際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
Perkembangan
Teori
Manajemen
Teori Manajemen Ilmiah
 Rober t Owen (1771-1858)
Sebagai manajer pabrik pemintalan kapas di New
Lenart Scotlandia.
 Mencurahkan perhatiannya pada faktor produksi
mesin dan tenaga kerja. Pengamatannya apabila
diadakan perawatan yang baik akan memberikan
keuntungan pada perusahaan.
 Kuantitas dan kualitas hasil pekerjaan dipengaruhi oleh
faktor ekstern dan intern dari pekerjaan.
 Atas hasil penelitiannya dikenal sebagai bapak
manajemen personalia.
Teori Manajemen Ilmiah
 Frederick Winslow Taylor (1856  1915)
Penerapan manajemen ilmiah adalah berasal dari hasil penelitian F.
W Taylor tentang studi waktu kerja (time and motion studies) pada
bagian produksi dimana ia bekerja di perusahaan Midvales Stell
sebagai manajer dan penasihat perusahaan. Ia dikenal sebagai
bapak manajemen Ilmiah (scientific management)
 Menghilangkan sistem coba-coba (trial and error)
 Sistem upah perpotong minimum dan maksimum (the taylor
dif ferential rate system)
 Kesimpulannya : Perusahaan akan mendapatkan hasil yang
memuaskan bila pekerjaan direncanakan dengan memperhatikan
teknologi (mesin) serta pelaksananya (manusia)
Teori Organisasi Klasik
Henr y Fayol (1841-1925)
Keberherhasilan sebuah manajemen tidak
terlepas dari prinsip-prinsip manajemen yang
menjadi dasar-dasar dan nilai pada manajemen
itu sendiri.Seorang industrialis asal Perancis,
Henry Fayol, berpendapat, bahwa prinsip-prinsip
dalam manajemen sebaiknya bersifat lentur
dalam arti bahwa perlu di pertimbangkan sesuai
dengan kondisi-kondisi khusus dan situasi-situasi
yang berubah.
1. Pembagian kerja (Division of work)
Pembagian kerja harus disesuaikan dengan kemampuan dan keahlian sehingga
pelaksanaan kerja berjalan efektif. Oleh karena itu, dalam penempatan
karyawan harus menggunakan prinsip the right man in the right place.
Pembagian kerja harus rasional/objektif, bukan emosional subyektif yang
didasarkan atas dasar like and dislike. Dengan adanya prinsip the right man in
the right place akan memberikan jaminan terhadap kestabilan, kelancaran dan
efesiensi kerja.
2. Wewenang dan tanggung jawab (Authority and responsibility)
Wewenang dan tanggung jawab (Authority and responsibility) harus seimbang.
Setiap pekerjaan harus dapat memberikan pertanggungjawaban yang sesuai
dengan wewenang. Oleh karena itu, makin kecil wewenang makin kecil pula
pertanggungjawaban demikian pula sebaliknya. Setiap karyawan dilengkapi
dengan wewenang untuk melakukan pekerjaan dan setiap wewenang melekat
atau diikuti pertanggungjawaban.
3. Disiplin (Discipline)

Disiplin (Discipline) merupakan perasaan taat dan patuh terhadap
pekerjaan yang menjadi tanggung jawab. Disiplin ini berhubungan erat
dengan wewenang. Apabila wewenang tidak berjalan dengan semestinya,
maka disiplin akan hilang. Pemegang wewenang harus dapat menanamkan
disiplin terhadap dirinya sendiri sehingga mempunyai tanggung jawab
terhadap pekerajaan sesuai dengan weweanng yang ada padanya.
4. Kesatuan perintah (Unity of command)
Karyawan harus tahu kepada siapa ia harus bertanggung jawab sesui
dengan wewenang yang diperolehnya. Dalam melakasanakan pekerjaan,
karyawan harus memperhatikan prinsip kesatuan perintah sehingga
pelaksanaan kerja dapat dijalankan dengan baik.
