3. Pengertian Indeks Antropometri
pengukuran dari beberapa
parameter dan kombinasi dari
minimal 2 variabel pengukuran
yang baru bisa diinterpretasikan
setelah hasil pengukuran, misalnya
antara TB dan BB dapat dihasilkan
adanya IMT (Indeks Massa Tubuh)
5. Berat Badan menurut Umur (BB/U)
merupakan salah satu parameter yang memberikan
gambaran mengenai massa tubuh
bersifat labil, karena berat badan sangat sensitive
terhadap pertumbuhan yang mendadak
menggambarkan status gizi seseorang pada saat ini
6. Berat Badan menurut Umur (BB/U)
Kelebihan
Baik untuk mengukur status gizi akut dan kronis
Berat badan dapat berfluktuasi
Kekurangan
Dapat menimbulkan interpretasi
yang keliru bila terdapat edema
atau asites
Terkadang umur secara akurat sulit
di dapat karena pencatatan umur
yang belum baik
Sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan
kecil
Sering terjadi kesalahan dalam
pengukuran, misalnya pengaruh
pakaian atau gerakan anak saat
ditimbang
Baik untuk diterapkan pada anak-anak dalam
rangkaian pengukuran
Tidak bisa membedakan tinggi dan
massa otot anak-anak
Dapat digunakan untuk mengidentifikasi kondisi
underweight maupun overweight
Adanya penyakit-penyakit non gizi
yang mempengaruhi BB
Pengukuran yang berulang dapat mendeteksi growth
failure (kegagalan pertumbuhan) karena infeksi atau
KEP
Dapat digunakan untuk Growth monitoring
9. merupakan antropometri yang
menggambarkan keadaan
pertumbuhan skeletal
kurang sensitif terhadap
permasalahan kekurangan gizi
dalam waktu yang pendek
menggambarkan status gizi
masa lalu
Penilaian menurut WHO NCHS :
>= 90% (normal)
< 90% (Abnormal/kronis)
Tinggi Badan
Menurut
Umur
(TB/U)
10. Kelebihan
Kekurangan
Relatif murah
Ketepatan umur sulit di dapat
Baik untuk menilai status gizi masa lampau
Diperlukan indeks lain dalam menilai intervensi
karena perubahan TB tidak banyak terjadi dalam
waktu yang singkat
Biasanya digunakan untuk mengetahui status gizi
anak-anak di negara berkembang
Tidak bisa mengukur perubahan jangka pendek
pada status gizi buruk
Cepat, sehingga dapat dilakukan pada populasi yang
besar
Kesalahan yang muncul seperti kesalahan pada
peralatan (belum dikalibrasi), kesalahan pada
observer (kesalahan pengukuran, pembacaan,
ataupun pencatatan)
Obektif
Tidak Menimbulkan rasa sakit pada responden
Peralatan mudah dipindahkan dan dapat dibuat
secara lokal
Hanya mendapatkan data pertumbuhan, obesitas,
malnutrisi karena kurang energi dan protein, tidak
dapat memperoleh informasi karena defisiensi zat
mikro
13. Berat Badan Terhadap Tinggi Badan (BB/TB)
untuk menilai status gizi saat ini.
juga merupakan pilihan utama dalam menilai
status gizi karena ada unsur BB yang sangat peka
terhadap gangguan gizi yang dini sekalipun,
BB/TB sebaiknya selalu digunakan bersama TB/U
untuk mencegah salah diagnosis status gizi
14. Berat Badan Terhadap Tinggi Badan (BB/TB)
Kelebihan
Kekurangan
Dapat membedakan proporsi badan (gemuk,
normal, dan kurus)
Pengukuran relatif lebih lama
Tidak memerlukan data umur
Sering mengalami kesulitan jika
melakukan pengukuran terhadap
panjang/tinggi badan pada kelompok
balita
Baik digunakan untuk nutritional emergencies
Sering terjadi kesalahan pembacaan hasil
pengukuran
Dapat menjadi indikator status gizi saat ini
(current nutrition status)
Baik untuk mengukur status gizi akut
17. Indeks Masa Tubuh (IMT)
untuk mengetahui status gizi orang normal
(tidak berkebutuhan khusus) baik itu anak-anak
maupun dewasa namun dengan indikator yang
berbeda.
