Dokumen tersebut membahas tentang penetapan potensi antibiotik secara mikrobiologi. Metode yang digunakan adalah metode lempeng silinder dan turbidimetri untuk menentukan kadar hambatan minimum (KHM) antibiotik terhadap mikroba patogen. Dokumen ini juga menjelaskan prosedur pengujian potensi antibiotik secara mikrobiologi mulai dari persiapan bahan sampai perhitungan hasil.
Dokumen ini membahas tentang pemeriksaan mutu sediaan infus yang meliputi 3 aspek yaitu evaluasi fisika, kimia, dan mikrobiologi. Pemeriksaan fisika meliputi pengujian partikulat, pH, volume injeksi, kebocoran, dan kejernihan. Pemeriksaan kimia meliputi identifikasi, penetapan kadar, dan keseragaman sediaan. Pemeriksaan mikrobiologi meliputi uji sterilitas dan pirogen.
Analisa BOD5 menggunakan prinsip pengukuran penurunan oksigen terlarut selama inkubasi 5 hari pada suhu 20属C. Prosedurnya meliputi persiapan larutan nutrisi, suspensi mikroba, dan air pengencer; pengukuran DO awal dan akhir untuk sampel, blanko, dan kontrol; serta perhitungan BOD5 berdasarkan selisih penurunan DO. Kontrol standar harus menghasilkan 198賊30.5 mg/L untuk memenuhi
Laporan praktikum ini mendeskripsikan percobaan untuk menentukan viskositas larutan gliserol dengan berbagai konsentrasi menggunakan metode Ostwald. Hasilnya menunjukkan bahwa viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi gliserol.
Dokumen tersebut merangkum pembuatan sabun cuci tangan berbahan dasar minyak peppermint. Ia menjelaskan bahan-bahan, proses pembuatan, uji kualitas seperti pH dan daya hambat bakteri, serta analisis ekonominya. Hasilnya menunjukkan produk memenuhi standar SNI dan layak untuk diedarkan.
Uji sensitivitas antimikroba dengan metode difusi agar digunakan untuk menentukan aktivitas dan resistensi bakteri terhadap antibiotika dan desinfektan. Metode ini mengukur diameter zona hambatan di sekitar cakram kertas yang mengandung zat antimikroba. Keberadaan zona hambatan menunjukkan bakteri sensitif, sedangkan tidak adanya zona menunjukkan bakteri resisten terhadap zat tersebut.
Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)Nesha Mutiara
油
Dokumen tersebut merangkum tentang pembuatan vial anestesi lokal lidokain yang meliputi formula, cara pembuatan, evaluasi, dan kemasan. Vial lidokain dibuat mengandung 10 mg lidokain HCl per mL dan dimasukkan ke dalam vial 5,3 mL sebanyak 5 buah. Proses pembuatan melalui sterilisasi otoklaf dan uji kualitas untuk memastikan keamanan dan efektivitas produk.
Dokumen tersebut membahas tentang analisis kimia yang mencakup analisis kualitatif untuk menentukan keberadaan unsur atau senyawa, dan analisis kuantitatif untuk menentukan jumlah unsur atau senyawa. Dokumen ini juga menjelaskan berbagai teknik analisis klasik dan instrumental serta aplikasinya di berbagai bidang seperti industri, pertanian, dan kedokteran.
Berdasarkan penelitian tentang TSS berdasarkan ISO 14001 yang dilakukan di perusahaan farmasi dan galvanis di Semarang, implementasi ISO 14001 telah membantu perbaikan berkelanjutan kebijakan lingkungan perusahaan sehingga kinerja pengelolaan lingkungannya meningkat. Hasilnya, operasi IPAL kedua perusahaan telah optimal dengan peringkat biru untuk farmasi dan hijau untuk galvanis menurut laporan tahun 2007.
Makalah ini membahas tentang pembakuan, metode gravimetri, dan metode volumetri. Pembakuan digunakan untuk mengetahui konsentrasi larutan dengan tingkat ketelitian dan akurasi tinggi. Metode gravimetri didasarkan pada penimbangan berat analit setelah dipisahkan, sedangkan metode volumetri menggunakan titrasi larutan baku dengan larutan yang dititrasi hingga mencapai titik ekuivalen.