5. Kesatuan pengarahan (Unity of direction)
Pelaksanaan kesatuan pengarahan (unity of directiion) tidak dapat terlepas
dari Pembagian kerja (Division of work), Wewenang dan tanggung jawab
(Authority and responsibility), Disiplin (Discipline), serta Kesatuan perintah
(Unity of command). Oleh karena itu, perlu alur yang jelas dari mana
karyawan mendapat wewenang untuk pelaksanakan pekerjaan dan kepada
siapa ia harus mengetahui batas wewenang dan tanggung jawabnya agar
tidak terjadi kesalahan.
6. Mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan
sendiri (Subordination of individual interest to generale interest)
Prinsip pengabdian kepentingan pribadi kepada kepentingan organisasi
dapat terwujud, apabila setiap karyawan merasa senang dalam bekerja
sehingga memiliki disiplin yang tinggi. Setiap karyawan dapat mengabdikan
kepentingan pribadi kepada kepentingan organisasi apabila memiliki
kesadaran bahwa kepentingan pribadi sebenarnya tergantung kepada
berhasil-tidaknya kepentingan organisasi.
7. Penggajian pegawai (Renumeration)
Gaji atau upah bagi karyawan merupakan kompensasi yang menentukan
tercapainya tujuan dan keberhasilan dalam suatu pekerjaan. Dalam prinsip
penggajian dipikirkan cara agar karyawan dapat bekerja dengan tenang,
menimbulkan kedisiplinan dan kegairahan kerja.
8. Pemusatan (Centralization)
Pemusatan bukan berarti adanya kekuasaan untuk menggunakan
wewenang, melainkan untuk menghindari kesimpangsiuran wewenang dan
tanggung jawab.
9. Hirarki (tingkatan)
Hirarki diukur dari wewenang terbesar yang berada pada manajer puncak
dan seterusnya berurutan ke bawah. dengan adanya hirarki ini, maka setiap
karyawan akan mengetahui kepada siapa ia harus bertanggung jawab dan
dari siapa ia mendapat perintah. Pembagian kerja menimbulkan adanya
atasan dan bawahan.
10. Keter tiban (Order)
Ketertiban dalam suatu pekerjaan dapat terwujud apabila seluruh karyawan, baik
atasan maupun bawahan mempunyai disiplin yang tinggi. Oleh karena itu, ketertiban
dan disiplin sangat dibutuhkan dalam mencapai tujuan.
11. Keadilan dan kejujuran (Equity)
Keadilan dan kejujuran terkait dengan moral karyawan dan tidak dapat dipisahkan.
Keadilan dan kejujuran harus ditegakkan mulai dari atasan karena atasan memiliki
wewenang yang paling besar. Keadilan dan kejujuran merupakan salah satu syarat
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
12. Stabilitas kondisi kar yawan (Stability of personel)
Sebagai makhluk sosial manusia yang berbudaya memiliki keinginan, perasaan dan
pikiran. Apabila keinginannya tidak terpenuhi, perasaan tertekan dan pikiran yang
kacau akan menimbulkan goncangan dalam bekerja. Dalam setiap kegiatan
kestabilan karyawan harus dijaga sebaik-baiknya agar segala pekerjaan berjalan
dengan lancar. Kestabilan karyawan terwujud karena adanya disiplin kerja yang baik
dan adanya ketertiban dalam kegiatan.
13. Prakarsa (Inisiative)
Prakarsa (inisiative) mengandung arti menghargai orang lain, karena itu hakikatnya
manusia butuh penghargaan. Prakarsa timbul dari dalam diri seseorang yang
menggunakan daya pikir. Prakarsa menimbulkan kehendak untuk mewujudkan
suatu yang berguna bagi penyelesaian pekerjaan dengan sebaik-beiknya. Dalam
prakarsa terhimpun kehendak, perasaan, pikiran, keahlian dan pengalaman
seseorang. Setiap penolakan terhadap prakarsa karyawan merupakan salah satu
langkah untuk menolak gairah kerja. Manajer yang bijak akan menerima dengan
senang hari prakarsa-prakarsa yang dilahirkan karyawannya.