BMI ini tidak dapat diterapkan pada Ibu Hamil
dan Olahragawan
18. Indeks Masa Tubuh (IMT)
Kelebihan
Alat yang sederhana untuk memantau
status gizi orang dewasa khususnya
yang berkaitan dengan kekurangan dan
kelebihan berat badan
Kekurangan
IMT dewasa hanya berlaku untuk
orang berumur diatas 18 tahun
Tidak bisa diterapkan pada
keadaan khusus (penyakit)
lainnya seperti adanya edema,
asites, dan hepatomegali
Tidak dapat diterapkan pada
bayi,remaja,ibu hamil, dan
olahragawan
20. Indeks Masa Tubuh (IMT)
BMI (kg/m2)
Classification
Risk of co-Morbidities
Low (but increased
risk of other clinical
problems)
< 18,5
Mild Underweight
18,5 24,99
Normal Range
-
25
Overweight
Average
25 29,99
Pre Obese
Increased
30 34,99
Obese Class I
Moderate
35 39,99
Obese Class II
Severe
40
Obese Class III
Very severe
Sumber : WHO
Expert Consultation,
2004
21. Indeks Masa Tubuh (IMT)
IMT
< 17,0
17,0 18,0
Kriteria
Kategori
Kekurangan BB tingkat
Berat
Kekurangan BB tingkat
Ringan
Kurus
18,5 25,0
25,0 27,0
>27,0
Normal
Kelebihan BB tingkat
Ringan
Kelebihan BB tingkat Berat
Gemuk
Indeks Massa
Tubuh untuk
Orang
Indonesia
(Dewasa) usia
> 18 tahun
27. tidak dianjurkan untuk digunakan
mengevaluasi indeks antropometri suatu
individu atau populasi pada negara
berkembang, karena untuk negara
berkembang menggunakan Z-score
Health Statistics (NCHS) merekomendasikan
persentil ke 5 sebagai batas gizi baik dan
kurang, serta persentil 95% sebagai batas gizi
lebih dan gizi baik.
contoh persentil dalam Z-score :
Persentil
Z-score
Percentile
-3
-2
-1
0,13
2,28
15,8
28. Persen Terhadap Median
Digunakan untuk menyatakan indeks pertumbuhan apabila rata-rata
dan distribusi tidak diketahui
Median = 50 (dalam persentil) = 100% (sebagai standart)
Nilai ambang batas dinyatakan dalam nilai presentase terhadap nilai
baku
Nilai ambang batas persen terhadap median
% Median & Z-Score
90% = -1 Z-Score
80% = -2 Z-Score
70% = -3 Z-Score
60% = -4 Z-Score
29. Persen Terhadap Median
Status gizi berdasarkan indeks antropometri menurut WHO NCHS
1983 mempunyai cut off (ambang batas) :
Status Gizi
Indeks Antropometri
BB/U
TB/U
BB/TB
Gizi Baik
>80%
>90%
>90%
Gizi Sedang
71-80%
81-90%
81-90%
Gizi Kurang
61-70%
71-80%
71-80%
Gizi Buruk
60%
70 %
80 %
31. Standart Deviasi Unit (Z Score)
WHO menganjurkan penggunaan Z-score untuk mengevaluasi
antropometri data dari negara berkembang, karena Z-score bisa
menghitung dengan akurat
WHO menyarankan menggunakan cara ini untuk meneliti dan
menentukan, serta memantau pertumbuhan.
32. No
s.