Inovasi instruksi kerja analisa laboratorium pada granulated gypsum plant bertujuan meningkatkan efektivitas dan efisiensi waktu analisa. Dilakukan empat metode baru untuk menentukan kadar air bebas dan kristal dengan perubahan suhu dan waktu pemanasan. Hasilnya dibandingkan dengan metode konvensional. Metode I memiliki persentase kesalahan terkecil dan dianggap paling akurat dan presisi.
Dokumen tersebut menjelaskan berbagai instrumen yang digunakan untuk mengetahui kualitas lingkungan, makanan, dan minuman. Instrumen tersebut meliputi detektor CO, lux meter, vaneometer, termo-higrometer, termometer raksa, sling psychometer, alat tes logam berat, tes zat beracun, dan tes kontaminasi makanan. Dokumen juga menjelaskan parameter maksimum yang diperbolehkan untuk kandungan kimia, mikroorganisme, dan fis
Uji sensitivitas antimikroba dengan metode difusi agar digunakan untuk menentukan aktivitas dan resistensi bakteri terhadap antibiotika dan desinfektan. Metode ini mengukur diameter zona hambatan di sekitar cakram kertas yang mengandung zat antimikroba. Keberadaan zona hambatan menunjukkan bakteri sensitif, sedangkan tidak adanya zona menunjukkan bakteri resisten terhadap zat tersebut.
Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)Nesha Mutiara
油
Dokumen tersebut merangkum tentang pembuatan vial anestesi lokal lidokain yang meliputi formula, cara pembuatan, evaluasi, dan kemasan. Vial lidokain dibuat mengandung 10 mg lidokain HCl per mL dan dimasukkan ke dalam vial 5,3 mL sebanyak 5 buah. Proses pembuatan melalui sterilisasi otoklaf dan uji kualitas untuk memastikan keamanan dan efektivitas produk.
Dokumen tersebut membahas tentang analisis kimia yang mencakup analisis kualitatif untuk menentukan keberadaan unsur atau senyawa, dan analisis kuantitatif untuk menentukan jumlah unsur atau senyawa. Dokumen ini juga menjelaskan berbagai teknik analisis klasik dan instrumental serta aplikasinya di berbagai bidang seperti industri, pertanian, dan kedokteran.
Berdasarkan penelitian tentang TSS berdasarkan ISO 14001 yang dilakukan di perusahaan farmasi dan galvanis di Semarang, implementasi ISO 14001 telah membantu perbaikan berkelanjutan kebijakan lingkungan perusahaan sehingga kinerja pengelolaan lingkungannya meningkat. Hasilnya, operasi IPAL kedua perusahaan telah optimal dengan peringkat biru untuk farmasi dan hijau untuk galvanis menurut laporan tahun 2007.
Makalah ini membahas tentang pembakuan, metode gravimetri, dan metode volumetri. Pembakuan digunakan untuk mengetahui konsentrasi larutan dengan tingkat ketelitian dan akurasi tinggi. Metode gravimetri didasarkan pada penimbangan berat analit setelah dipisahkan, sedangkan metode volumetri menggunakan titrasi larutan baku dengan larutan yang dititrasi hingga mencapai titik ekuivalen.
Inovasi instruksi kerja analisa laboratorium pada granulated gypsum plant bertujuan meningkatkan efektivitas dan efisiensi waktu analisa. Dilakukan empat metode baru untuk menentukan kadar air bebas dan kristal dengan perubahan suhu dan waktu pemanasan. Hasilnya dibandingkan dengan metode konvensional. Metode I memiliki persentase kesalahan terkecil dan dianggap paling akurat dan presisi.