14. Semangat kesatuan dan semangat korps (Esprit the corps)
Semangat kesatuan akan lahir apabila setiap karyawan mempunyai kesadaran
bahwa setiap karyawan berarti bagi karyawan lain dan karyawan lain sangat
dibutuhkan oleh dirinya. Manajer yang memiliki kepemimpinan akan mampu
melahirkan semangat kesatuan (esprit de corp), sedangkan manajer yang suka
memaksa dengan cara-cara yang kasar akan melahirkan friction de corp
(perpecahan dalam korp) dan membawa bencana. Karyawan harus memiliki rasa
kesatuan, yaitu rasa senasib sepenanggungan sehingga menimbulkan semangat
kerja sama yang baik.
Aliran ini timbul karena teori klasik tidak sepenuhnya
menghasilkan efisiensi dalam produksidan keselarasan kerja,
sehingga perlu dilengkapi dengan pandangan sosiologi dan
psikologi.
1. Hugo Munsterberg ( 1863-1916)
Buku: Psychology and Industrial Efficiency

Pencetus psikologi industri/bapak psikologi industri,
dalam bukunya Psikologi andIndustrial Efficiency dikemukakan
untuk mencapai tujuan produktifitas harus melakukan 3 cara:
Best possible person (orang yang terbaik)
Best possible work (pekerjaan yang terbaik)
Best possible effect (pengaruh yang terbaik)
2. Elton Mayo (1880-1949)
Karya Elton B. Mayo yang terkenal adalah temuan dalam Hawtorne Studies.
Sebuah temuan yang sederhana tetapi berimplikasi besar. Studi tersebut
dilakukan tahun 1924 sampai tahun 1932, tentang efek penerangan
pengaruhnya terhadap keluaran (out-put), penilitian dilakukan terhadap para
karyawan perakitan (assembly).
Mengatakan bahwa kenaikan produktifitas bukan diakibatkan oleh insentif
keuangan tetapi rantai reaksi emosional antar pekerja (upah, jam istirahat,
hari kerja, dsb) berpengaruh terhadap peningkatan produktifitas, perhatian
khusus dan simpati sangat berpengaruh. Fenomena ini disebut Howthorne
Effect.
Menurut teori ini seseorang akan berprestasi baik, jika ia diterima dan diakui
dalam pekerjaannya dan lingkungannya. Teori ini juga menekankan peranan
aktif pimpinan organisasi dalam memelihara hubungan dan kontak  kontak
pribadi dengan bawahannya yang dapat membangkitkan gairah kerja.
Aliran hubungan manusiawi (perilaku organisasi), yang ditandai dengan
pandangan dan pendapat baru mengenai perilaku manusia dan sistem,
tokoh aliran perilaku ini:
Douglas McGregor (1906-1964) yang terkenal dengan Teori X dan Teori
Y.
Frederick Herzberg terkenal dengan Teori Motivasi Higenis atau Teori Dua
Faktor
Chris Argiris mengatakan bahwa organisasi sebagai sistem sosial atau
sistem antar hubungan budaya.
Edgar Schein dinamika kelompok dalam organisasi
Abraham Maslow mengemukakan tentang hirarki kebutuhan tentang
perilaku manusia dan dinamika proses.
Menggunakan teknik riset operasi dalam memecahkan permasalahan
dalam industri.
Aliran kuantitatif untuk manajemen mulai berkembang sejak Perang
Dunia II. Pada waktu itu Inggris ingin memecahkan beberapa persoalan
yang sangat kompleks dalam perang.
Sumbangan penting terutama dalam perencanaan dan pengendalian.
Model-model yang dikembangkan sangat sesuai untuk fungsi tersebut.
Tokoh: Laurie J. Mullins
Digunakan untuk menjembatani celah antara teori dan praktek dengan
memperhatikan lingkungan sekitarnya. Bila ada perubahan dalam satu
variabel akan mempengaruhi nilai variabel yang lain. Lingkungan
merupakan variabel bebas/independent variable sedangkan konsep
dan teknik manajemen merupakan variabel tergantung/dependent
variable.