Combinations of Indices
Low W/H
16 + low W/A + normal H/A
17 + low W/A + hight H/A
14 + normal W/A + hight
H/A
Normal W/H
11 + low W/A + low H/A
9
+ normal W/A + normal
7 H/A
+ high W/A + high H/A
Hight W/H
1
+ normal W/A + low H/A
2
+ high W/A + low H/A
4
+ high W/A + normal H/A
Nutritional Status
Currently underfed
Currently underfed
Currently underfed
Short, normally nourished
Normal
Tall, normally nourished
Currently overfed, short
Obese
Overfed, not necessarily
obese
33. Interpretasi dari ketiga indeks
No
1
Indeks yang digunakan
BB/U
TB/U
BB/TB
Interpretasi
Rendah
Rendah
Normal
Normal, dulu kurang gizi
Rendah
Tinggi
Rendah
Sekarang kurang ++
Rendah
Normal
Rendah
Sekarang kurang +
2
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Tinggi
Rendah
Sekarang kurang
Normal
Rendah
Tinggi
Sekarang lebih, dulu kurang
3
Tinggi
Tinggi
Normal
Tinggi, normal
Tinggi
Rendah
Tinggi
Obese
Tinggi
Normal
Tinggi
Sekarang lebih, belum obese
Keterangan : untuk ketiga indeks ( BB/U,TB/U, BB/TB) :
Rendah : < -2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS
Normal : -2 s/d +2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS
Tinggi : > + 2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS
35. Batas Ambang dan Istilah Status Gizi
Untuk Indikator BB/U, TB/U dan TB/BB
1. Indeks BB/U:
a. Gizi baik bila Z-Score terletak dari > -2 SD s/d +2 SD
b. Gizi kurang bila Z-Score terletak dari >-3 SD s/d <-2 SD
c. Gizi buruk bila Z-Score terletak < -3 SD
d. Gizi lebih bila Z-Score terletak > +2 SD
2. Indeks TB/U:
a. Normal bila Z-Score terletak > -2 SD
b. Pendek/stunted bila Z-Score terletak < -2 SD
36. Batas Ambang dan Istilah Status Gizi
Untuk Indikator BB/U, TB/U dan TB/BB
3. Indeks BB/TB
a. Normal bila Z-Score terletak dari > -2 SD s/d +2 SD
b. Kurus bila Z-Score terletak dari > -3 SD s/d < -2 SD
c. Sangat kurus/wastted bila Z-Score terletak < -3 SD
d. Gemuk bila Z-Score terletak > +2 SD
37. Batas Ambang (Cut off point) Status Gizi
Didasarkan pada asumsi resiko kesehatan:
Suatu masyarakat disebut tidak mempunyai masalah kesehatan
masyarakat bila 95 % balita berstatus gizi baik (antara -2 SD s/d +2 SD)
95 %
38. Batas Ambang (Cut off point) Status Gizi
Didasarkan pada asumsi resiko kesehatan:
Suatu masyarakat disebut tidak mempunyai masalah kesehatan
masyarakat bila hanya ada 2,0 % balita berada antara -2 SD dan -3 SD,
atau antara +2 SD dan +3 SD.
2%
2%
39. Batas Ambang (Cut off point) Status Gizi
Didasarkan pada asumsi resiko kesehatan:
Suatu masyarakat disebut tidak mempunyai masalah kesehatan
masyarakat bila hanya ada 0,5 % balita berada di bawah -3 SD, atau di
atas +3 SD
0,5 %
0,5 %
40. Baku Rujukan
BAKU INTERNASIONAL
Di dunia ada beberapa jenis buku rujukan. Baku
rujukan tersebut antara lain Harvard (Boston),
WHO-NCHS , tanner, dan Kanada. Baku rujukan
Harvard dan WHO-NCHS adalah baku yang paling
umum digunakan di berbagai negara.
BAKU NASIONAL
Data referensi (Baku Acuan) di Indonesia yaitu
sejak dekade 80-an Indonesia menggunakan 2
baku acuan internasional, yaitu harvard dan
WHO-NCHS.
42. H
A
R
V
A
R
D
1. Gizi lebih untuk over
weight, termasuk
kegemukan dan
obesitas.
2. Gizi baik untuk well
nourished.
3. Gizi kurang untuk
under weight yang
mencakup mild dan
moderate PCM
(Protein Calori
Malnutrition).
4. Gizi buruk untuk
severe PCM, termasuk
marasmus, marasmikkwasiokor dan
kwasiokor.
Indeks
Ambang Batas
Overweight
+2SD
Normal
BB/U
Status Gizi
-2SD sampai +2SD
underweight
Severe
underweight
< -2SD sampai 3SD
< -3SD
Normal
2SD
Stunting
< -2SD
Gemuk
+2SD
TB/U
Normal
BB/TB
Wasting
-2SD sampai
+2SD
< -2SD sampai 3SD
43. Indeks
W
H
O
Status Gizi
BB/U
Gizi Lebih
Gizi Baik
Gizi Kurang
Gizi Buruk
TB/U
Normal
Pendek (Stunted)
Gemuk
Normal
Kurus (Wasted)
Sangat Kurus
Keterangan
2SD
-2 sampai +2SD
<-2SD sampai 3SD
< -3 SD
-2 sampai +2SD
< -2 SD
2SD
-2 sampai +2SD
<-2SD sampai 3SD
< -3 SD