Dokumen tersebut menjelaskan berbagai instrumen yang digunakan untuk mengetahui kualitas lingkungan, makanan, dan minuman. Instrumen tersebut meliputi detektor CO, lux meter, vaneometer, termo-higrometer, termometer raksa, sling psychometer, alat tes logam berat, tes zat beracun, dan tes kontaminasi makanan. Dokumen juga menjelaskan parameter maksimum yang diperbolehkan untuk kandungan kimia, mikroorganisme, dan fis
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...Wahid Husein
油
Situasi rabies di dunia
Situasi rabies di Indonesia
Program rabies di Indonesia
Apa yang dilakukan ECTAD Indonesia
Tantangan utama
Rekomendasi ke depan
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...Wahid Husein
油
Strategi penanggulangan rabies secara terintegrasi
Peraturan mengenai pengendalian rabies
Pengendalian rabies pada saat Pandemi COVID19
Kasus rabies pada hewan
Hasil vaksinasi rabies
Kendala yang dihadapi
2. Evaluasi
Krim
Fisik
a
Organoleptis
Isi minimum
Homogenitas
Viskositas
Ukuran Partikel
Stabilitas Krim
Penentuan Tipe Krim
Uji Pelepasan Zat Aktif
Uji Kebocoran
Kimi
a
Identifikasi
Penetapan Kadar
pH
Biologi
Uji Sterilitas
Uji Efektivitas Pengawet Antimikroba
Uji batas mikroba
Penetapan potensi antibiotik (mikrobiologi)
3. Evaluasi
Salep
Fisika
* Organoleptis
* Homogenitas
* Viskositas
* Isi minimum
* Uji Kebocoran
*Uji
Pelepasan Zat
Aktif
Kimia
* Identifikasi
* pH
* Penetapan Kadar
Biologi
*Efektivita
s Pengawet
antimikroba
*Penetapan
Potensi Antibiotik
* Uji batas
mikroba
SALEP MATA
+ Penentuan partikel logam
+ Uji Sterilitas
4. GE
L
Fisika
Organoleptik
Homogenitas
Viskositas
Rheologi
Uji Kebocoran
Isi Minimum
Uji Stabilitas
Uji Pelepasan
Kimia
Identifikasi
pH
Penetapan
Kadar Zat Aktif
Biologi
Uji Potensi Antibiotik
Uji Sterilitas (jk gel
steril)
Uji efektivitas
pengawet antimikroba
Uji Batas Mikroba
7. Evaluasi Kimia
Identifikasi
Kandungan zat aktif
p H sediaan
Evaluasi Mikrobiologi
Potensi Antibiotik
Uji Sterilisasi
Uji efektivitas pengawet
antimikroba
Uji Batas Mikroba
8. 1) Penampilan/Organoleptik
Tujuan :
Memeriksa kesesuaian bau, warna dimana sedapat
mungkin mendekati dengan spesifikasi sediaan yang telah
ditentukan selama formulasi.
Pemeriksaan pemisahan fase dilakukan untuk sediaan yg
terbentuk lebih dari satu fase, misal : emulgel, krim c/ :
uji stabilitas sediaan akibat pengaruh suhu
Prinsip :
pemeriksaan bau dan warna menggunakan panca indera
EVALUASI FISIK SEDIAAN
9. Penentuan Tipe Emulsi
Pengujian untuk Sediaan dengan sistem emulsi
Tujuan :
Mengetahui kesesuaian tipe emulsi yang dibuat dengan
tipe emulsi yang telah diformulasikan sebelumnya dan
melihat kemungkinan terjadinya inversi fase
Prinsip :
Uji Kelarutan zat warna : kelarutan zat warna yang larut
dalam air (mis. metilen biru) atau dalam minyak (misal sudan
merah) dlm salah satu fase emulsi
Uji pengenceran : ketercampuran atau kelarutan pelarut air
10. Uji kelarutan zat warna
Sedikit zat warna larut air, misal metilen biru atau
biru brillian CFC diteteskan pada permukaan
emulsi.
Jika zat warna terlarut dan berdifusi homogen pada
fase eksternal yang berupa air emulsi tipe M/A.
Jika zat warna tampak sebagai tetesan di fase internal
emulsi tipe A/M. Hal yang terjadi adalah sebaliknya
jika digunakan zat warna larut minyak (mis. sudan
merah).
11. Uji Pengenceran
Uji ini dilakukan dengan mengencerkan
emulsi dengan air.
Jika emulsi tercampur baik dengan air, tanpa
memperlihatkan ketidakcampuran emulsi
tipe M/A.