.

More Related Content

Evolusi teori manajemen

  • 2. Teori Manajemen Ilmiah Rober t Owen (1771-1858) Sebagai manajer pabrik pemintalan kapas di New Lenart Scotlandia. Mencurahkan perhatiannya pada faktor produksi mesin dan tenaga kerja. Pengamatannya apabila diadakan perawatan yang baik akan memberikan keuntungan pada perusahaan. Kuantitas dan kualitas hasil pekerjaan dipengaruhi oleh faktor ekstern dan intern dari pekerjaan. Atas hasil penelitiannya dikenal sebagai bapak manajemen personalia.
  • 3. Teori Manajemen Ilmiah Frederick Winslow Taylor (1856 1915) Penerapan manajemen ilmiah adalah berasal dari hasil penelitian F. W Taylor tentang studi waktu kerja (time and motion studies) pada bagian produksi dimana ia bekerja di perusahaan Midvales Stell sebagai manajer dan penasihat perusahaan. Ia dikenal sebagai bapak manajemen Ilmiah (scientific management) Menghilangkan sistem coba-coba (trial and error) Sistem upah perpotong minimum dan maksimum (the taylor dif ferential rate system) Kesimpulannya : Perusahaan akan mendapatkan hasil yang memuaskan bila pekerjaan direncanakan dengan memperhatikan teknologi (mesin) serta pelaksananya (manusia)
  • 4. Teori Organisasi Klasik Henr y Fayol (1841-1925) Keberherhasilan sebuah manajemen tidak terlepas dari prinsip-prinsip manajemen yang menjadi dasar-dasar dan nilai pada manajemen itu sendiri.Seorang industrialis asal Perancis, Henry Fayol, berpendapat, bahwa prinsip-prinsip dalam manajemen sebaiknya bersifat lentur dalam arti bahwa perlu di pertimbangkan sesuai dengan kondisi-kondisi khusus dan situasi-situasi yang berubah.
  • 5. 1. Pembagian kerja (Division of work) Pembagian kerja harus disesuaikan dengan kemampuan dan keahlian sehingga pelaksanaan kerja berjalan efektif. Oleh karena itu, dalam penempatan karyawan harus menggunakan prinsip the right man in the right place. Pembagian kerja harus rasional/objektif, bukan emosional subyektif yang didasarkan atas dasar like and dislike. Dengan adanya prinsip the right man in the right place akan memberikan jaminan terhadap kestabilan, kelancaran dan efesiensi kerja. 2. Wewenang dan tanggung jawab (Authority and responsibility) Wewenang dan tanggung jawab (Authority and responsibility) harus seimbang. Setiap pekerjaan harus dapat memberikan pertanggungjawaban yang sesuai dengan wewenang. Oleh karena itu, makin kecil wewenang makin kecil pula pertanggungjawaban demikian pula sebaliknya. Setiap karyawan dilengkapi dengan wewenang untuk melakukan pekerjaan dan setiap wewenang melekat atau diikuti pertanggungjawaban.
  • 6. 3. Disiplin (Discipline) Disiplin (Discipline) merupakan perasaan taat dan patuh terhadap pekerjaan yang menjadi tanggung jawab. Disiplin ini berhubungan erat dengan wewenang. Apabila wewenang tidak berjalan dengan semestinya, maka disiplin akan hilang. Pemegang wewenang harus dapat menanamkan disiplin terhadap dirinya sendiri sehingga mempunyai tanggung jawab terhadap pekerajaan sesuai dengan weweanng yang ada padanya. 4. Kesatuan perintah (Unity of command) Karyawan harus tahu kepada siapa ia harus bertanggung jawab sesui dengan wewenang yang diperolehnya. Dalam melakasanakan pekerjaan, karyawan harus memperhatikan prinsip kesatuan perintah sehingga pelaksanaan kerja dapat dijalankan dengan baik.
