar vitamin C sebelum dan sesudah pemanasan sari jeruk selama berbagai durasi. Hasilnya menunjukkan bahwa pemanasan menyebabkan penurunan vitamin C akibat kerusakan panas, kecuali pemanasan singkat. Organoleptiknya memenuhi standar dengan warna kuning cerah dan aroma khas meski dipanaskan. Kekeruhan disebabkan kandungan pektin tinggi.
1 of 10
Download to read offline
More Related Content
Evaluasi mutu sari buah
1. Evaluasi Mutu Sari Buah
Oleh Nabila Mukmininah Djibril
G31113308
Kelompok 4
2. Sari Buah
Sari buah atau jus berasal dari bahasa Inggris juice,
namun lebih tepatnya fruit juice adalah cairan yang
terdapat secara alami dalam buah-buahan.
Sari buah dapat diperoleh dari pemerasan atau
penghancuran daging buah yang telah matang.
3. Alat Yang Digunakan
pisau
hot plat
pemeras jeruk
erlenmeyer
pipet volume
labu takar
batang pengaduk
Bahan Praktikum
jeruk
aquades
indikator pati
larutan iod 0,1 N
4. Prosedur Praktikum
Membuat Sari Buah
Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk pembuatan sari buah
adalah:
Dikupas buah dan diambil sarinya dengan cara disaring ke dalam gelas
jar sebanyak 500 ml.
Diambil sari buah 20 ml untuk dititrasi vitamin C nya.
Dipanaskan dengan menggunakan penagas sesuai perlakuan
yang diberikan.
Dianalisa vitamin C nya.
5. Titrasi vitamin C:
Diambil sari buah 20 ml dan disimpan dalam labu takar 100 ml.
Kemudian diencerkan hingga batas tera.
Dipipet sebanyak 25 ml ke dalam erlenmeyer.
Ditetesi dengan indikator pati 6 tetes.
Dititrasi dengan iod 0,1 N hingga berubah menjadi warna biru.
Dihitung persentasi vitamin C dengan rumus :
% Vit C =
0,88 麹
牛 牛 1000
x 100%
Dimana, FP = 4
6. Adapun perlakuan yang dilakukan pada praktikum, yaitu:
A0 = Tanpa pemanasan
A1 = Dipanaskan selama 5 menit
A2 = Dipanaskan selama 10 menit
A3 = Dipanaskan selama 15 menit
A4 = Dipanaskan selama 20 menit
8. Pembahasan
Vit.C Sebelum
Di Panaskan
Vit.C Sesudah
Dipanaskan
A0
A1
A2
A3
A4
0.50
0.50
0.50
0.50
0.50
-
0.77
0.46
0.45
0.42
Pada A1 terjadi kenaikan
vitamin C karena pada proses
pembuatannya di lakukan
perlakuan secara cepat yaitu
dengan pemanasan selama 5
menit.
Hasil yang diperoleh pada
sampel A2, A3, dan A4
menunjukkan terjadinya
penurunan vitamin C, hal ini
terjadi karena vitamin C mudah
rusak pada proses pemanasan.
VitaminC
9. Aroma
Pada sampel atau perlakuan A0, A1, A2, A3, dan A4 diperoleh aroma sari buah
yang khas jeruk. Hal ini menunjukkan bahwa sari buah jeruk dapat
mempertahankan aroma yang khas meskipun telah diberi perlakuan pemanasan.
Warna
Pada seluruh sampel perlakuan diperoleh warna pada sari buah yaitu kuning cerah.
Kuning cerah pada sari buah jeruk mengindikasikan warna jeruk segar. Warna ini
memenuhi kualitas mutu sari buah yang baik dan sesuai dengan SNI 01-6019-1999.
Kejernihan
Pada sampel perlakuan A0 hingga A4 diperoleh hasil kejernihan yaitu Keruh. Hal ini
terjadi karena kandungan kadar pektin yang tinggi dapat menyebabkan viskositas sari
buah menjadi lebih viscous, sehingga kenampakan sari buah menjadi lebih keruh.
10. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari praktikum Evaluasi Mutu Sari
Buah, yaitu:
Pemanasan pada sari buah sangat berpengaruh dengan tingkat
kehilangan vitamin C.
Pengujian organoleotik sari buah setelah diberi perlakuan pemanasan
menghasilkan warna kuning cerah dan aroma khas apel yang
menunjukkan bahwa sari buah jeruk memenuhi standar mutu
SNI 01-6019-1999.
Penyebab kekeruhan sari buah dipengaruhi oleh kandungan kadar
pektin yang tinggi, sehingga menyebabkan viskositas sari buah
menjadi viscous.