Hal ini dapat dilakukan dengan mikroskop
untuk memberikan visualisasi yang baik
tentang tidak adanya ketidakcampuran.
12. Penafsiran Hasil
Emulsi M/A bila fase kontinu (fase pendispersi)
emulsi terwarnai oleh zat warna larut air (mis.
dengan metilen blue)
Emulsi M/A bila dapat diencerkan dengan pelarut
aqueous ; Emulsi A/M bila tidak dapat diencerkan
dengan pelarut aqueous
13. 2)
Homogenitas
Tujuan :
Menjamin distribusi bahan aktif yang homogen.
Caranya:
Oleskan sedikit sampel diatas kaca objek dan
diamati susunan partikel yang terbentuk atau ketidak
homogenannya.
Penafsiran hasil :
Distribusi bahan aktif pada lapisan sediaan
di permukaan kaca terlihat merata.
14. 3) Distribusi Ukuran
Partikel
Untuk zat aktif yang tidak larut basis
Prosedur :
Sebarkan sejumlah sampel yang
membentuk lapisan tipis pada slide
mikroskop.
Lihat di bawah mikroskop.
Penafsiran hasil : mengikuti kurva distribusi
15. 4) Konsistensi/Viskositas
Kekentalan adalah suatu sifat cairan yang berhubungan
erat dengan hambatan untuk mengalir.
Kekentalan adalah tekanan geser dibagi laju tegangan
geser.
Satuan dasarnya yaitu poise; atau dalam sentipoise (1 poise
=100 sentipoise).
Kekentalan berubah sesuai suhu secara umum
kekentalan menurun dengan naiknya suhu Untuk
pengukuran sediaan farmasi, suhu dipertahankan dalam
batas lebih kurang 0,1属
16. Konsistensi/Viskositas
Tujuan :
Menjamin kemudahan penggunaan/pengolesan
sediaan. Prinsip :
Sediaan semisolid termasuk system non newton, maka
viskositasnya diukur dengan Viskometer Brookfield
Helipath Stand.
Pengukuran konsistensi sediaan dilakukan pada suhu
kamar dengan memakai spindle pada kecepatan
(rpm) tertentu.
17. Jenis Alat
Viskometer tabung kapiler
Viskometer rotasi
Pengukuran Kekentalan
Jenis viskosimeter tabung kapiler Viskosimeter Ostwald dan
Ubbelohde
Metode yang umum digunakan penetapan waktu
yang dibutuhkan oleh sejumlah volume tertentu cairan
untuk mengalir melalui kapiler.
Viskosimeter Ubbelohde dapat digunakan untuk
mengukur kekentalan larutan metilselulosa.
18. Jenis viskosimeter rotasi viskometer yg
menggunakan gasing atau kumparan yang
dicelupkan ke dalam zat uji, dan mengukur
tahanan gerak dari bagian yang berputar.
Tersedia kumparan yang berbeda untuk
rentang kekentalan tertentu, dan umumnya
dilengkapi dengan beberapa kecepatan
rotasi.
Viskosimeter Brookfield, Rotouisco dan
Stormer merupakan contoh alat gasing
berputar dan MacMichael merupakan
contoh alat cawan berputar.
21. Helipath Stand Viskometer
For viscosity/consistency measurement of gels,
pastes, creams, putty, gelatin and other non-flowing
substances.
22. 5) ISI MINIMUM
Pengujian digunakan untuk sediaan krim, gel, jeli,
salep, pasta, serbuk, aerosol dan inhalasi dosis terukur
,
termasuk semprot topikal bertekanan, dan tak
bertekanan serta inhalasi dosis terukur.
Pengujian untuk sediaan dengan etiket yang
mencantumkan bobot bersih tidak lebih dari 150 gram
atau 150 mL
Prinsip :
Bobot bersih isi wadah merupakan selisih antara
penimbangan bobot wadah berisi sediaan dengan
bobot wadah kosong
23. Prosedur uji minimum (etiket bobot):
Ambil sampel sebanyak 10 wadah berisi zat uji, hilangkan
semua etiket yang dapat mempengaruhi bobot pada
waktu isi dikeluarkan.
Bersihkan dan keringkan dengan sempurna bagian
luar wadah dan timbang satu per satu.