  • 7. 5. Kesatuan pengarahan (Unity of direction) Pelaksanaan kesatuan pengarahan (unity of directiion) tidak dapat terlepas dari Pembagian kerja (Division of work), Wewenang dan tanggung jawab (Authority and responsibility), Disiplin (Discipline), serta Kesatuan perintah (Unity of command). Oleh karena itu, perlu alur yang jelas dari mana karyawan mendapat wewenang untuk pelaksanakan pekerjaan dan kepada siapa ia harus mengetahui batas wewenang dan tanggung jawabnya agar tidak terjadi kesalahan. 6. Mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan sendiri (Subordination of individual interest to generale interest) Prinsip pengabdian kepentingan pribadi kepada kepentingan organisasi dapat terwujud, apabila setiap karyawan merasa senang dalam bekerja sehingga memiliki disiplin yang tinggi. Setiap karyawan dapat mengabdikan kepentingan pribadi kepada kepentingan organisasi apabila memiliki kesadaran bahwa kepentingan pribadi sebenarnya tergantung kepada berhasil-tidaknya kepentingan organisasi.
  • 8. 7. Penggajian pegawai (Renumeration) Gaji atau upah bagi karyawan merupakan kompensasi yang menentukan tercapainya tujuan dan keberhasilan dalam suatu pekerjaan. Dalam prinsip penggajian dipikirkan cara agar karyawan dapat bekerja dengan tenang, menimbulkan kedisiplinan dan kegairahan kerja. 8. Pemusatan (Centralization) Pemusatan bukan berarti adanya kekuasaan untuk menggunakan wewenang, melainkan untuk menghindari kesimpangsiuran wewenang dan tanggung jawab. 9. Hirarki (tingkatan) Hirarki diukur dari wewenang terbesar yang berada pada manajer puncak dan seterusnya berurutan ke bawah. dengan adanya hirarki ini, maka setiap karyawan akan mengetahui kepada siapa ia harus bertanggung jawab dan dari siapa ia mendapat perintah. Pembagian kerja menimbulkan adanya atasan dan bawahan.
  • 9. 10. Keter tiban (Order) Ketertiban dalam suatu pekerjaan dapat terwujud apabila seluruh karyawan, baik atasan maupun bawahan mempunyai disiplin yang tinggi. Oleh karena itu, ketertiban dan disiplin sangat dibutuhkan dalam mencapai tujuan. 11. Keadilan dan kejujuran (Equity) Keadilan dan kejujuran terkait dengan moral karyawan dan tidak dapat dipisahkan. Keadilan dan kejujuran harus ditegakkan mulai dari atasan karena atasan memiliki wewenang yang paling besar. Keadilan dan kejujuran merupakan salah satu syarat untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. 12. Stabilitas kondisi kar yawan (Stability of personel) Sebagai makhluk sosial manusia yang berbudaya memiliki keinginan, perasaan dan pikiran. Apabila keinginannya tidak terpenuhi, perasaan tertekan dan pikiran yang kacau akan menimbulkan goncangan dalam bekerja. Dalam setiap kegiatan kestabilan karyawan harus dijaga sebaik-baiknya agar segala pekerjaan berjalan dengan lancar. Kestabilan karyawan terwujud karena adanya disiplin kerja yang baik dan adanya ketertiban dalam kegiatan.
  • 10. 13. Prakarsa (Inisiative) Prakarsa (inisiative) mengandung arti menghargai orang lain, karena itu hakikatnya manusia butuh penghargaan. Prakarsa timbul dari dalam diri seseorang yang menggunakan daya pikir. Prakarsa menimbulkan kehendak untuk mewujudkan suatu yang berguna bagi penyelesaian pekerjaan dengan sebaik-beiknya. Dalam prakarsa terhimpun kehendak, perasaan, pikiran, keahlian dan pengalaman seseorang. Setiap penolakan terhadap prakarsa karyawan merupakan salah satu langkah untuk menolak gairah kerja. Manajer yang bijak akan menerima dengan senang hari prakarsa-prakarsa yang dilahirkan karyawannya. 14. Semangat kesatuan dan semangat korps (Esprit the corps) Semangat kesatuan akan lahir apabila setiap karyawan mempunyai kesadaran bahwa setiap karyawan berarti bagi karyawan lain dan karyawan lain sangat dibutuhkan oleh dirinya. Manajer yang memiliki kepemimpinan akan mampu melahirkan semangat kesatuan (esprit de corp), sedangkan manajer yang suka memaksa dengan cara-cara yang kasar akan melahirkan friction de corp (perpecahan dalam korp) dan membawa bencana. Karyawan harus memiliki rasa kesatuan, yaitu rasa senasib sepenanggungan sehingga menimbulkan semangat kerja sama yang baik.
  • 11. Aliran ini timbul karena teori klasik tidak sepenuhnya menghasilkan efisiensi dalam produksidan keselarasan kerja, sehingga perlu dilengkapi dengan pandangan sosiologi dan psikologi. 1. Hugo Munsterberg ( 1863-1916) Buku: Psychology and Industrial Efficiency Pencetus psikologi industri/bapak psikologi industri, dalam bukunya Psikologi andIndustrial Efficiency dikemukakan untuk mencapai tujuan produktifitas harus melakukan 3 cara: Best possible person (orang yang terbaik) Best possible work (pekerjaan yang terbaik) Best possible effect (pengaruh yang terbaik)
  • 12. 2. Elton Mayo (1880-1949) Karya Elton B. Mayo yang terkenal adalah temuan dalam Hawtorne Studies. Sebuah temuan yang sederhana tetapi berimplikasi besar. Studi tersebut dilakukan tahun 1924 sampai tahun 1932, tentang efek penerangan pengaruhnya terhadap keluaran (out-put), penilitian dilakukan terhadap para karyawan perakitan (assembly). Mengatakan bahwa kenaikan produktifitas bukan diakibatkan oleh insentif keuangan tetapi rantai reaksi emosional antar pekerja (upah, jam istirahat, hari kerja, dsb) berpengaruh terhadap peningkatan produktifitas, perhatian khusus dan simpati sangat berpengaruh. Fenomena ini disebut Howthorne Effect. Menurut teori ini seseorang akan berprestasi baik, jika ia diterima dan diakui dalam pekerjaannya dan lingkungannya. Teori ini juga menekankan peranan aktif pimpinan organisasi dalam memelihara hubungan dan kontak kontak pribadi dengan bawahannya yang dapat membangkitkan gairah kerja.
  • 13. Aliran hubungan manusiawi (perilaku organisasi), yang ditandai dengan pandangan dan pendapat baru mengenai perilaku manusia dan sistem, tokoh aliran perilaku ini: Douglas McGregor (1906-1964) yang terkenal dengan Teori X dan Teori Y. Frederick Herzberg terkenal dengan Teori Motivasi Higenis atau Teori Dua Faktor Chris Argiris mengatakan bahwa organisasi sebagai sistem sosial atau sistem antar hubungan budaya. Edgar Schein dinamika kelompok dalam organisasi Abraham Maslow mengemukakan tentang hirarki kebutuhan tentang perilaku manusia dan dinamika proses.
  • 14. Menggunakan teknik riset operasi dalam memecahkan permasalahan dalam industri. Aliran kuantitatif untuk manajemen mulai berkembang sejak Perang Dunia II. Pada waktu itu Inggris ingin memecahkan beberapa persoalan yang sangat kompleks dalam perang. Sumbangan penting terutama dalam perencanaan dan pengendalian. Model-model yang dikembangkan sangat sesuai untuk fungsi tersebut.
  • 15. Tokoh: Laurie J. Mullins Digunakan untuk menjembatani celah antara teori dan praktek dengan memperhatikan lingkungan sekitarnya. Bila ada perubahan dalam satu variabel akan mempengaruhi nilai variabel yang lain. Lingkungan merupakan variabel bebas/independent variable sedangkan konsep dan teknik manajemen merupakan variabel tergantung/dependent variable. .