Keluarkan isi secara kuantitatif dari masing-masing
wadah, potong ujung wadah, jika perlu cuci dengan
pelarut yang sesuai, hati-hati agar penutup dan bagian
lain wadah tidak terpisah.
Keringkan dan timbang kembali masing-masing
wadah kosong beserta bagian-bagiannya.
Perbedaan antara kedua penimbangan adalah
bobot
24. Kriteria penerimaan (dengan etiket bobot) :
Bobot bersih rata-rata isi dari 10 wadah tidak
kurang dari bobot yang tertera pada etiket dan
tidak satu wadah pun yang bobot bersih isinya
kurang dari :
90% dari bobot yang tertera pada etiket untuk
bobot 60 g atau kurang dan
95% dari jumlah yg tertera dari etiket untuk
bobot lebih dari 60 g dan kurang dari 150 g.
Jika persyaratan ini tidak terpenuhi, tetapkan
bobot bersih isi dari 20 wadah tambahan.
25. Bobot bersih rata-rata isi dari 30 wadah tidak
kurang dari bobot yang tertera pada etiket dan
hanya satu wadah yang bobot bersih isinya kurang
dari
90% dari bobot yang tertera pada etiket
untuk bobot 60 g atau kurang, dan
95% untuk bobot lebih dari 60 g dan kurang
dari 150 g.
26. 6) Uji Kebocoran
Tujuan :
Memeriksa keutuhan kemasan untuk menjaga sterilitas
(untuk sediaan yang harus steril) dan volume serta
kestabilan sediaan .
Prinsip :
10 tube sediaan dibersihkan dan dikeringkan baik-baik
bagian luarnya dengan kain penyerap. Kemudian tube
diletakkan secara horizontal di atas kain penyerap di
dalam oven dengan suhu diatur pada 60賊3属C selama 8 jam
27. Hasil :
Tidak boleh terjadi kebocoran yang berarti selama
atau setelah pengujian selesai. Abaikan bekas sampel
yang diperkirakan berasal dari bagian luar dimana
terdapat lipatan dari tube atau dari bagian ulir tutup
tube.
Jika terdapat kebocoran hanya 1 tube (tidak boleh lebih
dari 1tube) ulangi pengujian dengan 20 tube
tambahan.
Uji memenuhi syarat jika tidak ada satu pun
kebocoran diamati dari 10 tube uji pertama atau
kebocoran yang diamati tidak lebih dari 1 tube pada
30 tube yang diuji.
28. 7) UJI
pH
Berhubungan dengan stabilitas ZA, efektifitas
pengawet, keadaan kulit
Harga pH adalah harga yang diberikan oleh
alat potensiometrik (pH meter) yang sesuai, yang
telah dibakukan sebagaimana mestinya, yang
mampu mengukur harga pH sampai 0,02 unit pH
menggunakan elektrode indikator yang peka
terhadap aktivitas ion hidrogen, elektrode kaca, dan
elektrode pembanding yang sesuai (elektrode kalomel
atau elektrode perak- perak klorida).
29. Efek pH (FI V hall 1644)
Degradasi banyak obat dalam larutan meningkat atau menurun secara
eksponensial ketika pH menurun atau meningkat melampaui rentang nilai
pH spesifik.
Tingkat pH yang tidak tepat dengan terkena kenaikan suhu merupakan
faktor yang banyak menyebabkan obat kehilangan efek klinik yang
bermakna, disebabkan oleh reaksi hidrolisis dan oksidasi.
Sebagai contoh:
a. larutan atau suspensi obat, mungkin stabil selama beberapa hari,
minggu, bahkan tahun dalam bentuk formulasi aslinya, tetapi jika
dicampur dengan cairan lain yang mengubah pH, akan terdegradasi
dalam beberapa menit atau hari. Dengan perubahan pH walaupun
hanya 1 unit (misalnya dari 4 inenjadi 3 atau dari 8 menjadi 9) dapat
menurunkan stabilitas obat dengan faktor 10 atau lebih.
b. Penganuh pH pada stabilitas fisik sistem dua fase, terutarna emulsi,
juga penting. Sebagai contoh, emulsi lemak intravena yang stabil
dengan adanya pH asam.
30. Suatu sistem dapar pH, biasanya asam atau basa lemah
dan garamnya, merupakan bahan pengisi yang biasa
digunakan dalam sediaan cairan untuk mempertahankan pH
pada suatu rentang yang akan meminimalkan
kecepatan degradasi obat. pH larutan obat dapat juga
diatur atau didapar untuk mencapai kelarutan obat. Sebagai
contoh, pH yang berkaitan dengan pKa akan mengontrol
fraksi terionisasi yang biasanya lebih lanit dan jenis non ionik
yang kurang larut dari suatu senyawa organik yang bersifat
elektrolit lemah.
31. Pengukuran dilakukan pada suhu 25属賊 2属, kecuali dinyatakan
lain dalam masing-masing monografi.
Skala pH ditetapkan dengan persamaan sebagai berikut:
Ket. :
E dan Es berturut-turut adalah potensial terukur dengan sel
galvanik larutan uji, dinyatakan sebagai pH dan Larutan
dapar untuk pembakuan yang tepat, dinyatakan sebagai
pHs;
harga k adalah perubahan dalam potensial per perubahan
unit dalam pH, dan secara teoritis sebesar [0,05916 + 0,000198
(t-25属)] volt pada suhu t.
32. Sebelum mengukur pH zat uji, terlebih dahulu
dilakukan pembakuan pH meter dengan dua larutan
dapar yg memiliki perbedaan pH tidak lebih dari 4 unit
sedemikian rupa sehingga pH larutan uji diharapkan
terletak diantaranya .
Elektroda yg baik menunjukkan harga pH yg tidak
lebih
dari 0,02 unit pH dari harga larutan baku pH meter
33. 8) Uji Pelepasan Zat Aktif
(Difusi)
Terutama untuk sediaan semisolida yg dimaksudkan untuk
berpentrasi ke dalam kulit
Jika dipersyaratkan dalam monografi/pustaka sediaan
Tujuan :
Mengetahui laju difusi zat aktif
Prinsip :
Menguji difusi bahan aktif dari sediaan emulgel/gel
menggunakan suatu sel difusi dengan cara mengukur
konsentrasi bahan aktif dalam cairan penerima pada selang
waktu tertentu.
Penafsiran Hasil
34. Sel Difusi
Sel difusi digunakan untuk pengujian kecepatan
pelepasan
obat dari sediaan semisolida
Sampel diambil dari reservoir pada berbagai interval
waktu sehingga menggambarkan pelepasan obat dari
sediaan
36. Faktor
Lingkungan
Suhu
cahaya
oksigen
karbon
dioksida
kelembaban
Faktor
Sediaan
ukuran partikel (emulsi dan suspensi)
pH
Komposisi sistem pelarut (misalnya persentase air dan
kepolaran)
kesesuaian antara anion dan kation,
kekuatan ion larutan,
wadah utama,
bahan tambahan kimia spesifik,
ikatan molekular, difusi obat dan adanya bahan pengisi.
Contoh Reaksi
Penyebab
Penurunan
Stabilitas Sediaan
(Non-visual)
Hidrolisis,
Oksidasi,
Dekomposisi
Fitokimia,
Efek perubahan pH
(stabilitas ZA)
FI V hal
37. Untukkrim, salep dan supositonia, petunjuk utama
ketidakstabilan yang sering ditemukan adalah
perubahan warna atau perubahan dalam konsistensi
atau bau.
38. Bentuk Ketidakstabilan Sediaan
Semisolida
Krim emulsi yang mengandung air dan minyak
Bentuk ketidakstabilan pecahnya emulsi,
pembentukan hablur, penciutan karena penguapan air
dan kontaminasi mikroba yang besar
Kri
m
perubahan dalam konsistensi dan pemisahan sejumlah besar cairan
dan pembentukan granul atau butiran kecil
Salep
Umumnya terjadi pelunakan berlebih dari sediaan suppositoria.
Kadang ada pula yang mengering dan mengeras atau mengerut.
Adanya bercak minyak pada bahan pengemas
Sebagai aturan umum (walaupun ada pengecualian),
suppositoria
harus disimpan dalam lemari pendingin
Suppositoria